Anda di halaman 1dari 18

BUDIDAYA CABE

Oleh :
CHRISTIANE MARSHELIA TAMBAJONG, SP, MSI
DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI SULAWESI UTARA
PROVINSI SULAWESI UTARA
PENDAHULUAN
• Cabe merupakan salah satu komoditas pangan jenis sayur-sayuran / hortikultura
yang sangat penting bagi masyarakat dalam kebutuhan sehari-hari. Bahkan bagi
masyarakat Sulut cabe sudah menjadi kebutuhan pokok terlihat pada tingkat
konsumsi masyarakat demikian tinggi.
• Kebutuhan cabe akhir-akhir ini semakin meningkat yaitu sekitar 4,8 kg/kapita/
tahun. Dengan jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 juta, maka setiap tahun
dibutuhkan kurang lebih 1,2 juta ton cabe.
• Khusus di Sulawesi Utara, konsumsi cabe oleh masyarakat diperkirakan mencapai
2.500 hingga 3.000 ton setiap bulannya, hampir sama banyak dengan konsumsi
gula. Karena itu tidaklah mengherankan kalau cabe menjadi komoditas unggulan
yang bernilai ekonomis tinggi.
• Seiring dengan program Kementerian Pertanian “Gerakan Tanam Cabe” maka
Gubernur Sulawesi Utara mengajak kepada masyarakat untuk bersama-sama
tanam cabe dalam memenuhi kebutuhan dan mengantisipasi perubahan iklim
dan serangan hama yang sangat mempengaruhi produksi cabe.
PENYEMAIAN BENIH
TEMPAT • Harus terlindung dari terik
sinar matahari langsung
• Terlindung dari derasnya
PENYEM air hujan
• Terlindung dari serangan

AIAN hama dan penyakit juga


hewan peliharaan.

• Struktur remah
• Tidak menahan air
TEMPAT • Cukup nutrisi

SEMAI • Mis. : Pupuk kandang atau


pupuk organik lainnya
dengan perbandingan 2 : 1.
PENYEMAIAN BENIH
• Menggunakan polybag diameter 6 – 8
cm dan tinggi 10 cm yang telah
dipotong bagian ujungnya dan diberi
POLYBAG lubang-lubang kecil di bagian
bawahnya untuk mengurangi
kelebihan air pada saat penyiraman.
kemudian diisi dengan media 90%
bagian isi polybag. Benih siap disemai.

• Sebaiknya media yang digunakan berupa


BEDENGAN arang sekam agar bibit muda dapat
mudah dicabut dan dipindahkan.
UNTUK DIPERHATIKAN DALAM PENYEMAIAN !!

• Benih sebelum ditanam sebaiknya direndam


terlebih dahulu dalam air bersih untuk
disortir kemudian direndam dengan air
hangat selama semalam untuk merangsang
perkecambahan, kemudian direndam dalam
larutan fungisida selama 5 – 10 menit untuk
mengatasi serangan cendawan, terutama
penyakit rebah semai. Benih segera disemai.
PERSIAPAN LAHAN/TEMPAT TANAM

DI LAHAN/BEDENGAN

• Bersihkan dari gulma, rerumputan, semak


belukar dan sampah dan gemburkan
• Dibiarkan selama 1 minggu
• Beri pupuk organik.
• Buatlah bedengan-bedengan dengan tinggi
30 – 60 cm, lebar 100 – 120 cm dan panjang
menyesuaikan dengan kondisi lahan.
• Antara bedengan satu dengan bedengan
yang lain dibuat parit dengan lebar sekitar
50 – 70 cm, sebagai pemisah antar bedeng
juga berfungsi sebagai saluran pembuangan
air (drainase)
WADAH

SISTEM HIDROPONIK
• Media tanam yang dibutuhkan antara lain: pasir, arang
sekam dan serbuk gergaji

