JABATAN : POPT
HP. 0812-8211-8903
PRINSIP – PRINSIP
PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT)
A. Budidaya Tanaman Sehat
- Mempunyai ketahanan ekologis yang tinggi terhadap OPT
- Tingkat produksi optimal
B. Pelestarian Musuh Alami
- Menjaga keragaman hayati
- Mengoptimalkan peran MA dalam menekan populasi OPT
C. Pengamatan Secara Teratur
- Mengidentifikasi perkembangan populasi OPT & faktor pendukung
- Sebagai dasar analisa ekosistem
D. Petani Sebagai Ahli PHT
- Sebagai pengambil keputusan petani harus mempunyai
pengetahuan dan keterampilan tentang PHT.
PRINSIP – PRINSIP
PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT)
KUMBANG /
LABA - LABA / BOBOTOLAN / TOMCAT Coccinelidae sp
Lycosa sp Ophionea sp Paederus sp
Chyrtorhinus ULAR
Thrichogramma sp
BURUNG HANTU
TIKUS (Rattus rattus argentiventer)
CARA PENYERANGAN :
• Tikus aktif pada malam hari, memakan batang – batang padi dan malai
terutama pada saat padi bunting
GEJALA :
• Kerusakan karena serangan tikus adalah batang padi dipotong dan bekas
gigitannya terlihat berbentuk sudut potong kurang lebih 45° dan masih
mempunyai sisi bagian batang yang tidak terpotong. Pada fase vegetatif
tikus dapat merusak antara 11 – 17 batang per malam, sedang pada saat
bunting kemampuan merusak meningkat menjadi 24 – 246 batang padi
per malam
TIKUS (Rattus rattus argentiventer)
BIOEKOLOGI
Dalam satu tahun seekor tikus melahirkan 4 kali dengan rata-rata 8
ekor anak tiap melahirkan. Secara tioritis sepasang tikus selama 1
tatun dapat berkembang biak menjasi 1270 ekor.
Perkembangan tikus di alam sangat dipengaruhi oleh situasi
lingkungan terutama tersedianya makanan. Puncak serangan tikus
selalu berkaitan erat dengan puncak masa generatif.
UMUR :
• Dewasa : 1,5 – 5 bulan
• Masa birahi : 4 – 5 hari
• Masa hamil : 21 hari
• Masa menyusui : 21 hari
• Melahirkan anak : 8 – 12 ekor
TIKUS (Rattus rattus argentiventer)
PENGENDALIAN
Pra Tanam
- Sanitasi lingkungan
- Gropyokan dan pengemposan
- Pengumpanan beracun
- Penanaman tanaman perangkap
Persemaian.
- Pemagaran plastik dan pemasangan bubu
- Gropyokan dan pengemposan
- Pengumpanan beracun
Tanaman Muda
- Sanitasi lingkungan
- Pengemposan
- Pengumpanan beracun
Tanaman Tua dan Menjelang Panen
- Pengemposan
- Pemasangan perangkap
- Pengeringan berkala
PENGENDALIAN TIKUS
PENYAKIT BLAS (Pyricularia oryzae)
DI SEBABKAN OLEH JAMUR Pyricularia oryzae
TERBAWA OLEH BENIH
BLAS
GEJALA :
BLAS DAUN :
Bercak belah ketupat.
6. MANIPULASI LINGKUNGAN
- Gunakan sistem tanam Legowo untuk mengatur iklim mikro.
- Lakukan sistem pengairan berselang (intermitent)
7. PEMUPUKAN BERIMBANG
- Gunakan pupuk organik matang
- Lakukan pemupukan NPK berimbang sesuai rekomendasi
8. PENGGUNAAN PESTISIDA
- Gunakan Fungisida terdaftar untuk Blas
- Aplikasi 6 Tepat (Sasaran, Jenis, Dosis, Waktu, Cara, Mutu)
4. PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI / KRESEK/ BLB
(Xanthomonas campestris)
DI SEBABKAN OLEH BAKTERI
Xanthomonas campestris
GEJALA
- DAUN BERWARNA KUNING ORANYE (BERBINTIK KARAT
BERWARNA HITAM)
- JUMLAH ANAKAN BERKURANG, TANAMAN KERDIL SERTA
MALAI YANG TERBENTUK LEBIH PENDEK DAN LEBIH
BANYAK YANG HAMPA.
- TERJADINYA PEMENDEKAN JARAN ANTARA PANGKAL
DAUN ATAU BAHKAN BERHIMPITAN ATAU KADANG-
KADANG SATU BIDANG SEHINGGA TERLIHAT SEPERTI
KIPAS
PENYAKIT TUNGRO
PENYEBAB PENYAKIT TUNGRO
WERENG HIJAU (Neppotetix nigropictus)
SIPUT MURBAI / KEONG MAS (Pomacea caniculata)
• Telur diletakkan secara berkelompok 300 – 500 butir
• Lama stadia telur 7-16 hari
• Lebih menyukai daerah berair
SIPUT MURBAI / KEONG MAS (Pomacea caniculata)
PENGENDALIAN
• Mekanis :
- Pemungutan siput dengan cara membuat pematang di sekeliling
petak untuk mengumpulkannya
- Pemungutan kelompok telur dengan cara memasang ajir bambu
tempat keong bertelur
- Penggunaan pembatas dari plastik untuk mencegah siput masuk ke
dalam persemaian
• Biologis :
- Dengan melepaskan itik atau ikan mas sebagai predator keong
• Kimiawi:
- Penggunaan moluscida pada daerah kronis endemis