Anda di halaman 1dari 47

PENGENDALIAN TERPADU HAMA

DAN PENYAKIT TUMBUHAN

Oleh
Subagiya
PENGERTIAN PHT
1. Menurut UU No. 12, Tahun 1992
Upaya pengendalian populasi atau tingkat
serangan organisme pengganggu tumbuhan
dengan menggunakan satu atau lebih dari
berbagai teknik pengendalian yang
dikembangkan dalam satu kesatuan, untuk
mencegah timbulnya kerugian secara
ekonomis dan kerusakan lingkungan hidup.
Dalam sistem ini pestisida merupakan alternatif
terakhir.
2. Smith & Reynolds (1966)
• Suatu sistem pengelolaan populasi hama
yang memanfaatkan semua teknik
pengendalian yang sesuai, sekompatibel
mungkin untuk mengurangi populasi hama
dan mempertahankannya pada suatu aras
yang berada di bawah aras populasi yang
dapat mengakibatkan kerusakan
ekonomi”.
3. Smith dan Apple (1978)
Suatu pendekatan multidisipliner dan
ekologis untuk mengelola populasi hama,
dengan menggunakan berbagai taktik
pengendalian yang saling bersesuaian
dalam suatu sistem pengelolaan hama
tunggal dan terkoordinasi.
4. Rabb dan Guthrie (1970)
“Pengurangan masalah hama dengan
tindakan yang dipilih sesudah sistem
kehidupan hama dipahami dan
konsekuensi ekologi dan ekonomi
tindakan tersebut dipertimbangkan seteliti-
telitinya untuk kemaslahatan manusia”.
5. FAO dan GCPF (Global
Crop Protection Federation)
Pendekatan interdisipliner dalam
menggabungkan secara bijak penerapan
berbagai metode paling efisien untuk
mempertahankan populasi hama pada
tingkat yang dapat ditolelir
6. Pengendalian Terpadu adalah:
“Penerapan pengendalian hama yang
menggabungkan dan memadukan
pengendalian hayati dan kimiawi.
Pengendalian kimiawi diterapkan hanya
apabila perlu, dengan cara yang tidak
mengganggu pengendalian hayati.
Pengendalian terpadu dapat saja
memanfaatkan pengendalian hayati yang
ada di alam maupun pengendali hayati yang
telah dimanipulasi atau dipelihara”.
CIRI-CIRI PHT

1. Terpadu, dalam hal:


• Teknik
• Pelaksanaan di lapangan mencakup aspek
teknis, ekonomis, sosial-budaya,
pendidikan, dan politis
. 2. Dinamis
 Sesuai dengan keadaan ekosistem
 Sesuai dengan sistem sosial ekonomi
budaya setempat.
 Tidak ada paket teknologi PHT termasuk
tidak ada ambang ekonomi yang berlaku
secara universal (dimana-mana dan kapan
saja)
3. Menjaga keanekaragaman dan stabilitas.
• Ekosistem yang beraneka ragam umumnya
merupakan ekosistem yang stabil yang tidak
sering mengalami letusan hama dan penyakit.
• PHT tidak mendorong keseragaman tanaman
dan genetik tanaman secara temporal (antar
waktu) maupun secara spasial (antar tempat).
4. Memberdayakan petani.
 Petani sebagai manajer di lahannya.
 Petani harus mampu secara mandiri
mengembangkan dan menerapkan
prinsip-prinsip PHT sesuai dengan
kondisi lapangannya.
 Petani-petani PHT harus mandiri dan
kreatif dalam mengambil keputusan
dan menerapkan keputusannya
tersebut.
5. Selalu berusaha menggunakan pestisida
sintetik organik secara hemat dan hati-
hati karena harga ekonomi dan ekologinya
mahal. Petani harus hati-hati dalam
menggunakan pestisida agar tidak
membahayakan kesehatan lingkungan
hidup. Jika memungkinkan, pestisida
dapat dibatasi penggunaaannya tetapi
produksi yang diperoleh dapat
ditingkatkan.
6. PHT merupakan salah satu bentuk
pendekatan teknologi yang
berwawasan lingkungan dan
keselamatan kerja.
PARADIGMA PERLINDUNGAN
TANAMAN
1. Perlidungan Tanaman Tradisional
 Irasional
 Berdasar Tradisi / adat
 Peran pemuka masyarakat sangat besar
2. Perlindungan Tanaman Konvensional

 Selalu bergantung pestisida kimia


 Penyemprotan dilakukan secara berjadwal
 Dosis dan konsentrasi cenderung meningkat
 Monitoring hama belum dilakukan secara
rutin
3. PHT Teknologi

 Monitoring hama dilakukan secara rutin


 Pestisida Kimia apabila  populasi hama
melampaui Ambang Ekonomi Hama
4. PHT Ekologi
 Pengelolaan Agroekosistem dilakukan
dengan baik
 Analisis Agroekosistem
 Tidak menggunakan pestisida kimia
MENGAPA HARUS PHT
1. Kegagalan pemberantasan hama secara
konvensional
• Penyemprotan pestisida secara berjadwal
• Penggunaan pestisida disubsisidi oleh
pemerintah Program Bimas
• Dosis penggunaan dan frekuensi penggunaan
pestisida meningkat
• Pengendalian identik dengan pemberantasan
hama
• Muncul dampak samping penggunaan
pestisida
Dampak Penggunaan pestisida

Munculnya ketahanan hama terhadap


pestisida
Timbul resurjensi hama: Meningkatnya
populasi hama setelah hama tersebut
dikendalikan dengan pestisida.
Letusan hama kedua
2. Kesadaran akan lingkungan hidup

3. Pola perlindungan tanaman


a) Tahap subsisten: Jarang menggunakan masukan
berenergi tinggi
b) Tahap eksploitasi:usaha tani dilakukan secara intensif
dan ekstensif :
 orientasi pasar
 semprot berjadwal
 jenis dan frekuensi pestisida meningkat.
• Tahap kritis:
 resurjensi
 resistensi
 letusan hama kedua,
 biaya pengendalian meningkat namun keuntungan riil
menurun
d) Tahap bencana:
 Serangan hama semakin meningkat
 Pestisida semakin merugikan
 Frekuensi dan dosis meningkat
 Mencampur berbagai jenis pestisida
e) Tahap PHT
 Pertimbangkan aspek ekonomi
 Ekologi
 Sosial budaya petani
4. Kebijakan Pemerintah:

Inpres 3 tahun 1986


• UU No. 12 Tahun 1992
LANDASAN KONSEP PENGELOAAN
HAMA TERPADU

1. Pemahaman sifat dinamika ekosistem


pertanian
 agroekosistem memiliki
keanekaragaman biotik dan genetik
rendah
 agroekosistem selalu berubah
 Mudah terjadi peningkatan hama
2. Analisis biaya manfaat
 Mempertimbangkan aspek ekonomi
 Keuntungan usaha tani harus maksimal
3. Toleransi tanaman terhadap kerusakan
 Memperhitungkan ambang toleransi
 Pengendalian berdasar ambang toleransi
4. Pertahankan Adanya sedikit populasi
hama di tanaman
 populasi dijaga agar terjadi keseimbangan
alami antara hama dan musuh alaminya
 pestisida digunakan apabila populasi hama
telah melampaui ambang ekonomi
5. Budidaya tanaman sehat
 Tanaman sehat lebih tahan
 Tanaman sehat cepat mengatasi kerusakan
 Tanaman sehat cepat membentuk anakan
 Tanaman sehat cepat melakukan
penyembuhan fisiologis
6. Pemantauan lahan
 Monitoring secara rutin untuk
mengetahui dinamika populasi hama,
musuh alami, dan kerusakan tanaman
 Keadaan populasi sebagai dasar keputusan
pengendalian hama
7. Pemasyarakatan konsep PHT
 PHT harus sudah merupakan
kebutuhan petani
 Petani harus mau dan mampu
menerapkan PHT
 Memberikan pendidikan formal dan
informal
UNSUR-UNSUR DASAR PHT