SISTEM NON HIDROPONIK


• Media yang digunakan adalah campuran tanah, pasir
dan pupuk organik dengan perbandingan 2 : 1 : 1.
• Jika tanah merupakan tanah lempung berpasir,
penambahan pasir dapat ditiadakan sehingga
perbandingan tanah dan pupuk organik menjadi 3 : 1
PENANAMAN
LAHAN/BEDENGAN
• Bedengan sebaiknya telah diberi pupuk dasar dan dilakukan
pengapuran jika pH terlalu rendah dan disemprot dengan
menggunakan insektisida, fungisida dan jika perlu nematisida.
Kemudian ditutup dengan mulsa.
• Buatlah lubang pada mulsa dan untuk mempermudah proses
pelubangan dapat menggunakan kaleng bekas susu kental manis
yang berdiameter 10 cm. Setelah mulsa dilubangi maka untuk
lubang tanam cukup dibuat dengan mengorek tanah pada bagian
mulsa yang berlubang
• Bibit yang ditanam sebaiknya cukup umur (1 - 1,5 bulan di tempat
persemaian dan telah memiliki 6 – 8 helai daun, tinggi 10 – 20 cm.
Masukkan bibit dalam lubang tanam beserta tanah yang melekat
dan ditutup dengan tanah atau pupuk organik dan ditekan sedikit
PENANAMAN
WADAH

POLYBAG

POT

KARUNG
WADAH  POLYBAG
• Siapkan polybag besar diameter 30 cm tinggi 40 – 50 cm, isi
dengan media sebanyak setengah atau dua pertiga
(disesuaikan dengan ketinggian bibit)
• Siapkan bibit, sobek sisi kanan dan kiri dengan silet
• Tarik polybag bibit dengan hati-hati ke arah bawah hingga
terlepas. Usahakan agar media tanam tetap menempel erat
pada akar bibit, agar bibit lebih mudah beradaptasi
• Tempatkan bibit di tengah-tengah polybag. Kemudian
tambahkan media hingga polybag hampir penuh (sisakan +
5 cm untuk pembuangan air)
• Tekan-tekan media hingga bibit cukup kuat berdiri,
kemudian siram dengan air sebanyak 400 – 500 cc.
WADAH  POT
• Siapkan POT berdiameter min 15 cm
• Pot dapat terbuat dari tanah, plastik, kaleng bekas atau
drum
• Dasar pot diberi lubang agar air siraman tidak menggenang
• Isilah pot dengan media tanam secukupnya dan masukkan
bibit cabe kemudian tambahkan media tanam hingga
menyisakan + 5 cm dari bibir pot
• Tekan-tekan media hingga bibit cukup kuat berdiri,
kemudian siram dengan air
WADAH  KARUNG

• Siapkan karung plastik dan isi dengan media


tanam hingga 80 % kemudian gulung ke luar sisa
karung bagian atas yang tidak terisi media
• Buatlah lubang pada samping karung dengan
posisi melingkar (+ 5 lubang)
• Tanamkan bibit pada lubang-lubang karung tadi
dengan mengatur letak bibit agar kokoh
menghadap ke atas
PEMELIHARAAN TANAMAN
• PENYULAMAN  BEDENGAN

• PEMUPUKAN

• PENYIRAMAN

• PENYIANGAN

• PEMBUMBUNAN (BEDENGAN) / PENAMBAHAN MEDIA TANAM


(WADAH)  Jika perlu
HAMA DAN PENYAKIT
• Ulat tanah (agrotis ipsilon)
• Thrips

HAMA
Lalat buah (Dacus sp)
• Aphids hijau (kutu daun)
• Tungau (Tetranychus spp.)
• Nematoda yang menyerang akar.
• Dll

• Busuk buah
• Layu semai

PENYAKIT
Antraknosa
• Penyakit embun tepung
• Bercak bakteri
• Bercak daun
• Penyakit virus
PENGENDALIAN HAMA DAN
PENYAKIT
Penggunaan benih sehat

Sanitasi, drainase dan kelembaban media tanam harus terjaga.


Gulma harus dibersihkan
Bagian tanaman yang terserang hama beserta hamanya harus
segera dimusnahkan dan dilakukan eradikasi/pemusnahan tanaman
sakit
Jika serangan telah melewati ambang ekonomi, dapat digunakan
pestisida/fungisida/semacamnya untuk pengendaliannya
PANEN
• Tanaman cabe biasanya mulai dipanen saat
berumur 2 – 4 bulan setelah tanam, tergantung
jenis dan varietasnya.
• Selanjutnya, pemanenan dapat dilakukan 3 – 7
hari sekali tergantung banyaknya buah cabai
yang siap panen.
• Pada saat pemetikan, diusahakan jangan sampai
cabang-cabang buah menjadi patah, karena
produksi untuk selanjutnya akan menurun
PASCA PANEN

• Penanganan pada PASCA PANEN


sangat perlu diperhatikan guna
meningkatkan daya simpan hasil
produksi (tidak cepat busuk)
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai