Anda di halaman 1dari 4

Fungsi PGPR dan Cara membuat PGPR serta aplikasi

ke tanaman
Posted by Indonesia Bertanam on 5 Januari 2015 in PGPR
Promoting Rhizobakteri adalah sejenis bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman. Bakteri
tersebut hidupnya secara berkoloni menyelimuti akar tanaman. Bagi tanaman keberadaan
mikroorganisme ini akan sangat baik. Bakteri ini memberi keuntungan dalam proses fisiologi
tanaman dan pertumbuhannya.
Akar adalah sumber kehidupan, disana terjadi pertukaran udara, unsur hara, dekomposisi dll

Fungsi PGPR
Fungsi PGPR bagi tanaman yaitu mampu memacu pertumbuhan dan fisiologi akar serta mampu
mengurangi penyakit atau kerusakan oleh serangga. Fungsi lainnya yaitu sebagai tambahan bagi
kompos dan mempercepat proses pengomposan. Pengurangan pestisida dan rotasi penanaman
dapat memacu pertumbuhan populasi dari bakteri bakteri yang menguntungkan seperti PGPR.
Inokulasi benih
Ada banyak cara untuk menambah pertumbuhan tanaman. Salah satunya adalah dengan
menginokulasikan agens hayati untuk membantu tanaman dalam memperoleh unsur unsur hara
yang dibutuhkan, misalnya untuk menambah nitrogen bisa diinokulasikan bakteri Rhizobium
agar mampu memfiksasi nitrogen bebas. Cara inokulasi ini juga memungkinan untuk menambah
manfaat nutrisi lainnya seperti menambah larutan phosphat, oksidasi belerang, melelehkan besi
dan tembaga.
Kandungan phosphor sangat terbatas bagi pertumbuhan tanaman. Meskipun di alam jumlahnya
melimpah, tetapi masih dalam bentuk batuan yang keras, sehingga manfaat bagi tanaman sangat
terbatas. PGPR mampu berperan sebagai bakteri pelarut phosphate. Kelompok bakteri PGPR ini
yaitu Bacillus, Rhizobium dan Pseudomonas.

Ada empat nutrisi utama yang dibutuhkan tanaman setelah N, P dan K adalah belerang (S).
Unsur belerang juga tidak bisa langsung diserap oleh tanaman, tetapi harus melalui proses
transformasi / oksidasi oleh bakteri sebelum diserap oleh tanaman. Kelompok bakteri yang
mampu mengoksidasi belerang ini ialah kelompok bakteri yang hidup di tanah. Inokulasi pada
benih tanaman yang membutuhkan unsur belerang tinggi, cukup berhasil menggunakan bakteri
PGPR.
Kelebihan PGPR
Aplikasi PGPR mampu mengurangi kejadian dan keparahan penyakit. Beberapa bakteri PGPR
yang diinokulasikan pada benih sebelum tanam dapat memberi pertahanan pada tudung akar
tanaman. Hal inilah yang membuat bakteri PGPR mampu mengurangi keparahan dari penyakit
dumping-off (Pythium ultimatum) di tanaman. Beberapa bakteri PGPR mampu memproduksi
racun bagi patogen tanaman, misalnya bakteri Bacillus subtilis mampu melawan cendawan
patogen.
Berikut kelebihan dari PGPR diantaranya :
Menambah fiksasi nitrogen di tanaman kacang kacangan
Memacu pertumbuhan bakteri fiksasi nitrogen bebas
Meningkatkan ketersediaan nutrisi lain seperti phospat, belerang, besi dan tembaga
Memproduksi hormon tanaman
Menambah bakteri dan cendawan yang menguntungkan
Mengontrol hama dan penyakit tumbuhan
Tantangan PGPR
Ada beberapa kekurangan dalam produksi PGPR ini diantaranya :
Kekonsistenan pengaruh bakteri PGPR di laboratorium dengan di lapangan kadang kadang
berbeda.
Bakteri ini harus dapat diperbanyak dan diproduksi dalam bentuk yang optimum baik vialibilas
maupun biologinya selama diaplikasikan di lapangan. Beberapa bakteri PGPR harus dilakukan
re-inokulasi setelah diaplikasikan di lapangan seperti Rhizobia.
Tantangan lainnya berkaitan dengan regulasi / kebijakan suatu negara. Di beberapa negara
kontrol terhadap produksi agens antagonis ini sangat ketat. Walaupun produk tersebut tidak
berefek negatif pada manusia.
Cara Membuat PGPR
Biang PGPR
Biang PGPR dibuat dari akar bambu sekira 250 gram yang direndam dalam air selama tiga tiga
malam.

