Anda di halaman 1dari 60

INTENSIFIKASI TANAMAN

PADI

oleh
Slamet Sugito,S.PKP
Balai Penyuluhan Kec. Selopampang
KENDALA PERTANIAN
Besarnya biaya pengeluaran
Sulitnya tenaga kerja pertanian
Sulitnya pemasaran
Cuaca sukar diperkirakan
Sempitnya penguasaan lahan
Bencana banjir dan kekeringan
Peningkatan volume impor produk pertanian
Alih fungsi lahan
Kelangkaan pupuk dan pestisida
TANAH KITA SAKIT

1. Keras, padat dan lengket.


2. Rusak dan sakit.
3. Tidak subur dan tidak gembur.
4. Kurang dan tidak mengandung
bahan organik
5. Boros pupuk urea/TSP
6. Diracun dan tidak diberi makan

Tanam terus-menerus sepanjang tahun, pola padi-padi-pantun


Metode Budi Daya Tanaman Padi
Yang Sudah Ada
Tabela ( tabur Benih Langsung )
TOT (Tanpa Olah Tanah)
Legowo
Surjan
Tumpang Sari
Gogo Rancah, dll
PTT ( Pengelolaan Tanaman Terpadu )
KOMPONEN BUDIDAYA PADI
KEGIATAN LAHAN AIR TANAMAN PUPUK & UDARA &
PESTISIDA SINAR
MATAHAR
I

Lahan Air permukaan Tanaman padi Organik Optimum


sawah Sungai Nabati
Waduk Hewani

Pertanian

Air tanah Tanaman palawija Anorganik


Lahan Air buangan Perkebunan Urea Kurang
kering Mata air Hijauan pakan ternak TSP oiptimum
Embung Holtikultura (bunga & KCL
buah musiman)
Pertumbuhan Padi
Pertumbuhan padi dapat dibagi dalam 3 (tiga) fase:
Vegetatif (Bertunas - bunting);
Reproduktif (Bunting - berbunga); dan
Pemasakan (Berbunga Bulir masak)
STRUKTUR TANAMAN
No. BAGIAN FUNGSI KETERANGAN

1. AKAR 1. Menghisap tanaman 1. Sifat akar selalu


2. Menghisap air ke bawah
3. Menjaga stabilitas tanaman (gravitasi)
4. Mencegah erosi/hilangnya lapisan tanah 2. Batas perakaran
lapis olah padi
20 cm
2. BATANG 1. Meneruskan makanan dari akar ke daun
2. Menjaga tegaknya tanaman

3. DAUN 5. Proses fotosintesa

4. BUNGA 6. Menghasilkan buah

5. BIJI/BAKAL 7. Bakal tanaman baru


BUAH 8. Sumber makanan pertumbuhan awal
9. Kulit pelindung dan penyebar bakal buah
Perlakuan Pembenihan
dan Jarak Tanam
15 15
cm cm

Layu

Digenangi 15 cm

Akar perlu
penyesuaian 15
cm

Akar
labil

PERLAKUAN DAMPAK
1. Pindah lahan. Daun layu
2. Ditanam dalam Akar perlu penyesuaian
3. Batang banyak Rebutan makanan
4. Digenangi Akar labil
5. Jarak tanam rapat Fotosintesa tidak efektif
6. Waktu pembibitan lama Umur efektif tidak
produktif
Adakah cara lain untuk
SALAH KAPRAH
1) Bibit yang lebih tua dan lebih besar
akan tumbuh lebih vigor
2) Tanam banyak dalam satu lobang
dan jarak rapat akan menambah
hasil
3) Padi akan tumbuh baik bila
digenangi terus menerus selama
pertumbuhan
4) Hasil padi akan meningkat dengan
pemberian pupuk dan pestisida
kimia yang banyak
PERLAKUAN TERHADAP TANAMAN

