Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BIDANG AGRIBISNIS

KELOMPOK TANI KOMUDITAS JAHE


DESA KENEP KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO
JAWA TENGAH
MATA KULIAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Dosen Pengampu : 1. Ir. Miftakhul Arifin, M.Pd

2. Dr. Epsi Euriga, SE., M.Sc

Disusun oleh :
Nama : Insan Anugerah
Nirem : 03.05.19.0087
Semester : 5 (Lima)
Kelas : Agribisnis Hortikultura 2

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS HORTIKULTURA


JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA-MAGELANG
KEMENTERIAN PERTANIAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat desa dalam kehidupan sehari-hari biasanya lebih
menggantungkan hidupnya pada alam. Alam merupakan segalanya bagi penduduk
desa, karena alam memberikan apa yang dibutuhkan manusia bagi kehidupannya.
Mayoritas masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada hasil alam dan hidup
dipedesaan mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Besarnya peranan
pertanian di Indonesia memberikan motivasi pedesaan untuk memiliki lahan
pertanian yang dapat dijadikan sebagai sumber produksi, oleh karena itu mereka
berupaya dengan berbagai cara untuk memenuhi lahan pertanian baik yang ada
diwilayah tempat tinggalnya maupun diluar desanya. Mereka akan memenuhi
kebutuhan hidup keluarganya dengan memiliki lahan pertanian tersebut. Sebagian
dari mereka biasanya hanya bekerja disektor pertanian karena disesuaikan dengan
latar belakang pendidikan yang dimiliki.
Perwujudan pemberdayaan pelaku agribisnis dilaksanakan melalui fasilitas
penguatan yang bergulir dalam rangka pemantapan finansial kelembagaan
kelompok tani, peningkatan kewirausahaan dan pembinaan usaha ekonomi
produktif. Tingginya permintaan konsumen terakait kebutuhan obat herbal jahe
membuat perusahaan membutuhkan lebih banyak stok bahan baku untuk
mendukung penyediaan obat tradisional. Keterbatasan ketersedian bahan baku
membuat perusahaan industri herbal memerlukan penyedia bahan baku yang lebih,
untuk itu industri obat herbal melakukan pemberdayaan masyarakat guna
membantu untuk menyediakan kebutuhan bahan baku perusahaan.
B. Tujuan
a. Mendiskripsikan perencanaan pemberdayaan masyarakat oleh Industri Obat
Tradisional
b. Mendiskripsikan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat oleh Industri Obat
Tradisional
c. Mendeskripsikan evaluasi pemberdayaan masyarakat oleh Industri Obat
Tradisional

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Konsep pemberdayaan masyarakat mengacu pada kata “empowerment” yaitu


sebagai upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki oleh masyarakat
dengan harapan memberikan peranan kepada individu bukan sebagai subjek, tetapi
sebagai pelaku (aktor) yang menentukan hidup mereka (Moebyanto dalam Muarifuddin,
2011: 15). Sedangkan menurut Sulistiani (2004: 77), pemberdayaan dapat dimaknai
sebagai suatu proses menuju berdaya, atas proses untuk memperoleh
daya/kekuatan/kemampuan, dan atau proses pemberian daya/kekuatan/ kemampuan dari
pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya.

Pengertian pemberdayaan juga diungkapkan oleh Suharto (2009). Pemberdayaan


adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses pemberdayaan adalah serangkaian
kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam
masyarakat, termasuk individuindividu yang mengalami masalah kemiskinan, sebagai
tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh
sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau
mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik
yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial, seperti memiliki kepercayaan diri, mampu
menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan
sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.

Menurut Sumaryadi (2005: 114), pemberdayaan masyarakat merupakan upaya


meningkatkan harkat lapisan masyarakat dan pribadi manusia. Upaya ini meliputi:
pertama, mendorong, memotivasi, meningkatkan kesadaran akan potensinya dan
menciptakan iklim atau suasana untuk berkembang. Kedua, memperkuat daya potensi
yang dimiliki dengan langkah-langkah positif memperkembangkannya. Ketiga,
penyedian berbagai masukan dan pembukaan akses ke peluang-peluang. Upaya yang
dilakukan adalah peningkatan taraf pendidikan, derajat kesehatan, akses kepada moral,
teknologi tepat guna, informasi, lapangan kerja dan pasar, dengan fasilitasfasilitasnya.
Menurut Paul (dalam Suparjan & Hempri, 2003:43), bahwa pemberdayaan berarti
pembagian kekuasaan yang adil sehingga meningkatkan kesadaran politis dan kekuasaan
kelompok yang lemah serta memperbesar pengaruh mereka terhadap proses dan hasil-
hasil pembangunan. Menurut Borrini dalam Suparjan & Hempri (2003: 43),
pemberdayaan merupakan konsep yang mengacu pada pengaman akses terhadap sumber
daya alami dan pengelolaannya secara berkelanjutan.

