Anda di halaman 1dari 20

CARA MENANAM PADI YANG BAIK DAN

BENAR

Cara menanam padi yang baik


dan benar - Bagi para petani tentu tidak ada yang memuaskan selain mendapatkan hasil panen
yang super dan banyak, nah kali ini saya hanya akan membahas tentang bagaimana cara
menanam padi yang baik dan benar agar mendapatkan hasil panen yang maksimal. Menanam
padi tentunya tidak lepas dari sawah, didataran rendah akan sangat was-was menanam padi
ketika musim penghujan, karena biasanya banjir datang dan menenggelamkan lahan para petani,
tetapi saya disini bukan untuk menjelaskan bagaimana cara mengatasi banjir yhaaa....tapi
menjelaskan tentang bagaimana cara menanam padi yang baik dan benar. Nah berikut
penjelasannya....
1. Pengolahan Tanah

Cara
Mengolah
Tanah:
Pengolahan tanah untuk penanaman padi harus sudah disiapkan sejak dua bulan
penanaman. Pelaksanaanya dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan cara
tradisional
dan
cara
modern.

Pengolahan tanah sawah dengan cara tradisional, yaitu pengolahan tanah sawa dengan
alat-alat sederhana seperti sabit, cangkul, bajak dan garu yang semuaya dilakukan oleh
nusia
atau
dibantu
ooleh
binatang
misalnya,
kerbau
dan
sapi.
Pengolahan tanah sawah dengan cara modern yaitu pengolahaan tanah sawa yang
dilaukan dengan mesin. Dengan traktor dan alat-alat pengolahan tanah yang serba dapat
kerja
sendiri.
1.
Pembersihan
Sebelum tanah sawa dicangkul harus dibersihkan lebih dahulu dari jerami-jerami atau
rumput-rumput yang ada. Dikumpulkan di satu tempat atau dijadikan kompos. Sebaiknya
jangan dibakar, sebab pembakaran jerami itu akan menghilangkan zat nitrogen yang
sangat
penting
bagi
pertumbuhan
tanaman.
2.
Pencangkulan
Sawah yang akan dicangkul harus digenagi air terlebih dahulu agar tanah menjjadi lunak
dan rumput-rumputnya cepat membusuk. Pekerjaan pencangkulan ini dilanjutkan pula
dengan
perbaikan
pematang-pematang
yang
bocor.
3.
Pembajakan
Sebelum pembajakan, sawah sawah harus digenangi air lebih dahulu. Pembajakan
dimulai dari tepi atau dari tengah petakan sawah yang dalamnya antara 12-20 cm. tujuan
pembajakan adalah mematikan dan membenamkan rumput, dan membenamkan bahanbahan organis seperti : pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos sehingga bercampur
dengan tanah. Selesai pembajakan sawah digenagi air lagi selama 5-7 hari untuk
mempercepat pembusukan sisa-sisa tanaman dan melunakan bongkahan-bongkahan
tanah.
4.
Penggaruan
Pada waktu sawah akan digaru genangan air dikurangi. Sehingga cukup hanyya untuk
membasahi bongkahan-bongkahan tanah saja. Penggaruan dilakukan berrulang-ulang
sehingga sisa-sisa rumput terbenam dan mengurangi perembesan air ke bawah.
Setelah penggaruan pertama selesai, sawah digenagi air lagi selama 7-10 hari, selang
beberapa hari diadakan pembajakan yyang kedua. Tujusnnya yaitu: meratakan tanah,
meratakan pupuk dasar yang dibenamkan, dan pelumpuran agar menjadi lebih sempurna.
2. Pencarian mutu benih yang akan dipakai:Siapkan kain ukuran 20 cm x 30 cm.Siapkan
benih sebanyak 100 butir kemudian direndam dalam air selama 2 jam.Benih yang
sudah direndam diletakkan di atas, kain yang sudah dibasahi (lembab). Tunggu 3-5 hari,
kemudian hitung benih yang berkecambah. Kalau benih yang berkecambah lebih dari 90
butir, berarti benih tersebut bermutu tinggi.
3. Memilih Tempat PesemaianTempat untuk membuat pesemaian merupakan syarat yang
harus diperhatikan agar diperoleh bibit yang baik.*Tanahnya harus yang subur, banyak
mengandung humus, dan gembur.*Tanah itu harus tanah yang terbuka, tidak terlindung
oleh pepohonan, sehingga sinar matahari dapat diterima dan dipergunakan
sepenuhnya.*Dekat dengan sumber air terutama untuk pesemaian basah, sebab
pesemaian banyak membutuhkan air. Sedangkan pesemaian kering dimaksudkan mudah
mendapatkan air untuk menyirami apabila persemaian itu mengalami
kekeringan.*Apabila areal yang akan ditanami cukup luas sebaiknya tempat pembuatan

