Anda di halaman 1dari 51

POKOK MATERI

PADI

I. PENDAHULUAN III. LINGKUNGAN TUMBUH TANAMAN PADI


 Asal Usul Tanaman Padi  Faktor Iklim
 Faktor Tanah
 Klasifikasi Tanaman Padi
IV. BUDIDAYA PADI SAWAH
 Jenis/Ras Tanaman Padi  Pendahuluan
 Perkembangan Padi di Indonesia  Varietas Padi
 Permasalahan & Tantangan Peningkatan Produksi  Tahapan Budidaya Padi Sawah
Padi  Panen
 Strategi Peningkatan Produksi Padi V. PENANGANAN PASCA PANEN
 Tahapan Penanganan Pasca Panen
II. PERTUMBUHAN & ORGAN TA. PADI
 Morfologi Tanaman Padi
 Pola Pertumbuhan Tan. Padi
I. PENDAHULUAN

1. Asal Usul Tan. Padi


India
 Penyebar tanaman padi ke
seluruh dunia

China
 Banyak ditemukan jenis padi liar.
 Hal ini sesuai teori .N.I Vavilov
yang menyatakan bahwa daerah
asal usul suatu tanaman ditandai
banyaknya pemusatan jenis-jenis Indonesia
tanaman liar
 Adanya hikayat jawa kuno terkait
tentang Dewi Sri yang
melambangkan padi sawah dan
Retna Dumila yang melambang
padi gogo (lahan kering)

Faperta Unikarta
1.2. Klasifikasi Tanaman Padi
Berdasarkan literatur Grist (1960), padi dalam sistematika
tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut ;

Divisio: Spermatophyta
Sub Divisio Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae,
Ordo Poales,
Famili Graminae
Genus Oryza Linn
Spesies Oryza sativa L.

Contents Title Contents Title Contents Title


1.3. Ras/Jenis Tanaman Padi
Tabel 1 : Perbandingan Sifat Marfologi & Fisiologi ke 3 Jenis/Ras Tanaman Padi
Komponen Indica Sinica (Japonica) Javanica
Daun Sempit, hijau muda Sempit hijau tua Lebar kaku, hijau muda
Gabah Panjang-pendek, bulat panj. Pendek dan agak bulat Panjang, tebal & tebal.

Anakan Banyak Sedang Sedikit


Batang Sedang - Tinggi Pendek - Sedang Tinggi
Ekor Gabah Tidak ada Tidak ada, kalo ada panjang Panjang/tidak ada
Buku Sekam Jarang & pendek Lebat & panjang Panjang
Kerontokan Mudah rontok Sedikit rontok Sedikit rontok
Jaringan Lunak Keras Keras
Kepekaan panjang Bervariasi Tidak/agak peka Agak Peka
hari
Amilosa 23 – 31 % 10 – 24 % 20 – 25 %
Suhu gelatinisasi Bervariasi Rendah Rendah
1.4. Perkembangan Padi di Indonesia

padi.png
Perkembangan Padi di Kaltim

2018 2019

Kabupaten/Kota
Luas Panen Padi Produktivitas Padi Produktivitas Padi
Produksi Padi (Ton) Produksi Beras (Ton) Luas Panen Padi (Hektar) Produksi Padi (Ton) Produksi Beras (Ton)
(Hektar) (Kuintal/Hektar) (Kuintal/Hektar)

Paser 350,63 1,59 32083.72 18565.93 13012.74 1,55 48251.88 27.922,00

Kutai Barat 395.83 1,16 1089.61 26,29 292.91 32.87 962.88 23,22

Kutai Kartanegara 31.084,00 1,94 144048.49 83356.81 31358.20 38.65 121202.53 70136.52

Kutai Timur 3587.82 35.82 12850.97 309,87 4541.74 1,46 15926.08 9215.95

Berau 266,73 1,27 19422.59 11239.34 198,81 1,46 16739.31 403,62

Penajam Paser Utara 11084.82 1,44 38039.29 22012.28 13138.93 31.68 41622.32 24085.68

