Anda di halaman 1dari 20

BIOREMEDIASI LAHAN

RAWA PASANG SURUT


Yuli Lestari

Disampaikan Pada Webinar #Rawabisa 3


“Langkah Jitu Penyehatan Lahan Rawa Pasang Surut Untuk Tanaman Pangan”

Balittra, 23 Juni 2020

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


LAHAN RAWA PASANG SURUT
Adalah lahan yang regim airnya dipengaruhi oleh pasang surut air laut

Potensi 8,35 juta ha


- Lahan Potensial
- Lahan Sulfat masam
- Lahan gambut
- Lahan salin

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


LAHAN SULFAT MASAM
Lahan sulfat masam termasuk
lahan sub-optimal

disebabkan

Tanahnya mempunyai sifat fisik,


kimia, biologi yang tidak optimal
untuk pertumbuhan tanaman

Permasalahan lahan sulfat masam:


1. Genangan α,α-bipiridilàFe2+
2. pH rendah (dari oksidasi pirit)
3. Fe dan Al tinggi
4. Hara tidak seimbang

Proses Oksidasi Pirit


H2O2 àFeS2
FeS2+15/4O2+7/2H2OàFe2++2SO42-+2H+
FeS2+14Fe3++8H2Oà15Fe2++2SO42-+16H+

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


LAHAN GAMBUT
Perubahan
penggunaan
lahan

Penurunan muka
air tanah

akibatnya

Disertai
Tindakan drainase Ø Subsiden
Ø Kering tak balik
Ø Produktivitas rendah
● pH rendah
● Asam organik beracun
● Kejenuhan basa rendah
● Hara tidak seimbang
Foto: Annisa (2017)
BIOREMEDIASI

Teknik remediasi yang menggunakan mikroorganisme


untuk menurunkan atau menginaktivasi unsur beracun

Beberapa mikroba yang terlibat:


1. Bakteri pelarut fosfat
2. Bakteri pereduksi sulfat
3. Bakteri pengoksidasi besi
4. Bakteri pelarut silikat
5. Dekomposer
6. Mikoriza

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


BIOREMEDIASI
KOLEKSI BALITTRA

Pelarut P Tricoderma

Azospirillum

Bakteri selulolitik
Pereduksi sulfat
Rhizobium

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


MIKROBA PELARUT FOSFAT

Peningkatan pH, P-tersedia dan penurunan Fe-dd


Perlakuan pH P-tersedia Fe-dd (c mol/kg)
Kontrol 3.85 e 18.64 d 189 a
Dolomit 4.62 d 19.83 c 86 c
Basalt 4.88 b 20.16 c 79 c
Biofertilizer 4.11 d 29.23 b 141 b
Dolomit + Biofertilizer 4.185 c 33.74 a 67 d
Basalt + Biofertilizer 5.15 a 30.26 ab 76 d

Sumber: Panhwar, 2016

Keterangan: Basalt (SiO2 51.62%, MnO 0.2%, MgO 5.77%, CaO 9.15%, K2O 0.97%
P2O5 1%%)
Biofertilizer (penambat N dan bakteri pelarut fosfat)

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


BIOTARA

Mengandung:
1. Trichoderma
2. Azospirillum
3. Bacillus sp. dan
Aspergillus
Paten: IDP 000037680

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


KESUBURAN TANAH

6 70

5 65

P-tersedia (ppm)
4 60
pH

3 55

2 50

1 45

0 40
1 1
Tanpa BIOTARA BIOTARA Tanpa BIOTARA BIOTARA

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


KEUNGGULAN BIOTARA

● Meningkatkan efisiensi
pupuk N dan P
anorganik sampai 30%
● Meningkatkan hasil
padi sampai 20%.
● Ramah lingkungan

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


PENINGKATAN HASIL PADI DI LAHAN RAWA PASANG SURUT,
BELANDEAN (BATOLA)

Ubinan (t/ha) Petak (t/ha)

4,29
3,86 3,78 3,75 3,68
3,49 3,52 3,41
3,12 3,12
2,85
2,37

A B C A B C
Margasari Inpara 1

A. NPK Pelangi 400 kg/ha + jerami/gulma in situ segar 5 t/ha + pupuk hayati Biotara 25 kg/ha
B. NPK Pelangi 600 kg/ha + jerami/gulma in situ segar 5 t/ha
C. Cara petani (Urea 124 kg/ha, SP 36 17 kg/ha, jerami/gulma diangkut)

