Anda di halaman 1dari 40

BAB. VIII.

KOMPOS

1. Apa itu Kompos..?


Pupuk organik sbg hasil dari proses
biologi oleh
aktivitas mikroorganisme decomposer dalam
menguraikan /dekomposisi bahan organik menjadi
humus.
Hasil dekomposisi sampah organic yang tidak dapat
diuraikan lagi (stabil
Hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari
campuran bahan-bahan organik yang dapat
dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai
macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang
hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik
(Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003

Tujuan Komposting
1. Mengubah bahan organik yang biodegradable
menjadi bahan yang stabil
2. Membunuh mikroba pathogen, telur insect &
organisme lain
3. Menyediakan nutrient yang cukup untuk
menunjang kesuburan tanah / tanaman

Dari Proses Pembuatannya, Kompos di


bagi 2 :

1.Kompos alami
2.Kompos buatan

1. Kompos Alami
Yang dimaksud dengan pembuatan kompos secara
alami adalah pembuatan kompos yang dalam
proses pembuatannya berjalan dengan sendirinya,
dengan sedikit atau tanpa campur tangan
manusia. Manusia hanya membantu
mengumpulkan bahan, menyusun bahan, untuk
selanjutnya proses composting / pengomposan
berjalan dengan sendirinya.
Kompos yang dibuat secara alami memerlukan
waktu pembuatan yang lama, yaitu mencapai
waktu 3 4 bulan bahkan ada yang mencapai 6
bulan dan lebih

2. Kompos Buatan
Yang dimaksud dengan pembuatan kompos
dengan campur tangan manusia adalah
pembuatan kompos yang sejak dari penyiapan
bahan (pengadaan bahan dan pemilihan bahan),
perlakuan terhadap bahan, pencampuran bahan,
pengaturan temperatur, pengaturan kelembaban
dan pengaturan konsentrasi oksigen, semua
dilakukan dibawah pengawasan manusia.
Proses pembuatan kompos yang dibuat dengan
campur tangan manusia biasanya dibantu
dengan penambahan aktivator pengurai bahan
baku kompos Starter

Apa itu Starter Kompos..?


Mikro organisme dekomposer (yang terdiri
dari bakteri pengurai, cendawan, mikroba
pengurai lainnya) yang telah diisolasi yang
digunakan untuk mempercepat proses
dekomposisi bahan organik.
Penggunaan starter dapat mempercepat
proses pengomposan dari 4 6 bln
menjadi 3 4 minggu

Beberapa bahan aktivator/starter


yang dikenal di pasaran:

OrgaDec
Stardec
EM-4
Harmony
Fix-up plus
Tricoderma
MOL (Mikro Organisme Lokal)
buatan sendiri

Mikroba yg terkandung di dalam


Starter/aktivator:
Secara global terdapat 5 golongan
yang pokok yaitu:
Bakteri fotosintetik
Lactobacillus sp
Streptomycetes sp
Ragi (yeast)
Actinomycetes

Bakteri fotosintetik
Bakteri ini merupakan bakteri bebas yang
dapat mensintesis senyawa nitrogen, gula,
dan substansi bioaktif lainnya.

Hasil metabolir yang diproduksi, dapat


diserap secara langsung oleh tanaman
dan tersedia sebagai substrat untuk
perkembangbiakan mikroorganisme yang
menguntungkan.

Lactobacillus sp.
Bakteri yang memproduksi asam laktat
sebagai hasil penguaraian gula dan
karbohidrat lain yang bekerjasama dengan
bakteri fotosintesis dan ragi.
Asam laktat ini merupakan bahan
sterilisasi yang kuat yang dapat menekan
mikroorganisme berbahaya dan dapat
menguraikan bahan organik dengan cepat.

Streptomycetes sp.
Streptomycetes sp. mengeluarkan
enzim streptomisin yang bersifat
racun terhadap hama dan penyakit
yang merugikan.

Ragi (yeast)
Ragi memproduksi substansi yang berguna
bagi tanaman dengan cara fermentasi.

Substansi bioaktif yang dihasilkan oleh


ragi berguna untuk pertumbuhan sel dan
pembelahan akar. Ragi ini juga berperan
dalam perkembangan atau pembelahan
mikroorganisme menguntungkan lain
seperti Actinomycetes dan bacteri asam
laktat.