Mahakam Ulu 546.64 0,87 46,70 27,03 19,60 1,36 63,38 36,68

Balikpapan - - - - 0,54 29.77 1,56 0,92

Samarinda 3388.65 1,72 13933.69 335,96 2021.86 35.67 300,51 173,91

Bontang 57,00 1,37 7,72 4,47 3,65 1,64 342.92 8,28

Kalimantan Timur 64961.16 1,70 262773.88 152059.91 69707.75 1,53 253818.37 146877.61

                 
Perkembangan Padi di Kukar

Tahun Luas Panen (Ha) Produktivitas (ton/ha) Produksi (ton)


147.284
2016 30.232 4.87

2017 37.177 4.92 182.950

2018 31.094 4.63 144.048

2019 31.358 3.86 121.203

2020 31.953 3.47 110.940


1.5 Permasalahan dan Tantangan Peningkatan Produksi Padi

 Alih Fungsi dan Degradasi 1


Sumberdaya Lahan dan Air  Kelembagaan, Permodalan
dan Sarana Prasarana.
4

 Skala dan Produktivitas 2


Usaha
 Kebijkan Pemerintah dan
5 Komitmen Stakeholder
 Anomali Iklim dan Gangguan
Organisme Pengganggu 3
Tanaman (OPT)

Faperta Unikarta
1.6. Strategi Peningkatan Produksi Padi

 Pengembangan Sarana
&Prasarana Pertanian
 Penguatan
Kelembagaan

 Akselerasi Peningkatan
Produksi

 Pengamanan Produksi

 Perluasan Areal
Tanam
II.PERTUMBUHAN & ORGAN TAN. PADI

2.1
BagianVegetatif 
Akar, Batang &
Daun

1
Bagian Generatif
 Bunga, Gabah
& Malai

2
Organ Vegetatif
 Akar (di pengaruhi
oleh N).
 Batang
 Daun

Faperta Unikarta
Bagian
Gabah
Generatif Tana. Insert Your Images
Padi

Bunga Struktur Bunga


Insert Your Images

Malai

Struktur Malai
Struktur Gabah
2.2 Pola Pertumbuhan Tan. Padi

1. Stadia Vegetatif
 Dimulai dari perkecambahan – inisiasi
primordia
 Untuk vareietas berumur 120 hari fase
vegetatif memerlukan umur sekitar 60 hari, 3. Stadia Pemasakan
sedangkan yang bermur >150 hari perlu 90  Terjadi setelah pembungaan
hari shg penyebab umur panen berbeda, (heading)
 Jumlah anakan dan tinggi tanaman  Stadia pemasakan terdiri
bertambah secara maksimum. dari ; masak susu dough
(masak bertepung),
menguning dan masak panen
2. Stadia Reproduktif  Terjadi 30 hari setelah
 Dimulai dari inisiasi primordia – fase berbunga. pembungaan dan ditandai
Fase reproduktif untuk semua varietas itu sama, penuaan daun
yakni sekitar 30 hari (primordia – berbunga).
 Ruas batang bagian atas memanjang,muncul daun
bendera, bunting dan pembunaan.
Jumlah anakan Tinggi tanam an
Anakan tidak efektif
Jumlah malai

Berat
gabah

A k h ir a n a k a n e f e k t if
0 25 45-50 55 60 90-95 120

A n a k a n m a k s im a l
Hari setelah berkecambah
B e rk e c a m b a h

I n is ia s i m a la i
A n a k a n a k t if

B e rb u n g a
B u n t in g
Tanam

P anen
<------------------ Vegetatif -------------------> <--- Reproduktif ---> <--Pemasakan

Gambar 2. Pola pertumbuhan kultivar berumur 105 -120 hari (Yoshida, 1981)
Jumlah anakan
Anakan tidak efektif Tinggi tanaman
Jumlah malai

