Anda di halaman 1dari 23

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR

(POS)
SAWO SUKATALI ST.I
KABUPATEN SUMEDANG
_________________________________________________
PENDAHULUAN
Kabupaten Sumedang merupakan salah satu sentra
produksi Sawo di Indonesia. Secara geografis wilayah
Kabupaten Sumedang berada pada ketinggian tempat antara
25 hingga 1001 meter dari permukaan laut (dpl), dengan tipe
iklim menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson termasuk
pada iklim agak basah dan sedang yaitu tipe C dan D, ratarata curah hujan selama 15 tahun terakhir berkisar antara 899
4.503 mm/tahun, jenis tanah sebagian besar tanah lempung
berpasir ( Latosol ).
Sebagian besar produksi dan mutu buah sawo varietas
Sukatali ST. I yang dihasilkan di Kabupaten Sumedang masih
rendah. Hal ini disebabkan belum diterapkannya teknologi
budidaya yang baik dan benar di sentra produksi. Sebagian
besar produksi masih bersumber dari kebun produksi
tradisional yang sama sekali belum menerapkan teknologi
budidaya yang baik dan benar.

TARGET
Target yang akan dicapai dengan penerapan POS ini
adalah tercapainya produksi optimal, mutu produksi sesuai
dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
a. Target produksi yang akan dicapai untuk sawo Sukatali
ST.I adalah 125 kg/pohon (tanaman berumur 10 tahun).
b. Target mutu buah yang akan dicapai dengan penerapan
POS ini antara lain :
Ukuran buah yang dihasilkan seragam.
Varietas seragam.
Berat buah yang dihasilkan 30 % Grade A,
60 % grade B dan 10 % grade C.
Grade A
: > 80 gram/buah
Grade B
: 50 80 gram/buah
Grade C
: < 50 gram/buah
Buah bebas dari tanda memar.
Buah bebas dari bercak atau bekas hitam pada
permukaan kulit.
Persentase tingkat kerusakan yang diakibatkan
serangan OPT adalah sebagai berikut :
Tingkat serangan lalat buah <10%
Tingkat serangan penyakit busuk buah < 5%
Buah aman dikonsumsi (residu di bawah batas residu
maksimum).

Untuk mengatisipasi hal tersebut, diperlukan Prosedur


Operasional Standar (POS) sebagai acuan pelaksanaan
kegiatan produksi sawo varietas Sukatali ST.I. Prosedur
Operasional Standar (POS) memuat alur proses budidaya.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


Prosedur Operasional
Prosedur Operasional
Standar
Persiapan Lahan

Nomor
SSKT I
Halaman
1/4

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

Nomor
SSKT I
Halaman
2/4

Standar
Persiapan Lahan

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

e. Cangkul/garpu/sekop/parang
f. Pupuk kandang
g. Kapur pertanian

I. Persiapan Lahan
A. Definisi
Kegiatan mempersiapkan lahan untuk digunakan sebagai
media pertumbuhan optimal bagi tanaman.
B. Tujuan
Mempersiapkan lahan yang baik agar pertanaman
mendapatkan zone/ruang perakaran yang baik.
C. Validasi
1. Panduan Praktis Sawo : Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Jawa Barat dan Dinas Pertanian Kabupaten
Sumedang , tahun 2005.
2. Pengalaman kelompok tani yang berhasil : Kelompok
Tani Sugih, Desa Sukatali Kecamatan Situraja dan
Kelompok Tani Manonjaya, Desa Sukaluyu
Kecamatan Ganeas Kab. Sumedang.
D. Bahan dan Alat
a.
b.
c.
d.

Kertas/alat tulis/penggaris
Bambu/golok/ pisau/ palu besar/gergaji
Rol meter
Altimeter
I-1

E. Fungsi
a. Kertas/alat tulis/penggaris, digunakan sebagai alat
untuk menulis dalam pembuatan desain kebun.
b. Bambu / golok/ pisau / gergaji, digunakan untuk
membuat ajir
c. Alat ukur jarak digunakan untuk mengukur jarak
tanam dan ukuran kebun.
d. Altimeter, digunakan untuk mengukur kemiringan dan
ketinggian lahan.
e. Cangkul / garpu / sekop / parang, digunakan untuk
mengolah tanah
f. Pupuk kandang, untuk memperbaiki struktur tanah.
g. Kapur pertanian, untuk memperbaiki keasaman tanah.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Lakukan pemetaan dan pengukuran luas kebun.
b. Lakukan pengkaplingan setiap blok lokasi kebun
c. Lakukan perencanaan denah lokasi kebun, antara lain
menentukan lokasi pengairan / irigasi, bak
penampungan air, jalan masuk dan keluar kebun,
tempat pengumpulan buah/hasil panen.
I-2

Prosedur Operasional

Nomor
SSKT I
Halaman
3/4

Standar
Persiapan Lahan

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

d. Lakukan penebangan pohon besar dan kecil serta


Lakukan pencabutan akar tanaman yang tersisa.
e. Lakukan pembabatan dan pendongkelan akar pada
lahan bersemak belukar.
f. Lakukan pemotongan pohon menjadi bagian-bagian
kecil untuk memudahkan pengangkutan dalam
pembersihan lahan dari lokasi.
g. Lakukan pembersihan lahan
h. Hasil pembersihan lahan dikumpulkan pada lokasi
tertentu
i. Lakukan pembuatan teras apabila kemiringan > 10%
j. Lakukan penetapan titik-titik calon lubang tanam
dengan jarak antar lubang 10 x 10 meter untuk tanah
yang datar, sedangkan untuk tanah yang miring 7 x 8
m dan buat lubang tanam berukuran 60x60x60 cm
untuk tanah gembur, sedangkan untuk tanah-tanah
yang berat dibuat ukuran 100x100x100 cm.
k. Pada saat pembuatan lubang tanam, lapisan atas tanah
( kedalaman 0 30 cm ) diletakan secara terpisah
dengan lapisan tanah bagian bawah ( kedalaman 30
60 cm ) yaitu disebelah utara dan selatan.
l. Lubang tanam dibiarkan terbuka selama + 2 minggu
m. Campurkan 20 kg ( 1 blek ) pupuk kandang dengan
tanah lapisan ( bagian ) bawah pada setiap lubang
tanam.
n. Beri kapur pertanian kedalam lubang tanam dengan
jumlah sesuai kebutuhan tergantung pH tanah.
I-3

Prosedur Operasional
Standar
Persiapan Lahan

Nomor
SSKT I
Halaman
4/4

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

o. Setelah dua minggu masukan kembali tanah bagian


bawah yang sudah dicampur rata dengan pupuk
kandang ke lubang tanam, kemudian diberi ajir.
p. Biarkan 1-2 minggu sebelum ditanami.
q. Setiap kegiatan persiapan lahan yang dilaksanakan
harus dicatat.

