Anda di halaman 1dari 34

EPIDEMIOLOGI MALARIA

Oleh :

DAUD SAMAL, S.KM

BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT


& KRISIS KESEHATAN
(P2K2)
DINAS KESEHATAN PROVINSI MALUKU
Pengertian

Epidemiologi malaria adalah ilmu yang


mempelajari tentang penyebaran malaria
dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Definisi Malaria Klinis

Malaria Klinis adalah penderita dengan gejala


demam* secara berkala, menggigil*,
berkeringat* dan sakit kepala dan juga sering
disertai dengan gejala khas daerah (diare pada
balita sakit atau sakit otot pada orang dewasa)
*) gejala klasik malaria
Definisi Malaria Positif

Malaria positif adalah


penderita yang dalam
darahnya ditemukan
parasit plasmodium
melalui pemeriksaan
mikroskopis
HOST PARASITE

ENVIRONMENT
Agent (Penyebab Penyakit)

Agent penyebab malaria genus


Plasmodium, Famili Plasmodiidae, dari
Orde Coccidiidae, ada 4 macam
Plasmodium :
Plasmodium falciparum (malaria tropika)
Plasmodium vivax (malaria tertiana)
Plasmodium malarie (malaria kuartana)
Plasmodium ovale (jarang, umumnya di
Afrika)
Ookinet Parasit Malaria
Life Cycle
MANUSIA NYAMUK ANOPHELES
Kelenjar Ludah
Hati Sporozoit Sporozoit

Hipnozoit
Schizont
Schizont
Merozoit

Dalam eritrosit Lambung Nyamuk

Tropozoit oocyst

Schizont Merozoit ookinet

Gametocyt zygot
8
Siklus Hidup Parasit Malaria
• Siklus aseksual dalam tubuh manusia :
- Siklus diluar sel darah merah, dalam hati
(hipnosoit) dapat menyebabkan kambuh
dari P. vivax & P. ovale
- Siklus dalam sel darah merah :
Siklus sisogoni, menimbulkan demam
Siklus gametogoni, menjadi sumber
penularan
• Siklus seksual dalam tubuh nyamuk (siklus
sporogoni), menghasilkan sporozoit yang
ditularkan dari nyamuk ke manusia
Trophozoit
Host Intermediat :
Trophoizoit
Schizont
Gametocyt Schizont

Host Definitif :
Zygot
Sporozoit Gametocyt
Masa inkubasi ekstrinsik ( waktu mulai saat masuknya gametosit ke dalam
tubuh nyamuk sampai terjadinya stadium sporogoni dalam tubuh nyamuk, yaitu
dengan terbentuknya sporosoit yang kemudian masuk ke dalam kelenjar liur
nyamuk )
Suhu optimal 26,7 º c : - P. falciparum = 10 – 12 hari
- P. vivax = 8 – 11 hari
- P. malariae = 14 hari
- P. ovale = 15 hari
Pada suhu 16º c P. vivax 55 hari dan 7 hari pada suhu 28º c, pada 32º c
parasit dalam tubuh nyamuk mati

Masa inkubasi intrinsik ( waktu mulai masuknya sporosoit ke dalam darah sampai
timbulnya gejala klinis/demam yaitu sampai pecahnya sison sel darah merah yang
matang dan masuknya merosoit darah ke aliran darah, waktu ini meliputi waktu yang
dibutuhkan oleh fase eksoeritrositer ditambah dengan siklus sisogoni )
- P. falciparum = 9 – 14 hari (12)
- P. vivax = 12 – 17 hari (15)
- P. ovale = 18 - 40 hari (28)
- P. malariae = 16 – 18 hari (17)
Host (Pejamu)

• Manusia (host
intermediate)
• Nyamuk Anopheles
(host definitive)
Manusia (host intermediate)
 Usia : anak > rentan
 Jenis kelamin : ibu hamil dpt anemia > berat
 Ras : ada ras dg kekebalan alamiah
 Riwayat malaria sebelumnya
 Cara hidup : sering diluar rumah malam hari
 Sosial ekonomi : sosek di daerah endemis
erat hubungan dg infeksi malaria
 Status gizi : gizi < baik rentan infeksi
 Immunitas : immunitas alami krn di daerah
endemis
Nyamuk Anopheles (host definitive)

 Perilaku nyamuk : tempat


hinggap/istirahat, tempat menggigit,
obyek yang digigit.
 Faktor penting lainnya : umur nyamuk
(longevity), kerentanan nyamuk thd
infeksi gametosit, frekuensi menggigit
nyamuk, siklus gonotrofik.
Perilaku nyamuk Anopheles
 Tempat hinggap atau istirahat :
- Eksofilik : > suka di luar rumah
- Endofilik : > suka di dalam rumah
 Tempat menggigit :
- Eksofagik : > suka di luar rumah
- Endofagik : > suka di dalam rumah
 Obyek yang digigit :
- Antrofofilik : > suka manusia
- Zoofilik : > suka hewan
Faktor lain yang penting
 Umur nyamuk (longevity), semakin panjang
umur semakin besar jadi penular atau
vektor
 Kerentanan nyamuk terhadap infeksi
gametosit
 Frekuensi menggigit manusia
 Siklus gonotrofik, yaitu waktu
mematangkan telur (interval menggigit
nyamuk)
VEKTOR MALARIA DI INDONESIA