pesemaian tidak berkumpul menjadi satu tempat tetapi dibuat memencar. Hal itu untuk
menghemat biaya atau tenaga pengangkutannya.
4. Mengerjakan Tanah Untuk PesemaianTanah pesemaian harus mulai dikerjakan kurang
lebih 50 hari sebelum penanaman. Karena adanya dua jenis padi, yaitu padi basah dan
ppadi kering, maka tanah pesemaian juga dapat dibedakan atas pesemaian basah dan
pesemaian kering.
Pesemaian BasahDalam membuat pesemaian basah harus dipilih tanah sawah yang
betul-betul subur. Rumput-rumput dan jerami yang masih tertinggal harus dibeersihkan
lebih dulu. Kemudian sawah digenangi air, maksud digenagi air ini agar tanag menjadi
klunak, rumpput-rumputan yang akan tumbuh menjadi mati, dan bermacam-macam
serngga yang dapat merusak bibit mmati pula.
Selanjutnya, apabila tanah sudah cukup lunak lalau dibajak/digaru dua kali atau tanah
menjadi halus. Pada saat itu juga sekaligus dibuat petakan-petakan dan memperbaiki
pematang. Sebagai ukuran dsar luas pesemaian yang harus dibuat kurang lebih 1/20 dari
araeal sawa yang akan ditanamai. Jadi apabila sawwah yang akan ditanami seluas 1Ha,
maka luas pesemaian yang harus dibuat adalah 1/20 x 10.000 m = 500 m. Adapun biji
yang dibutuhkan adalah kurang lebih 75 gram biji setiap 1 m, atau sebanyak kurang
lebih 40 kg.
Pesemaian KeringPrinsip pembuatan pesemaian kering sama dengan pesemaian
basah. Rumpu-rumput dan sisa-sisa jerami yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu.
Tanah dibolak-balik dengan bajak dan digaru, atau bisa dan halus. juga memakai cangkul
yang terpenting tanah menjadi gembur.Setelah tanaha menjadi halus, diratakan dan dibuat
bedenganbedengan. Adapun ukuran bedengan sebagai berikut : Tinggi 20 cm, lebar 120
cm, panjang 500-600 cm.Antara bedengan yang satu dengan yang lain diberi jarak 30 cm
sebagai selokan yang dapat digunakan untuk memudahkan : Penaburan biji, pengairan,
pemupukan, penyemprotan hama, penyiangan, dan pencabutan bibit.
5. Penaburan BijiUntuk memilih biji-biji yang bernas dan tidak, biji harus direndam dalam
air. Biji-biji yang bernas akan tenggelam sedangkan yang biji-biji yang hampa akan
terapung. Dan biji-biji yang terapaung bisa dibuang. Maksud perendaman selain memilih
biji yang bernas, biji juga agar cepat berkecambah. Lama perendaman cukup 24 jam,
kemudian bijhi diambil dari rendaman lalu di peram dibungkus memakai daun pisang dan
karung. Pemeraman dibiarkan selama 8 jam.Apabila biji sudah berkecambah dengan
panjang 1 mm, maka biji disebar ditempat pesemaian. Diusahakan agar penyebaran biji
merata, tidak terlalu rapat dan tidak terlalu jarang. Apabila penyebarannya terlalu rapat
akan mengakibatkan benih yang tumbuh kecil-kecil dan lemah, tetapi penyebaran yang
terlalu jarang biasanya menyebabkan tumbuh benih tidak merata.
6. Pemeliharaan Pesemaian PengairanPada pesemaian basah, begitu biji ditaburkan
terus digenangi air selama 24 jam, baru dikeringkan. Genangan air dimaksudkan agar biji
yang disebar tidak berkelompok-kelompok sehingga dapat merata. Adapun pengeringan
setelah penggenangan selama 24 jam itu dimaksudkan agar biji tidak membusuk dan
mempercepat pertumbuhaan.Pada pesemaian kering, pengairan dilakukan dengan air
rembesan. Air dimasukan dalam selokan antara bedengan-bedengan, sehingga bedengan
akan terus-menerus mendapatkan air dan benih akan tumbuh tanpa mengalami