I-4

Prosedur Operasional
Standar
Persiapan Benih

Nomor
SSKT II
Halaman
1/2

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

II. Persiapan Benih

Prosedur Operasional
Standar
Persiapan Benih
d.

A. Definisi.
Mempersiapkan benih sawo bermutu dan berlabel biru
dalam jumlah yang cukup dan pada waktu yang tepat.
B. Tujuan
a. Menjamin benih bebas dan tahan terhadap hama
penyakit
b. Agar dapat tumbuh baik dan berproduksi optimal.
C. Validasi
1. BPSB Propinsi Jawa Barat;
2. Pengalaman kelompok tani yang berhasil : Kelompok
Tani Sugih, Desa Sukatali Kecamatan Situraja dan
Kelompok Tani Manonjaya, Desa Sukaluyu
Kecamatan Ganeas Kab. Sumedang.
D. Bahan dan Alat
a. Benih Sawo Sukatali ST.I
b. Bambu dan tali
c. Pisau/ gunting.
d. Alat pengangkut (gerobak dorong/pikulan)
E. Fungsi
a. Benih Sawo, digunakan sebagai bahan tanaman
b.
Bambu dan tali, untuk penopang tanaman
c. Pisau/ gunting, untuk memotong polybag.
II - 1

Nomor
SSKT II
Halaman
2/2

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

Alat pengangkut, digunakan untuk


mengangkut bibit.

F. Prosedur Pelaksanaan
a. Siapkan benih sesuai dengan luas lahan (100
pohon/ha untuk lahan yang datar dan > 100 pohon/ha
untuk yang miring) ditambah 2% 5% cadangan
untuk penyulaman.
b. Gunakan varietas benih bermutu, berlabel (biru) dan
klonal yang dilepas Sawo Sukatali ST.I dengan
spesifikasi sebagai berikut :
- Tinggi benih antara 75100 cm dan diameter
batang 1,5 2 cm
- Warna batang hijau tua kecoklatan, bentuk batang
lurus dan bercabang primer 2 3 buah.
- Warna daun hijau mengkilap
- Bibit yang dipilih sebaiknya telah berumur 6 bulan
atau lebih, berakar banyak dan tua.
- Bibit bebas dan tahan terhadap serangan hama dan
penyakit
- Bibit berasal dari perbanyakan vegetatif
(cangkokan atau kultur jaringan/stek/grafting)
c. Sumber bibit harus jelas berasal dari penangkar bibit
yang terdaftar dan bersertifikat.
d. Jaminan mutu dan produk (label.sertifikat) harus
dicatat dan disimpan.

Prosedur Operasional
Standar
Penanaman

Nomor
II
- 2 III
SSKT
Halaman
1/3

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

III. Penanaman
A. Definisi
Menanam benih sawo unggul bermutu secara benar
dan baik. agar dapat tumbuh dan berproduksi
dengan optimal.

d. Ajir dan tali


Prosedur Operasional
Nomor
III
III -SSKT
1
Standar
Halaman
Penanaman
2/3

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

E. Fungsi
a. Bibit sawo bermutu, untuk ditanam pada dilubang
tanam yang telah disediakan.
b. Cangkul/ sekop, untuk menggali dan menutup lubang
tanam.
c. Pisau/ gunting, untuk memotong polybag.
d. Ajir dan tali, untuk menopang tanaman.

B. Tujuan
F. Prosedur Pelaksanaan
Agar benih ditanam tumbuh baik dan berproduksi
optimal.
C. Validasi
1. Panduan Praktis Sawo : Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jawa Barat dan Dinas
Pertanian Kabupaten Sumedang, tahun 2005.
2. Pengalaman kelompok tani yang berhasil :
Kelompok Tani Sugih, Desa Sukatali Kecamatan
Situraja dan Kelompok Tani Manonjaya, Desa
Sukaluyu Kecamatan Ganeas Kab. Sumedang.
D.

Bahan dan Alat


a. Bibit Sawo bermutu
b. Cangkul/ sekop
c. Pisau/ gunting

a. Periksa kondisi lubang tanam


b. Perkirakan jumlah pekerja yang diperlukan (7 10
HOK/hektar).
c. Beri penjelasan kepada tenaga pelaksana ( pekerja )
tentang cara penanaman.
d. Angkut bibit ke lokasi penanaman dan letakan
didekat lubang tanam.
e. Buka polybag atau keranjang secara hati-hati, jangan
sampai melukai akar.
f. Periksa kondisi bibit dan perakarannya. Bibit harus
lurus, perakarannya banyak dan tidak melingkar.
g. Masukan bibit kedalam lubang tanam.
h. Timbun dengan tanah hingga mencapai 3 - 4 cm di
atas leher akar dan tekan sedikit.
i. Setelah bibit ditanam, tancapkan ajir bambu disisi
tanaman, kemudian batang bibit dan ajir ikat dengan
tali, agar tanaman tumbuh tegak ke atas.

Prosedur Operasional
Standar
Penanaman

Nomor
III
- 2 III
SSKT
Halaman
3/3

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

j. Buat naungan dari jerami padi, rumput kering dan


anyaman bambu sebagai pelindung tanaman selama 1
bulan.
k. Setelah penanaman lakukan penyiraman
l. Kegiatan penanaman bibit harus tercatat.