Berat
gabah

A k h ir a n a k a n e f e k t if
0 25 50 60 70 90 105 125 150

A n a k a n m a k s im a l
Hari setelah berkecambah
B e rk e c a m b a h

I n is ia s i m a la i
A n a k a n a k t if

B e rb u n g a
B u n t in g
T anam

P anen
<------------------ Vegetatif -----------------------------------> <------- Reproduktif ------> <--Pemasakan

Veg.lag fase
Gambar 3. Pola pertumbuhan kultivar berumur 150 hari (Yoshida, 1981)
III. LINGKUNGAN TUMBUH PADI

 Hasil budidaya tanaman padi ditentukan dan


dipengaruhi karakter genetik dan faktor lingkungan
 Faktor lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan dan hasil padi secara umum adalah
sebagai berikut :

Iklim Tanah
3.1 Faktor Iklim
 Tinggi tempat berkisar 0-1500 dpl 3.2 Faktor Tanah
 Curah hujan rata-rata 200 mm/bulan
atau 1500-2000 mm/tahun.  Tanah bervariasi tergantung iklim,
mulai berpasir, lempung dan berdebu.
 Suhu Udara antara 15 - 30 oC
 Mengandung bahan organik, unsur hara
 Rata – rata Kelembaban udara 40-60%
dan memiliki jenis tanah seperti
 Ketersediaan air cukup tinggi. grumosol, latosol, andosol dan padsolik
 Ketersediaan sinar matahari cukup  Subur, gembur, dan tidak dalam
terserang hama.
 Memiliki pH 4-7.
IV. BUDIDAYA PADI SAWAH
 Kedalaman genangan air 
4.1 Pendahuluan 1. Padi gogo (tidak digenangi)
2. Padi sawah (seluruh fase pertumbuhan
memperoleh genangan air 5-25 cm) ;
Budidaya padi digolongan atas dasar ;
3. Padi gogo rancah (tidak digenangi pada
 Sumber air hujan/irigasi, sehingga awal pertumbuhan dan memperoleh
dikenal dengan istilah padi sawah dan genangan antara 5-25 cm pada periode
padi gogo; pertengahan sampai akhir
pertumbuhan ;
 Musim tanam, sehingga disebut padi
musim hujan (MH) dan padi musim 4. Padi pasang surut (padi sawah dengan
kemarau (MK). genangan yang beragam tergantung
pasang surutnya air) dan padi rawa
dengan genangan 50–200 cm.
4.2 Varietas Padi (VP) 01 Varietas Padi Hibrida
 Turunan pertama (F1) antara persilangan 2 varietas yang
berbeda. Berproduksi lebih tinggi dibandingkan varietas inbrida
karena adanya pengaruh heterosis dari tetuanya.
Dibedakan atas
 Varietas sekali tanam, karena hasil penanaman berikutnya
produksi menurun ( Intan 1 & 2 ; Rokan, Hibrindo R-1 ;
VP Hibrindo R-2 ; Hipa 4 ; Hipa 5 Ceva ; Hipa 6 Jete, dll
Hibri
da

02 Varietas Padi Unggul


 Berada satu tingkat dibawah varietas hibrida.
 Varietas ini dapat ditanam berkali-kali dengan hasil yang sama,
dan dapat dijadikan benih (8-10 ton/ha). ; Inpara 1-8 ; Inpago 1-
VP 5 ; Inpari 1-21 ; Inpari 34 & 35, Ciherang, IR64, Mekongga.
VP
Unggu
l
Lokal

03 Varietas Padi Lokal


 Varietas yang ada dan cocok di budidayakan pada wilayah
tertentu, karena membutuhkan spesifikasi tertentu untuk
tumbuh dan berproduksi.
4.3 Tahapan Budidaya Padi Sawah
4.3.1). Pembuatan Pesemaian (Pembibitan)

 Persemaian disiapkan 25-30 hari sebelum tanam, dengan luas 3-5


persen dari luas lahan yang akan ditanami
 Sebelum ditabur benih di rendam dengan air bersih kemudian diaduk
dan gabah yang tidak bernas/ terapung dibuang, selanjutnya direndam
selama 24 jam, kemudian diperam selama 36-48 jam, saat pemeraman
harus dijaga kelembabannya dengan cara memercikkan air.
 Setelah itu dilakukan penaburan benih pada bedengan yang telah
disiapkan. Sebelum benih ditabur bedengan dipupuk N dengan dosis
60 – 100 g/m2.
 Umur bibit dipesmaian berkisar antara 21 – 25 hari, 1-2 hari sebelum
bibit dicabut pesemaian digenangi untuk mempermudah pencabautan.
4.3.2 Pengolahan Tanah
 Pengolahan tanah meliputi penggenagan, pembajakan
dan penggaruan yang saat ini banyak menggunakan
alsintan.