kekeringan. Apabila benih sudah cukup besar, penggenangan dilakukan dengan melihat
keadaan. Pada bedengan pesemaian bila banyak ditumbuhi rumput, perlu digenagi aiar.
Apabila pada pesemaian tidak ditumbuhi rumput, maka penggenangan air hanya kalau
memerlukan saja. PengobatanUntuk menjaga kemungkinan serangan penyakit,
pesemaian perlu disemprot dengan Insektisida 2 kali, yaitu 10 hari setelah penaburan dan
sesudah pesemaian berumur 17 hari. Pemupukan
7. PenanamanPemilihan Bibit:Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan
pencabutan bibit di pesemaian.
Bibit yang akan dicabut adalah bibit yang sudah berumur 25-40 hari (tergantung
jenisnya), berdaun 5-7 helai. Sebelum pesemaian 2 atau 3 hari tanah digenangi air agar
tanah menjadi lunak dan memudahkan pencabutan. Caranya, 5 sampai 10 batang bibit
kita pegang menjadi satu kemudian ditarik ke arah badan kita, usahakan batangnya
jangan sampai putus. Ciri-ciri bibit yang baik antara lain: Umurnya tidak lebih dari 40
hari Tingginya kurang lebih dari 40 hari Tingginya kurang lebih 25 cm Berdaun
5-7 helai Batangnya besar dan kuat Bebas dari hama dan penyakitBibit yang telah
dicabut lalu diikat dalam satu ikatan besar untuk memudahkan pengangkutan. Bibit yang
sudah dicabut harus segera ditanam, jangan sampai bermalam. Penanaman padi yang baik
harus menggunakan larikan ke kanan dank e kiri dengan jjarak 20 x 20 cm, hal ini untuk
memudahkan pemeliharaan, baik penyiangan atau pemupukan dan memungkinkan setiap
tanaman memperoleh sinar matahari yang cukup dan zat-zat makanan secara
merata.Dengan berjalan mundur tangan kiri memegang bibit, tangan kanan menanam,
tiap lubang 2 atau 3 batang bibit, dalamnya kira-kira3 atau 4 cm. usahakan penanaman
tegak lurus jangan sampai miring.Usahakan penanaman bibit tidak terlalu dalam ataupun
terlalu dangkal. Bibit yang ditanam terlalu dalam akan menghambat pertumbuhan akar
dan anakannya sedikit. Bibit yang ditanam terlalu dangkal akan menyebabkan mudah
reba atau hanyut oleh aliran air. Dengan demiikian jelas bahwa penanaman bibit yang
terlalu dalam maupun terlalu dangkal akan berpengaruh pada hasil produksi.
8. PemeliharaanPengairan: Air yang dipergunakan untuk pengairan padi di sawah adalah
air yang berasal dari sungai, sebab air sungai banyak mengandung lumpur dan kotorankotoran yang sangat berguna untuk menambah kesuburan tanah dan tanaman. Air yang
berasal dari mata air kurang baik untuk pengairan sawah, sebab air itu jernih, tidak
mengandung lumpur dan kotoran.
Memasukan air kedalam sawah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:Air yang
dimasukan ke petakan-petakan sawah adalah air yang berasal dari saluran sekunder. Air
dimasukan ke petakan sawah melalui saluran pemasukan, dengan menghentikan lebih
dahulu air pada saluran sekunder. Untuk menjaga agar genangan air didalam petakan
sawah itu tetap, jangan lupa dibuat pula lubang pembuangan. Lubang pemasukan dan
lubang pembuangan tidak boleh dibuat lurus. Hal ini dimaksudkan agar ada pengendapan
lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman. Apabila
lubang pemasukan dan lubang pembuangan itu dibuat lurus, maka air akan terus mengalir
tanpa adanya pengendapan.Pada waktu mengairi tanaman padi di sawah, dalamnya air
harus diperhatikan dan disesuaikan dengan umur tanaman tersebut. Kedalaman air
hendaknya diatur dengan cara sebagai berikut:Tanaman yang berumur 0-8 hari dalamnya
air cukup 5 cm.Tanaman yang berumur 8-45 hari dalamnya air dapat ditambah hingga 10-