Actinomycetes
Actinomycetes merupakan organisme peralihan
antara bakteri dan jamur yang mengambil
asam amino dan zat serupa yang diproduksi
bakteri fotosintesis dan merubahnya menjadi
antibiotik untuk mengendalikan patogen,
menekan jamur dan bakteri berbahaya dengan
cara menghancurkan khitin yaitu zat esential
untuk pertumbuhannya. Actinomycetes juga
dapat menciptakan kondisi yang baik bagi
perkembangan mikroorganisme lain.

Metoda Pembuatan Kompos

Wind Row sistem


Aerated Static Pile
In Vessel

Wind Row sistem


Windrow sistim adalah proses pembuatan kompos
yang paling sederhana dan paling murah. Bahan
baku kompos ditumpuk memanjang , tinggi
tumpukan 0.6 sampai 1 meter, lebar 2-5 meter.
Sementara itu panjangnya dapat mencapai 40
50 meter.
Untuk mengatur temperatur, kelembaban dan
oksigen, pada windrow sistim ini, maka dilakukan
proses pembalikan secara periodik Inilah secara
prinsip yang membedakannya dari sistim
pembuatan kompos yang lain
Kelemahan dari sistim Windrow ini adalah
memerlukan areal lahan yang cukup luas.

Aerated Static Pile

Secara prinsip proses komposting ini hampir sama, dengan


windrow sistim,
Dalam sistim ini dipasang pipa yang dilubangi untuk
mengalirkan udara. Udara ditekan memakai blower.
Karena ada sirkulasi udara, maka tumpukan bahan baku
yang sedang diproses dapat lebih tinggi dari 1 meter.
Proses itu sendiri diatur dengan pengaliran oksigen. Apabila
temperatur terlalu tinggi, aliran oksigen dihentikan,
sementara apabila temperatur turun aliran oksigen
ditambah

Karena tidak ada proses pembalikan, maka bahan baku


kompos harus dibuat sedemikian rupa homogen sejak
awal. Dalam pencampuran harus terdapat rongga udara
yang cukup. Bahan-bahan baku yang terlalu besar dan
panjang harus dipotong-potong mencapai ukuran 4 10 cm

Sistim In Vessel
Dalam sistim ini dapat mempergunakan kontainer
berupa apa saja, dapat silo atau parit
memanjang. Karena sistim ini dibatasi oleh
struktur kontainer, sistim ini baik digunakan
untuk mengurangi pengaruh bau yang tidak
sedap seperti bau sampah kota.
Sistim in vessel juga mempergunakan pengaturan
udara sama seperti sistim Aerated Static Pile.
Sistim ini memiliki pintu pemasukan bahan
kompos dan pintu pengeluaran kompos jadi yang
berbeda

PEMBUATAN KOMPOS
WINDROW
Metoda windrow ini dalam
pelaksanaannya mengadopsi konsep yang
dikembangkan oleh Departemen of
Agriculture & Biological Engineering, New
York State College of Agriculture and Life
Sciences, Cornell University, Amerika
Serikat, dikombinasikan dengan metoda
pembuatan kompos dari Jepang (Bokashi),
dengan mempergunakan aktivator EM-4.

1 Alat-alat yang diperlukan antara lain :

Tempat pembuatan kompos, sebaiknya ada naungan.


Sekop,
Cangkul garpu
Gembor
Ember
Lembaran plastik penutup
Termometer
Timbangan
Parang/pisau

2. Bahan-bahan yang diperlukan :

Tandan kosong kelapa sawit


= 30 Kg
Serbuk gergaji / limbah serutan kayu = 10 Kg
Dedak = 10 Kg
Kotoran ternak sapi/ayam/kambing dll = 10 Kg
Sampah organik pasar = 25 Kg
Kapur (dolomite)
= 5 Kg
Hijauan dari rerumputan
= 10 Kg

= 100 Kg

Cara Kerja :

Agar bahan kompos mudah terdekomposisi


maka bahan sebaiknya harus dicincang
dengan ukuran 4 5 cm.