Prosedur Operasional
Standar
Pemangkasan

Nomor
SSKT IV
III Halaman
-3
1/6

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

IV. Pemangkasan
Pemangkasan tanaman sawo ada dua jenis, yaitu :
1. Pemangkasan Bentuk
2. Pemangkasan Pemeliharaan
Pemangkasan Bentuk
A. Definisi
Memotong cabang / ranting taaman dalam rangka
pembentukan kanopi. Kanopi tanaman terbentuk dengan
pola : 1-3-9-27, yakni 1 batang utama, 3 cabang primer,
9 cabang sekunder dan 27 cabang tersier.
B. Tujuan
Untuk membentuk tajuk tanaman yang ideal sehingga
dapat mendukung produktivitas buah yang optimal.
C. Validasi
Pengelolaan terpadu kebun buah ( Balai Penelitian
Tanaman Buah Tahun 2005 )
D. Bahan dan Alat
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Gunting pangkas/ gergaji pangkas.


Klorox/ alcohol 70%/ lisol
Kapas/ kain lap bersih.
Cat penutup luka/ karbolinium
Kuas.
Tangga

g. Karung.
Prosedur Operasional
Standar
Pemangkasan

c.

Nomor
IV - 1
SSKT IV
Halaman
2/6

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

E. Fungsi
a. Gunting pangkas/gergaji pangkas, untuk memangkas/
b. memotong tunas-tunas, ranting dan cabang yang
tidak diharapkan.
c. Klorox / alkohol 70% /lisol, untuk mensterilkan alat
yang digunakan.
d. Kapas/kain lap bersih, untuk membersihkan peralatan
setelah terlebih dahulu dibasahi dengan klorox/
alcohol 70%/ lisol.
e. Cat penutup luka, untuk menutup luka bekas tindakan
pemangkasan, khususnya pada ranting besar.
f. Kuas, untuk mengoleskan cat penutup luka pada
bekas bagian tanaman yang dipangkas
g. Tangga, untuk mencapai bagian tanaman yang tidak
bisa dijangkau oleh tangan.
h. Karung, untuk tempat mengumpulkan ranting/cabang
hasil pemangkasan.
F. Prosedur Pelaksanaan
a.

Periksa lokasi dan luas areal tanaman


yang perlu dipangkas.
b.
Hitung perkiraan kebutuhan pekerja.

Beri penjelasan tenaga pelaksana


( pekerja ) tentang tindakan yang harus dilakukan,
luas dan lokasi tanaman yang harus dipangkas.
Prosedur Operasional
Nomor
Tanggal
IV -SSKT
2
IV
28
Juni 2007
Standar
Halaman
Revisi
Pemangkasan
3/6
.........
d.

Pemangkasan bentuk I dilakukan sejak


tanaman masih muda (bibit setinggi 80 100 cm)
e.
Dari batang utama dipelihara 3 cabang
primer yang letaknya membentuk sudut yang
seimbang antar cabang. Cabang lain yang tidak
dikehendaki dipangkas sampai dengan pangkal
cabang.
f.
Pelihara cabang primer sampai 50 75
cm kmudian dipangkas sampai bertunas kembali
kemudian 3 cabang sekunder dipelihara dan
seterusnya sampai 27 cabang tersier, sehingga
terbentuk percabangan yang kompak dan kanopi
pohon diarahkan membentuk setengah kubah dengan
penyebaran daun merata.
g. Kegiatan pemangkasan harus dicatat
Pemangkasan Pemeliharaan
A. Definisi
Membuang cabang/ranting yang tidak bermanfaat,
ranting-ranting yang sebelumya berbuah, sekaligus
mengendalikan pertumbuhan tanaman yang berlebihan
dan mendukung kontinuitas produksi.
B. Tujuan

Untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan produktivitas


buah.

Prosedur Operasional
Standar
Pemangkasan

Nomor
IVSSKT
- 3 IV
Halaman
4/6

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

C. Validasi
1. Pengelolaan terpadu kebun buah ( Balai Penelitian
Tanaman Buah, tahun 2005 ).
2. Pengalaman kelompok tani yang berhasil :
Kelompok Tani Sugih, Desa Sukatali Kecamatan
Situraja dan Kelompok Tani Manonjaya, Desa
Sukaluyu Kecamatan Ganeas Kab. Sumedang.
D. Bahan dan Alat
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Gunting pangkas atau Gergaji pangkas


Tangga
Alkohol 70%/Lisol
Kapas atau kain lap bersih
Cat penutup luka/Karbolinium/Kuas
Karung

E. Fungsi
a. Gunting pangkas atau Gergaji pangkas, untuk
memangkas atau memotong tunas-tunas yang tidak
diharapkan.
b. Tangga, untuk mencapai bagian tanaman yang
akan dipangkas tetapi tidak dapat dijangkau oleh
tangan.

c. Alkohol 70%/Lisol, untuk mensterilkan alat pangkas


sebelum digunakan.
d. Kapas atau kain lap bersih, untuk membersihkan alat
setelah terlebih dahulu dibasahi dengan alkohol 70%
atau Lisol.
Prosedur Operasional
Nomor
Tanggal
SSKT
IV
28
Juni 2007
IV - 4
Standar
Halaman
Revisi
Pemangkasan
5/6
.........
e. Cat penutup luka/Karbolinium/Kuas, untuk menutup
luka bekas pangkasan khususnya pada ranting besar.
f. Karung, untuk tempat mengumpulkan ranting atau
cabang tanaman hasil pangkasan.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Lakukan pemangkasan pemeliharaan pada tanaman
usia produktif.
b. Periksa lokasi dan luas tanaman yang akan dipangkas.
c. Hitung perkiraan kebutuhan tenaga pelaksana
(pekerja).
d. Beri penjelasan kepada tenaga pelaksana tentang
tindakan yang harus dilakukan, luas dan lokasi
tanaman yang harus dipangkas.
e. Sterilkan gunting pangkas dengan kapas/kain lap
bersih yang telah dibasahi dengan alkohol 70% atau
Lisol.
f. Perhatikan bentuk tanaman secara keseluruhan.
g. Amati dan perhatikan tunas yang kering, mengarah ke
dalam serta cabang dan ranting yang buahnya telah
dipanen.
h. Potong atau pangkas ranting atau dahan atau tunas
yang dinilai merugikan, yakni :

- Tunas liar, tunas air.