20 cm.Tanaman padi yang sudah membentuk bulir dan mulai menguning dalamnya air
dapat ditambah hingga 25 cm. setelah itu dikurangi sedikit demi sedikit.Sepuluh hari
sebelum panen sawah dikeringkan sama sekali. Agar padi dapat masak bersama-sama.
9. Penyiangan dan PenyulamanSetelah penanaman, Apabila tanaman padi ada yang mati
harus segera diganti (disulam). Tanaman sulam itu dapat menyamai yang lain, apabila
penggantian bibit baru jangan sampai lewat 10 hhari sesudah tanam.Selain penyulaman
yang perlu dilakukan adalah penyiangan agar rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar
tanaman padi tidak bertumbuh banyak dan mengambil zat-zat makanan yang dibutuhkan
ttanaman padi. Penyiangan dilakukan dua kali yang pertama setelah padi berumur 3
minggu dan yang kedua setelah padi berumur 6 minggu.
10. PemupukanPemupukan dilakukan guna untuk menambah zat-zat dan unsur-unsur
makanan yang dibutuhkan oleh tanaman di dalam tanah, juga agar tanaman yang ditanam
mendapatkan asupan zat-zat yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman itu sendiri. Untuk
tanaman padi, pupuk yang digunakan antara lain:1. Pupuk alam, sebagai pupuk dasar
yang diberikan 7-10 hari sebelum tanaman dapat digunakan pupuk-pupuk alam,
misalnya: pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos. Banyaknya kira-kira 10 ton / ha.2.
Pupuk buatan diberikan sesudah tanam, misalnya: ZA/Urea, DS/TS, dan ZK. Adapun
manfaat pupuk tersebut sebagai berikut:ZA/Urea : menyuburkan tanah, mempercepat
tumbuhnya anakan, mempercepat tumbuhnya tanaman, dan menambah besarnya
gabah.DS/TS : mempercepat tumbuhnya tanaman, merangsang pembungaan dan
pembentukan buah, mempercepat panen.ZK : memberikan ketahanan tanaman terhadap
hama / penyakit, dan mempercepat pembuatan zat pati.
11. Pemberantasan Hama / PenyakitBurung, banyak yang menyerang padi sedang
menguning, gunakan benda-benda untuk menghalaunya.Walang sangit, penyerangan
dilakukan saat padi masih muda, walang sangit dapat diberantas dengan disemprot
menggunakab DDT atau disuluh (dipasang lampu).Tikus, hewan yang satu ini dapat
merugikan petani dengan jumlah besar kerena mereka dapat merusak areal yang cukup
luas dengan waktu yang tidak lama. Tikus dapat diberantas dengan gropyokan atau
dengan member umpan yang berupa ketela, jagung dan sebagainya yang dicampur
dengan phospit.Ulat serangga, serangga-serang itu bertelur pada daun, apabila menetas
ulatnya merusak batang dan daun. Cara pemberantasannya harus disemprot dengan obatobat insektisida, misalnya : DDT, Aldrin, Endrin, Diazinon dan sebagainya.

Budidaya tanaman padi sawah hasil melimpah


12.59
Budidaya tanaman padi sawah ~ Padi merupakan salah satu komoditi pertanian
Indonesia yang paling banyak di tanam oleh penduduk pribumi Indonesia.
Berdasarkan data dari badan pusat statistik menyatakan bahwa produksi tanaman
pangan khususnya padi menghasilkan 71.291.494 ton. Di lansir dari arm and Ranch
Guide Indonesia menempati urutan ke tiga sebagai penghasil padi terbesar di
dunia. Sayangnya, Indonesia masih harus import dari luar negeri karena stok padi
yang masih kurang.

Budidaya Tanaman Padi Sawah bisa menjadi salah satu alternatif dalam
menciptakan Indonesia yang makmur dan sejahtera. Tak hanya itu, dengan
membudidayakan padi, maka kita turut berjuang dalam mewujudkan swasembada
pangan yang dulu pernah dialami bangsa Indonesia pada beberapa decade silam.

Mengingat bahwa tanaman padi adalah makanan pokok Indonesia dan merupakan
komoditas pertanian yang menyumbang banyak pendapatan dalam neraca

perdagangan Indonesia. Maka, kami sengaja menulis satu artikel lengkap tentang
cara budidaya tanaman padi sawah yang baik dengan hasil melimpah.

Cara Budidaya Tanaman Padi


Dalam membudidayakan tanaman padi dengan hasil yang melimpah maka anda
perlu melakukan beberapa langkah diantaranya :

Persemaian atau pembenihan

Persiapan lahan:

- Pilihlah tanah yang gembur yang subur serta memiliki humus yang cukup serta
perairan yang cukup.

- Memiliki pencahayaan yang cukup atau tidak terhalang rerimbunan pohon

- Memilih areal yang dekat dengan sumber air

Benih Padi

- Pilihlah benih padi dengan kualitas bibit unggul


- Areal untuk bibit padi memiliki luas 1/20 dari total sawah yang akan ditanami padi.
Jika anda memiliki tanah seluas 2 Ha maka anda harus menyiapkan lahan 1/ 20 x
2Ha = 1000m2.

- Tebar benih dengan jumlah 75gram benih untuk setiap 1m2

- Agar benih dapat tumbuh dengan baik maka anda harus menghaluskan tanah
tersebut dan membuat bedengan bedengan dengan jarak 30 cm antar bedengan.

Cara Mengolah Tanah Untuk Budidaya Tanaman Padi Sawah


- Pembersihan

Bersihkan tanah dari segala gulma, rumput atau tanaman liar lain.

