Anda di halaman 1dari 15

PENYAKIT FUSARIUM YANG DISEBABKAN EH PATOGEN JAMUR PADA

TANAMAN PADI (Oryza sativa L.)

PAPER

OLEH :

JESICA SEREVINA SIMATUPANG / 160301098


AGROEKOTEKNOLOGI-2A

LABORATORIUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN SUB PENYAKIT

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2017
PENYAKIT FUSARIUM YANG DISEBABKAN EH PATOGEN JAMUR PADA

TANAMAN PADI (Oryza sativa L.)

PAPER

OLEH :

JESICA SEREVINA SIMATUPANG / 160301098


AGROEKOTEKNOLOGI-2A

Paper Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian di Laboratorium
Dasar Perindungan Tanaman Sub Penyakit, Program Studi Agroekoteknologi,
Fakultas Pertanian, Unviersitas Sumatera Utara

Diperiksa Oleh Diperiksa Ole


Asisten Koordinator Asisten Korektor

(Tony Arya dharma) (Tony Arya dharma)


NIM : 130301115 NIM : 130301115

LABORATORIUM DASAR PWERLINDUNGAN TANAMAN SUB PENYAKIT

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang masih memberikan
penulis waktu dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada
waktunya

Adapun judul paper ini adalah Penyakit Fusarium Yang Disebabkan Patogen Jamur Pada
Tanaman Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu syarat untuk dapat memenuhi
komponen penilalian di Laboratorium Perlindungan Tanaman Sub Penyakit,Program Studi
Agroekoteknogi,Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen penanggung jawab
yaitu:Ir.Lahmuddin Lubis M.S. dan kepada seluruh kakak dan abang asisten yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan paper ini.

Penulis juga menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna, jadi penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesuksesan penulis di masa depan. Akhir
kata, penulis mengucapan terima kasih.

Hormat saya,

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................... ii

PENDAHULUAN
Latar Belakang..................................................................................... 1
Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
Kegunaan Penulisan............................................................................. 2

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman................................................................................... 4
Syarat Tumbuh
Iklim.................................................................................................... 5

PENYAKIT FUSARIUM YANG DISEBABKAN EH PATOGEN JAMUR PADA

TANAMAN PADI (Oryza sativa L.)

Botani fusarium. 7
. Faktor factor pertumbuhan jamur.. 8

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan di Indonesia. Meningkatnya


kebutuhan padi setiap tahun seiring dengan peningkatan jumlah penduduk kebutuhan padi
nasional pada tahun 2007 mencapai 30,91 juta Ton dengan amsumsi konsumsi perkapita rata-rata
139 Kg/tahun. Di indonesia rata-rata pertumbuhan penduduk 1,7%/tahun dan luas arel panen
11,8 juta hektar di hadapkan pada ancaman rawan pangan pada tahun 2030 (Wiyono,2008)

Kenyataan pada kondisi kebutuhan padi yang terus meningkat produksi padi menurun.
Pada umumnya kendala yang sering di hadapi para petani adanya organism penganggu tanaman
(OPT) yaitu salah satu penyakit busuk pada batang padi yang sering di sebut penyakit blasleher
yang disebabkan plleh jamur pathogen pyricularia grisea sacc ( Rossman et al, 1990)

Penyakit busuk batang padi merupakan salah satu penyakiit penting pada padi baik pada
lahan kering maupun padi lahan sawah penyakit busuk batang padi menyerang bagian tanaman
padi stadium generative. Pada parietas yang rentan dan kondisi yang mendukung perkembangan
cendawan dapat menyebabkan petani gagall panen. Banyak refrensi mengatakan terjadi
penurunan produksi hingga 50%. Akibat adanya dari serangan penyakit ini bulir tidak terisi
penuh atau belum masak secara fisiologis menjadikan prestasi beras pecah dan beras kapur lebih
banyak kerugian secara kualitatif mengakibatkan nilia ekonomi mmenurun ( Rifai et al,1996).