a) Pengendalian Alami
b) Pengambilan Sampel
c) Aras Ekonomi
d) Ekologi dan Biologi
Dinamika Populasi Hama dan
Kerusakan Tanaman
Hama:
• Istilah yang berorientasi pada kepentingan
manusia
• Kumpulan organisme hidup yang makan
dan berkembang biak
• Berperan menjaga stabilitas ekosistem
• Perlu dikelola sehingga tidak merugikan
kita
Pengelompokan Hama Menurut
Statusnya
1. Hama Utama atau Hama Kunci:
• Intensitas serangan berat
• Selalu menyerang suatu daerah dalam
kurun waktu lama
• Menyebabkan kerugian ekonomik
• Hanya ada satu atau dua jenis dalam suatu
agroekosistem
2. Hama Kadangkala atau Hama Minor
(Occasional Pests)
• Relatif kurang penting
• Serangannya masih dapat ditoleransi oleh
tanaman
• Kadang-kadang populasinya melebihi aras
toleransi ekonomi tanaman
• Biasanya peka terhadap perlakuan yang
ditujukan pada hama utama
• Populasi meningkat bila ada gangguan proses
pengendalian alami
3. Hama Potensial
• Tidak menyebabkan kerugian berarti bila
agroekosistem dikelola dengan normal
• Perubahan cara mengelola agroekosistem
berpotensi menimbulkan serangan hama
4. Hama Migran
• Berasal dari dari luar agroekosistem
setempat
• Bersifat aktif
• Kerusakan tanaman hanya dalam waktu
singkat
5. Hama Sporadis atau Hama Sekunder
• Dalam keadaan normal dapat dikendalikan
oleh musuh alaminya
• Akan menjadi bahaya bilamana populasi
musuh alami berkurang
Aras Kesimbangan
Populasi

A B C Waktu
I II III IV V

Tingkat I: Populasi tumbuh secara sigmoid


A. Pembentukan populasi
B. Pertumbuhan secara eksponensial
C. Populasi menuju keseimbangan

Tingkat II: Pencapaian letak keseimbangan


Tingkat III: Tahap oskilasi dan fluktuasi
Tingkat IV: Periode penurunan populasi
Tingkat V: Periode kepunahan populasi
Tahap Pertumbuhan Populasi

Tingkat I: Populasi tumbuh secara sigmoid


• Pembentukan Populasi
• Pertumbuhan cepat secara eksponensial
• Populasi menuju keseimbangan
Tingkat II: Pencapaian letak keseimbangan
• Merupakan garis asimtot kurva sigmoid
• Populasi mencapai stabilitas numerik
Tingkat III: Tahap oskilasi dan fluktuasi
populasi
• Berjalan dalam waktu lama
• Tergantung fungsi umpan balik negatif
Tingkat IV: Periode penurunan populasi
Tingkat V : Periode kepunahan populasi
KOMPONEN PHT
a. Pengendalian Kultur Teknik :
• pengolahan tanah
• pemupukan
• pengairan
• jarak tanam
• dll
b. Pengendalian Hayati:
• memanfaatkan musuh alami berupa
predator, parasit, dan patogen
• Introduksi, augmentasi, dan konservasi
musuh alami
c. Pengendalian Kimiawi:
• Harus bijaksana
• Jenis pestisida yang paling aman
• Tepat jenis, dosis, sasaran, dan waktu
• Selalu mempertimbangkan aspek
ekonomi dan ekologi (kesehatan)
d. Pengendalian dengan Varietas Tahan:
• Pemanfaatan gen-gen tahan
• Tidak digunakan secara terus-menerus
• Pertimbangkan aspek resistensi hama
dengan membentuk biotipe baru
e. Pengendalian Fisik dan Mekanik:
Tujuan:
• mematikan hama
• mengganggu aktivitas fisiologi hama
secara normal dengan cara selain
pestisida
• mengubah lingkungan sehingga tidak
sesuai bagi kehidupan hama
f. Pengendalian dengan Peraturan:
• UU
• PP
• Inpres
• Mengoptimalkan dinas karantina

Anda mungkin juga menyukai