- Pencangkulan
Genangi air agar lebih lunak kemudian baru dicangkul. Selain di cangkul, anda juga
harus menata lokasi tanam dengancara memperbaiki pematang sawah serta
memperbaiki perairan sawah.

- Pembajakan
Pembajakan bermanfaat untuk mengurai tanah serta membuat tanaman tanaman
liar, rumput atau kompos cepat terurai. Kedalaman tanah yang dibajak usahakan
10-20 cm. Setelah itu diamkan selama 5-7 hari dengan cara menggenangi air agar
proses pembajakan berlangsung lebih cepat.

Penanaman Bibit
Dalam membudidayakan tanaman padi tentu anda harus menanam bibit padi,
sebelum anda menanam maka anda perlu mengambil bibit padi yang telah anda
tanam sebelumnya. Bibit padi yang dapat disemai biasanya berumur 25 30 hari
tergantung jenis padi, jumlah batang mencapai 7 batang dengan tinggi 25 cm.
Selanjutnya anda bisa menanamnya dengan jarak antar tanaman 20 cm x 20 cm
dengan kedalaman 3 cm.

Perairan
Perairan merupakan salah satu dari hal yang sangat penting dalam budidaya
tanaman padi, sehingga harus sangat diperhatikan. Adapun dalam mengairi
tanaman pada perlu anda atur dengan pola sebagai berikut :

- Padi umur 1 minggu kedalaman air sekitar 5-7 cm

- Padi umur 2-6 minggu kedalaman air sekitar 10-20 cm

- Pada saat padi sudah mulai berbuah dengan munculnya calon bulir padi,
kedalaman air sebaiknya dikurangi

- 10 hari sebelum panen, air dikeringkan secara total.

Penyiangan
Penyiangan perlu anda lakukan untuk menghindari adanya rerumputan atau
tanaman gulma yang mengganggu pertumbuhan padi. Agar pertumbuhan padi
tidak terhambat, usahakan melakukan penyiangan secara rutin setiap sebulan
sekali.

Pemupukan
Dalam memberi pupuk nantinya akan dibedakan dengan dua jenis pupuk yang
ditebar di dua masa berbeda yaitu masa sebelum tanam dan masa sesudah tanam.
Untuk pupuk sebelum tanaman, sebaiknya anda menggunakan pupuk alami seperti
pupuk kompos atau pupuk kandang.

Sementara untuk pupuk yang ditebar setelah masa tanam maka gunakan pupuk
pabrikan seperti pupuk Za/ Urea, DS / TS dan lain sebagainya.

Masa Panen
Masa panen padi biasanya ditentukan oleh jenis padi yang ditanam. Ketika padi
telah menguning maka anda bisa melakukan pemanenan dengan menggunakan
mesin atau secara tradisional. Namun jika anda ingin mendapatkan hasil lebih
banyak lebih baik gunakan mesin. Lakukan pemanenan secara serentak.

Baca juga : Budidaya tanaman hias

Demikianlah artikel mengenai Cara Budidaya tanaman padi untuk hasil melimpah,
semoga dapat bermanfaat untuk anda dan nantikan artikel yang tak kalah bagus
mengenai cara pemberantasan di blog ini.

Budidaya tanaman padi sawah hasil melimpah


12.59
Budidaya tanaman padi sawah ~ Padi merupakan salah satu komoditi pertanian
Indonesia yang paling banyak di tanam oleh penduduk pribumi Indonesia.
Berdasarkan data dari badan pusat statistik menyatakan bahwa produksi tanaman
pangan khususnya padi menghasilkan 71.291.494 ton. Di lansir dari arm and Ranch
Guide Indonesia menempati urutan ke tiga sebagai penghasil padi terbesar di
dunia. Sayangnya, Indonesia masih harus import dari luar negeri karena stok padi
yang masih kurang.

Budidaya Tanaman Padi Sawah bisa menjadi salah satu alternatif dalam
menciptakan Indonesia yang makmur dan sejahtera. Tak hanya itu, dengan
membudidayakan padi, maka kita turut berjuang dalam mewujudkan swasembada
pangan yang dulu pernah dialami bangsa Indonesia pada beberapa decade silam.

Mengingat bahwa tanaman padi adalah makanan pokok Indonesia dan merupakan
komoditas pertanian yang menyumbang banyak pendapatan dalam neraca
perdagangan Indonesia. Maka, kami sengaja menulis satu artikel lengkap tentang
cara budidaya tanaman padi sawah yang baik dengan hasil melimpah.