- Dahan atau ranting atau tunas kering/mati, mengarah
ke dalam pada pangkalnya hingga membentuk sudut
tegak agar sisa potongan/pangkasan tidak menahan
air.
Prosedur Operasional
Nomor
Tanggal
IV - 5
SSKT
IV
28
Juni 2007
Standar
Halaman
Revisi
Pemangkasan
6/6
.........
i. Potong ranting bekas tumbuh buah dibagian pangkal
bekas tangkai buah.
j. Olesi bagian yang luka dengan cat (Karbolinium) atau
bahan penutup luka.
k. Masukkan ranting - ranting hasil pangkasan ke
dalam karung lalu dibakar disuatu tempat yang telah
ditentukan, atau segera diproses untuk dijadikan
kompos.
l. Periksa pelaksanaan pemangkasan.
m. Catat tindakan yang dilakukan.

Prosedur Operasional
Standar
Pemupukan

Nomor
SSKT V
IV -Halaman
6
1/3

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

V. Pemupukan
A. Definisi
Merupakan rangkaian kegiatan pemberian nutrisi pada
tanaman agar kondisi unsur hara dalam tanah yang
dibutuhkan tanaman dapat terpenuhi.
B. Tujuan
a. Mempertahankan status hara dalam tanah.
b. Menyediakan unsur hara secara seimbang bagi
pertumbuhan tanaman.
c. Meningkatkan mutu buah, khususnya ukuran dan rasa
buah.
d. Meningkatkan produktivitas tanaman.
C. Validasi
Pedoman Pengelolaan Kebun
Direktorat Tanaman Buah. 2007.

Buah

D. Bahan dan Alat


a. Pupuk Kandang/Organik/An Organik
b. Cangkul
c. Hand Sprayer
d. Beko/Sorong

Percontohan

e. Ember

Prosedur Operasional
Standar
Pemupukan

Nomor
V
-1 V
SSKT
Halaman
2/3

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

E. Fungsi
a. Pupuk Kandang / Organik / An Organik, untuk
meningkatkan status hara dalam tanah dan untuk
meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman
b. Cangkul, untuk membuat lubang tempat meletakan
atau membenamkan pupuk ke dalam tanah.
c. Hand Sprayer, untuk menyemprotkan pupuk daun
atau mikro ke bagian daun.
d. Beko dan Sorong, untuk mengangkut bahan dan alat
pemupukan ke lokasi tanaman yang akan dipupuk.
e. Ember, untuk wadah pupuk
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Periksa lokasi dan luas lahan yang perlu dipupuk.
b. Hitung jumlah pupuk berdasarkan jumlah tanaman.
c. Sediakan bahan/pupuk yang akan digunakan, sesuai
kebutuhan.
d. Dosis pemupukan sebaiknya dilakukan berdasarkan
hasil analisis tanah dan daun
e. Aplikasi pemupukan dilakukan 2 kali setahun ( awal
dan akhir musim penghujan)
f. Cara pemberian pupuk :

Membuat alur melingkar tanaman atau alur dikanan


dan kiri selebar tajuk tanaman dengan kedalaman 10
15 cm.
g. Taburkan pupuk ke dalam lubang sesuai takaran
secara merata, kemudian tutup dengan sebagian tanah.
h. Beri air sampai tanah kelihatan basah.
i. Catat jenis, jumlah, cara pemupukan.
Prosedur Operasional
Nomor
Tanggal
SSKT
V
28
Juni 2007
V-2
Standar
Halaman
Revisi
Pemupukan
3/3
.........
Tabel 3. Pedoman perkiraan dosis pemupukan Sawo per
pohon
Umur
((tahun)
1
2
3
4
5
6-8
>8

Pupuk
Organik
(blek)
0,5
1
2
2
2,5
3,5
>4,5

Urea
(gram)

SP-36
(gram)

KCl
(gram)

250
300
350
400
450
500
>600

100
150
200
250
300
350
400

250
300
350
400
450
500
600

Sumber : Pedoman Pengelolaan Kebun Buah Percontohan


Direktorat Tanaman Buah.

E. Fungsi
a. Kored/cangkul/parang/gacok untuk menyiangi gulma
yang tumbuh disekitar tanaman.
b. Herbisida, sebagai bahan untuk memberantas gulma
c. Sprayer, sebagai alat untuk menyemprotkan herbisida.
Prosedur Operasional
Standar
Penyiangan

Nomor
SSKT VI
V-3
Halaman
1/2

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

VI. Penyiangan
A. Definisi
Membersihkan gulma yang tumbuh disekitar tanaman
dengan cara mengored, mencangkul dan atau
penyemprotan herbisida.
B. Tujuan
Untuk meningkatkan daya saing tanaman dalam
memperoleh unsur hara, air dan matahari, sehingga
diperoleh pertumbuhan yang optimal.
C. Validasi
Pengalaman kelompok tani yang berhasil :
Kelompok Tani Sugih, Desa Sukatali Kecamatan Situraja
dan
Kelompok Tani Manonjaya,
Desa Sukaluyu
Kecamatan Ganeas Kab. Sumedang
D. Bahan dan Alat
a. Kored/cangkul/parang/gacok
b. Herbisida
c. Sprayer

Prosedur Operasional
Standar
Penyiangan

Nomor
VI -SSKT
1
VI
Halaman
2/2

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

F. Prosedur Pelaksanaan
a. Amati besarnya populasi rumput/gulma disekitar
tanaman.
b. Penyiangan dilakukan dengan mencabut atau
memotong rumput serta mencangkul dan membalikan
tanah dimana gulma tumbuh
c. Diluar proyeksi tajuk/kanopi, gulma tidak perlu
dibuang habis, cukup dipotong pendek untuk
menahan erosi.
d. Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan harus dicatat.

Prosedur Operasional
Standar
Pengairan

Nomor
VISSKT
- 2 VII
Halaman
1/3

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

VII. Pengairan
A. Definisi
Kegiatan pemberian air sesuai kebutuhan tanaman atau
sesuai dengan fase pertumbuhan pada waktu, cara dan
jumlah yang tepat.
B. Tujuan
Untuk menyediakan air yang cukup bagi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman.
C. Validasi
Pengalaman kelompok tani yang berhasil :
Kelompok Tani Sugih, Desa Sukatali Kecamatan Situraja
dan
Kelompok Tani Manonjaya,
Desa Sukaluyu
Kecamatan Ganeas Kab. Sumedang
D. Bahan dan Alat
Pompa Air, Pipa (paralon)/selang, Bak Penampungan Air
dan Kran Air.

