Anda di halaman 1dari 24

SKENARIO II

Pemberantasan Malaria
Kelompok : PBL B2
SKENARIO 2
PEMBERANTASAN MALARIA

• Seorang dokter ditunjuk sebagai Kepala Puskesmas di daerah


Nusa Tenggara Timur sejak dua minggu yang lalu. Ruang
lingkup Puskesmas tersebut merupakan daerah endemis
malaria dengan API > 5 ‰. Dalam upaya mendukung program
Kemenkes yaitu Indonesia bebas daerah endemis tinggi
malaria pada tahun 2020, maka dokter tersebut menanyakan
vektor malaria yang berperan di daerah tersebut dan
lingkungan yang menjadi tempat perindukannya. Dokter
mendapatkan informasi bahwa program eliminasi malaria
dapat dilakukan antara lain dengan pembagian kelambu
insektisida, penyemprotan dinding rumah, dan penggunaan
repellent
LO.1 Memahami dan Menjelaskan
Plasmodium
• LI.1.1 Klasifikasi plasmodium

• Plasmodium falciparum

• Plasmodium vivax

• Plasmodium ovale

• Plasmodium malariae

• Plasmodium knowlesi
• LI.1.2 Morfologi Plasmodium

• Tropozoit
Berbentuk cincin, terdapat dua buah kromatin, bentuk
marginal, sel darah merah tidak membesar, tampak sebagian
sitoplasma parasit berada di bagian tepi dari eritrosit ( bentuk
accole atau form appliqué). Pada bentuk tropozoit lanjut
mengandung bintik-bintik Maurer (Maurer dots).
• Skizon
Pigmen menggumpal di tengah, skizon muda berinti < 8 dan
skizon tua berinti 8-24.
• Makrogametosit
Berbentuk pisang langsing, inti padat di tengah, pigmen
mengelilingi inti, sitoplasma biru kelabu.
• Mikrogametosit
Berbentuk pisang gemuk, inti tidak padat, pigmen mengelilingi,
sitoplasma biru pucat kemerahan.
• LI.1.3. Siklus hidup plasmodium
a. Siklus hidup plasmodium di tubuh manusia (siklus aseksual)
Parasit yang masuk dalam tubuh melalui gigitan nyamuk
Anopheles yang terifeksi (sporozoid) akan menginfeksi sel di hati
dan akan melakukan replikasi aseksual menjadi schizon, schizon
akan pecah dan menghasilkan banyak merozoid biasanya sekitar
2000-40.000 tergantung dari jenis spesies, menjadi matur
“merozoid” terjadi 10-14 hari sampai beberapa siklus (siklus
eksoeritrositic).
b. b. Siklus hidup plasmodium di tubuh nyamuk (pembiakan seksual/
sporogoni) Mikrogamet dan makrogamet yang terhisap dari darah
manusia yang terinfeksi, akan terjadi perkawinan silang antara
jantan (mikrogamet) dan betina (makrogamet) menjadi zigot, zigot
berkembang dan memanjang menjadi ookinete yang akan
menembus dinding lambung (midgut) selanjutnya menjadi ookista.
Ookista yang telah matur akan pecah menghasikan ribuan
sporozoid baru yang akan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk
termasuk kelenjar ludah
LO.2 Memahami dan Menjelaskan
Vektor Penyebab Malaria
• LI.2.1 definisi vektor penyebab malaria

Vektor malaria adalah organisme yang tidak menyebarkan


penyakit tetapi menyebarkannya dengan membawa patogen
dari satu inang ke inang lainnya.
• LI.2.2 Klasifikasi Vektor Penyebab Malaria