Bahan:
20 liter air
1/2 kg dedak/bekatul
Terasi
1 sdm air kapur sirih
Cara membuat:
Campur semua bahan, kemudian didihkan.
Setelah dingin, campurkan 1 liter biang PGPR. Tutup rapat. Diamkan satu hingga dua
mingggu.
PGPR kelapa
Selain cara di atas, biang PGPR juga dapat dikembangkan menggunakan air kelapa segar
ditambah gula merah (tetes tebu lebih baik) dan kemudian difermentasi selama seminggu.
Aplikasi PGPR
PGPR dan PGPR kelapa yang telah jadi dapat diaplikasikan ke tanah sekitar tanaman dengan
perbandingan; 200 cc PGPR untuk 14 Liter air.
Benih yang direndam PGPR dapat merangsang pertumbuhan akar.
Catatan:
Bakteri PGPR adalah bakteri tanah yang masa hidupnya tidak panjang. Karena itu perlu
mengembalikan populasinya setiap akan menebar benih.
Adapun cara aplikasi PGPR adalah sebagai berikut:
PGPR Untuk perlakuan benih.
Benih yang dibeli dari toko dan diduga mengandung pestisida cuci dulu sampai bersih hingga 3
4 kali.
Rendam benih dalam larutan PGPR dengan konsentrasi 10 ml per liter air selama 10 menit
hingga 8 jam tergantung jenis benihnya. Kemudian kering anginkan di tempat yang teduh
sebelum dilakukan penanaman.

PGPR Untuk perlakuan bibit.


Jika untuk perlakuan bibit dan stek atau biakan vegetatif lain tinggal direndam beberapa saat
saja lalu langsung ditanam. Konsentrasi yang diperlukan adalah 10 ml per liter air.
PGPR Untuk perlakuan pada tanaman.
Buat PGPR dengan konsentrasi 5 ml per liter air.
Untuk aplikasi pada tanaman semusim (cabe, terong, timun dll) siramkan 1 2 gelas aqua
larutan tadi ke daerah perakaran. Jika untuk tanaman tahunan jumlah larutan yang digunakan
dapat diperkirakan sendiri sesuai dengan umur dan jenis tanaman, sebagai ukuran adalah siram
daerah perakaran sampai basah.
PERBANYAKAN PGPR
Jenis Bakteri : Pseudomonas fluerescens dan Bacillus polimixa
1. Bahan
Terasi
100 grm
Kapur
50 grm
Dedak halus
100 grm
Air
10 lt
Gula pasir
150 grm
Biang (inokulum) PGPR
2. Cara
Terasi, dedak halus, gula pasir, dan kapur direbus dalam air.
Setelah mendidih didinginkan dalam suhu kamar, kemudian disaring.
Masukkan biang PGPR ke dalam air hasil saringan,
selanjutnya diinkubasikan selama 3 hari dan siap untuk diaplikasikan.
3. Aplikasi
PGPR yang telah diinkubasi selama 3 hari, dapat diaplikasikan untuk tanaman.
Encerkan terlebih dahulu dengan perbandingan 200 cc larutan PGPR dalam 20 liter air.
Hasil pengenceran dapat dikocorkan pada tanaman dengan konsentrasi 200 cc per tanaman
(umur 1 bulan setelah tanam atau 40 hari setelah tanam).
Aplikasi dianjurkan pada sore hari setelah pukul 15.00 WIB atau pagi hari sebelum pukul 09.00
WIB.
Untuk pembenihan, rendam terlebih dahulu bibit yang akan disemai dalam larutan PGPR
selama 10 menit, kemudian disemai.
Sedangkan untuk bibit yang akan dipindah tanam, terlebih dahulu dicelupkan dalam larutan
PGPR selama 10 menit, selanjutnya siap untuk ditanam.

Anda mungkin juga menyukai