Anda di halaman 1dari 34

BLOK SISTEM RESPIRASI

TUGAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


REFERAT PERBANDINGAN KEBIJAKAN DAN KONSELING MEROKOK ANTARA
NEGARA MAJU DENGAN NEGARA BERKEMBANG

Disusun Oleh :

1. Bella Khoiriyah I. (1102019041)


2. Dani Mulya Arrafi (1102019052)
3. Fahmi Yudin (1102019071)
4. Kartika Dwi Suryani (1102019105)
5. Muhammad Fathurrahman S. (1102019133)
6. Qatrunnada Zulfa S. (1102019167)
7. Denis Tri Lestari (1102019235)
8. Aulia Najmi Yatrib’ul F (1102019242)

Dibimbing Oleh :
dr. Intan Keumala Dewi, Sp.MK

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UMUM


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga
sampai saat ini kita masih diberikan nikmat kesehatan sehingga tugas refferrat yang berjudul
“Perbandingan Kebijakan dan Konseling Merokok antara Negara Maju dengan Negara
Berkembang” dapat diselesaikan.

Disamping itu referat ini sebagai perbandingan untuk melihat perbedaan aturan dan
konseling merokok di antara negara maju dan negara berkembang. Sehingga dapat dijadikan
sebagai salah satu sumber literasi.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait
dalam penyusunan refferat ini. Kami berharap dengan adanya refferat ini dapat memberikan
manfaat dan motivasi yang berarti bagi para pembaca.

Kami juga menyadari dalam pembuatan referat ini masih jauh dari kata sempurna, untuk
itu jika terdapat banyak kekurangan di dalam pembuatan referat ini, kami mohon maaf sebesar-
besarnya.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul...................................................................................................…....i

Kata Pengantar....................................................................................................…..ii

Daftar Isi..............................................................................................................…iii

Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………1

Bab II Tinjauan Pustaka…………………....…...……………………………….....3

1. Konsep Konseling Berhenti Merokok………………………...………...3

2. Kebijakan dan Pelaksanaan Konseling Merokok di Negara Maju....…...5

3. Kebijakan dan Pelaksanaan Konseling Merokok di Negara

Berkembang………………………………………………………....…10

4. Kebijakan dan Pelaksanaan Konseling Merokok di Indonesia………...14

5. Perbandingan Kebijakan dan Pelaksanaan Konseling Merokok di Tiga

Negara…..……………………………………………………………...22

Bab III Penutup…………….…...………………………………………………...28

1. Kesimpulan…….………………………………………………………28

2. Saran…………….……………………………………………………..29

Daftar Pustaka........................................................................................................30

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2003, diketahui bahwa rokok adalah
hasil olahan tembakau yang dibungkus termasuk cerutu ataupun bentuk lainnya yang dihasilkan
dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang
mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Rokok merupakan silinder dari
kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan
diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada
salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung
lain. (Peraturan Pemerintah Nomor 19, 2003)

Sedangkan American Counseling Association mendefinisikan konseling sebagai


hubungan profesional yang memberdayakan keragaman individu, keluarga, dan kelompok untuk
mencapai kesehatan mental, kesehatan, pendidikan, dan tujuan karir. Sedangkan menurut
Division of counseling Psychology, konseling adalah proses yang dapat membantu individu
untuk mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya dan untuk mencapai perkembangan
kemampuan pribadi yang dimilikinya secara optimal. (American Counseling Association, 2020))

Luksemburg merupakan salah satu negara kecil di Eropa yang termasuk ke dalam daftar
kota dengan kualitas udara yang baik dan daftar kota terbersih di dunia karena berada pada
peringkat kedua Indeks Kinerja Lingkungan dengan nilai 82,3. (Environmental Performances
Index, 2020)

Hal ini berarti Luksemburg menjadi negara dengan aksi dekarbonisasi dan kebijakan
ramah lingkungan yang komprehensif, serta yang paling baik mengatasi tantangan lingkungan
yang dihadapi. Tentu saja hal ini dapat terwujud karena peran dan kerja keras pemerintah dan
campur tangan penduduk setempat. Meskipun begitu, menurut data WHO (World Health
Organization), prevalensi merokok di Luksemburg mencapai 25,8% dan di Luksemburg rata-
rata setiap orangnya menggunakan 6330,9 batang rokok per tahun. Hal ini mengakibatkan tingkat