 Pengolahan tanah sawah cara basah menyebabkan


kondisi tanah menjadi lumpur, kondisi lumpur
mengurangi kehilangan air dan meningkatkan
ketersediaan hara tanaman terutama hara P

 Tujuan pengolahan tanah ; (1) mengendalikan gulma


secara efektif , (2) memperbaiki tata udara sehingga
memacu perkembangan akar serta mencampur bahan
organik dengan tanah dan (3) membantu membentuk
lapisan padas/lapisan bajak yang berfungsi untuk
mengurangi kehilangan air akibat pelindian
(pencucian),
4.3.3 Penanaman & Penyulaman

• Tanam dengan bibit bertujuan untuk mengurangi


serangan tikus, burung & siput.
• Umur pindah bibit antara 21-25.
01 • Jarak tanam untuk varietas unggul ; 20 x 20 cm, 25
x 25, 20 x 25 dan varietas lokal > 30 x 40 cm,
lubang tanam ± 2-3 cm/ 2-3 bibit.

• Penyulaman dimaksudkan untuk mengganti tanaman yang mati


02 atau pertumbuhannya tidak normal
• Penyulaman dilakukan secepat mungkin dan paling lambat satu
minggu setelah tanam dengan menggunakan bibit cadangan
4.3.4 Pemupukan
Dosis pemupukan berbeda antar daerah, karena dipengaruhi
tingkat kesuburan tanah, iklim serta varietas yang ditanam.
Dosis dibawah ini hanya sebagai pedoman umum dalam
budidaya padi sawah.

KCl
SP-36 SIS 100Kg/Ha
UREA SIS 100 Kg/Ha DO
300 KG/HA DO

 Pemupukan pertama umur 7-10  Pemupukan kedua umur 21 –  Pemupukan ketiga umur 50 –
HST ; 75 Kg Urea + 100 Kg 30 HST ; 150 Kg Urea 60 HST ; 75 Kg Urea + 50 Kg
SP-36 + 50 Kg KCl  Perhektar. KCl  Perhektar.
Perhektar
 Tanaman padi tumbuh dan berkembang pada kondisi
berair, hal ini karena adanya jaringan aerenkhim pada 4.3.5 Pemeliharaan
akar tanaman padi yang berfungsi sebagai penyalur
udara dari daun ke akar
 Air bagi tan. padi berguna untuk ; bagian tubuh tan, Kegiatan pemeliharaan meliputi ;
pelarut unsur hara dan zat organik, bahan reaksi atau  Pengairan/irigasi,
subtrat pada berbagai proses metabolisme,
memelihara tekanan turgor pada sel-sel tanaman,  Pengendalianngulma
transpirasi, evaporasi.
 pengendalian hama/penyakit

 Pengairan  Pengendalian gulma


 Hasil penelitian menunjukkan, kompetisi dengan gulma
Tan.padi berproduksi tinggi dalam keadaan sawah dibanding menurunkan hasil gabah sebesar 1,5 ton/ha atau setara
ladang (kering), karena ; dengan 36 persen dari total hasil gabah.
 Pengendalian gulma dapat dilakukan dg cara ; (1)
 Air tersedia secara terus-menerus shg bahan baku fotosintesis
manual, yaitu menyiang dengan tangan ; (2) mekanis,
cukup tersedia,
menggunakan landak ; (3) biologis, yaitu menggunakan
 Gulma mudah dikendalikan shg mengurangi kompetisi air, penutup tanah seperti azolla pinata ; (4) secara kimiawi,
hara dan radiasi matahari, yaitu menggunakan herbisida lindomin, 2,4D dll.
 Ketersediaan unsur hara, terutama P akan bertambah ketika pH
mendekati netral
4.3.5 Pengendalian Hama/Penyakit