Berdarkan hal tersebut maka perkunya alternative pengendalian yang efektif terhadap
penyakit tanman seperti pengendalian biologi atau hayati. Contohnya virus, jamur dan bakteri
atau cendawan. Adapun jamur atau cendawan yang mempunyai ptenssi sebagai agen hayati dari
jamor patogenik adalah trichoderma konegi ( Tindaon,2008.)
Pengendalian hayati terhadap pathogen dengan menggunakan mikrorganisme antagonis
dalam tanah memiliki hrapan yang bbaik untuk di kembangkan karena pengaruh negatif terhadap
ingkungan tidak ada pada penelitiaan ini untuk mengetahui apakah jamur trichoderma konigi
mampu mengahmbat pertumbuhan jamur pathogen pyricularia grisea sacc ( Kartasoeputra,1998).

Jamur Fusarium membentuk sedikit makrokonidium yang bersekat 3-5 dengan ujung
yang bengkok. Mikrokonidium membentuk rantai atau berkumpul seperti kepala, biasanya tidak
bersekat kecuali jika berkecambah. Pada stadium sempurna jamur membentuk peritesium bulat,
halus, hitam kebiruan. Askus bulat panjang, berisi 8 spora terdapat dalam dua bagian yang
kurang teratur. Askospora lurus, ujung-ujungnya menyepit, berserat 1-3, kebanyakan bersekat
satu. Stadium sempurna dari F. moniliforme adalah Gibberella fujikuroi (Semangun, 1993).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan paper ini adalah untuk mengetahui penyakit fusarium pathogen
jamur pada tanaman padi (Oryza sativa L).

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan paper ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi komponen
penilaiaan di Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman Sub Penyakit,Program Studi
Agroekoteknologi,Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,Medan dan sebagai sumber
informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Penyakit Fusarium Yang Disebabkan Patogen Jamur Pada

Tanaman Padi(Oryza sativa L.)

Berdasarkan tata nama atau sistematika tumbuh-tumbuhan menurut Tjitrosoepomo


(1994), tanaman padi (Oryza sativa L) dimasukkan ke dalam klasifikasi sebagai berikut.
Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Kelas : Monokotil (monocotyledoneae)
Ordo : Glumiflorae (poales)
Familia : Gramineae (poaceae)
Sub-familia : Oryzoideae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa L

Akar

Padi termasuk tanaman tipe berkeping satu (Monocotyledoneae) dan memiliki sistem
perakaran serabut. Akar tanaman padi memiliki ukuran yang pendek namun seperti akar serabut
tanaman lainnya, akar padi tumbuh bercabang di sekitar akar utama. Serabut akar tumbuh
banyak di cabang akar dan akar utama. (Gardner, dkk., 1991)

Batang

Batang padi tersusun dari rangkaian ruasruas dan diantara ruas yang satu dengan ruas
yang lainnya dipisahkan oleh satu buku. Ruas batang padi didalamnya berongga dan bentuknya
bulat, dari atas ke bawah ruas buku itu semakin pendek. Ruas yang terpendek terdapat dibagian
bawah dari batang dan ruasruas ini praktis tidak dapat dibedakan sebagai ruasruas yang berdiri
sendiri. Sumbu utama dari batang dibedakan dari bagian pertumbuhan embrio yang disertai pada
coleopotil pertama (Grist, 1960).
Pada buku bagian bawah dari ruas tanaman padi tumbuh daun pelepahyang membalut ruas
sampai buku bagian atas. Tepat pada buku bagian atas ujumg dari daun pelepah memperlihatkan
percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi ligula (lidah) daun, dan bagian yamg
terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak yang memiliki bagian auricle pada sebelah kiri
dan kanan. Daun kelopak yang terpanjang dan membalut ruas yang paling atas dari batang
disebut daun bendera. Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi ligula dan daun bendera, di
situlah timbul ruas yang menjadi bulir pada(Grist, 1960).

Daun
- Helaian daun ; terletak pada batang padi dan selalu ada. Bentuknya memanjang seperti pita.
Panjang dan lebar helaian daun tergantung varietas padi yang bersangkutan.
- Pelepah daun (upih) ; merupakan bagian daun yang menyelubungi batang, pelepah daun ini
berfungsi memberi dukungan pada bagian ruas yang jaringannya lunak,danhal ini selalu terjadi
pada setiap daun yang akan muncul pada tanaman padi
- Lidah daun ; lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun dan upih. Panjang lidah daun
berbeda-beda, tergantung pada varietas padi. Lidah daun duduknya melekat pada batang. Fungsi
lidah daun adalah mencegah masuknya air hujan di antara batang dan pelepah daun (upih).
Disamping itu lidah daun juga mencegah infeksi penyakit, sebab media air memudahkan
penyebaran penyakit. Daun yang muncul pada saat terjadi perkecambahan dinamakan coleoptile.
koleoptil keluar dari benih yang disebar dan akan memanjang terus sampai permukaan air.
koleoptil baru membuka, kemudian diikuti keluarnya daun pertama, daun kedua dan seterusnya
hingga mencapai puncak yang disebut daun bendera, sedangkan daun terpanjang biasanya pada
daun ketiga. Daun bendera merupakan daun yang lebih pendek daripada daun-daun di bawahnya,
namun lebih lebar daripada daun sebelumnya. Daun bendera ini terletak di bawah malai padi.

Bunga
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua
jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan
tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai
putik dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih
atau ungu (Departemen Pertanian, 1983).

Pada dasar bunga terdapat ladicula (daun bunga yang telah berubah bentuknya). Ladicula
berfungsi mengatur dalam pembuahan palea, pada waktu berbunga ia menghisap air dari bakal
buah, sehingga mengembang. Pengembangan ini mendorong lemma dan palea terpisah dan
terbuka (Hasyim, 2000). Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan
bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah,
tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik
mempunyai dua tangkai putik dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna
pada umumnya putih atau ungu (Departemen Pertanian, 1983).

Pada dasar bunga terdapat ladicula (daun bunga yang telah berubah bentuknya). Ladicula
berfungsi mengatur dalam pembuahan palea, pada waktu berbunga ia menghisap air dari bakal
buah, sehingga mengembang. Pengembangan ini mendorong lemma dan palea terpisah dan
terbuka (Hasyim, 2000).

Buah
Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau bulir/gabah, sebenarnya bukan biji
melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai
penyerbukan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain akan membentuk sekam atau
kulit gabah (Departemen Pertanian, 1983).
Dinding bakal buah terdiri dari tiga bagian yaitu bagian paling luar disebut
epicarpium, bagian yang tengah disebut mesocarpium dan bagian yang dalam disebut
endocarpium. Biji sebagian besar ditempati oleh endosperm yang mengandung zat tepung dan
sebagian ditempati oleh embrio (lembaga) yang terletak dibagian sentral yakni dibagian
lemmaBuah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau bulir/gabah, sebenarnya bukan biji
melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai
penyerbukan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain akan membentuk sekam atau
kulit gabah (Departemen Pertanian, 1983).
Dinding bakal buah terdiri dari tiga bagian yaitu bagian paling luar disebutepicarpium,
bagian yang tengah disebut mesocarpium dan bagian yang dalam disebut endocarpium. Biji
sebagian besar ditempati oleh endosperm yang mengandung zat tepung dan sebagian ditempati
oleh embrio (lembaga) yang terletak dibagian sentral yakni dibagian lemma

Biji
Biji sebagian besar ditempati oleh endosperm yang mengandung zat tepung dan sebagian
ditempati oleh embryo (lembaga) yang terletak dibagian sentral yakni dibagian lemma.
Pada lembaga terdapat daun lembaga dan akar lembaga. Endosperm umumnya terdiri dari
zat tepung yang diliputi oleh selaput protein. Endosperm juga mengandung zat gula, lemak, serta
zat-zat anorganik

Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman padi tumbuh di daerah tropis / subtropis pada 45 O LU sampai dengan 45O LS
dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan empat bulan. rata-rata curah
hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun.
Tanaman padi dapat hidup baik di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung
uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4
bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500 2000 mm.
Temperatur sangat mempengaruhi pengisian biji padi. Temperatur yang rendah dan
kelembaban yang tinggi pada waktu pembungaan akan mengganggu proses pembuahan yang
mengakibatkan gabah menjadi hampa. Hal ini terjadiakibat tidak membukanya bakal biji.
Temperatur yang juga rendah pada waktu bunting dapat menyebabkan rusaknya pollen dan
menunda pembukaantepung sari.

Tanah
Tanah yang baik untuk pertumbuhan padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi
pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jumlah yang
cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya 18 22 cm
dengan pH 4,0 7,0.
Tidak semua jenis tanah cocok untuk areal persawahan. Hal ini dikarenakan tidak semua
jenis tanah dapat dijadikan lahan tergenang air. Padahal dalam sistem tanah sawah, lahan harus
tetap tergenang air agar kebutuhan air tanaman padi tercukupi sepanjang musim tanam. Oleh
karena itu, jenis tanah yang sulit menahan air (tanah dengan kandungan pasir tinggi) kurang
cocok dijadikan lahan persawahan. Sebaliknya, tanah yang sulit dilewati air (tanah dengan
kandungan lempung tinggi) cocok dijadikan lahan persawahan. Kondisi yang baik untuk
pertumbuhan tanaman padi sangat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu posisi topografi yang
berkaitan dengan kondisi hidrologi, porisitas tanah yang rendah dan tingkat keasaman tanah yang
netral, sumber air alam, serta kanopinas modifikasi sistem alam oleh kegiatan manusia.
(Wirakusumah, S. 2003)
Padi sawah menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18 - 22 cm.
Keasaman tanah antara pH 4,0-7,0. Pada padi sawah, penggenangan akan mengubah pH tanam
menjadi netral (7,0). Pada prinsipnya tanah berkapurdengan pH 8,1-8,2 tidak merusak tanaman
padi. Karena mengalami penggenangan, tanah sawah memiliki lapisan reduksi yang tidak
mengandung oksigen dan pH tanah sawah biasanya mendekati netral. Untuk mendapatkan tanah
sawah yang memenuhi syarat diperlukan pengolahan tanah yang khusus.

Menurut Alexopoulos dan Mims (1979) mengklasifikasi Fusarium sebagai berikut:


Kingdom : Myceteae
Divisi : Amastigomycota
Subdivisi : Deuteromycotina
Class : Deuteromycetes
Subclass : Coelomycetidae
Order : Melanconiales
Family : Melanconiaceae

Fusarium mempunyai beberapa macam spora.konodium yang besar disebut


makrokonidium berbentuk dengan ujung rucing.konodium yang lebih kecil disebut
mikrokonodium ,mempunyai bentuk yang sama tetapi berbeda dengan bentuk
makrokonodium.bentuknya sama tetapi memiliki ukuran yang sangat kecil (semangun,1996).

Jamur Fusarium membentuk sedikit makrokonidium yang bersekat 3-5 dengan ujung
yang bengkok. Mikrokonidium membentuk rantai atau berkumpul seperti kepala, biasanya tidak
bersekat kecuali jika berkecambah. Pada stadium sempurna jamur membentuk peritesium bulat,
halus, hitam kebiruan. Askus bulat panjang, berisi 8 spora terdapat dalam dua bagian yang
kurang teratur. Askospora lurus, ujung-ujungnya menyepit, berserat 1-3, kebanyakan bersekat
satu. Stadium sempurna dari F. moniliforme adalah Gibberella fujikuroi (Semangun, 1993).