Nyamuk Anopheles sp adalah nyamuk vektor penyakit malaria. Di


dunia kurang lebih terdapat 460 spesies yang sudah dikenali, 100
diantaranya mepunyai kemampuan menularkan malaria dan 30-40
merupakan host dari parasite Plasmodium yang merupakan penyebab
malaria di daerah endemis penyakit malaria. Di Indonesia sendiri,
terdapat 25 spesies nyamuk Anopheles yang mampu menularkan
penyakit
• Anopheles sundauicus
• Anopheles aconitus
• Anopheles barbirostris
• Anopheles kochi
• Anopheles maculatus
• Anopheles subpictus
• Anopheles subpictus subpictus
• Anopheles subpictus malayensis
• Anopheles balabacensis
• LI.2.3 Morfologi Nyamuk Anopheles
Nyamuk Anopheles sp. mengalami metamorfora sempurna,
yaitu: telur berubah menjadi larva yang bertukar kulit 4 kali,
pada pergantian kulitnya larva yang terakhir berubah menjadi
pupa dengan ukuran rata-rata antara 8 - 14 hari, lalu berubah
menjadi nyamuk dewasa jantan dan betina. Waktu yang
dibutuhkan mulai dari telur sampai dewasa 2 - 5 minggu yang
dapat bervariasi tergantung terhadap spesies, makanan yang
tersedia, dan suhu tempat perindukannya (Safar, 2010).
Tubuh nyamuk Anopheles sp. dewasa terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu kepala, dada, dan perut. Di bagian kepala terdapat
sungut (antenna). Antenna pada nyamuk jantan berambut
banyak, sedangkan pada nyamuk betina berambut sedikit.
Dibagian kepala terdapat alat mulut, dengan salah satu bagian
mulutnya disebut proboscis. Nyamuk Anopheles sp. dewasa
bentuknya lebih besar dibandingkan dengan rata-rata nyamuk
lain, dengan cirri-ciri memiliki urat sayap bersisik, proboscis
panjang, tubuh ditutupi oleh sisik, sisik pada pinggir sayap
berubah menjadi jumbai, dan sayap terdiri dari 6 urat sayap
yaitu urat sayap 2,4 dan 5 bercabang
• LI.2.4 Tempat Perindukan nyamuk anopheles
• Anopheles Aconitus
• Tempat perindukan larva :
• Persawahan dengan saluran irigasi
• Tepi sungai yg airnya mengalir perlahan pada musim kemarau
• Kolam ikan dengan tanaman rumput di tepinya (kolam air tawar)
• Ternak yg di tempatkan satu atap dengan rumah penduduk
• Anopheles Balabacensis
• Tempat perindukan larva :
• Genangan air
• Tepi sungai saat kemarau
• Kolam atau sungai yang berbatu
• Anopheles Bancrofti
• Tempat perindukan larva :
• Danau dengan tumbuhan bakung
• Rawa dengan tumbuhan pakis
• Genangan air tawar
• Anopheles Barbirostris
• Tempat perindukan larva :
• Sawah dan saluran irigasi
• Kolam, rawa, sumur, dan lain-lain
• Anopheles Barbumbrosus
• Tempat perindukan larva :
• Tepi sungai dengan aliran lambat (daerah hutan daratan tinggi)
• Anopheles Maculatus.
• Tempat perindukan larva :
• Aliran air jernih dengan arus lambat, sungai yang kecil dengan air jernih, mata air
yang mendapat sinar matahari langsung (daerah pegunungan)
• Di kolam dengan air jernih juga ditemukan jentik nyamuk ini, (densitasnya
rendah)
• Anopheles Sub pictus
• Temapat perindukan larva :
• Kumpulan air yang permanen/sementara
• Celah tanah bekas kaki binatang
• Tambak ikan dan bekas galian di pantai
• Anopheles Sundaicus
• Tempat perindukan larva :
• Muara sungai yang mendangkal pada musim kemarau
• Tambak ikan yang kurang terpelihara
• Parit disepanjang pantai yang berisi air payau(campuran air tawar dan air asin
dengan kadar garam optimum antara 12% -18%.)
• Tempat penggaraman
• Air tawar
• Penyebaran jentik ditempat perindukan tidak merata dipermukaan air, tetapi
terkumpul ditempat-tempat tertutup seperti diantara tanaman air yang
mengapung, sampah dan rumput - rumput dipinggir Sungai atau pun parit.
• LI.2.5 Bionomik Vektor Malaria
• Anopheles Aconitus
• Sifat atau bionomik :
• Zoofilik (ternak)> Antropofilik(manusia)
• Menggigit pada saat senja – dini hari (eksofagik)
• Tempat istirahat diluar rumah, 80% dari vektor ini bisa dijumpai
diluar rumah penduduk
• Suka hinggap didaerah-daerah yang lembab, seperti dipinggir-
pinggir parit, tebing sungai, dekat air yang selalu basah dan
lembab.
• Anopheles Balabacensis
Sifat :
Antropofilik > Zoofilik
Menggigit saat malam (Endofilik)
Tempat istirahat diluar rumah (sekitar kandang)
• Anopheles Bancrofti
Sifat :
Zoofilik > antropofilik
Tempat istirahat belum jelas
• LI 2.6 Upaya PencegahanNyamuk Anopheles