A. aconitus
Nyamuk Anopheles betina
A. sundaicus
A. maculatus
A. balabacensis
A. punctulatus
A. farauti
dll
SIKLUS HIDUP NYAMUK

Telur Jentik Pupa Dewasa

1-2 hari 8-10 hari 1-2 hari

7 - 13 hari
DISTRIBUSI VEKTOR MALARIA

No Propinsi Vektor Predominan


1. NTT An.aconitus, An.balabacensis,
An.barbirostis, An.maculatus,
An.sundaicus, An.subpictus
2. Maluku An. subpictus, An. farauti, An.
punctulatus
3. Irian Jaya An. farauti, An. koliensis, An.
punctulatus

Sumber : Laihad, 1999


Environment (Lingkungan)

 Lingkungan Fisik
 Lingkungan Kimiawi
 Lingkungan Biologik
 Lingkungan Sosial Budaya
Skema malaria,
Lingkungan &
Penderita

Sa
Sakkiitt
Infeksi
Lingkungan
T jentik Nyamuk Trans
Mati
P dewasa misi

Fisik :
•Pemb. Gdg , Curah
Hjn, Kelemb, Suhu
Biologi :
•Predator(ikan kt )
Kebal
•Ternak besar
•Vegetasi BIONOMIK
Sos Bud
•Migrasi pddk
Lingkungan Fisik
 Suhu Udara, makin tinggi suhu makin
pendek siklus sporogoni, makin rendah suhu
makin panjang siklus sporogoni
 Kelembaban Udara, kelembaban rendah
memperpendek umur nyamuk
 Hujan
 Angin, kecepatan angin waktu senja dan
pagi
 Sinar Matahari, An.sundaicus suka teduh,
An.barbirostris dapat teduh dan terang
 Arus Air, An.barbirostris suka air statis,
An.minimus suka air mengalir deras
Lingkungan Kimiawi

 Salinitas (kadar garam), An.sundaicus


tumbuh optimal pada 12 – 18 ‰ &
tidak dapat berkembang biak pada
kadar garam > 40 ‰
 Keasaman (pH), An.letifer dapat hidup
dengan pH rendah
Lingkungan Biologik
 Adanya tumbuhan bakau, lumut,
ganggang & beberapa tumbuhan air
mempengaruhi kehidupan larva nyamuk
 Ikan pemakan larva, mempengaruhi
populasi nyamuk (Biological Control)
 Ternak besar, dapat mengurangi gigitan
nyamuk pada manusia (Cattle Barrier)
PREDIKSI TEMPAT PERINDUKAN
VEKTOR MALARIA
An.maculatus
An.maculatus An.balabacensis
An.balabacensis
An.aconitus
An.barbirostris
An.punctulatus
An.farauti
An.suncaicus HUTAN
An.subpictus

PERKEBUNAN

SAWAH/
Kolam
RAWA /
TANAMAN AIR

Laggon MATA AIR /


( Mangrove ) ALIRAN SUNGAI
Lingkungan Sosial Budaya
 Kebiasaan di luar rumah pada
malam hari, memperbesar
jumlah gigitan nyamuk
 Penggunaan kelambu, kawat
kasa, repellent,
mempengaruhi angka
kesakitan malaria
 Pandangan/persepsi
masyarakat terhadap
penyakit malaria
Tiga Elemen Epidemiologi
 Orang :
- Golongan Umur
- Jenis Kelamin
 Tempat :
- Dusun/RT/RW
- Desa
- Kecamatan
- Kabupaten/Propinsi
 Waktu :
- Mingguan
- Bulanan
- Tahunan
Indikator

1. API (Annual Parasite Incidence)

Jumlah penderita positif malaria


X 1.000
Jumlah penduduk

KEGUNAAN : untuk mengetahui incidence


malaria pada satu daerah
tertentu selama satu tahun
Indikator

2. AMI (Annual Malaria Incidence)

Jumlah penderita malaria klinis


X 1.000
Jumlah penduduk

KEGUNAAN : untuk mengetahui incidence


malaria klinis pada satu daerah
tertentu selama satu tahun
Indikator

3. PR (Parasite Rate), kegiatan Malariometrik


Survey (MS)
Jumlah malaria positif 0 – 9 th X 100 %
Jumlah anak 0 – 9 th yg diperiksa SD

KEGUNAAN : untuk mengetahui prevalence


malaria pada satu daerah
tertentu
Indikator

4. SPR (Slide Positive Rate), dari kegiatan PCD


di sarana pelayanan kesehatan

Jumlah malaria positif X 100 %


Jumlah malaria klinis yg diperiksa SD

KEGUNAAN : untuk mengetahui proporsi


ketepatan diagnosa
Indikator
5. % P. falciparum + mix :

Jumlah malaria dg P. falciparum + mix


.
X 100 %
.

Jumlah malaria positip


KEGUNAAN :
- Menentukan kebijakan pengobatan pada
daerah tertentu
- Salah satu indikator KLB malaria
Indikator
6. CFR (Case Fatality Rate) :

Jumlah penderita meninggal


karena/diduga malaria .
Jumlah penderita malaria

Kegunaan : X 100 %
Untuk mengukur angka kematian (kematian
disebabkan malaria) dibandingkan dengan jumlah
penderita malaria, biasanya digunakan pada saat
KLB

Anda mungkin juga menyukai