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


M-STAR
Mengandung: Trichoderma, Azospirillum dan Bacillus
Peningkatan pH dan P-tersedia pada jagung
Perlakuan Sifat Kimia Tanah
pH P-tersedia (ppm)
Kontrol 4.21 a 45.67 a
B1 4.22 a 46.13 a
B2 4.22 a 47.85 a
P1 4.27 a 60.32 b
P2 4.23 a 74.80 c
B1P1 4.43 b 83.44 c
B1P2 4.44 b 77.83 c
B2P1 4.46 b 79.55 c
B2P2 4.46 b 63.35 b

Keterangan: K=Kontrol; B1=M-STAR 25 kg/ha ; B2=M-STAR 15 kg/ha;


P1=NPK (90-60-50); P2=NPK (45-30-25)

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


M-STAR

Pertumbuhan Jagung Manis

Bobot Kering Tajuk (g)


Tinggi Tanamn (cm)

Keterangan: K=Kontrol; B1=M-STAR 25 kg/ha ; B2=M-STAR 15 kg/ha;


P1=NPK (90-60-50); P2=NPK (45-30-25)

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


M-STAR
Serapan Hara jagung
Perlakuan Serapan Hara
N P K
Kontrol 1.23 a 0.41 a 0.11 a
B1 1.24 a 0.41 a 0.11 a
B2 1.23 a 0.40 a 0.12 a
P1 1.45 b 0.40 a 0.11 a
P2 1.42 b 0.38 a 0.11 a
B1P1 1.82 c 0.61 b 0.23 b
B1P2 1.78 c 0.54 b 0.22 b
B2P1 1.82 c 0.54 b 0.21 b
B2P2 1.82 c 0.55 b 0.20 b
Keterangan: K=Kontrol; B1=M-STAR 25 kg/ha ; B2=M-STAR 15 kg/ha;
P1=NPK (90-60-50); P2=NPK (45-30-25

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


BAKTERI PEREDUKSI SULFAT
Bakteri yang terlibat dalam dekomposisi BO menggunakan sulfat sebagai
sumber energi (aseptor elektron) dan bahan organik sebagai sumber karbon (C)

Beberapa genera bakteri pereduksi sulfat diantaranya adalah


Desulfovibrio, Desulfomicrobium, Desulfobacter, Desulfosarcina,
Desulfotomacullum, Thermodesulfobacterium dan Archaeoglobus
(Luptakova, 2007).

Proses Reduksi Sulfat dan Peningkatan pH


2 laktat + SO42- + 2 H+ 2asetat + 2CO2 + 2H2O + H2S

Glukosa + 3SO42- + 6 H+ 6CO2 + 3H2S + 6H2O

Asetat + SO42- + 3H+ 2CO2 + H2S + H2S + 2H2O

(EH<-100; Reddy &Delaune, 2008)

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


BAKTERI PEREDUKSI SULFAT

Peningkatan pH

Sumber: Widyati, 2011

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


BIOSURE
Mengandung:
Bakteri pereduksi sulfat
(Desulfovibrio sp.)

Paten: IDP 000044180

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


PERUBAHAN KEMASAMAN TANAH (pH)

4
pH tanah

3 5,9
4,2
2

1
0

Awal
> 3 bln

Biosure

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


BEBERAPA HASIL PENELITIAN BALITTRA

1. BIOTARA (Sudah lisensi dengan pupuk Kaltim)


2. BIOSURE (Paten)
3. M-STAR
4. Marahati (Biofertilizer untuk sayuran)
5. Rhizwa (Rhizobium untuk kedelai)

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id


PENUTUP

1. Mikroba pelarut fosfat mempunyai prospek yang baik untuk bioremediasi


lahan sulfat masam karena kemampuannya memproduksi
eksopolisakarida yang dapat mengabsorbsi H+ sehingga pH meningkat
dan asam organik yang dapat menginaktivasi Al.

2. Bakteri pereduksi sulfat mempunyai prospek yang baik untuk


bioremidiasi tanah sulfat masam karena kemampuannya mengabsorbsi
H+ pada proses reduksi sulfat sehingga pH meningkat.

3. Mikroba pelarut fosfat dan bakteri pereduksi sulfat, selain berperan


dalam pemulihan lahan sulfat masam juga berperan sebagai pupuk
hayati yang dapat meningkatkan produksi tanaman.

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

Anda mungkin juga menyukai