Cara Budidaya Tanaman Padi


Dalam membudidayakan tanaman padi dengan hasil yang melimpah maka anda
perlu melakukan beberapa langkah diantaranya :

Persemaian atau pembenihan

Persiapan lahan:

- Pilihlah tanah yang gembur yang subur serta memiliki humus yang cukup serta
perairan yang cukup.

- Memiliki pencahayaan yang cukup atau tidak terhalang rerimbunan pohon

- Memilih areal yang dekat dengan sumber air

Benih Padi

- Pilihlah benih padi dengan kualitas bibit unggul


- Areal untuk bibit padi memiliki luas 1/20 dari total sawah yang akan ditanami padi.
Jika anda memiliki tanah seluas 2 Ha maka anda harus menyiapkan lahan 1/ 20 x
2Ha = 1000m2.

- Tebar benih dengan jumlah 75gram benih untuk setiap 1m2

- Agar benih dapat tumbuh dengan baik maka anda harus menghaluskan tanah
tersebut dan membuat bedengan bedengan dengan jarak 30 cm antar bedengan.

Cara Mengolah Tanah Untuk Budidaya Tanaman Padi Sawah


- Pembersihan

Bersihkan tanah dari segala gulma, rumput atau tanaman liar lain.

- Pencangkulan
Genangi air agar lebih lunak kemudian baru dicangkul. Selain di cangkul, anda juga
harus menata lokasi tanam dengancara memperbaiki pematang sawah serta
memperbaiki perairan sawah.

- Pembajakan
Pembajakan bermanfaat untuk mengurai tanah serta membuat tanaman tanaman
liar, rumput atau kompos cepat terurai. Kedalaman tanah yang dibajak usahakan
10-20 cm. Setelah itu diamkan selama 5-7 hari dengan cara menggenangi air agar
proses pembajakan berlangsung lebih cepat.

Penanaman Bibit
Dalam membudidayakan tanaman padi tentu anda harus menanam bibit padi,
sebelum anda menanam maka anda perlu mengambil bibit padi yang telah anda
tanam sebelumnya. Bibit padi yang dapat disemai biasanya berumur 25 30 hari
tergantung jenis padi, jumlah batang mencapai 7 batang dengan tinggi 25 cm.
Selanjutnya anda bisa menanamnya dengan jarak antar tanaman 20 cm x 20 cm
dengan kedalaman 3 cm.

Perairan
Perairan merupakan salah satu dari hal yang sangat penting dalam budidaya
tanaman padi, sehingga harus sangat diperhatikan. Adapun dalam mengairi
tanaman pada perlu anda atur dengan pola sebagai berikut :

- Padi umur 1 minggu kedalaman air sekitar 5-7 cm

- Padi umur 2-6 minggu kedalaman air sekitar 10-20 cm

- Pada saat padi sudah mulai berbuah dengan munculnya calon bulir padi,
kedalaman air sebaiknya dikurangi

- 10 hari sebelum panen, air dikeringkan secara total.

Penyiangan
Penyiangan perlu anda lakukan untuk menghindari adanya rerumputan atau
tanaman gulma yang mengganggu pertumbuhan padi. Agar pertumbuhan padi
tidak terhambat, usahakan melakukan penyiangan secara rutin setiap sebulan
sekali.

Pemupukan
Dalam memberi pupuk nantinya akan dibedakan dengan dua jenis pupuk yang
ditebar di dua masa berbeda yaitu masa sebelum tanam dan masa sesudah tanam.
Untuk pupuk sebelum tanaman, sebaiknya anda menggunakan pupuk alami seperti
pupuk kompos atau pupuk kandang.

Sementara untuk pupuk yang ditebar setelah masa tanam maka gunakan pupuk
pabrikan seperti pupuk Za/ Urea, DS / TS dan lain sebagainya.

Masa Panen
Masa panen padi biasanya ditentukan oleh jenis padi yang ditanam. Ketika padi
telah menguning maka anda bisa melakukan pemanenan dengan menggunakan
mesin atau secara tradisional. Namun jika anda ingin mendapatkan hasil lebih
banyak lebih baik gunakan mesin. Lakukan pemanenan secara serentak.

Baca juga : Budidaya tanaman hias

Demikianlah artikel mengenai Cara Budidaya tanaman padi untuk hasil melimpah,
semoga dapat bermanfaat untuk anda dan nantikan artikel yang tak kalah bagus
mengenai cara pemberantasan di blog ini.