E. Fungsi
a. Pompa Air untuk menyalurkan air ke tempat yang
ditentukan
b. Pipa (paralon)/selang, sebagai alat penyalur/distribusi
air.
c. Kran air, untuk megatur aliran air dari bak
penampung air
Prosedur Operasional
Nomor
Tanggal
VII - SSKT
1
VII
28
Juni 2007
Standar
Halaman
Revisi
Pengairan
2/3
.........
d. Bak penampungan air, untuk menampung air sebelum
didistribusikan.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Periksa lokasi dan luas areal tanaman yang perlu
diairi
b. Lakukan pemeriksaaan, gejala kekurangan air dengan
cara :
a. Lihat gejala kelayuan pada tanaman yang
dicirikan helaian daun terkulai layu
b. Periksa kelembaban tanah,
dengan
cara
mengambil tanah dari sekitar bawah tajuk,
kepalkan tanah tersebut dengan tangan lalu
dijatuhkan pada ketinggian + 1,5 m. Apabila
tanah hancur berserakan maka perlu dilakukan
pengairan.
c. Lakukan pengairan sesuai kebutuhan air, sesuai fase
pertumbuhannya setiap tanaman sawo diperkirakan
memerlukan air sebanyak 50 liter/pohon/bulan atau
1,6 liter/pohon/hari.
d. Pola kebutuhan air pada tanaman sawo berdasarkan
fase pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut :

Diperlukan dalam jumlah besar pada fase :


- Setelah panen
- Tumbuh tunas
- Kuncup bunga
- Pembesaran buah
Prosedur Operasional
Standar
Pengairan

Nomor
VII SSKT
-2
VII
Halaman
3/3

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

Diperlukan dalam jumlah sedang pada fase :


- Buah gugur secara alami
- Setelah pemupukan

e.
f.
g.
h.

i.
j.
k.

Diperlukan dalam jumlah sedikit pada fase :


- Menjelang panen.
Siapkan dan periksa kesiapan/kondisi pompa air,
selang dan bak penampungan air.
Letakan selang pada tempat yang tepat untuk Lakukan
pengairan.
Hidupkan pompa air irigasi dan alirkan ke tempat
yang telah ditentukan.
Hentikan pemberian air bila tanah telah cukup
lembab, tanah yang lembab dicirikan oleh kepalan
tanah yang dijatuhkan dari ketinggian + 1,5 m tidak
hancur/masih membentuk gumpalan.
Periksa kelembaban tanah bila tanah kurang lembab
ulangi langkah no. f.
Apabila tanah sudah cukup lembab, bersihkan
peralatan yang digunakan lalu simpan.
Catat tanggal, Blok, fase pertumbuhan, waktu, cuaca,
dan kegiatan yang dilakukan.

Prosedur Operasional

Nomor
VII -SSKT
3
VIII
Standar
Halaman
Penjarangan Buah
1/2

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

VIII. Penjarangan Buah


A. Definisi
Mengurangi jumlah buah yang terdapat dalam setiap
pohon, hingga sesuai dengan daya dukung tanaman untuk
menghasilkan buah bermutu dan besar buah yang optimal
sesuai target yang ditetapkan.
B. Tujuan
Menghasilkan
buah
yang
bermutu,
seragam,
memperpanjang masa berbuah, dan mengurangi resiko
kerusakan/kematian tanaman.
C. Validasi
Pengelolaan Terpadu Kebun Buah (Balai Penelitian
Tanaman Buah, 2005).
D. Bahan dan Alat
a. Gunting pangkas
b. Tangga
c. Karung

E. Fungsi
a. Gunting pangkas, untuk memetik/memotong buah
yang akan dijarangkan
b. Tangga, untuk mencapai bagian yang tinggi.
c. Karung, untuk mengumpulkan buah-buah kecil hasil
penjarangan.
Prosedur Operasional
Standar
Penjarangan Buah

Nomor
SSKT
VIII
- 1 VIII
Halaman
2/2

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

F. Prosedur Pelaksanaan
a. Periksa dan amati tanaman yang buahnya perlu
dijarangkan, yaitu dalam 1 tangkai lebih dari 2 buah.
b. Beri
penjelasan tenaga pelaksana ( pekerja )
mengenai lokasi yang perlu dijarangkan.
c. Lakukan penjarangan buah saat pentil/buah sebesar
kelereng
d. Hitung jumlah buah yang ada dalam satu ranting
e. Petik buah yang tumbuh pada ujung ranting yang
menghadap ke atas dan yang pertumbuhannya tidak
normal.
f. Petik buah dengan tangan atau menggunakan gunting
panen.
g. Buah hasil penjarangan kumpulkan dan masukan ke
dalam karung.
h. Angkut dan buang disuatu tempat yang telah
ditentukan lalu ditimbun dengan tanah.
i. Lakukan pencatatan kegiatan.

Prosedur Operasional
VIII - 2 Nomor
SSKT IX
Standar
Halaman
Pengendalian OPT
1/12

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

IX. Pengendalian OPT


A. Definisi
Kegiatan untuk mengendalikan hama dan penyakit agar
tanaman tumbuh optimal, produksi tinggi dan mutu buah
baik.
B. Tujuan
a. Untuk menghindari kerugian ekonomi berupa
kehilangan
hasil (kuantitas) dan penurunan mutu
(kualitas) produk.
b. Menjaga kesehatan tanaman dan kelestarian
lingkungan hidup.
c. Menghasilkan produk yang aman dikonsumsi.
C. Validasi
a. Pedoman Pengendalian OPT Terpadu Tanaman Buah
-Buahan
b. Penggunaan Pestisida secara bijaksana
c. Pestisida untuk pertanian dan kehutanan.
D. Bahan dan Alat

a. Pestisida (Insektisida, Fungisida, Herbisida) yang


terdaftar dan diizinkan, sesuai dengan daftar pestisida
untuk pertanian dan kehutanan tahun 2006/
Biopestisida/Pestisida Nabati/Musuh Alami.
b. Air
c. Diterjen
d. Minyak Tanah.
Prosedur Operasional
Nomor
Tanggal
SSKT
IX
28
Juni 2007
IX
1
Standar
Halaman
Revisi
Pengendalian OPT
2/12
.........