Dicabut Akar Putus Daun Dipotong Luka Sakit Dilempar Tambah Memar

Ditanam Dalam dan Banyak Jarak tanam 10 Akar Kehitaman, busuk


PUPUK DAN PESTISIDA ANORGANIK
/ KIMIA
Penggunaan pestisida oleh masyarakat,
khususnya petani selain memberikan keuntungan
juga dapat menimbulkan kerugian. Beberapa
keuntungan yang diperoleh dari penggunaan
pestisida adalah sebagai berikut :

Dapat diaplikasikan secara mudah


Dapat diaplikasikan hampir disetiap tempat dan
waktu
Hasilnya dapat dilihat dalam waktu singkat
Dapat diaplikasikan dalam areal yang luas
dalam waktu singkat
Mudah diperoleh, dapat dijumpai di kios-kios
pedesaan sampai pasar swalayan di kota besar
DAMPAK PESTISIDA
Sedangkan kerugiannya adalah :

Keracunan dan kematian pada manusia


Keracunan dan kematian pada ternak dan hewan
piaraan
Keracunan dan kematian pada satwa liar
Keracunan dan kematian pada ikan dan biota air lainnya
Keracunan dan kematian pada biota tanah
Keracunan dan kematian pada tanaman
Keracunan dan kematian pada musuh alami OPT
Terjadinya resistensi, resurjensi dan perubahan status
OPT
Pencemaran lingkungan hidup
Residu pestisida yang berdampak negatif terhadap
PERTANIAN METHODE SRI
( System Of Rice Intensification)

1. Pengertian dan Prospek SRI


2. Prinsip Dasar SRI
2.1 Olah Tanah
2.2 Pemakaian Benih
2.3 Model Persemaian
2.4 Umur Benih
2.5 Cara Penanaman
2.6 Jarak Tanam
2.7 Sistem Pengairan
2.8 Penyiangan
2.9 Pemupukan
2.10 Pemberantasan Hama
2.11 Panen dan Pasca Panen
2.12 Pemasaran
APA SIH SRI ?
1. Suatu inovasi dalam budidaya padi yang
telah dikembangkan di Madagaskar oleh
seseorang Pastur Fr. Henri Laulanie, SJ,
sejak tahun 1983-1984

2. Dikembangkan di Indonesia oleh Alik


Sutaryat dkk (Tim Pengembang SRI Jawa
Barat) disesuaikan dengan kondisi di
Indonesia sejak tahun 1999

3. Budi daya padi intensif dengan


memperhatikan Managemen
Perakaran yang berbasispada
Pengelolaan Air, Tanah dan Tanaman
serta pemupukan dan pestisida
organik menggunakan bahan lokal
MODEL BUDI DAYA PADI INTENSIF MENGUTAMAKAN
MANAGEMENT SISTEM PERAKARAN YANG BERBASIS
PADA PENGELOLAAN TANAH, TANAMAN DAN AIR
SERTA PEMUPUKAN DAN PENGENDALIAN HAMA
DENGAN BAHAN ORGANIK LOKAL
PERBANDINGAN METHODE SRI
DENGAN POLA TRADISIONAL
KEGIATAN SRI TRADISIONAL

Kebutuhan benih 5 7 Kg/Ha 25 35 Kg/Ha

Persemaian Media tanah + kompos dalam besek Di lahan sawah, digenangi


kondisi lembab
Umur benih 4 7 hari HBT 20 30 hari HBT

Jumlah benih tiap lubang 1 batang per lubang, tidak dibenam, 3 4 batang per lubang, dibenam,
akar horizontal. akar vertikal dan dalam.
Jarak tanam 25/25 40/40 cm 15/15 20/20 cm

Pemberian air Macak-macak selama pertumbuhan, Penggenangan selama


pemberian air selama 1 - 3 pertumbuhan, keb. Air 8.000
hari/seminggu, keb. air 4.800 m3/ha/MT
m3/ha/MT
Penyiangan 4X 2X