1
kematian akibat rokok tinggi. Sekitar 600 penduduk Luksemburg meninggal setiap tahunnya
akibat penyakit yang disebabkan oleh penggunaan rokok. Maka dari itu Pemerintah Luksemburg
mengeluarkan peraturan untuk melarang penggunanaan rokok di tempat-tempat umum. (World
Health Organization, 2016)

Ukraina merupakan salah satu negara berkembang di timur Eropa dengan prevalensi
merokok yang sangat tinggi yaitu mencapai angka 49,4%. Berdasarkan data WHO, Ukraina
menjadi negara dengan perokok aktif yang banyak yaitu hampir 12 juta. Dengan rata-rata 2401
batang per kepala/tahun. Kalangan usia yang paling banyak merokok adalah antara 25 hingga 39
tahun. Ukraina juga mencatat peningkatan signifikan perokok perempuan. Selain itu penduduk
Ukraina ini rata-rata menghabiskan 151 dollar AS atau sekitar 2 juta rupiah per tahun untuk
membeli rokok. (World Health Organization, 2016)

Selain itu, Indeks Kinerja Lingkungan Ukraina juga termasuk sedang yaitu pada peringkat
60 dengan nilai 49,5. (Environmental Performances Index, 2020)

Dilihat dari kandungan dan akibatnya, rokok dikenal sebagai barang yang dapat
membahayakan kesehatan. Namun, merokok telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di
seluruh dunia. WHO memprediksi bahwa penggunaan tembakau akan membunuh lebih dari 3
juta orang/tahun di seluruh dunia. Angka ini akan meningkat menjadi 10 juta kematian/tahun
menjelang tahun 2030 dan di antaranya berasal dari negara berkembang. Hal ini membuat
konseling berhenti merokok menjadi hal yang sangat vital saat ini. (World Health Organization,
2016)

Maka dari itu hendaknya setiap negara di dunia telah memiliki regulasi masing-masing
terkait merokok dan konselingnya. Melihat dari predikat sebuah negara yaitu ‘maju’ dan
‘berkembang’ membuat kami tertarik untuk melihat perbedaan kebijakan, kebiasaan sampai
konseling merokok di negara-negara tersebut. Pada tulisan ini kami mengambil contoh yaitu
Luksemburg, Ukraina, dan Indonesia. Luksemburg memiliki keunikan karena disebut termasuk
dalam negara dengan udara terbersih di dunia walaupun jumlah perokoknya tinggi. Ukraina
termasuk dalam salah satu negara dengan perokok terbesar di dunia sedangkan Indonesia adalah
sebagai pembanding karena kami tinggal di negara ini.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Konseling Berhenti Merokok

Konseling berasal dari kata counsel yang artinya memberikan saran, melakukan diskusi
dan pertukaran pendapat. Konseling adalah suatu kegiatan bertemu dan berdiskusinya seseorang
yang membutuhkan (klien) dan seseorang yang memberikan (konselor) dukungan dan dorongan
sedemikian rupa sehingga klien mempunyai keyakinan akan kemampuan dalam pemecahan
masalah. (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013)

Merokok merupakan kebiasaan yang sulit dihentikan. Berhenti merokok merupakan


proses yang dinamis yang meliputi sebuah rangkaian dari keinginan, rencana berhenti, mencoba
berhenti, kegagalan berhenti, kambuh, mencoba berhenti lagi hingga berhenti total. (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2013)

Membantu perokok untuk berhenti merokok dalam bentuk memberi nasihat ataupun
konseling dengan pendekatan 5A, yaitu asking, assess, advise, assist, dan arrange follow-up.
(Australian Government Department of Health and Aging, 2011)

a. Asking atau Menanyakan tentang Penggunaan Tembakau


Dalam kelompok ini, perokok dibagi menjadi dalam beberapa kategori yaitu,
1) tidak siap (prekontemplasi) adalah mereka yang tidak berencana untuk berhenti
dalam 6 bulan ke depan, 2) tidak yakin (kontemplasi) yang berencana berhenti dalam 6
bulan ke depan, 3) siap (persiapan) berencana berhenti dalam 30 hari ke depan, 4)
bertindak yaitu mantan perokok yang telah berhenti dalam 6 bulan terakhir, dan 5)
mempertahankan yaitu mereka yang telah berhenti merokok lebih dari 6 bulan.
b. Assessing atau Menilai Stadium Perubahan dan Ketergantungan Nikotin
Stadium perubahan bisa dinilai dengan menggunakan pertanyaan, “Bagaimana
perasaanmu mengenai merokok saat ini?” kemudian tanyakan, “Apakah kamu siap untuk

