MIKROBA PELARUT FOSFAT

PENDAHULUAN
 PERMASALAHAN P

 TANAH MASAM (SEBAGIAN BESAR TANAH LUAR JAWA)

- pH rendah (pH < 6)
- Fe, Al dan Mn Larut
- P diikat oleh Fe 2+ dan Al 3+
 P TIDAK TERSEDIA BAGI TANAMAN
 TANAH BASA
- pH tinggi (pH > 7)
- Ca dan Mg dominan
- P diikat oleh Ca 3+ dan Mg 2+
 P TIDAK TERSEDIA BAGI TANAMAN
 TANAH TUA
- Umumnya order: oxisol (banyak di Kalimantan)
- Kaya oksida hidrat Fe dan Al
 BANYAK MENJERAP P
 EFISIENSI PUPUK P PADA TANAH-TANAH TSB
HANYA BERKISAR (5-10) %  (90-95)%
DIJERAP DALAM TANAH  TIDAK TERSEDIA
PERANAN MIKROBA
PELARUT P
• Beberapa mikroba heterotrofik, seperti Bacillus,
Pseudomonas Flavobacterium Micrococcus
Streptomyces (bakteri) dan Aspergillus,
Penicillium and Trichoderma (fungi) secara
efisien mampu melarutkan fosfat tak larut,
seperti kelompok rock phosphat.
• Mikroba tersebut menghasilkan asam organik
yang melarutkan fosfat tak larut menjadi tersedia
dan diserap tanaman  Mikroba Pelarut P.
 PERANAN MIKROBA PELARUT- P

1. Melarutkan P sukar larut.

2. Menghasilkan fitohormon.
3. Menghasilkan zat anti patogen (antibiotik).
4. Membantu akar menyerap unsur Fe.
 Pseudomonas Pelarut P menghasilkan “siderofor”
5. Mengkolonisasi akar dengan cepat.
 Menghalangi penetrasi patogen akar.

1. MELARUTKAN P SUKAR LARUT

A. Secara langsung melarutkan senyawa Ca-P
Memberi peluang penggunaan Rock Phosphate sebagai
pupuk.
Mekanismenya: Mikroorganisme Pelarut P menghasilkan
asam-asam organik: sitrat, oksalat, dll.
Reaksi:
Ca10 (PO4)6(OH)2 + 14H+  10 Ca2+ + 6H2O + 6H2PO4-

berasal dari hidrolisis

asam-asam organik yang
dihasilkan MO Pelarut P

B. Pembentukan kompleks asam organik dgn Ca2+, Al3+, Fe3+

OH OH
M OH + R – C – O-  M OH + H2PO4-
H2PO4 O O–C–R
O
 OH R–C–O
M H2PO4 + R – C – O-  M – O – C – R + 2H2PO4-
H2PO4 O R–C–O

M = Al 3+ ATAU Fe 3+

2. MENGHASILKAN FITOHORMON
(Misal: Pseudomonas putida)
- Indole Acetic Acid (IAA)
- Indole-3-Acetamids (IAM)
- Indole-3-Lactic Acid (ILA)
- Indole-3-Acetaldehyde (IAH)
- Gibberelic Acid (GA-3)
- Aneurin, Biotin, Mesoinositol, Pyridoxin, Asam Pantotenat dan
Asam Nicotinat (Staneka dan Vancura, 1989; Saikia et al., 2005)
3. MENGHASILKAN ANTIBIOTIK
 Pseudomonas spp dapat menekan penyakit tanaman dengan
menghasilkan antibiotik (Saikia et al., 2005 )
 Pseudomonas aeruginosa meningkatkan pertumbuhan Strains
Pseudomonas putida dan P. fluorescens meningkatkan serapan
P pada canola, selada, tomat dan meningkatkan hasil kentang,
padi, tomat, sawi, apel, sitrus, tanaman hias dan gandum
(Glick, 1997; Kloepper, 1994).
JENIS-JENIS MIKROBA
PELARUT P
 Phosphate Solubilizing Bacteria

BACILLUS

Spore Rod shape Colony

Pigmentation Rod shape Flagella

PSEUDOMONAS

• Klebsiella sp., Escherichia sp., Citrobacter sp. dll.

 Phosphate Solubilizing Fungi

Aspergillus Aspergillus conidia Aspergillus colony

awamori

Aspergillus fruiting Penicillium Trichoderma viridi

body
 TEHNIK ISOLASI
MIKROBA PELARUT P
1. PENCAWANAN

A. Medium Pikovskaya  Putih

B. Medium Pikovskaya + Indikator Bromophenol

Blue 0.024 ug/ml (Gupta, 1994)  Biru Ungu
A. Pikovskaya: Koloni dikelilingi zona jernih
 Mikroorganisme Pelarut P.
 Zona jernih karena Ca3(PO4)2 telah larut.