• Pencegahan infeksi malaria pada pendatang yang berkunjung ke
daerah endemis malaria dilakukan dengan memberikan obat setiap
minggunya, dimulai dengan memberikan obat 1 – 2 minggu sebelum
berkunjung ke daerah endemis kemudian dilanjutkan setiap minggu
selama dalam perjalanan atau tinggal di daerah endemis malaria dan
selama 4 minggu setelah kembali dari daerah tersebut. Lalu ada
tindakan terhadap vektor :
• Pengendalian secara mekanis, dilakukan dengan memusnahkan
sarang vektor seperti mengeringkan genangan air, memasang kasa
atau kawat pada ventilasi rumah.
• Pengendalian secara biologis, dilakukan dengan menggunakan
hewan yang sifatnya parasitik terhadap nyamuk.
• Pengendalian secara kimia, menggunakan insektisida
LO.3 Memahami dan Menjelaskan
Malaria
• LI. 3.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Malaria

Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh


Plasmodium sp. yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Anopheles sp. betina. Penyakit ini merupakan penyakit infeksi
yang banyak dijumpai di daerah tropis, disertai gejala demam
dan turun naiknya suhu yang tidak teratur. Penyakit ini mudah
dikenali dari gejala meriang ( panas dingin mengigil ) serta
demam berkepanjangan.
• Malaria asimptomatik.
• Ditandai dengan ditemukannya parasit malaria pada pemeriksaan darah dan penderita
tidak menimbulkan gejala atau keluhan.
• Malaria tanpa komplikasi.
• Ditandai dengan ditemukannya parasit bentuk aseksual dari seorang penderita disertai
dengan gejala-gejala klinis malaria.
• Malaria berat
• Pada umumnya disebabkan karena P. falciparum dan sering disebut pernicious
manifestations.Penderita malaria berat menurut WHO didefinisikan sebagai infeksi P.
falciparum dengan komplikasi sebagai berikut :
• Malaria cerebral
• Penurunan kesadaran (coma) yang tidak disebabkan oleh penyakit lain atau lebih dari
30 menit setelah serangan kejang; derajat penurunan kesadaran harus dilakukan
penilaian berdasar GCS (Glasgow coma scale).
• Asidosis
• pH darah < 7.25 atau plasma bikarbonat < 15 mmol/L, kadar laktat vena >5 mmol/L,
klinis pernapasan dalam/respiratory distress.
• Anemia berat normositik
• Hb < 5 gr% atau hematocrit <15%
• Gagal ginjal akut (urine kurang dari 400 ml/ 24 jam pada orang dewasa atau 12 ml/kg BB
pada anak-anak setelah dilakukan rehidrasi, disertai kreatinin > 3 mg%).
• Edema paru
• Malaria bentuk khusus
• Malaria pada kehamilan
• Malaria dengan HIV/AIDS
• Pengobatan malaria pada pelancong (traveler)
• Malaria oleh karena transfusi darah
• LI.3.3 Gejala Malaria