1. Penggerek Batang 4. Wereng


2. Walang Sangit 5. Kepik Hijau
3. Tikus 6. Burung
Hama
Penting
Simple
Presentation
Contents
Title
Penyakit

1. Penyakit Tungro 5. Penyakit Fusarium


2. Penyakit kerdil 6. Penyakit Bakteri daun bergaris
3. Bercak Coklat 7. Penyakiy Piryculariae Oryzae
4. Busuk Pelepah Daun 8. penyakit Noda/Api Palsu
Penggerek Batang Padi
 Indikator penggerek batang terdapat di lahan sawah dapat
01 dilihat dari adanya ngengat di pertanaman dan larva di dalam
batang
 Larva yang terdapat dalam batang tanaman padi
menyerang/makan sistem pembuluh tanaman padi.

 Stadia pertumbuhan yang paling rentan terhadap serangan


02 penggerek adalah awal pertumbuhan dan fase primordia. Gejala
kerusakan akibat dari serangan anakan tumbuh kerdil atau mati
yang disebut dengan istilah sundep dan beluk (malai hampa)
akibat serangan pada fase primordia

03  Ambang ekonomi adalah 10% rumpun terserang ; 4 kelompok


telur per rumpun (pada fase bunting). Perlu diketahui bahwa bila
kerusakan sudah terlihat maka tindakan pengendalian sudah
terlambat atau tidak efektif lagi terutama untuk fase primordia.
Pengendalian Penggerek Batang Padi
1. Pengaturan Pola Tanam
• Tanam serentak dan rotasi untuk 3. Pengendalian Hayati
membatasi sumber makanan dan siklus  Pemanfaatan musuh alami parasitoid dengan
hidup bagi penggerek batang padi. Add Text melepas parasitoid telur seperti Trichogramma
Simple japonicum dengan dosis 20 pias/ha (1 pias =
PowerPoint 2000-2500 telur terparasit) sejak awal
2. Pengendalian Fisik & Mekanik Presentation
pertanaman.
• Cara mekanik dapat dilakukan dengan
mengumpulkan kelompok telur penggerek
batang dan menangkap ngengat dengan Pengendalian kimiawi
light trap (untuk luas 50 ha cukup 1 light  Penggunaan insektisida dapat dilakukan bila
trap). sudah ditemukan 1 ekor ngengat pada
• Cara fisik yaitu dengan penyabitan tan. pertanaman,
sampai permukaan tanah saat panen
(disingkal). Usaha itu dapat pula diikuti  Pestisida yang digunakan sebaiknya bentuk
penggenangan air setinggi 10 cm agar butitan yang mengadung bahan aktif
jerami atau pangkal jerami cepat karbufuran.
membusuk sehingga larva atau pupa mati.  Pengendalian kurang efektif jika ulat
penggerek batang sudah berada di dalam
batang tanaman padi.
Pengendalian
preventif lebih efektif
Walang Sangit
(Leptocorisa Acutta)

 Jika diganggu mengeluarkan bau kurang sedang,


untuk melindungi diri dan menarik walang sangit
lainnya.
 Tanaman padi yang rentan serangan walang
sangit adalah dari keluarnya malai sampai
masak susu

 Akibat serangan walang sangit pada gabah terdpt


titik hitam bekas tusukan serta menyebabkan beras
berubah warna & mengapur, serta gabah hampa

 Ambang ekonomi walang sangit adalah lebih dari 1


ekor per dua rumpun pada masa keluar malai sampai
fase pembungaan.
 Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran
gabah yang sedang mengisi (masak susu).
Penggunaan insektisida (bila diperlukan) antara lain yang berbahan aktif : BPMC, fipronil, metolkarb, MIPC, atau
propoksur.