Menurut Departemen Pertanian Republik Indonesia, kelompok tani mempunyai


pengertian sebagai kumpulan para petani yang tumbuh berdasarkan keakraban dan
keserasian, serta kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumberdaya pertanian
untuk bekerjasama meningkatkan produktivitas usaha tani dan kesejahteraan anggotanya.
Fungsi utama kelompok tani pada dasarnya adalah sebagai wahana dalam proses belajar
mengajar, wahana kerjasama, dan wahana berproduksi. Terbentuknya kelompok tani ini
di dorong oleh kesadaran dan keinginan yang kuat untuk meningkatkan penghasilan
pertanian dan perkebunan sehingga dengan sendirinya dapat merubah sosial ekonomi
keluarga dan juga untuk mengejar ketertinggalan dari daerah-daerah lain yang pertanian
dan perkebunannya telah maju berkembang dan bahkan berprestasi.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Upaya/Proses pemberdayaan masyarakat yang dilakukan terdiri dari perencanaan,


pelaksanaan, dan evaluasi.
A. Perencanaan
Upaya sistematis yang menggambarkan penyusunan rangkaian atau tindakan
yang akan dilakukan untuk pencapaian tujuan organisasi/lembaga atau perencanaan
merupakan kegaiatn untuk menggerakkan atau menggunakkan sumber-sumber
yang terbatas secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Untuk perencanaan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh
industri obat tradisional di Desa Kenep, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten
Sukoharjo Jawa Tengah adalah dengan memberikan pelatihan khusus terkait teknik
budidaya tanaman biofarmaka jahe dan memberikan bantuan berupa bibit tanaman
jahe kepada kelompok tani yang ada dengan tujuan nantinya para petani dapat
memberikan feedback kepada perusahaan dalam arti membantu pemenuhan bahan
baku simplisia yang digunakan dalam pembuatan obat tradisional yang sesuai
standar yang ada.
B. Pelaksanaan
Teknik pemberdayaan yang dilakukan oleh industri obat herbal berupa
diadakannya pelatihan terkait tentang teknik budidaya tanaman jahe agar
mengahsilkan jumlah yang banyak dan berkualitas. Pelatihan ini dilaksanakan
secara langsung dan dihari tertentu yang berlokasikan di perusahaan industri obat
herbal itu tersendiri. Materi pelatihan yang diberikan antara lain :
1. Persiapan lahan, dalam hal ini diharapkan para petani terampil dalam
melakukan pengolahan lahan, analisis alat dan bahan yang digunakan,
kebutuhan tenaga kerja, dan aspek lainnya
2. Pembibitan, dalam hal ini bantuan yang diberikan dapat dijadikan modal awal
untuk membantu para petani
3. Penanaman, dalam hal ini diharapkan petani dapat mengurangi resiko
terjadinya kelebihan penggunaan bibit tanaman akibat bibit mati
4. Perawatan, dalam hal ini diharapkan petani terampil dalam melakukan
pemupukan, pengendalian gulma, dan pengendalian hama penyakit yang
bener untuk tanaman biofarmaka
5. Panen, dalam hal ini petani diharapkan dapat menentukan masa panen bahan
simplisia jahe yang baik dan mampu melaksanakan proses panen yang baik
dan benar sesuai prosedur.
6. Pascapanen, dalam hal ini diharapkan petani mampu mengelola hasil panen
jahe menjadi bahan baku simplisia yang sesuai dengan standar industri agar
nantinya dapat membantu pemenuhan kebutuhan bahan bau simplisia jahe
untuk pembuatan obat tradisional
C. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan melihat progres peserta pelatihan yaitu petani
berupa kesejahteraan, aspek ekonomi dan keterampilan teknis. Kesejahteraan dalam
hal ini yaitu petani dan perusahaan mendapatkan keuntungan dalam hal perusahaan
dapat terpenuhi bahan baku simplisia yang digunakan. Untuk aspek ekonomi petani
mendapatkan peningkatan pendapat dan jaminan pendapatan. Serta petani memiliki
kemampuan dalam hal budidaya tanaman biofarmaka untuk bahan baku simplisia
yang baik dan benar.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perwujudan pemberdayaan pelaku agribisnis dilaksanakan melalui fasilitas
penguatan yang bergulir dalam rangka pemantapan finansial kelembagaan
kelompok tani, peningkatan kewirausahaan dan pembinaan usaha ekonomi
produktif. Teknik pemberdayaan yang dilakukan oleh industri obat herbal berupa
diadakannya pelatihan terkait tentang teknik budidaya tanaman jahe agar
mengahsilkan jumlah yang banyak dan berkualitas. Adapun proses
pemberdayaannya meliputi perencanaan, pelaksanaa, dan evaluasi.
B. Rekomendasi
1. Diharapkan dalam hal ini perlu adanya pengoptimalan peran penyuluh
pertanian
2. Perlu adanya fokus terkait alokasi dana desa untuk pemberdaayan petani
3. Perlu adanya kerja sama dengan stake holder menegenai tanaman hortikultura
biofarmaka
DAFTAR PUSTAKA

Muarifuddin.2011. Pemberdayaan Petani Anggrek Melalui Pengembangan Usaha


Agribisnis Pedesaan Di Kelompok Tani Anggrek Jrobong Indah Orchid
Kelurahan Ngesrep Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Semarang:
Skripsi UNNES.

Suharto , Edi. 2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. PT Refika


Aditama: Bandung.

Sulistiyani, Ambar Teguh. 2004, Kemitraandan Model-model Pemberdayaan.


Yogyakarta: GavaMedika.

Sumaryadi, I Nyoman. 2005, Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan


Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Citra Utama.

Suparjan, HempriSuyatna. 2003, Pengembangan Masyarakatdari Pembangunan sampai


Pemberdayaan.Yogyakarta:Aditya Media.

Anda mungkin juga menyukai