Penggunaan pupuk Pupuk organik padat dan cair berasal Pupuk sintetik (anorganik)berasal
dari bahan limbah rumah tangga adari bahan pabrikan
Pengendalian Hama Pestisida organik berasal dari bahan Pestisida sintetik dibuat oleh pabrik
empon-empon
LANJUTAN PERBANDINGAN METHODE SRI
DENGAN POLA TRADISIONAL
KEGIATAN SRI TRADISIONAL

Jumlah anakan 60 90 anakan/rumpun, berasal dari 20 -30 anakan/rumpun,berasal dari 3


1 butir gabah butir gabah

Beaya usaha tani Rp. 7.500.000/Ha Rp. 9.000.000/Ha

Hasil produksi 8 -12 Ton/Ha GKG 4 6 Ton/Ha GKG

Keuntungan bersih Rp. 15.000.000/Ha Rp.4.000.000/Ha

Kualitas beras dan harga Beras organik, Rp. 5.000/Kg Beras tidak organik, Rp.3.500/Kg

Dampak lingkungan Ramah lingkungan dan berkelanjutan Cenderung merusak lingkungan


Pemanfaatan bahan limbah lokal Mematikan siklus alami
Tidak perlu tambah beaya pupuk Harus menggunakan bahan pabrikan
Perlu tambah beaya pupuk sintetis
PENGOLAHAN TANAH DENGAN TERNAK
ATAU TRAKTOR
BEBERAPA VARIETAS UNGGUL UNTUK MH DAN
MK
Varietas Musim Umur Tekstur Potensi Ketahanan
(hari) nasi hasil thd hama/
(t/ha) penyakit
IR 64 MH, MK 115 PULEN 58 WCK1,2;
KR ;WH
Way Apo Buru MH, MK 120 PULEN 58 WCK 2; HDB

Cilosari MH, MK 110 PULEN 5 6,5 WCK 2; HDB

Memberamo MH 115 PULEN 67 WCK 2,3; T;


HDB
Cisantana MH 118 PULEN 58 WCK 2,3; HDB

Ciherang MH 125 PULEN 57 WCK 2,3;HDB


Tukad Unda MH 110 PULEN 47 WCK 3;T;HDB

Tukad Balian MH 110 PULEN 47 WCK 3;T;HDB


Tukad Petanu MH 120 PULEN 47 WCK 3;T;HDB
3. Seleksi benih
Untuk mengetahui kandungan bernas
pada
setiap butir terutama pada ujung bulir
padi.
Dapat dilakukan dengan cara :
1. Direndam dalam larutan abu dapur
2. Direndam dalam larutan air garam
3. Dengan bahan Regent ST
UJI MUTU BENIH
UJI MUTU BENIH
4. Model Persemaian
Persemaian dengan nampan yang dilapisi daun
pisang.
Isi dengan tanah yang sudah dicampur
dengan pupuk organik.
Taburkan benih
Tutup dengan tanah Tanah+
Bahan Organik/ abu dapur.
SEMAI BENIH
BASAH/KERING
5. Benih Muda (4-7hari/berdaun 2
setelah semai, tinggi bibit 5-10 cm)

emberi kesempatan sejak fase vegetatif awal kepada tanama


ukTumbuh lebih awal membentuk akar, tunas lebih banyak d
berkembang lebih besar pada anakan primer
Lebih mampu beradaptasi dengan lingkungan,
bibit cepat tumbuh dan berkembang lebih baik
TANAM BIBIT MUDA (8-14) hari

Bibit umur 10 HSS.