Pengendalian Walang Sangit

 Aplikasi insektisida dilakukan apabila


 Mengendalikan gulma, baik yang ada di 05 serangan sudah mencapai ambang ekonomi.
Aplikasi insektisida dilakukan pada
sawah maupun yang ada di sekitar pagi/sore hari ketika walang sangit berada di
pertanaman. kanopi

 Menangkap walang sangit dengan


01
menggunakan jaring sebelum stadia
pembungaan.
02

 Mengumpan walang sangit dengan ikan


yang sudah busuk, daging yang sudah 03
rusak, atau dengan  kotoran ayam  Penggunaan insektisida (bila
disekitar pertanaman. 01 diperlukan) antara lain yang
berbahan aktif : BPMC, fipronil,
metolkarb, MIPC, atau propoksur
Hama Tikus  Menyerang titik tumbuh dengan cara memakan titik tumbuh saat
fase vegetatif atau memotong pangkal batang untuk memakan butir
gabah menjelang fase generatif.
 Menyerang tanaman pada malam hari sedangkan pada siang hari
tikus bersembunyi di lubang pada tanggul irigasi, pematang,
pekarangan, dan semak atau gulma
We Create  Menyerang pada bagian tengah petakan, sehingga bekas serangan
Quality Professional menunjukkan potongan jerami/bulir gabah berserakan.
PPT Presentation  Rata-rata tingkat kerusakan pada tanaman padi yang diakibatkan
Example Text : Get a modern serangan hama tikus sawah mencapai 17% per tahun. Permasalahan
PowerPoint Presentation that is ini antara lain disebabkan pengendalian tikus di tingkat petani
beautifully designed. I hope and I dilakukan setelah terjadi serangan
believe that this Template will
your Time, Money and
Reputation.
 Pengendalian hama tikus secara terpadu,
Pengendalian Tikus meliputi : pengendalian kultur teknis, , mekanis,
hayati dan kimiawi.

 Sanitasi lingkungan
 Tanam serempak  Gropyokan tikus
 Minimalisasi ukuran pematang Kultur
 Sistem perangkap bubu
Teknis Mekanis

 Dengan memanfaatkan musuh-  Pengemposan/fumigasi pada lubang tikus


musuh alami seperti ular menggunakan belerang.
Hayati
sawah, Kimia  Pemasangan umpan siap pakai antara lain
burung hantu, anjing, kucing Ziphos 80 P, Rattcell 80 P, Ractikus, Klerat.
dan lainnya. 
 Fase generatif pemasangan umpan tidak
efektif, karena tersedia bulir gabah.
Jenis wereng
Hama Wereng
 Hama wereng yang menyerang
tanaman padi adalah wereng coklat, Wereng Coklat
wereng hijau dan wereng loreng.  Wereng coklat merupakan salah satu hama utama padi, karena
dari siklus hidupnya 23-33 hari, dapat menghasilkan telur
hingga 1000 butir.

 Hama ini mengisap cairan pada sistem pembuluh tanaman


padi, dan akibat serangan tanaman seperti terbakar dan
mengelompok (Hopperburn

 Ambang ekonomi wereng coklat berkisar 15 ekor


per rumpun

 Wereng hijau dan wereng loreng


sebagai vector virus tungro. Virus
tungro mrpkan penyebab penyakit
kerdil rumput & kerdil hampa pada
tanaman padi gagal panen (Puso).
Pengendalian Wereng Menanam Varietas unggul baru padi tahan wereng cokelat, antara
lain Inpari 18, Inpari 19, Inpari 31, Inpari 33, Inpari 34 Salin Agritan,
Wereng Hijau dan Inpari 35 Salin Agritan.
 Memperluas jarak tanam, penggunaan sistem tanam jajar legowo
mengurangi kelembaban.
 Tanam tanaman refugia di sekitar lahan pertanian. Jenis
tanaman yang berpotensi dijadikan sebagai tanaman
refugia adalah jenis tanaman berbunga yang mempunyai warna
mencolok, seperti: Bunga Matahari, Bunga Kertas, Bunga Jengger
Ayam (Celosia), Bunga Kenikir, dan Bunga Tahi Ayam (Marigold).
 Pengendalian menggunakan insektisida nabati maupun
Wereng Coklat menggunakan insektisida kimia.
 Burung yang sering menyerang padi ;
Burung pipit, burung gereja, burung
Hama Burung bondol jawa
 Termasuk unggas jika di tanam di areal
pemukiman.
Pengendalian Burung
 Melakukan tanam serempak
 Memanfaatkan bau jengkol 01
 Memasang orang – orangan
disawah 02 04  Menggunakan benda- benda
mengkilap