e. Alkohol 70 %, Klorok 1 %, Bayclin, Lisol, Kalium


Permanganat 0,05 %, untuk menyucihamakan
(desinfektan) alat-alat yang habis dipakai.
f. Hand Sprayer, untuk mengaplikasikan pestisida pada
tanaman yang terkena OPT.
g. Sikat, Kuas, untuk membersihkan bagian akar atau
batang yang akan diberi pestisida.
Prosedur Operasional
Nomor
Tanggal
SSKT
IX
28
Juni 2007
IX
2
Standar
Halaman
Revisi
Pengendalian OPT
3/12
.........

e. Alkohol 70%, Kloroks 1%, Bayclin, Lisol, Kalium


Permanganat 0,05%.
f. Hand Sprayer, Sikat, Kuas.
g. Ember pengaduk
h. Takaran (skala cc/ml dan literan).
i. Pisau, Gunting Pangkas, Gergaji.
j. Alat dan sarana pelindung : sarung tangan, masker,
topi, sepatu bot, baju tangan panjang.
k. Perangkap OPT.

h. Ember pengaduk, untuk mencampur pestisida dengan


air.
i. Takaran, untuk menakar pestisida dan air (skala cc/ml
dan literan)
j. Pisau, Gunting Pangkas, Gergaji, untuk memotong
bagian tanaman yang terserang OPT.
k. Alat dan sarana pelindung, untuk melindungi bagian
tubuh dari bahaya cemaran bahan kimiawi (pestisida).
l. Perangkap OPT, untuk menjebak / menghitung /
memperkirakan jumlah OPT dalam satu kawasan.
m. Tangga untuk membuang parasit (benalu,duduitan/
picisan)

E. Fungsi
a. Pestisida (Pestisida kimiawi, Biopestisida,Pestisida
Nabati) untuk mengendalikan OPT (menurunkan
populasi dan intensitas serangan OPT).
b. Air, untuk bahan pencampur pestisida dan bahan
pembersih.
c. Diterjen,
untuk
mencuci
alat
aplikator
mengendalikan
hama
dan penyakit tertentu,
pencampur bahan pestisida nabati.
d. Minyak Tanah, untuk membakar sisa-sisa atau bagian
tanaman yang terserang OPT.

F. Prosedur Pelaksanaan
I. Pengendalian Hama
1. Lalat Buah
Penyebab : Bactrocera sp
Gejala :
o Terdapat titik bekas tusukan ovipositor pada kulit
buah

o Noda berkembang menjadi bercak


o Jika buah dibelah terdapat larva (binatang) pada
daging buah
o Dapat menyebabkan busuk buah atau gugur
sebelum matang
Prosedur Operasional
Nomor
IX - 3 SSKT IX
Standar
Halaman
Pengendalian OPT
4/12

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

Pengendalian :
a. Cara Kultur Teknis
o Pencacahan tanah untuk membunuh pupa yang
berada di dalam tanah
b. Cara Mekanis / Fisik
o Pemungutan buah-buah busuk / terserang yang
jatuh ke tanah untuk dimusnahkan dengan cara
dibakar, dibenam dalam tanah atau direndam
dalam air.
o Cara Pengasapan
c. Cara Biologi
o Penggunaan perangkap dan umpan antractant
(methyleugenol atau minyak selasih)
o Pemanfaatan musuh alami (Biosteres sp., Opius
sp., semut, laba-laba, kumbang, cocopet)
d. Cara Kimia
o Penggunaan protein hydrolisa dicampur
insektisida (bahan aktif klorfirifos atau

malation) yang
pertanaman

disemprotkan

Prosedur Operasional
Nomor
IX - 4 SSKT IX
Standar
Halaman
Pengendalian OPT
5/12

di

lahan

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

2. Kutu Putih
Penyebab : Planococcus sp.
Gejala :
o Populasi kutu putih sering ditemukan pada ranting
dengan warna putih seperti kapas.
o Kutu putih dapat menyerang tangkai buah,
sehingga dapat menyebabkan buah musa rontok /
gugur.
o Kerusakan secara langsung, kutu putih mengisap
cairan tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman
terhambat.
o Kerusakan
tidak
langsung,
kutu
putih
mengeluarkan embun madu sebagai tempat hidup
cendawan jelaga.
Pengendalian :
a. Cara Mekanis / Fisik
o Mencegah datangnya semut yang sering
memindahkan kutu
b. Cara Kultur Teknis

o Mengatur kerapatan tajuk tanaman agar tidak


terlalu padat dan saling menaungi dengan cara
pemangkasan.
c. Cara Biologi
o Pemanfaatan keberadaan musuh alami
predator dari famili coecinellidae seperti
Seymnus apiciflavus, S. Roepkei, Brumus
saturalis, Cossinella repanda, dari famili
Cecidimydae seperti Coccodiplosis smithi.
Prosedur Operasional
Standar
Pengendalian OPT

Nomor
IX
IX -SSKT
5
Halaman
6/12

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

o Pemanfaatan parasitoid dari famili Encyrtidae


seperti Anagrus greeni dan Leptimastix
trilongifasciatus
o Pemanfaatan cendawan parasitik Empusa
fresenii.
3. Ulat Buah
Penyebab : Salebria sp.
Gejala :
o Dalam buah terdapat larva berwarna merah
hingga ke bagian tengah buah
Pengendalian :
o Sanitasi kebun dengan mengumpulkan buah
terserang dan menimbunnya atau merendamnya
dalam air.
II. Pengendalian Penyakit
1. Bercak Daun

Penyebab : Phyllosticta sapoticola


Pestalotiopsis versicolor
Gejala :
a. Phyllosticta sapoticola
o Pada permukaan daun terdapat bercak kecil,
coklat, bulat telur sampai tidak teratur.

