Anda di halaman 1dari 8

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Pembangunan merupakan proses yang berlangsung dalam suatu sistem,

dengan melibatkan seluruh sumberdaya pembangunan yang ada. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu subsistem yang terpenting dari Pembangunan Ekonomi Nasional dan Pembangunan Pertanian adalah "Manusia Pertanian", sebagai pelaku utama pembangunan, yang merupakan motor penggerak sekaligus pelaksana kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan Pembangunan Nasional. Karena pertanian merupakan sektor yang sangat penting dan menjadi landasan bagi perekonomian suatu negara. Ia menjadi sumber pangan, sandang dan papan yang bermutu, murah, dan berkesinambungan bagi masyarakat suatu bangsa. sebagai sumber bahan baku bagi industri lainnya; dan sebagai pemasok tenaga kerja bagi sektor manufacturing dan sektor jasa di perkotaan. (Firdaus, 2008) Pembangunan Pertanian diarahkan untuk menjawab tantangan globalisasi perdagangan, otonomi daerah, dan tuntutan yang berkembang dimasyarakat. Untuk menghadapi globalisasi dan liberalisasi perdagangan dunia serta pelaksanaan otonomi daerah dan tuntutan masyarakat sangat diperlukan adanya aparat dan masyarakat pertanian yang profesional dan berdaya saing, yaitu individu yang inovatif dengan kemampuan intelektual dan etos kerja yang tinggi, serta mampu mengembangkan kemampuan kelompok yang dinamis sesuai dengan keunggulan komparatifnya (kooperatif, interaktif, komunikatif, dinamis).Dalam membangun kemampuan SDM pertanian aspek pendidikan harus ditingkatkan secara simultan, agar melahirkan kompetensi SDM pertanian yang memiliki keahlian, integritas, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan networking. Keahlian dibangun melalui pendidikan dan atau pengalaman dalam bidang tertentu yang konsisten dari waktu ke waktu.(Pusbangdiktan, 2008)

Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam mencanangkan pembangunan daerah berfokus kepada tiga bidang pembangunan yaitu : pengembangan pertanian,

pengembangan perikanan dan kelautan serta peningkatan sumber daya manusia. Program ini telah diikuti oleh pemerintahan kabupaten dan kota dilingkungan provinsi Gorontalo dan program unggulan provinsi telah menjadi role model program pembangunan masyarakat di kabupaten dan kota. Program pembangunan pertanian dilakukan secara terpadu dan fokus. Anggaran yang terbatas dibelanjakan untuk mendukung infrastruktur seperti jalan produksi sehingga akses petani kepasar menjadi lebih dekat. Pemerintah menyediakan bibit dan mengawasi kualitas bibit serta pupuk yang beredar dan menjamin kelancaran pasokan sehingga sesuai dengan musim tanam. Perbaikan sarana pengairan dan irigasi serta penyediaan pompa dengan tenaga gravitasi agar daerah yang tidak mendapat air bisa tetap mengairi ladang pertaniannya. (Muhammad, 2005) Sasaran pembangunan bidang ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Pertumbuhan tersebut ditunjukkan oleh kenaikan Produk domestik Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan setiap tahunnya. Secara agregat,

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bone Bolango pada tahun 2006 mencapai 5,28 %. Seluruh sektor ekonomi pada tahun 2006 menunjukkan pertumbuhan positif, Namun pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor Listrik, Gas dan air Bersih yang meningkat sebesar 8,19 % dan diikuti oleh sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang pertumbuhannya mencapai 8,18 % sedangkan sektor pertanian tumbuh sebesar 7,84 %. Pada distribusi persentase PDRB Kabupaten Bone Bolango Tahun 2004 2006 atas dasar harga berlaku menunjukkan sektor pertanian memberikan peranan terbesar yakni 37,16 % untuk tahun 2004, 39,39% untuk tahun 2005 dan 41,38% untuk tahun 2006. Hal ini mengindikasikan bahwa peranan sektor pertanian sangat besar terhadap struktur ekonomi Kabupaten Bone Bolango. Pertumbuhan sektor pertanian pada tahun 2006 sebesar 7,84 % menunjukkan suatu peningkatan yang pesat, mengingat pertumbuhan sektor ini pada tahun 2005 hanya mencapai 5,05 %. Sub sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah sub sektor peternakan sebesar 26,24 %. Diikuti oleh sub sektor tanaman bahan makanan, perikanan dan