 Menggunakan kincir air


 Menanam tan yang bunganya
03 05  Menggunakan jaring sebagai
perangkap
mencolok  Mengusir secara langsung
dengan menggunakan tali yang
 Burung menyerang pagi hari diberi bunyi-bunyian.
- sekitar pukul 10 dan sore
haeri setelah pukul 16.00
Keong Mas

 Keong mas merusak tanaman dengan cara memarut/ memotong bagian


tanaman & memakannya, hal ini menyebabkan ada tanaman muda
yang hilang di pertanaman.
 Waktu kritis serangan keong mas adalah pada saat 10 hari setelah
tanam pindah, atau 21 hari setelah sebar benih (benih basah)
menyerang tanaman muda, karena saat tanaman mulai memasuki fase
vegetatif maksimum serangan berkurang karena batang padi sudah
keras.
 Keberadaan keong mas di lahan sawah ditandai adanya telur berwarna
merah muda dan keong mas dengan berbagai ukuran dan warna.
Pengendalian Keong Mas

 Secara fisik, gunakan saringan berukuran 5 mm yang


dipasang pada tempat masuk air di pematang untuk
minimalisasi keong mas yang masuk ke sawah
 Secara mekanis, pungut keong mas dengan tangan satu
persatu. Telur keong mas yang terlihat dihancurkan
dengan kayu/bambu, baik sebelum atau sesudah tanam
pindah.
 Disamping itu sebaiknya tanam bibit yang tua dan
tanam lebih dari satu bibit perrumpun, buat
caren/saluran di dalam dan di sekeliling petakan sawah.
 Melepas ungags, agar keong mas dimakan unggas yang
dilepas.
 Aplikasi pestisida yang berbahan aktif niclos amida
dilakukan di sawah yang tergenang, di caren, atau pada
cekungan berair yang pada umumnya tempat keong mas
berkumpul
Penyakit Blast  Pyricularia

 Menginfeksi tan. padi pada semua fase


pertumbuhan.
 Gejala khas terjadi pada daun, yaitu bercak
berbentuk belah ketupat - lebar di tengah dan
meruncing pada kedua ujung
 Infeksi juga bisa terjadi pada ruas batang dan leher
malai yang disebut blast leher (neck blast).
 Leher malai yang terinfeksi berubah menjadi
kehitam-hitaman dan patah, mirip gejala beluk oleh
penggerek batang.
 Apabila blast leher terjadi, hanya sedikit malai yang
berisi atau bahkan hampa

Pengendalian Blast
Menggunakan varietas tahan secara bergantian untuk
mengantisipasi perubahan cendawan yang relatif
cepat