Prosedur Operasional
Standar
Pengendalian OPT

IX - 6

Nomor
SSKT IX
Halaman
7/12

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

b. Pestalotiopsis versicolor
o Pada permukaan daun terdapat banyak bintik
kecil, coklat kemerahan
o Bercak yang sudah berlubang mempunyai pusat
berwarna kelabu dengan tepi coklat tua atau
kemerah-merahan
o Kadang-kadang pada tepi daun terdapat bercak
besar berwarna kelabu yang sering terlihat
badan buah patogen seperti bintik-bintik hitam.
Pengendalian :
a. Cara Kultur Teknis
o Pemeliharaan tanaman terutama mengatur
kerapatan tajuk tanaman agar tidak terlalu
rimbun dan saling menaungi dengan cara
melakukan pemangkasan.
o Sanitasi terhadap sisa-sisa tanaman yang dapat
menjadi sumber inokulum.

b. Cara Kimia
o Penggunaan fungisida yang efektif bila dijumpai
serangan.
2. Hawar Benang Putih
Penyebab : Marasmius scandens. Mass atau
Marasmiellus scandens. Mass
Gejala :
o Terdapat benang-benang putih pada cabang,
ranting, tangkai daun dan sisi daun
Prosedur Operasional
Standar
Pengendalian OPT

IX Nomor
-7
SSKT IX
Halaman
8/12

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

o Daun mengering terlepas dari ranting namun tetap


tergantung karena terikat oleh benang-benang
jamur.
Pengendalian :
a. Cara Kultur Teknis
o Pemeliharaan tanaman
o Sanitasi terhadap sisa-sisa tanaman yang dapat
menjadi sumber inokulum dan membakar sisasisa tanaman terserang.
3. Jamur Upas
Penyebab : Upacia salmonicolor Berk atau
Corticum salmonicolor Berk
Gejala :

o Batang, cabang dan ranting terlihat dilapisi oleh


benang-benang mengkilat seperti sarang laba-laba
(stadium membenang).
o Cendawan berkembang terus masuk kedalam kulit
dan menyebabkan kulit membusuk.
o Daun-daun menjadi augur, ranking dan cabang
yang terserang dapat mengalami kematian,
terdapat bintil-bintil spora (stadium membintil).
o Pada stadium lanjut berwarna merah jambu dan
berubah menjadi abu-abu dan lapisan miselium
membentuk bercak-bercak tak beraturan atau
seperti kerah (stadium nekator).
Prosedur Operasional

Nomor
SSKT
IX
IX - 8
Standar
Halaman
Pengendalian OPT
9/12

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

Pengendalian :
a. Cara Kultur Teknis
o Diusahakan agar kebun tidak terlalu gelap dan
lembab.
o Pengaturan jarak tanam
b. Cara Mekanis
o Pemotongan cabang 30 cm dibawah bagian
yang terinfeksi
c. Cara Kimia
o Pengolesan fungisida (bubur bordeaux) pada
cabang-cabang terserang atau dengan bubur
california.
Cara Pembuatan Bubur Bordeaux :

o Bahan berupa kristal terusi (CuSO45H2O) 150


gr, kapur tohor 100 200 gram dan 10 liter air.
o Terusi ditumbuk halus dan direndam pada 5 liter
air.
o Kapur tohor disiram air sedikit demi sedikit,
sehingga menjadi lepuh, kemudian diayak /
disaring dan dilarutkan dalam 5 liter air.
o Kedua larutan dicampur dan diaduk sampai rata
sehingga berbentuk bubur (bubur bordo).
o Bubur bordo tidak dapat disimpan, sehingga harus
segera diaplikasikan setelah dibuat.
o Larutan baku (larutan terusi dan larutan kapur)
dapat disimpan secara terpisah, kemudian
dicampur menjelang digunakan.
Prosedur Operasional
Standar
Pengendalian OPT

Nomor
IX -SSKT
9
IX
Halaman
10/12

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

Cara Pembuatan Bubur California :


o Bahan, 1 bagian (volume) serbuk belerang, 2
bagian (volume) kapur dan 10 bagian (volume) air
bersih.
o Serbuk belerang direbus sampai larut.
o Kapur hidup dilarutkan diwadah terpisah.
o Larutan kapur dimasukkan kedalam larutan
belerang yang sedang mendidih sedikit demi
sedikit.
o Biarkan larutan tersebut mendidih 10 menit
sambil terus diaduk.
o Larutan bubut california dapat disimpan lama.

4. Kapang Jelaga
Penyebab : Althaloderma setosum
Neotrocymbe depressa Batista
Trichomerium sp
Gejala :
o Pada daun terdapat lapisan tipis berwarna hitam.
o Pada musim kering lapisan ini dapat dikelupas
dengan tangan atau terkelupas sendiri dan mudah
tersebar oleh angin.
Buah yang terserang
biasanya ukurannya lebih kecil dan mengalami
kelambatan dalam pematangan.
o Sering dijumpai pada tanaman yang terdapat kutukutu tanaman yang dapat mengeluarkan embun
madu.
Prosedur Operasional
Nomor
SSKT IX
IX - 10
Standar
Halaman
Pengendalian OPT
11/12

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

Pengendalian :
o Mengendalikan kutu-kutu tanaman.
o Sanitasi kebun dengan cara memusnahkan /
membakar sisa tanaman terserang.
o Pengendalian dengan fungisida efektif.
5. Karat Merah
Penyebab : Cephaleuros virescens Kunze
Gejala :
o Pada daun terdapat bercak bulat berwarna coklat.
Pengendalian :

o Sanitasi kebun dengan cara memusnahkan /


membakar sisa tanaman terserang.
6. Busuk Buah
Penyebab : Phytopthora palmivora Butl
Botryodiplodia theobromae Pat
Pestalotiopsis versicolor Speg
Gejala :
a. Phytopthora palmivora Butl
o Buah bercak basah berwarna coklat, coklat tua
atau hitam.
o Pada bercak berkembang miselia dan sporangia
berwarna putih.
o Banyak menyerang pada letak buah yang
rendah.