• Gejala yang terjadi pada umumnya berupa :


• Sakit kepala
• Mengalami ketidaknyamanan dan kegelisahan ( mailaise)
• Mual
• Muntah
• Diare
• Demam yang naik turun dan teratur disertai menggigil dan berkeringat
• Demam :
• Berlangsung selama 2-6 jam.
• Terjadi secara periodik bersama dengan sporulasi(pecahnya eritrosit,keluarnya merozoite).
• Waktu terjadinya pada setiap plasmodium berbeda,yaitu:
• Plasmodium falciparum : tidak teratur dan dapat terjadi pada 24-48 jam
• Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale : setiap 3 hari
• Plasmodium malariae : setiap 4 hari
• Menggigil :
• Berlangsung selama 15-60 menit.
• Terjadi setelah pecahnya skizon dalam sel darah merah yang diikuti keluarnya zat-zat antigen.
• Berkeringat :
• Berlangsung selama 2-4 jam.
• Setelah berkeringat biasanya penderita merasa sehat kembali,2-3 hari kemudian serangan
demam akan terulang kembali.
• LI.3.4 Faktor Penyebab Malaria

• Penyebab infeksi malaria ialah Plasmodium, yang selain menginfeksi


manusia juga menginfeksi binatang seperti golongan burung, reptile,
dan mamalia.Plasmodium pada manusia menginfeksi eritrosit dan
mengalami pembiakan aseksual di jaringan hati dan di eritrosit.
Pembiakan seksual terjadi pada tubuh nyamuk anopheles betina.
• Malaria disebabkan oleh protozoa dari genus Plasmodium,yaitu:
• • Plasmodium falciparum , menyebabkan malaria tropika
• • Plasmodium vivax , menyebabkan malaria tertian
• • Plasmodium malaria, menyebabkan malaria kuartana
• • Plasmodium ovale, menyebabkan malaria ovale ( Irian Jaya,
pulau Timor )