3
berhenti sekarang?” Pada pertanyaan pertama dimaksudkan untuk mengetahui apakah
perokok masih sangat tertarik untuk merokok dan sulit untuk tidak merokok, sedangkan
pertanyaan kedua dimaksudkan mengetahui sudah mau atau belum perokok untuk
mulai berhenti merokok. Demikian dimaksudkan menilai seberapa tergantungnya
perokok terhadap rokok dan mengetahui kemauan berhenti merokok dari perokok.
c. Advise atau Menganjurkan
Setiap perokok memang sudah seharusnya dianjurkan untuk berhenti merokok
secara nyata dan tidak ambigu. Anjuran perlu disampaikan dalam bentuk dukungan dan
tidak konfrontatif agar tidak mengganggu hubungan dokter-pasien. Sampaikan mengenai
cara berhenti merokok dan berikan kesempatan pada perokok untuk memilih caranya
masing-masing. Cara berhenti merokok yang dimaksud adalah: 1) Berhenti seketika yaitu
dengan mulai besok perokok berhenti merokok sama sekali, 2) Penundaan dengan
menunda saat menghisap rokok pertama 2 jam setiap hari dari hari sebelumnya, dan 3)
Pengurangan dimana jumlah rokok yang dihisap setiap hari dikurangi secara bertahap
dengan jumlah yang sama.
d. Assist atau Membantu
Baik membantu dalam bentuk pelayanan telekomunikasi (Quitlines) ataupun
dukungan farmakoterapi.
e. Arrange follow-up atau Kegiatan Memantau dan Mengevaluasi Upaya Berhenti Merokok
oleh Mantan Perokok.
Terdapat bukti yang jelas bahwa follow-up adalah cara yang efektif dalam
meningkatkan daya dorong berhenti. Sebaiknya follow-up dilakukan dalam minggu
pertama memulai berhenti dan sekitar satu bulan setelah berhenti. Kegiatan ini tidak hanya
dapat dilakukan oleh dokter, melainkan dapat juga dilakukan oleh perawat atau farmasi
(pada pasien yang menggunakan terapi pengganti nikotin).

Pendekatan 5A berjalan berbeda-beda pelaksanaannya sesuai dengan keadaan pasien.


Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan berhenti merokok seperti
terlambat umur memulai merokok, pernah mencoba berhenti merokok dalam jangka waktu yang
lama, tidak cemas dan depresi, rendahnya ketergantungan nikotin, tidak mengkonsumsi alkohol,

4
menikah, dan atau tidak mempunyai anggota keluarga yang merokok di rumah atau di tempat
kerja. (Caponetto & Polosa, 2008)

Upaya berhenti merokok memerlukan mekanisme koping yang baik dari para
perokoknya. Meliputi 4D berupa Delay, Deep Breathe, Drink Water, dan Do Something. Tunda
tindakan untuk merokok.

a. Delay atau Menunda


Maksudnya adalah menunda keinginan merokok. Dilakukan dengan cara
menunda minimal 5 menit sehingga kemauan untuk merokok perlahan menghilang dan
keinginan untuk berhenti kembali lagi.
b. Deep Breath atau Mengambil Napas Dalam
Mengambil napas yang dalam yang dalam dan perlahan hembuskan lakukan
setidaknya tiga kali sehari. Tindakan ini dimaksudkan agar mantan perokok tersebut
mampu menenangkan pikirannya.
c. Drink water atau Minum Air
Tindakan dilakukan dengan cara menahan air tersebut di dalam mulut agak lama
untuk merasakan rasanya air. Dengan demikian sensasi merokok yang sempat terlintas
digantikan oleh rasa air di dalam mulut
d. Do something atau Melakukan Sesuatu
Lakukan kegiatan apa saja yang dapat dilakukan baik kegiatan yang ringan
(seperti berjalan, mencuci, memasak) ataupun berat seperti (olahraga). Kegiatan-kegiatan
ini diharapkan dapat mengalihkan pikiran merokok. (Caponetto P dan Polosa R, 2008)

2. Kebijakan Merokok di Satu Negara Maju (Luksemburg)

Mayoritas warga Eropa, mendukung tempat-tempat umum bebas rokok seperti kantor,
restoran, dan bar. Dukungan untuk larangan merokok di tempat umum yang tertinggi terdapat di
Luksemburg dan Swedia, sedangkan Ceko, Austria, dan Belanda masing-masing dianggap paling
tidak mendukung. Hampir tiga perempat (73%) dari warga negara Eropa yang berpartisipasi