Prosedur Operasional

Nomor
IX - SSKT
11
IX
Standar
Halaman
Pengendalian OPT
12/12

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

b. Botryodiplodia theobromae Pat dan Pestalotiopsis


versicolor Speg
o Gejala awal bercak kecil.
o Bercak cepat meluas dan buah menjadi keras
dan pecah (busuk kering).
o Gejala mulai pada tangkai buah (dapat terjadi
setalah dipetik / pengangkutan).
o Bercak menjadi coklat hitam / hitam kelabu /
hitam kehijauan.
o Dapat juga menyerang batang dan ranting.

Pengendalian :
o Sanitasi kebun.
o Untuk mencegah serangan pada buah, gejala
serangan pada batang / ranting terserang
dilakukan pengerokan pada bagian yang terinfeksi
dan diolesi bubur bordeaux atau bubur california.

Prosedur Operasional
Standar
Panen

Nomor
X
IX - SSKT
12
Halaman
1/2

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

X. Panen
A. Definisi
Memetik buah yang telah siap panen atau kematangan
optimal sesuai persyaratan yang telah ditentukan.
B. Tujuan
Untuk memperoleh buah pada standar mutu yang telah
ditentukan.
C. Validasi

Pengalaman kelompok tani yang berhasil : Kelompok


Tani Sugih, Desa Sukatali Kecamatan Situraja dan
Kelompok
Tani
Manonjaya,
Desa
Sukaluyu
Kecamatan Ganeas Kab. Sumedang.
D. Bahan dan Alat
- Galah
- Keranjang pengumpul buah
- Tangga
- Tambang
- Ember
- Timbangan
E. Fungsi
- Gunting panen atau Gunting pangkas, untuk memetik
buah dari tangkai buahnya.
- Keranjang pengumpul buah, untuk mengumpulkan buah
sawo yang telah dipetik.
Prosedur Operasional
Nomor
Tanggal
SSKT
X
28
Juni 2007
X
1
Standar
Halaman
Revisi
Panen
2/2
.........
- Tangga, untuk mencapai bagian yang tinggi.
- Timbangan, untuk menimbang hasil panen.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Hentikan aplikasi pestisida minimal 2 minggu
sebelum waktu panen.
b. Periksa lokasi dan luas pertanaman yang sudah siap
panen ( warna buah kekuning-kuningan, tangkai buah
mengecil, bentuk buah lebih lonjong, serbuk pada
kulit buah mudah dibersihkan ) dan perkirakan jumlah
pekerja yang diperlukan.

c. Beri penjelasan kepada tenaga kerja (pelaksana)


sebelum mulai panen.
d. Petik buah yang siap panen dengan tangan atau galah
pada bagian tangkai buah.
e. Buah hasil panen terlebih dahulu dipilih, buah yang
rusak/busuk singkirkan sedang buah yang bagus
masukan dalam wadah untuk disimpan ke tempat
pengumpulan sementara.
f. Catat jumlah dan asal lokasi panen.

Prosedur Operasional
Nomor
X - 2 SSKT XI
Standar
Halaman
Pasca Panen
1/2

Tanggal
28 Juni 2007
Revisi
.........

XI. Pasca Panen


A. Definisi
Lakukan
pembersihan,
sortasi
buah,
grading,
pemeraman, pelabelan dan pengemasan berdasarkan
ukuran dan standar mutu yang telah ditentukan.
B. Tujuan
Menghasilkan buah dengan standar mutu yang seragam
pada satu kemasan yang sama.
C. Validasi

Pengalaman kelompok tani yang berhasil : Kelompok


Tani Sugih, Desa Sukatali Kecamatan Situraja dan
Kelompok
Tani
Manonjaya,
Desa
Sukaluyu
Kecamatan Ganeas Kab. Sumedang.

f.
g.

D. Bahan dan Alat


- Air bersih bersumber dari pam atau sumur
- Kain kasa
- Kerangjang buah
- Kertas dan spidol.
E. Fungsi
- Air bersih, untuk mencuci buah
- Kain kassa, untuk membersihkan lapisan lilin buah
sawo.
- Kerangjang buah, untuk tempat buah yang sudah
dipisahkan sesuai ukuran.
Prosedur Operasional
Nomor
Tanggal
XI
28 Juni 2007
XI -SSKT
1
Standar
Halaman
Revisi
Pasca Panen
2/2
.........
- Kertas dan spidol, untuk memberi tanda pengenal
pada buah atau kemasan sesuai ukuran.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Perkirakan jumlah buah buah yang akan dipetik.
b. Perkirakan kebutuhan tenaga kerja, kertas/
stiker/spidol, keranjang.
c. Beri penjelasan tenaga kerja mengenai volume dan
standar mutu yang akan dibuat.
d. Sortasi/memisahkan buah antara yang baik dan jelek
e. Bersihkan buah dengan air dan menggunakan kain
kassa (hindarkan buah menjadi luka) sampai bersih,

h.
i.

kemudian bilas dengan air berulang sampai tidak


keluar getah.
Grading/mengelompokan buah berdasarkan kriteria
tertentu.
Lakukan
pemeraman
dengan
menggunakan
pengasapan
atau
cara
tradisional
dengan
menggunakan daun-daunan (gamal, jengjing, juar,
sobsi) sesuai dengan kebutuhan (maksimal 2 hari 2
malam).
Pengepakan/masukkan buah ke dalam kas/peti dengan
kapasitas 10 kg - 30 kg, berikan kode atau tanda
stiker/kas/peti sesuai dengan ukuran buah.
Proses kegiatan pasca panen harus dicatat.

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR


XI - 2
(POS)
SAWO SUKATALI ST.I

II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.
IX.
X.
XI.

Persiapan Benih .........................................


Penanaman .................................................
Pemangkasan .............................................
Pemupukan ................................................
Penyiangan .................................................
Pengairan ...................................................
Penjarangan Buah ......................................
Pengendalian OPT .....................................
Panen .........................................................
Pasca Panen ...............................................

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

2007
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .........................................................


PENDAHULUAN ................................................
TARGET ...............................................................

i
1
2

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR


I.
Persiapan Lahan .........................................

I-1

II-1
III-1
IV-1
V-1
VI-1
VII-1
VIII-1
IX-1
X-1
XI-1

Anda mungkin juga menyukai