• Infeksi campuran/ majemuk (mixed infection) yaitu ketika terinfeksi
lebih dari satu jenis plasmodium, biasanya terjadi di daerah dengan
angka penularan tinggi.
• LI.3.5 Tatalaksana dan Pencegahan Malaria
• Mengurangi pengandung gametosit yang merupakan sumber infeksi.
• Hal tersebut dapat dicegah dengan jalan mengobati penderita malaria akut
dengan obat yang efektif terhadap fase awal dari siklus eritrosit aseksual
sehingga gametosit tidak sempat terbentuk didalam darah penderita. Selain itu,
jika gametosit telah terbentuk dapat dipakai jenis obat yang secara spesifik dapat
membunuh gametosit.
• Memberantas nyamuk sebagai vektor malaria
• Memberantas nyamuk dapat dilakukan dengan menghilangkan tempat-tempat
perindukan nyamuk,membunuh larva atau jentik dan membunuh nyamuk
dewasa.
• Melindungi orang yang rentan dan berisiko terinfeksi malaria
• Secara prinsip upaya ini dikerjakan dengan cara sebagai berikut:
• Mencegah gigitan nyamuk
• Memberikan obat-obat untuk mencegah penularan malaria
• Memberi vaksinasi (belum diterapkan secara luas dan masih dalam tahap
riset atau percobaan di lapangan).
• Pemakaian Kelambu
• Pengendalian Vektor
• . LI.3.6 Memahami dan Menjelaskan Program Eliminasi
Malaria
• Definisi Eliminasi Malaria
Eliminasi malaria adalah suatu upaya untuk menghentikan
penularan malaria setempat dalam satu wilayah geografis
tertentu, dan bukan berarti tidak ada kasus malaria impor serta
sudah tidak ada vector malaria diwilayah tersebut, sehingga
tetap dibutuhkan kegiatan kewaspadaan untuk mencegah
penularan kembali.
Program Eliminasi Malaria
Tahap Pemberantasan
• Penemuan & tatalaksana penderita
• Mengobati semua penderita malaria dengan obat malaria efektif dan
aman yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI (menggunakan
Artemisinin Combination Therapy).
• Pencegahan & penanggulangan faktor risiko
• Mendistribusikan kelambu berinsektisida secara massal maupun
integrasi dengan program/sektor lain di lokasi endemis malaria.
• Surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah
• Meningkatkan cakupan dan kualitas pencatatan-pelaporan tentang
angka kesakitan malaria serta hasil kegiatan.
• Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
• Meningkatkan peran aktif masyarakat antara lain melalui
pembentukan Pos Malaria Desa (Posmaldes) di daerah terpencil.
• Peningkatan SDA
• Sosialisasi dan pelatihan tata laksana penderita.
Tahap Pra-Eliminasi
• Penemuan & tatalaksana penderita
• Menemukan semua penderita malaria dengan konfirmasi
mikroskopis di Puskesmas dan rumah sakit pemerintah maupun unit
pelayanan kesehatan swasta.
• Pencegahan & penanggulangan faktor risiko
• Melakukan pengendalian vektor dengan metode lain yang sesuai
untuk menurunkan reseptivitas, seperti manajemen lingkungan,
larvasidasi, dan pengendalian vektor secara hayati.
• Surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah
• Memperkuat sistem informasi kesehatan sehingga semua penderita
dan kematian malaria serta hasil kegiatan dapat dicatat dan
dilaporkan.
• Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
• Menggalang kemitraan dengan berbagai program, sektor, LSM,
organisasi keagamaan, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi,
organisasi internasional, lembaga donor, dunia usaha dan seluruh
masyarakat.
• Peningkatan SDA
• Pelatihan tenaga pengelola malaria dalam bidang teknis dan
manajemen.
Tahap Eliminasi
• Penemuan & tatalaksana penderita
• Mengobati semua penderita malaria (kasus positif) dengan obat
malaria efektif dan aman yang ditetapkan oleh Departemen
Kesehatan RI (saat ini menggunakan Artemisinin Combination
Therapy).
• Pencegahan & penanggulangan faktor risiko
• Memantau efikasi insektisida (termasuk kelambu berinsektisida) dan
resistensi vektor.
• Surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah
• Melaksanakan surveilans migrasi untuk mencegah masuknya kasus
impor.
• Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
• Meningkatkan promosi kesehatan dan kampanye eliminasi malaria.
• Peningkatan SDA
• Melaksanakan pelatihan/refreshing tenaga mikroskopis Puskesmas
dan rumah sakit pemerintah maupun unit pelayanan kesehatan
swasta terutama di daerah reseptive untuk menjaga kualitas
pemeriksaan sediaan darah.
Tahap Pemeliharaan
Penemuan & tatalaksana penderita
• Mengobati semua penderita malaria (kasus positif) dengan obat malaria
efektif dan aman yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI (saat
ini menggunakan Artemisinin Combination Therapy).
• Pencegahan & penanggulangan faktor risiko
• Di wilayah dengan tingkat reseptivitas dan vulnerabilitas yang tinggi,
untuk menurunkan reseptivitas bila perlu dilakukan pengendalian vektor
yang sesuai di lokasi tersebut, seperti larvasidasi atau manajemen
lingkungan.
• Surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah
• Melaporkan dengan segera semua kasus positif yang ditemukan.
• Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
• Melakukan integrasi dengan program lain dalam kegiatan penurunan
reseptivitas.
• Peningkatan SDA
• Melakukan refreshing dan motivasi kepada petugas mikroskopis agar
tetap menjaga kualitas dalam pemeriksaan sediaan darah.
LO.4 Memahami dan Menjelaskan
Epidemiologi Malaria

Anda mungkin juga menyukai