tanaman perkebunan masing masing sebesar 7,49 %, 2,78 % dan 2,50 %. (PDRB Kabupaten Bone Bolango 2006) Sektor pertanian yang merupakan potensi unggulan Kabupaten Bone Bolango perlu mendapatkan dukungan terutama dalam upaya pengembangan sumberdaya manusianya dan penyediaan tenaga kerja trampil yang akan terus meningkatkan potensi unggulan daerah. Upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia (human resource approach) diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar bagi peningkatan laju pertumbuhan pembangunan dalam mendukung potensi daerah. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia dipandang sebagai faktor kunci bagi keberhasilan pembangunan yang dapat menjamin kemajuan ekonomi dan kestabilan masyarakat. Melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia, Sekolah Menengah Kejuruan diharapkan akan menumbuhkan inisiatif atau prakarsa untuk menciptakan lapangan kerja baru sesuai dengan potensi yang ada. Pembangunan disektor pertanian merupakan upaya dalam meningkatkan perekonomian suatu wilayah dengan menggerakkan masyarakat sebagai pelaku pertanian. Upaya meningkatkan hasil pertanian membutuhkan pengembangan dibidang pertanian dengan menarik minat masyarakat dibidang pertanian.

Meningkatkan keterampilan masyarakat dengan mendirikan fasilitas pendidikan yang mendukung peningkatan produksi pertanian. Salah satu upaya untuk mewujudkan inovasi-inovasi dibidang pertanian adalah dengan menyediakan sarana infrastruktur pendidikan yang menunjang pembangunan pertanian yakni dengan peningkatan jumlah Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian. Berdasarkan pendekatan program pembangunan fisik, dinyatakan bahwa perencanaan tataruang kabupaten Bone Bolango harus melibatkan sektor terkait dan dilakukan secara terpadu sehingg dapat dipakai sebagai acuan yang baik dari sektoral penentuan target sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan masingmasing kawasan, memiliki target penggunaan sarana dan prasarana dasar dalam rangka meningkatkan pembangunan ekonomi dan sosial (Bappeda, 2007). Dengan melihat kedekatan atau jauhnya satu kegiatan dengan kegiatan lain, akan memberikan dampak atas kegiatan masing-masing karena lokasi yang berdekatan atau berjauhan. Dalam teori lokasi diterangkan bahwa pemilihan lokasi oleh suatu 3

unit aktivitas ditentukan oleh beberapa faktor seperti: bahan baku lokal (local input); permintaan lokal (local demand); bahan baku yang dapat dipindahkan (transferred input); dan permintaan luar (outside demand). (Hoover dan Giarratani dalam Priyarsono, 2007) Dengan luas wilayah kabupaten Bone Bolango sebesar 1.984,40 km dan jumlah penduduk sebanyak 123.300 jiwa, jumlah Sekolah Menengah Umum di Kabupaten Bone Bolango berjumlah 16 sekolah dengan jumlah murid sebanyak 2.539 siswa. Dari jumlah tersebut terdapat 5 Sekolah Menengah Kejuruan. Dalam Rencana Strategis Depdiknas tahun 2000 2009 menyebutkan salah satu program strategis Depdiknas dalam kebijakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan menengah adalah memperluas akses terhadap pendidikan di SMK. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango menyebutkan bahwa jumlah pendidikan menengah di Kabupaten Bone Bolango sebanyak 16 sekolah, terdiri dari 8 SMU, 3 MA dan 5 SMK sehingga rasio SMU/MA : SMK adalah 11 : 5 atau jika dipersentasekan sebesar 22 %. Persentase tersebut belum memenuhi target yang telah ditetapkan oleh Depdiknas (SMU : SMK = 40 : 60 %). Berdasarkan data dari dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango tahun 2007 bahwa rincian nama sekolah, lokasi kecamatan dan kelompok SMK adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Nama Sekolah, Lokasi Kecamatan dan Kelompok SMK
No. Nama Sekolah 1 SMKN 1 Suwawa 2 SMKN Model Gorontalo 3 SMKN 1 Tapa 4 SMKN 1 Bonepantai 5 SMK Salafiyah Syafiiyah Sumber : LPMP Gorontalo, 2007 Lokasi Kecamatan Suwawa Botupingge Bulango Bonepantai Bone Kelompok SMK Teknologi dan Industri Peternakan Pertanian dan agrobisnis Seni dan Kerajinan Manajemen Bisnis

Kondisi eksisting di Kabupaten Bone Bolango menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah kecamatan yang telah memiliki SMK berada pada wilayahwilayah yang merupakan kecamatan yang telah lama ada, jauh sebelum Kabupaten Bone Bolango terbentuk. Dengan terbentuknya pusat-pusat pertumbuhan baru, maka kebutuhan akan sarana infrastruktur pendukung semakin meningkat. Karena pada dasarnya aktifitas-aktifitas masyarakat membutuhkan layanan fasilitas yang terpusat.