B. Pikovskaya + Indikator: Koloni dikelilingi warna jernih kuning

 Mikroorganisme Pelarut P.
 Warna kuning karena indikator berubah pada pH rendah.

 MURNIKAN

2. PENYUBURAN
Beberapa mg tanah diinokulasikan pada medium cair mengandung
Ca-, Fe-, atau AlPO4 sebagai sumber P.
 Inkubasi 4-5 hari.
 Cawankan pada medium padat.
 MURNIKAN
EVALUASI KEMAMPUAN
PELARUTAN P
1. Mengukur lebar zona jernih.

Lebar zona jernih

2. Mengukur Index Pelarutan (IP) =
Diameter koloni

B A
A
IP =
B
Koloni  Memasukkan faktor
pertumbuhan mikroba
Zona jernih
 Mikrob Pelarut P

Zona Terang

CLEAR ZONE AROUND

BACTERIAL COLONIES
INDICATE
DISSOLUTION OF INSOLUBLE
PHOSPHATE
3.Mengukur nilai ppm P yang terlarut pada medium cair
yang mengandung P sukar larut, misalnya: Ca3(PO4)2

1. Inokulasi mikroba
2. Inkubasi 5-10 hari
goyang  bakteri
diam  cendawan
3. Sentrifugasi : 10.000 rpm
4. Saring
5. Ukur kadar P dengan metode
kalorimeter
6. Bandingkan dengan kontrol.
HASIL-HASIL
PENELITIAN
MIKROBA PERANAN PUSTAKA

Aspergillus sp Melarutkan RP dan Chonkar dan Subba

Ca3(PO4)2 Rao (1969)

Aspergillus niger Melarutkan Das (1963)

AlPO4 dan FePO4

Aspergillus awamori Menghasilkan as.sitrat, Goyal, et al. (1982)

melarutkan Ca-P

Citrobacter sp Melarutkan Ca-, Fe- dan Premono, Anas,

Pseudomonas putida Al-P; meningkatkan per- Widyastuti (1991;1992)
tumbuhan jagung & tebu. Premono (1994)

Bacillus sp Meningkatkan produksi Smith, et al. (1961)

tomat.

Bacillus polymixa Meningkatkan produksi Kundu &Gaur (1980)

Pseudomonas striata gandum
MIKROBA PERANAN PUSTAKA

Bacillus megaterium Meningkatkan Akhmad & Jha (1982)

produksi kedelai

Aspergillus niger Melarutkan RP, Anas (1993)

Meningkatkan pertum- Lestari (1994)
buhan jagung.

Erwinia dan Melarutkan RP (76%) R. Ivanova,

Azotobacter D. Bojinova,
K. Nedialkova (2006)

Bacillus sp. Menghambat Panhwar et al (2012)

Rhizoctania solani
(patogen tanaman)
 Phosphate solubilizing biofertilizer enhance
yield of Wheat, Rice and Chickpea (Kg/h)

Wheat Rice Chickpea

Treatment
Grain yield Grain yield Grain yield

Control 3440 2490 2370

P. striata 3730 2540 2460
B. polymyxa 3660 2580 2920
A. awamori 3620 2560 2780
Rock phosphate 3730 2720 2560
RP+ P. striata 4350 2740 2920
RP+ B. polymyxa 4170 2820 3140
RP+ A. awamori 4170 2740 3070
Super phosphate 4440 2870 2850

PSB increase
crop yield by 5-10 %
 PSB population (cfu g-1) in rhizosphere and non
rhizosphere
Media plate Non-rhizosphere Rhizosphere
M-9 M-4 M-9 M-4
P. aerugonisa (PA) 1.66x102 h 3.65x102 g 5.63x103 e 3.96x102 f

Pikovskaya 4.28x106 bc 5.57x106 b 6.51x108 a 3.28x108 b

NBRIP 2.82x106 dc 2.59x106 dc 1.96x108 c 3.51x107 d

Pseudomonas.spp.(PS) 6.98x106 a 5.68x106 b 8x108 a 4.22x108 b

Source: Panhwar et al. (2012)

 Effects of P-solubilizing bacteria and mycorrhizal
fungus

Dry weight (mg) of lavender in alkaline soil

Treatment 0 rock phosphate +0.5% rock phosphate

Sterile soil 97 99
+ bacteria 133 227
+ Glomus 148 233
+ Glomus & bact. 293 403
 Effects of P-solubilizing bacteria

Dry weight (mg) of lavender in alkaline soil

Treatment 0 rock phosphate +0.5% rock phosphate
Sterile soil 97 99
+ bacteria 133 227
[* Pseudomonas & Agrobacterium]
 Interacting rhizospheres: wheat and lupin with
separated or intertwining roots

Dry weight P uptake

g/pot mg/pot
Wheat Lupin Wheat Lupin

Root systems

Separated 20 33 19 42

Intertwining 38 28 42 41
TERIMA KASIH