Cara Budidaya Tanaman Padi Secara Baik dan Benar


1shares
Share on TwitterShare on Facebook
Sarungpreneur > Bisnis Budidaya > Cara Budidaya Tanaman Padi Secara Baik dan
Benar

Sebagai negara agraris masyarakat Indonesia harus belajar cara budidaya tanaman padi yang baik
dan benar. Karena sebagian besar masyarakat Indonesia mengkonsumsi nasi sebagai makanan
pokok. Kandungan karbohidrat yang tinggi dan rasa yang enak membuat beras dipilih sebagai
salah satu makanan favorit bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu kebutuhan beras di
Indonesia sangat besar sekali, sehingga pemerintah sampai mengimpor beras dari luar negeri
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Sebagai negara agraris Indonesia seharusnya bisa menghasilkan beras sendiri dari budidaya
tanaman padi yang bisa tumbuh subuh di Indonesia. Maka dari itu peluang untuk
membudidayakan padi sangat menjanjikan, apalagi dengan pertumbuhan penduduk yang sangat
pesat pasti akan berpengaruh terhadap permintaan beras.
Biasanya banyak orang dari pedesaan memilih untuk merantau ke kota besar untuk menjadi kuli
daripada membudidayakan tanaman padi. Bertanam padi hanya dijadikan pekerjaan sampingan,
hal inilah yang menyebabkan hasil panen yang mereka dapatkan tidak maksimal. Padahal bila
mereka serius hasil dari bertani sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
8 Metode dalam Budidaya Tanaman Padi

Untuk mendapatkan hasil padi yang berkualitas Anda harus mengetahui cara budidaya padi yang
baik dan benar. Hal pertama yang harus Anda miliki adalah kesungguhan untuk
membudidayakan tanaman ini, dengan mendedikasikan tenaga dan pikiran Anda 100 % untuk
membudidayakan tanaman ini maka Anda akan mendapatkan hasil panen yang melimpah.

Agar hasil budidaya tanaman padi melimpah Anda bisa mempelajari caranya. Berikut adalah
langkah-langkah yang harus Anda ikuti.
Pengolahan Tanah untuk Tanaman Padi

Membajak Lahan Untuk di Tanami Padi


Langkah pertama sebelum menanam padi adalah membersihkan lahan
yang akan ditanami. Bersihkan berbagai tanaman gulma seperti
rerumputan, semak belukar serta hal lain yang mungkin akan
mengganggu perkembangan tanaman padi. Setelah lahan bersih dari
tanaman liar langkah selanjutnya adalah memberikan aliran air pada
lahan. Proses ini bertujuan untuk menggemburkan tanah agar mudah
untuk dibajak dengan menggunakan alat tradisional ataupun modern.

Setelah lahan tanam menjadi gembur, genangi lahan tersebut dengan air sampai mencapai
ketinggian 5-10 cm. Cara mengatur ketinggian air bisa dengan cara membuka dan menutup akses
keluar masunya air pada pintu irigasi. Diamkan lahan tersebut selama 2 minggu agar racun pada
tanah menjadi netral dan juga kondisi tanah menjadi berlumpur.

Memilih Bibit Padi yang Unggul dan Berkualitas


Agar hasil panen padi bisa melimpah tentu selain lahan tanam yang baik
Anda memerlukan bibit padi yang unggul. Untuk mengetahui bibit padi
yang baik Anda bisa mengetahuinya dengan cara berikut.
1. Rendam beberapa benih padi yang akan ditanam dengan air selama kurang
lebih 2 jam.
2. Letakan benih yang sudah direndam di atas ain yang sudah dibasahi dengan
air. Kemudian hitung berapa benih padi yang telah direndam tad, ada berapa
yang bisa mengeluarkan kecambah. Bila yang keluar kecambah sampai 90 %
itu artinya benih padi tersebut memiliki kualitas yang baik.
Menyemai Benih Padi di Lahan
Setelah memiliki benih padi yang baik, langkah selanjutnya adalah
menyemai benih tersebut pada lahan tanam. Untuk menyemai benih padi
Anda bisa melakukanny dengan mengikuti beberapa langkah berikut.
1. Rendam benih padi yang akan disemai selama sehari semalam, tiriskan dan
biarkan selama 2 hari sampai benih tersebut mengeluarkan kecambah.
2. Siapkan lahan untuk menyemai benih padi sekitar 500 m2 untuk 1 hektar
lahan sawah. Usahakan lahan yang digunakan untuk menyemai padi tetap
berair dan berlumpur.
3. Berikan pupuk Urea ditambah TSP masing-masing 10 gr untuk 1 m2 lahan
persemaian.
4. Tanam bibit padi yang sudah berkecambah tadi di lahan persemaian yang
telah disiapkan. Cara menanam benih padi adalah dengan menyebar bibit
secara merata pada lahan penyemaian.

Cara Menanam Padi

Cara Menanam Padi


Tahap selanjutnya adalah menanam bibit yang telah disemai ke dalam
lahan persawahan yang sudah dipersiapkan. Cara menanam padi adalah
dengan memindahkan bibit persemaian ke dalam lahan persawahan.
Berikut adalah langkah-langkahnya.