Setelah melalui pemekaran wilayah kecamatan, maka pada kecamatan-kecamatan baru, belum tersedia sarana pendidikan kejuruan yang dapat diakses oleh masyarakat di wilayah kecamatan tersebut. Sehingga dasar pemilihan lokasi SMK Pertanian akan lebih efektif dan sesuai ketika didasarkan pada pemilihan lokasi yang menyatu dan berkonsentrasi secara spasial dengan aktifitas masyarakat sekitarnya. Untuk meningkatkan sumberdaya manusia yang mendukung

pengembangan dan pembangunan pertanian di Kabupaten Bone Bolango, maka perlu adanya dukungan penyediaan fasilitas peningkatan sumberdaya manusia yang handal dibidang pertanian. Dengan penyediaan tenaga tenaga trampil di tingkat menengah melalui Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian. Permasalahan

pendidikan SMK Pertanian di Kabupaten Bone Bolango adalah rendahnya pelayanan pendidikan kejuruan bagi masyarakat disebabkan kondisi geografis kabupaten Bone Bolango yang berbukit-bukit dan memiliki sungai besar, menyebabkan wilayah kabupaten terbagi menjadi wilayah di bagian utara yang datar dan wilayah selatan yang berbukit dan menghadap ke pantai teluk Tomini. Sebaran penduduk dan pusat pertumbuhan yang berpencar mengakibatkan penempatan lokasi SMK Pertanian yang menyatu dan berpusat menyebabkan sulitnya masyarakat mengakses pendidikan kejuruan pertanian. Oleh karena itu perlu adanya penentuan penempatan lokasi pendidikan menengah kejuruan pertanian di Kabupaten Bone Bolango Permasalahan tersebut memerlukan pemecahan berupa arahan penentuan lokasi SMK Pertanian yang sesuai di Kabupaten Bone Bolango.

1.2.

Perumusan Masalah
Masalah yang dihadapi Kabupaten Bone Bolango adalah : Kondisi geografis kabupaten Bone Bolango yang menyebabkan wilayah kabupaten terbagi menjadi wilayah dibagian utara yang datar dan wilayah selatan yang berbukit dan menghadap ke pantai teluk Tomini. Sebaran penduduk dan pusat pertumbuhan yang berpencar

Penempatan lokasi SMK Pertanian yang menyatu dan berpusat menyebabkan sulitnya masyarakat mengakses pendidikan kejuruan pertanian

Berdasarkan permasalahan ini maka timbul pertanyaan penelitian sebagai berikut : Faktor faktor apa yang mempengaruhi penentuan lokasi Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian di kabupaten Bone Bolango ?

1.3.
1.3.1.

Tujuan dan Sasaran Penelitian


Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan lokasi Sekolah Menengah

Kejuruan pertanian di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo 1.3.2 Sasaran Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai maka ditetapkan sasaran penelitian adalah : 1. Menganalisis kebutuhan SMK Pertanian di kabupaten Bone Bolango. 2. Mengidentifikasi faktor faktor yang berpengaruh terhadap penentuan lokasi SMK Pertanian 3. Penetapan lokasi-lokasi yang menjadi prioritas untuk menempatkan Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian di Kabupaten Bone Bolango

1.4
1.4.1

Ruang Lingkup Penelitian


Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup penelitian ini adalah Kabupaten Bone Bolango yang terdiri

dari 10 kecamatan dengan luas area Kabupaten Bone Bolango sebesar 1.984,40 km2 atau 16,25 persen dari total luas Provinsi Gorontalo. Berada pada lokasi 0.19 0.48 lintang utara dan 123.04 123.43 bujur timur.

1.4.2

Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi pada penelitian ini adalah SMK pertanian di

Kabupaten Bone Bolango. Penentuan lokasi pendidikan menengah kejuruan pertanian pada penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor penentuan lokasi SMK pertanian di setiap kecamatan di Kabupaten Bone Bolango. Kemudian dari faktorfaktor penentu lokasi SMK Pertanian tersebut dijadikan landasan dalam menentukan lokasi yang menjadi prioritas untuk menempatkan SMK Pertanian tiap kecamatan di Kabupaten Bone Bolango.

1.5 1.5.1

Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis Manfaat teoritis yang akan diperoleh dengan adanya penelitian ini adalah : Mengimplementasikan teori lokasi dalam memilih dan menentukan lokasi untuk fasilitas pendidikan menengah kejuruan pertanian. Sebagai wahana teoritik pengembangan SMK

1.5.2

Manfaat Praktik Manfaat praktik yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah : Memberikan arahan penentuan lokasi Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian tiap kecamatan di Kabupaten Bone Bolango.

PROGRAM MAGISTER

MANAJEMEN PEMBANGUNAN KOTA

Nama Gambar Kabupaten Bone Bolango Sebagai Lokasi Penelitian

Gambar : 1. 1

Anda mungkin juga menyukai