Susun kompos berdasarkan ketersediaan


bahan baku. Sebaiknya bahan yang
mangandung karbon tinggi terlebih dahulu
disusun paling bawah sebagai alas.seperti
tankos, serbuk gergaji, & dedak.
Selanjutnya di atas bahan tadi susun
kotoran ternak seperti kotoran sapi,
kambing, ayam. Lapisan berikutnya adalah
sampah, hijauan kemudian di taburi kapur.
Begitu seterusnya.

Kapur/dolomit
hijauan rumput
sampah
kotoran ternak
dedak
Serbuk gergaji
Tankos

Tabel organisme yang terlibat dalam proses pengomposan

Kelompok
Organisme

Organisme

Jumlah/gr
kompos

Mikroflora

Bakteri; Aktinomicetes;
Kapang

109 - 109; 105 108;


104 - 106

Mikrofauna

Protozoa

104 - 105

Makroflora

Jamur tingkat tinggi

Makrofauna

Cacing tanah, rayap,


semut, kutu, dll

Tabel Kondisi yang optimal untuk mempercepat proses


pengomposan (Ryak, 1992)
Kondisi

Konsisi yang bisa diterima

Ideal

Rasio C/N

20:1 s/d 40:1

25-35:1

Kelembaban

40 65 %

45 62 % berat

Konsentrasi oksigen tersedia > 5%

> 10%

Ukuran partikel

1 inchi

bervariasi

Bulk Density

1000 lbs/cu yd

1000 lbs/cu yd

pH

5.5 9.0

6.5 8.0

Suhu

43 66oC

54 -60oC

Komposisi kimia kompos


No

Parameter

1. pH

Nilai
7,3

2. Kadar Air (%)

24,21

3. Nitrogen (%)

1,11

4. C. Organik (%)

18,76

5. C/N ratio (%)

16,9

6. Phospor (%)

1,62

7. Kalium (%)

7,26

Kunci Proses Pembuatan Kompos


1. Memperoleh Campuran Bahan Baku
Yang Benar
kombinasi campuran bakan baku yg
memiliki C / N rasio = 10 s/d 12. Dari
hasil penelitian, telah diketahui bahwa
terdapat 2 (dua) parameter penting
dalam menentukan pemilihan bahan
baku, yaitu:

1.Faktor kelembaban Bahan Baku


2.Faktor C / N ratio bahan baku

1. Faktor Kelembaban Bahan Baku


Kelembaban atau kandungan air sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup mikroorganisme. Sebagian
besar mikroorganisme tidak dapat hidup apabila
kekurangan air.
Apabila kelembaban dibawah 40%, proses dekomposisi
bahan organik akan melambat.
Apabila kelembaban dibawah 30 persen, proses
dekomposisi praktis akan terhenti.

Akan tetapi, apabila kelembaban > 60 persen, maka yang


terjadi adalah keadaan anaerob (tanpa oksigen), yang akan
menyebabkan timbulnya aroma tidak sedap (masam).
Umumnya proses komposting menghendaki kelembaban
ideal antara 50 60 persen. Keadaan ini merupakan
keadaan ideal untuk memulai proses pengomposan

2. Faktor C/N ratio Bahan Baku

Carbon dan Nitrogen adalah unsur yang paling penting dan


menjadi faktor pembatas (disamping phospat).
Carbon adalah sumber energi dan merupakan 50 persen dari
bagian massa sel microba.
Nitrogen merupakan komponen paling penting sebagai
penyusun protein, dan bakteri disusun oleh tidak kurang dari
50% dari biomasanya adalah protein. Jadi bacteri sangat
memerlukan Nitrogen untuk mempercepat pertumbuhannya.
Seandainya jumlah Nitrogen terlalu sedikit, maka populasi
bakteri tidak akan optimal dan proses dekomposisi kompos akan
melambat.
Kebalikannya, seandainya jumlah N terlalu banyak, akan
mengakibatkan pertumbuhan mikroba sangat cepat dan ini
akan menyebabkan masalah pada aroma kompos, sebagai
akibat dari keadaan anaerobik. Dalam keadaan seperti ini
sebagian dari Nitrogen akan berubah menjadi gas amoniak yang
menyebabkan bau dan keadaan ini merugikan, karena
menyebabkan Nitrogen yang kita perlukan akan hilang.