Salah satu ciri bibit padi yang sudah siap tanam adalah memiliki daun dua
sampai tiga helai dan telah berusia kurang lebih 2 minggu.

Cara menanam bibit padi tersebut bisa dilakukan dengan cara tunggal
maupun ganda. Untuk satu lubang bisa diisi satu atau dua tanaman padi.

Proses penanaman bibit padi yang baik adalah dengan membuat lahan
tergenang dengan air sedangkan kedalaman penanaman bibit sekitar 1-1,5
cm. Tidak terlalu dalam serta posisikan akar seperti membentuk huruf (L), hal
ini dilakukan agar agar bisa tumbuh dengan sempurna.

Penyiangan Lahan

Agar padi yang ditanam bisa tumbuh dengan sempurna Anda perlu merawatnya dengan
membersihkan tanaman lain yang mengganggu atau biasa disebut dengan tanaman gulma.
Penyangan tanaman gulam bisa dilakukan saat masa tanam padi menginjak umur 3 minggu dan

selanjutnya bisa dilakukan penyiangan rutin setiap 3 minggu sekali. Penyiangan yang baik bisa
dilakukan dengan cara manual yaitu dengan mencabut gulma dengan menggunakan tangan.
Memberikan Pupuk pada Tanaman Padi

Memberikan Pupuk untuk Padi


Memberikan pupuk merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan.
Karena tanpa adanya pupuk yang baik tanaman padi akan sulit utuk
tumbuh dengan sempurna dan tentu saja hasil panen tidak bisa maksimal.
Berikut adalah takaran serta cara memberikan pupuk yang baik untuk
budidaya tanaman padi.

Untuk pemupukan pertama bisa Anda lakukan saat padi telah berusia 7-15
hari setelah ditanam. Anda bisa menggunakan jenis pupuk Urea dan TSP
yang dicampur dengan dosis sekitar 100:50 Kg/ha atau bisa disesuakan
dengan kondisi tanaman.

Untuk pemberian pupuk pada tahap dua bisa dilakukan saat tanaman padi
telah berumur 25-30 hari. Gunakanlah pupuk jenis Urea 50 Kg/ha serta
Phonska 100 Kg/ha.

Proses pemumukan terakhir bisa dilakukan saat tanaman berumur 40-45 hari.
Anda bisa menggunakan pupuk jenis Urea yang dicampur dengan Za dengan
perbandingan 50 : 50 Kg/ha.

Melindungi Tanaman Padi dari Hama

Setiap tanaman budidaya tidak lepas dari gangguan hama yang merusak tanaman oleh karena itu
Anda harus mencegahnya. Biasanya ada beberapa hama yang mengganggu budidaya tanaman
padi diantarnya tikus, orang-orang, belalang, lembing, wereng hingga walang sangit. Untuk hasil
maksimal pengendalian hama sebaiknya dilakukan dengan cara alami yaitu dengan memelihara
hewan pemangsa sehingga dapat menghambat perkembangan hama tersebut.
Oleh sebab itu jangan membasmi ular yang ada di sekitar sawah Anda, karena hewan tersebutlah
yang bisa menjadi predator untuk hama tikus yang sering merusak tanaman padi. Keuntungan
pengendalian hama secara alami adalah terjaganya lingkungan dan cukup aman untuk
kelangsungan ekosistem alam. Tetapi bila penyakit atau hama tidak belum bisa diatasi dengan
cara tersebut, maka Anda bisa menggunakan petisida untuk mengendalikan hama.
Memanen Tanaman Padi

Memanen Tanaman Padi yang Telah Menguning


Inilah saat yang paling ditunggu oleh para petani yaitu masa panen tanaman padi. Tanda tanaman
padi telah siap untuk dipanen adalah warna butiran bijinya sudah mulai menguning, ranting
buahnya sudah mulai menunduk karena terisi dengan beras. Proses pemanenan padi bisa
dilakukan dengan cara tradisonal yaitu menggunakan sabit atau dengan cara modern yang
menggunakan mesin otomatis.

Untuk mengurangi kerugian pada saat panen usahakan untuk segera memanen padi karena bila
usia padi terlalu tua biji padi akan rontok. Itulah proses budidaya tanaman padi yang cukup
panjang, oleh karena itu kita harus menghargai makanan ini jangan membuangnya atau berlebihlebihan dalam memasak sehingga terbuang. Selain itu jika banyak yang menanam tanaman ini
sudah pasti Indonesia akan bisa surplus stok beras.

Anda mungkin juga menyukai