Tanam 1 bibit tiap


lubang tanam.
Ditanam TUNGGAL, DANGKAL
dan letak Akar HORIZONTAL
. Kebutuhan Benih = 5 7 Kg/ Ha
.Terhindar dari persaingan nutrisi, Sinar
Matahari, dan keasaman tanah.
TANAM Tunggal & Dangkal

Bibit tunggal
Tanam dangkal
(membentuk huruf L)
Jarak Tanam Jarang (30 x 30 cm2)
8. Pemberian Air Tidak Menggenangi Tanaman (macak-
macak/terputus-putus/intermittent)

buat parit pada bagian tepi dan tengah petak untuk drainase

enghindari Jaringan kompleks pada akar hancur : Cortex, Xyle


an Phloem.Tanaman Padi Bukan Tanaman Air, Hanya butuh a
PEMBERIAN AIR IRIGASI TERPUTUS

Muka
Air

Saluran
30 Pembuang 30
cm cm

Tinggi genangan 2 Umur tanaman 5, 10, 15


Cm HST
Tinggi genangan 5 Umur tanaman 25, 35, 45
Cm , 55, 65, 75, 85 HST

Selanjutnya, sawah dibiarkan kering sampai


panen.
Fase Kering, Tanah dibiarkan Pecah
sehingga akar leluasa dapat udara
PERBANDINGAN PERAKARAN

Cara Biasa Cara SRI

Umur 32 HST
Ditanam Dalam dan Banyak

Beruas-ruas akar bagian Akar Memanjang dan Akar Tumbuh Pada Ruas Pertama
Bawah busuk dan mati Menambah Umur Dan Akarpun Sehat
Penyiangan dilakukan 4 Kali dengan
menggunakan landak/gosrok/weeder

Untuk merantaskan
akar yang akan
tumbuh lebih banyak
cabang akar

Mencabut dan
membenamkan
rumput untuk menjadi
nutrisi

Menggemburkan
tanah agar oksigen
tetap tersedia
disekitar perakaran
Siangi Tiap 10 hari

Siang dengan Roda SRI Siang dengan Landak

Siang dg. Weeder 2-


roda.
Siang-I (10 HST)
Penyiangan-II (20 HST)
Siang dengan Tangan
Tidak/Mengurangi Penggunaan
Pupuk Kimia An Organik

Mengarah kepada Praktek usaha tani yang


berusaha meningkatkan kualitas lingkungan dengan
tetap menjaga produktivitas dan kelestariannya.

Pemupukan menggunakan bahan alami


limbah lokal dan MOL

Nilai-nilai keberlanjutan dan pertimbangan yang


jauh kedepan harus menjadi jiwa pertanian
ekologis, hemat air dan ramah lingkungan.
Pemupukan dengan Urea, TSP/SP36 dll :
Hanya unsur kimia
Cenderung mematikan unsur Mikro & Makro
Organisme
( cacing, serangga pengurai dll )

Fungsi Kompos ( Pupuk Organik )


1. Memperbaiki struktur tanah
2. Memperbesar daya ikat tanah berpasir
3. Menambah daya ikat air dan unsur hara
4. Memperbaiki sirkulasi udara
5. Membantu proses pelapukan bahan mineral
6. Memberi bahan makanan mikroba
7. Menurunkan aktivitas organisme pengganggu
Kurangi Pupuk Kimia, ganti dg
Pupuk Organik

PEMUPUKAN I (saat tanam)


PEMUPUKAN II (21-25 HST)
PEMUPUKAN III (45-50 HST)
PEMUPUKAN

Dosis Pupuk ( kg / ha )
BUDIDAYA PADI Urea SP 36

NON SRI 300 200


SRI 150 150
SRI Hemat 150 50
Pemupukan I : Pada awal tanam (50 kg/ha UREA + 150 kg/ha
SP 36)
Pemupukan II : Umur tanaman 20 HST (50 kg/ha
UREA)
Pemupukan III : Umur tanaman 45 - 55 HST (50 kg/ha
UREA)
Pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan(OPT)

Pengendalian dengan kultur teknis


(agronomis dan pengairan)
Pengendalian OPT menggunakan
pestisida alami (empon-empon bahan
lokal), alat penangkap hama dan
musuh alami
Pengendalian dengan Insektisida
kimia
Insektisida = obat atau racun ?
Tuhan menciptakan serangga atau
PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT

Pengendalian HAMA DAN PENYAKIT secara BIOLOGIS,


untuk mengurangi pemakaian bahan kimia dari
pembasmi hama.
Contoh :
Hama KEONG MAS dapat diatasi dengan membuat parit
keliling dan tengah sawah serta tancapkan AJIR sebagai
perangkap telur keong. Bila perlu beri daun pepaya.
Atau AIR DAUN PINANG yang ditumbuk dimasukkan tepat
di pintu air/jalan masuk air ke sawah.
Hama WERENG COKLAT diberantas dengan cara
mengeringkan sawah dan buat parit tiap empat baris
tanaman padi, lalu disiram dengan ABU GOSOK. Apabila
kondisi parah, baru alternatif terakhir menggunakan
pestisida/MIPCIN.
PANEN DAN PASCA PANEN
1. Penentuan umur panen : 90 115 hari
2. Alat panen : sabit bergerigi
3. Cara dan sistem pemanenan : potong
bawah/atas bila dirontok dengan threser
4. Perontokan dengan pedal/power threser
5. Pengeringan gabah : jemur 5-7 cm
dibalik tiap 2 jam sekali atau dengan
mesin pengering
6. Penggilingan ; kadar air 14% untuk
memperoleh mutu dan rendemen yang
tinggi
7. Penyimpanan bersih bebas hama dan
sirkulasi udara yang baik
BERAS
Perkembangan Padi SRI

Padi umur 30 HST

Padi umur 51 HST Padi umur 40 HST


Perkembangan Padi SRI
Padi SRI varitas Ciherang umur 83 hari
Padi SRI 2 minggu menjelang panen
Contoh
Hasil Yang Telah Dicapai

CIAMIS JABAR 9,8 TON/HA GKP CIAMIS JABAR 10,4 TON/HA GKP

ASIKMALAYA JABAR 9,6 TON/HA GKPSUKABUMI JABAR 11,2 TON/ HA GKP


P A N E N (105 HST varietas Ciherang)

Hasil padi SRI 14,3 t/ha GKP, 4 April


05
Padi SRI di Panen Sekjen PU dan Gub. NTB, 5 April 07
Gubernur NTB Panen Padi SRI di Kab. Sumbawa, 12 April
07

Hasil padi SRI 10,08 t/ha GKP.


INFORMASI LUAR NEGERI
I rice field, hybrid variety, Yunnan, China, 2004 18 t/
PADILAMPOT
( Budidaya Tanam Padi Dalam Pot )

1 Butir benih

1 Rumpun

127 Anakan

118 Malai

170 Butir gabah per Malai

5,0 Ons GKP

3,5 Ons GKG

2,4 Ons Beras
Tanam ulang memanfaatkan
singgang

1. Potong ombol 5 cm diatas tanah


2. Perlakuan tanam langsung dimulai
dari tahap penyiangan
3. Menghemat waktu, biaya dan tenaga
4. Produktifitas 75 % dari masa panen
I
5. Masih dalam taraf uji coba
laboratorium (belum
direkomendasikan)
BUDIDAYA TANAM PADI HEMAT AIR ,
RAMAH LINGKUNGAN DAN
BERKELANJUTAN
METHODE SRI

BACK TO NATURE

MUATAN
REVOLUSI HIJAU
PENDIDIKAN PETANI LEBIH DITEKANKAN PADA
PROSES PEMAHAMAN DAN PENYADARAN KETIMBANG
POLA AJAKAN MENERAPKAN TEKNOLOGI.
HAL INI DIDASARKAN PADA PENGALAMAN BAHWA
KEYAKINAN DARI DIRI SENDIRI
LEBIH KUAT DORONGANNYA UNTUK MELAKUKAN
PENGEMBANGAN KEGIATAN USAHATANI

Anda mungkin juga menyukai