Perubahan2 yg terjadi pd
pengomposan
Hidrat arang (selulosa, hemiselulosa dll) diurai mejadi
CO2 & H2O atau CH4 & H2
Zat putih telur diurai melalui amida-amida, asam2 amino,
menjadi amoniak (NH3), CO2 dan H2O
Sebagian unsur hara ada yg diikat oleh jasad renik &
sebagian lagi dlm keadan bebas (tdk terikat) yg dpt
tersedia bagi tanaman. Namun unsur hara yg terikat
jasad renik ini kemudian akan kembali tersedia bagi
tanaman ketika jasad renik tsb mati.
Ternyata unsur-unsur hara dari senyawa organik akan
terbebas menjadi senyawa an-organik sehingga tersedia
di dalam tanah bagi keperluan tanaman.
Lemak dan lilin diurai menjadi CO2 dan air

Mutu kompos
Kompos yang bermutu adalah kompos yang telah
terdekomposisi dengan sempurna serta tidak menimbulkan
efek-efek merugikan bagi pertumbuhan tanaman.
Penggunaan kompos yang belum matang akan
menyebabkan terjadinya persaingan bahan nutrien antara
tanaman dengan mikroorganisme tanah yang
mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman
Kompos yang baik memiliki beberapa ciri sebagai berikut :

Berwarna coklat tua hingga hitam mirip dengan warna


tanah,
Tidak larut dalam air, meski sebagian kompos dapat
membentuk suspensi,
Nisbah C/N sebesar 10 20, tergantung dari bahan
baku dan derajat humifikasinya,
Berefek baik jika diaplikasikan pada tanah,
Suhunya kurang lebih sama dengan suhu lingkungan,
dan
Tidak berbau.

Manfaat kompos
1. Dari segi teknologi :
Teknik pembuatan kompos sangat
beragam, mulai dari proses yang mudah
dengan menggunakan peralatan yang
sederhana sampai dengan proses yang
canggih dengan peralatan modern.
Secara teknis, pembuatan kompos dapat
dilakukan secara manual sehingga modal
yang dibutuhkan relatif murah atau secara
masinal (padat modal) untuk mengejar
skala produksi yang tinggi.

2. Dari segi ekonomi


Pengkomposan dapat mengurangi jumlah sampah
sehingga akan mengurangi biaya operasinal
pemusnahan sampah.
Tempat pengumpulan sampah akhir dapat digunakan
dalam waktu yang lebih lama, karena sampah yang
dikumpulkan berkurang. Dengan demikian akan
menguragi investasi lahan TPA.
Kompos dapat memperbaiki kondisi tanah dan
dibutuhkan oleh tanaman. Hal ini berarti kompos
memiliki nilai kompetetif dan ekonomis yang berarti
kompos dapat dijual.
Penggunaan pupuk anorganik dapat ditekansehingga
dapat meningkatkan efisiensi penggunaannya.

3. Dari segi ekologi


Pengkomposan merupakan metode daur ulang
yang alamiah dan mengembalikan bahan organik
ke dalam siklus biologis. Kebutuhan energi dan
bahan makanan yang diambil tumbuhan dari dalam
tanah dikembalikan lagi ke dalam tanah.
Mengurangi pencemaran lingkungan, karena
sampah yang dibakar, yang dibuang ke sungai
ataupun yang dikumpulkan di TPA akan berkurang.
Ini berarti mengurangi pencemaran udara maupun
air tanah.
Pemakaian kompos pada lahan perkebunan atau
pertanian akan meningkatkan kemampuan lahan
dalam menahan air sehingga terjadi koservasi air.
Kompos mempuyai kemampuan memperbaiki dan
meningkatkan kondisi kesuburan tanah (konservasi
tanah).

4. Dari segi sosial, manfaat sosial


Dapat membuka lapangan kerja
sehingga dapat mengurangi
pengangguran.
Dapat dijadikan obyek pembelajaran
lingkungan baik bagi masyarakat
maupun dunia pendidikan

5. Dari segi kesehatan


Pengurangan tumpukan sampah akan
menciptakan lingkungan yang bersih
dan sehat.
Proses pengkomposan berjalan pada
suhu yang tinggi sehingga dapat
mematikan berbagai macam sumber
bibit penyakit yang ada pada sampah.

terimakasih

Anda mungkin juga menyukai