Menggunakan pupuk N sesuai anjuran, agar pertumb


vegetatif tidak berlebihan yang dapat meningkatkan
kelembaban

Pengendalian secara kimiawi, gunakan


fungisida (bila diperlukan) yang berbahan
aktif metil tiofanat atau fosdifen dan
kasugamisin.
Penyakit Tunggro Gejala Tan. Padi terserang Tunggro
 Perubahan warna pada daun muda tanaman padi
 Penyakit utama padi, disebarkan oleh wereng hjau yang menguning hingga berwarna jingga.
(Nephottetix virescens) yang didalm tubuhnya telah
terinfeksi virus yang dikenal dengan nama Rice Tunggro  Daun-daun tersebut juga terlihat melintir.
Bacillium Virus  Tanaman padi menjadi kerdil karena jarak antar
 Penyebab utama yang memicu berjangkitnya penyakit buku atau ruas memendek.
tungro adalah tersedianya sumber infeksi berupa sisa  Jumlah tanaman padi muda atau anakan menjadi
tanaman sakit, singgang dan tanaman inang lainnya . berkurang drastis karena lebih rentan terserang
 Populasi wereng hijau semakin meningkat pada saat virus tungro.
tanaman padi di fase anakan maksimum atau  Jika terus dibiarkan saja, gabah akan berubah
pembungaan. Pada kondisi ini, populasi wereng akan bentuk dan pastinya menurun secara kuantitas.
meningkat dan dapat menginfeksi virus tungro lebih cepat
dan ganas.
 Petani bisa mengidentifikasi tanaman padi terserang
tungro, jika dalam 10.000 rumpun tanaman terdapat 5
rumpun terserang tunggro atau 1 rumpun untuk 1.000
rumpun.
Pengendalian Tunggro
 Menanam padi secara serempak minimal 25 hektar.
 Menanam varietas yang tahan hama wereng hijau sehingga tidak
mudah terserang virus tungro.
 Melakukan pemupukan berimbang sesuai dengan dosis
anjuran,rekomendasi
 Mengendalikan virus tungro dan tanaman inang sepertihalnya ;
Terserang Tungro singgang, gulma, bibit tanaman yang sudah terinfeksi penyakit, dan
lain sebagainya.
 Menggunakan bahan insektisida pada fase sebelum semai dengan dosis
yang masih aman dan direkomendasikan.
 Melakukan pengamatan intensif pada tanaman padi sebagai tindakan
preventif/pencegahan.

Tugas Mahasiswa :
 Membuat Materi H/P lainnya &
 Kahat NPK
4.4 Panen
 Penentuaan saat panen dapat dilakukan dengan
cara pengamatan visual dan berdasarkan
Kriteria Panen deskripsi varietas yang ditanam
 Umur panen optimum ketika SEKITAR 90–
95 % butir gabah pada malai padi berwarna
kuning atau kuning keemasan
2
1
 Tan padi siap dipanen jika
telah berumur 30-35 hari
3 setelah berbunga merata atau
berumur 90-120 HST untuk
varietas unggul dan umur 120-
150 HST untuk varietas lokal
 Alat panen dapat berupa ani-ani, sabit, sabit
bergerigi dan terakhir berkembang mesin
4
pemanen padi seperti reaper, stripper dan  Berdasarkan kadar air, umur panen optimum dicapai setelah
combine harvester. Kehilangan hasil akibat
panen yang tidak tepat dapat mencapai
kadar air gabah mencapai 22-23 % pada musim kemarau
9,52–15,00 %. dan 24-26 % pada musim penghujan
4.4.1 Proyeksi Hasil Gabah

 Proyeksi hasil gabah.


Proyeksi Hasil gabah tiap hektar dapat dihitung sebagai berikut ;
Hasil (t/ha) = jumlah malai/m2 x jumlah gabah
permalai x % gabah isi x bobot
1 000 butir gabah (g) x 10-5.
= jumlah gabah/m2 x % gabah isi x bobot
1000 butir (g) x 10-5.
• Konversi produksi untuk konsumsi susut 9 % (untuk benih,
tercecer, pakan ternak dll , yang mana sebelum tahun 2012  12
%.
• Konversi GKG ke beras sekitar 62,74 %
• Kebutuhan konsumsi beras perkapita/tahun 89,79 kg.
• Hasil survei BBPS Tahun 2018
• Bagaimana cara menghitung kebutuhan konsumsi suatu
daerah????????
V. PENANGANAN PASCA PANEN

5.1 Tahapan
 Pengumpulan malai hasil panen

 Perontokan dan Pengeringan


gabah

 Pengemasan Gabah

 Penyimpanan Gabah

 Pengilingan Gabah
Pengeringan Gabah  Matahari ; Driyer kadar Penyimpanan Gabah
air 14 %  GKG

Anda mungkin juga menyukai