F. moniliforme memiliki koloni berwarna salem, krem pucat, violet hingga merah
lembayung. Miselia aerial lebat, tampak hampir seperti kapas hingga seperti beludru, tampak
seperti tepung karena bayaknya konidia yang terbentuk yang semula memberikan warna hampir
putih kemudian menjadi merah muda. Mikrokonidia membentuk rantai panjang tidak berseptum
atau bersepta 1-2 berbentuk gada dengan basisi rata, terdapat dalam jumlah banyak dan berwarna
merah muda, serta berukuran (4,3-19,0)x(1,5-4,5,0) m. Pembentukan makrokonidia sangat
jarang terjadi pada banyak strain. Konidiofor terbentuk sebagai cabang lateral pada hifa dan
dapat terdiri dari sel basal yang tunggal yang membawa fialid 2-3 atau terdiri dari metula 2-3.
Makrokonidia langsing, bersepta 18 3-7,lurus atau sedit membengkok,berdinding tipis,sel apical
membengkok dan sel basal berkaki.Apabila knidia bersepta 3 maka berukuran (30-46)x(2,7-
3,6)um,sedangkan bila bersepta 5 maka berukuran (47-58)x(3,1-3,6)um,klamidospora tidak
ada.skletoria jarang terdapat bila ada berwarna biru kehitaman dan mungkin hanya sekali saja
pada awal pembentukan perithciaa(Gandjar et al,2000).

Faktor Faktor Pertumbuhan Jamur

Factor factor pertumbuhan jamur meliputi kelembapan yang tinggi,persediaan


oksigen,dan persediaan bahan organic.jamur merupakan saprofit dan dapat hidup dari bahan
organic yang telah mati atau yang mengalami pembusukan (Peltezer et al,1986).Spora jamur
memiliki bentuk dan ukuran dan dapat dihasilkan secara seksual maupun aseksual.pada
umumnya spora adalah organisme uniseluler tetapi ada juga spora multiseluler.spora dihasilkan
di dalam atau dari struktur hifa yang terprensi (Edan 2002).
Jamur dapat membentuk struktur tanam yang dapat digunakan untuk tahan dari apabila
kondisi lingkungan tidak memungkinkan.sturukr tanah tersebut berupa mirtomarf yaitu
kumpulan hufa sejajar yang membentuk dinding kuat spora dihasilkan di dalam atau dari struktur
hifa yang terprensi (partridge,2003)

Jamur merupakan organism yang sejati (eukariotik) berbrntuk benang yang bercabang
cabang,berkembang biak secara vegetative maupun generative tidak berklorofil,dinding selnya
tersusun atas kitin selulosa atau keduanya dapat membentuk struktur tanam yang dapat
digunakan untuk tahan dari apabila kondisi lingkungan tidak memungkinkan.sturukr tanah
tersebut berupa mirtomarf yaitu kumpulan hufa sejajar yang membentuk dinding kuat
(Budiyanti,2006).
KESIMPULAN

1) Jamur merupakan organism yang sejati (eukariotik) berbrntuk benang yang bercabang
cabang,berkembang biak secara vegetative maupun generative

2) Factor factor pertumbuhan jamur meliputi kelembapan yang tinggi,persediaan

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Ilmu Pertanian.1983. Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan
Mikrobiologi.Yogyakarta : Gadjah Mada University
Gardner, dkk., 1991, Fisiologi Tanaman Budidaya, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Gembong Tjitrosoepomo. 1994. Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan. Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press.

Grist, D.H., 1960. Rice Formerly Agricultural Economist, Colonial Agricultural Service,
Malaya. Longmans Green and Co Ltd. London.

Rai. Wijana. Arnyana. 1998. Buku Ajar Ekologi Tumbuhan. Singaraja : STKIP Singaraja.

Ramli, D. 1989. Ekologi. Jakarta : PPLP Tenaga Kependidikan.

Syamsuri, Istamar, DKK. 2007. Biologi untuk SMA kelas XII semester 1. Jakarta. Erlangga

Sasmitamihardja, dkk., 1996, Fisiologi Tumbuhan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,


FMIPA- ITB, Bandung

Wirakusumah, S. 2003. Dasar-dasar Ekologi Bagi Populasi dan Komunitas. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai