Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Tanah
Catatan: Bahan ini digunakan untuk menjelaskan kompos pada petani, pekebun, atau masyarakat
awam. Dibuat dengan bahasa yang lebih sederhana agar lebih mudah dipahami oleh petani.
Semoga bermanfaat.
Cara Pembiakan Bakteri
Untuk menghemat biaya, bibit bakteri EM4 yang dibeli di toko atau koperasi Saprotan dapat
dikembangbiakkan sendiri, sehingga kebutuhan pupuk organik untuk luas lahan yang ada dapat
dipenuhi. Adapun prosedur pembiakan bakteri EM4 adalah sebagai berikut:
1 liter bakteri
3 kg bekatul (minimal)
¼ kg gula merah/gula pasir/tetes tebu (pilih salah satu)
¼ kg terasi
5 liter air
Alat dan Sarana:
Ember
Pengaduk
Panci pemasak air
Botol penyimpan
Saringan (dari kain atau kawat kasa)
Cara Pembiakan:
Untuk menghemat biaya, bibit bakteri EM4 yang dibeli di toko atau koperasi Saprotan dapat
dikembangbiakkan sendiri, sehingga kebutuhan pupuk organik untuk luas lahan yang ada dapat
dipenuhi. Adapun prosedur pembiakan bakteri EM4 adalah sebagai berikut:
1 liter bakteri
3 kg bekatul (minimal)
¼ kg gula merah/gula pasir/tetes tebu (pilih salah satu)
¼ kg terasi
5 liter air
Alat dan Sarana:
Ember
Pengaduk
Panci pemasak air
Botol penyimpan
Saringan (dari kain atau kawat kasa)
Cara Pembiakan:
1 liter bakteri
5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan daun dari pohon yang
bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba, dan yang sulit lapuk seperti jato, bambu,
dan lain-lainnya)
0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya
1 kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air
30 kg kotoran hewan
Air secukupnya
Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat
Cara Pembuatan:
Pupuk Hijau: adalah pupuk organik yang terbuat dari sisa tanaman atau sampah yang diproses
dengan bantuan bakteri.
Salah satu dari pola hidup hijau yang dapat kita laksanakan adalah mengelola sampah organic rumah
tangga, dengan membuatnya menjadi kompos.
Kompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah, zat makanan yang diperlukan tumbuhan akan
tersedia. Mikroba yang ada dalam kompos akan membantu penyerapan zat makanan yang dibutuhkan
tanaman. Tanah akan menjadi lebih gembur. Tanaman yang dipupuk dengan kompos akan tumbuh lebih
baik. Hasilnya bunga-bunga berkembang, halaman menjadi asri dan teduh. Hawa menjadi segar karena
oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan.
Sampah organic secara alami akan mengalami peruraian oleh berbagai jenis mikroba, binatang yang
hidup di tanah, enzim dan jamur. Proses peruraian ini memerlukan kondisi tertentu, yaitu suhu, udara
dan kelembaban. Makin cocok kondisinya, makin cepat pembentukan kompos, dalam 4 – 6 minggu
sudah jadi. Apabila sampah organic ditimbun saja, baru berbulan-bulan kemudian menjadi kompos.
Dalam proses pengomposan akan timbul panas krn aktivitas mikroba. Ini pertanda mikroba mengunyah
bahan organic dan merubahnya menjadi kompos. Suhu optimal untk pengomposan dan harus
dipertahankan adalah 45-65C.Jika terlalu panas harus dibolak-balik, setidak-tidaknya setiap 7 hari.
Peralatan
Di dalam rumah ( ruang keluarga, kamar makan ) dan di depan dapur disediakan 2 tempat sampah yang
berbeda warna untuk sampah organic dan sampah non-organic. Diperlukan bak plastic atau drum bekas
untuk pembuatan kompos. Di bagian dasarnya diberi beberapa lubang untuk mengeluarkan kelebihan
air. Untuk menjaga kelembaban bagian atas dapat ditutup dengan karung goni atau anyaman bambu.
Dasar bak pengomposan dapat tanah atau paving block, sehingga kelebihan air dapat merembes ke
bawah. Bak pengomposan tidak boleh kena air hujan, harus di bawah atap.
Cara Pengomposan
Keberhasilan pengomposan terletak pada bagaimana kita dapat mengendalikan suhu, kelembaban dan
oksigen, agar mikroba dapat memperoleh lingkungan yang optimal untuk berkembang biak, ialah
makanan cukup (bahan organic), kelembaban (30-50%) dan udara segar (oksigen) untuk dapat bernapas.
Sampah organic sebaiknya dicacah menjadi potongan kecil. Untuk mempercepat pengomposan, dapat
ditambahkan bio-activator berupa larutan effective microorganism (EM) yang dapat dibeli di toko
pertanian.
Penutup
Apabila setiap rumah tangga melakukan pemilahan sampahnya: yang organic dijadikan kompos, yang
non-organik disedekahkan kepada pemulung, maka pemerintah tinggal mengelola sisanya yang 10%
saja,yang tidak dapat didaur ulang. Alangkah senangnya pemulung, kalau penghuni rumah sudah
memilah sampahnya, sehingga mereka tinggal mengambil kertas, plastic dsb. yang tidak dikotori sisa
makanan, tanpa mengobrak-abrik bak sampah (maaf) berebutan dengan anjing dan kucing. Jam
kerjanya akan lebih pendek, uang yang diperoleh akan lebih banyak.
Pembuatan kompos ini dapat pula dilakukan secara kolektif, apabila keadaan tidak memungkinkan.
Misalnya perumahan padat penduduk, atau apartemen. Pengelolaannya dapat diserahkan kepada RW
atau pihak swasta. Namun masing-masing rumah tangga tetap harus melakukan pemilahan sampahnya.
Sehingga tidak perlu lagi ada TPA yang memerlukan tanah luas dan menimbulkan masalah pencemaran,
bahaya longsor, pendangkalan sungai, penyakit dsb.