5
sepenuhnya mendukung larangan merokok. Hanya sepersepuluh responden yang sangat
menentang larangan merokok. (Directorate General Communication European Comission, 2009)

Pedoman Produk Tembakau (2001/37 / EC) memperkenalkan pesan kesehatan baru yang
harus diterapkan pada produk tembakau dan secara dramatis meningkatkan ukuran peringatan.
Petunjuk tersebut menetapkan dua peringatan umum “Merokok Membunuh” dan “Merokok
Sangat Merugikan Anda dan Orang Lain di Sekitar Anda” dan 14 peringatan tambahan, untuk
ditempatkan di bagian depan dan belakang setiap paket. (Directorate General Communication
European Comission, 2009)

Secara keseluruhan, 31% warga Luksemburg berpendapat bahwa peringatan kesehatan


pada bungkus tembakau sangat efektif dalam menginformasikan kepada orang-orang tentang
bahaya dan efek merokok tetapi agak kurang efektif dalam membujuk orang-orang untuk
mengurangi perokok atau berhenti. (Directorate General Communication European Comission,
2009)

Eropa sudah mulai mempromosikan penggunaan peringatan bergambar pada bungkus


tembakau yang terdiri dari 42 gambar berbeda yang menyampaikan pesan tentang efek tembakau
pada kesehatan manusia. Peringatan bergambar ini mulai muncul di Belgia pada November 2006,
Rumania menyusul pada Juli 2008 dan Luksemburg pada Oktober 2008. Sebagian besar warga
Eropa mengatakan ini akan sangat efektif. (Directorate General Communication European
Comission, 2009)

Dalam Konvensi Kerangka Kerja WHO tentang Pengendalian Tembakau (WHO FCTC)
pada jurnal untuk memajukan pendekatan legislatif menyatakan, (WHO Framework Convention
on Tobacco Control, 2005)

1. Setiap pihak harus merancang dan melaksanakan program yang efektif yang
bertujuan untuk mempromosikan penghentian penggunaan tembakau, di lokasi
seperti lembaga pendidikan, perawatan kesehatan fasilitas, tempat kerja, dan
lingkungan olahraga.

2. Memasukkan diagnosis dan pengobatan ketergantungan tembakau dan layanan


konseling tentang penghentian penggunaan tembakau dalam program, rencana,

6
dan strategi pendidikan dan kesehatan nasional, dengan partisipasi petugas
kesehatan, pekerja komunitas, dan pekerja sosial yang sesuai.

3. Menetapkan program di fasilitas kesehatan dan pusat rehabilitasi untuk


mendiagnosis, konseling, mencegah, dan mengobati ketergantungan tembakau.

4. Pedoman praktik klinis berbasis bukti dari Badan Kebijakan dan Penelitian
Kesehatan Luksemburg tentang penghentian menyatakan bahwa nasihat singkat
melalui intervensi intensif (individu, kelompok, atau memberikan dukungan sosial
dan pelatihan dalam keterampilan pemecahan masalah bahkan lebih efektif.
Farmakoterapi yang disetujui FDA yaitu koyo, nikotin, permen karet, semprotan
hidung, orang berhenti merokok, terutama bila digabungkan dengan konseling dan
intervensi lain.

5. Menerapkan sistem skrining penggunaan tembakau, memberikan pelatihan dokter


dan umpan balik, menunjuk staf untuk program pengobatan, dan memberikan
perlindungan asuransi untuk pengobatan yang telah terbukti. Tindakan lain yang
direkomendasikan untuk pengobatan penggunaan tembakau termasuk membentuk
program konseling dan pengobatan berbasis populasi.

A. Pengendalian Tembakau

Berdasarkan Undang-Undang Pemerintah Luksemburg Nomor 13 Tahun 2006 yang disahkan


pada 11 Agustus 2006, dinyatakan bahwa,

a. Terkait dengan pengawasan tembakau.


b. Mengubah undang-undang yang diubah pada 16 April 1979 yang menetapkan status
umum pegawai negeri.
c. Mengubah undang-undang yang diubah tanggal 24 Desember 1985 yang menetapkan
status umum pejabat kota.
d. Mengubah undang-undang yang telah diubah pada 17 Juni 1994 tentang keselamatan
dan kesehatan pekerja di tempat kerja.
e. Mencabut amandemen undang-undang tanggal 24 Maret 1989 yang membatasi iklan
tembakau dan produk-produknya, melarang merokok di tempat-tempat tertentu dan

7
melarang penempatan di pasar tembakau untuk penggunaan oral. (Undang-undang
Nomor 13 Tahun, 2006 )
1) Tujuan undang-undang ini adalah, demi kepentingan kesehatan masyarakat, untuk
menerapkan langkah-langkah pengendalian tembakau.
2) Untuk tujuan undang-undang ini, istilah berikut dipahami sebagai berikut,
a. Produk tembakau berarti semua produk yang dimaksudkan untuk dihisap,
dihirup, dihisap atau dikunyah, asalkan terdiri dari, bahkan sebagian, dari
tembakau.
b. Tembakau untuk penggunaan oral berarti semua produk yang dimaksudkan
untuk penggunaan oral, kecuali yang dimaksudkan untuk dihisap atau
dikunyah, terdiri dari tembakau seluruhnya atau sebagian, dalam bentuk
bubuk, partikel halus atau kombinasi dari bentuk-bentuk ini. - khususnya yang
disajikan dalam porsi sachet atau sachet berpori - atau dalam bentuk yang
membangkitkan makanan yang dapat dimakan.
c. "Iklan" adalah segala bentuk komunikasi komersial yang bertujuan atau
berdampak langsung atau tidak langsung untuk mempromosikan produk
tembakau.
d. “Sponsorship” berarti segala bentuk kontribusi publik atau pribadi pada suatu
acara, aktivitas, atau individu, yang bertujuan atau berdampak langsung atau
tidak langsung untuk mempromosikan produk tembakau.
e. "Tempat catering" berarti setiap ruangan yang dapat diakses oleh umum
dimana makanan disiapkan atau disajikan untuk dikonsumsi langsung atau
tidak, bahkan tanpa biaya.
3) Aturan yang berkaitan dengan peringatan kesehatan yang muncul pada setiap unit
tembakau atau produk tembakau, serta yang berkaitan dengan penyebutan kandungan
zat berbahaya yang kemungkinan besar dikeluarkan dengan pembakaran untuk
muncul pada setiap bungkus rokok ditetapkan oleh pemukiman bangsawan. Peraturan
yang sama ini menentukan batasan kandungan maksimum tar dan zat berbahaya lain
dari rokok yang ditawarkan untuk dijual atau diproduksi di Luksemburg serta
informasi yang berkaitan dengan komposisi dan emisi produk tembakau yang

8
diproduksi oleh produsen dan importir tembakau dan produk tembakau harus
menyampaikan kepada Menteri yang bertanggung jawab di bidang Kesehatan dan
menetapkan metode pengukuran kadar zat berbahaya.
4) Pemerintah membentuk atau mensubsidi kegiatan konsultasi dan informasi terstruktur
yang misinya adalah,
a. Meningkatkan kesadaran publik tentang risiko kesehatan yang terkait dengan
konsumsi tembakau dan paparan asap tembakau, serta manfaat dari berhenti
merokok dan gaya hidup bebas tembakau.
b. Memberikan informasi kepada publik tentang kandungan berbagai Produk
Tembakau yang beredar di pasaran, yang menunjukkan kadar bahan
berbahaya.
c. Menawarkan konsultasi kepada masyarakat, terutama kepada orang yang ingin
berhenti merokok.
d. Informasi kesehatan yang berkaitan dengan merokok dan pendidikan
kesehatan tersedia di semua tingkat pendidikan sekolah.
5) Dilarang merokok
a. di area dan di dalam rumah sakit.
Larangan sebagaimana dimaksud dalam poin a tidak berlaku di ruang merokok
yang khusus dipasang untuk tujuan ini oleh operator rumah sakit. Dengan
pengecualian kamar merokok yang dapat dipasang di dalam bangsal psikiatri
tertutup, hanya satu kamar merokok yang dapat diterima per bangunan rumah
sakit. Ruang merokok ini harus berada pada jarak yang jauh dari layanan dan
diatur agar asap tembakau tidak menjangkau staf maupun publik. Akses ke
ruang merokok hanya disediakan untuk pasien rawat inap yang memintanya.
b. di tempat untuk penggunaan kolektif institusi yang menyambut orang tua
untuk tujuan akomodasi, termasuk lift dan koridor.
c. di ruang tunggu dokter, dokter gigi dan profesi kesehatan lainnya serta
laboratorium analisis kesehatan.
d. di apotek.
e. di dalam sekolah dari semua jenis pendidikan serta di lingkungan sekolah.

9
f. di tempat yang dimaksudkan untuk menampung atau menampung anak di
bawah umur di bawah enam belas tahun.
g. di semua tempat yang tercakup di mana olahraga dipraktikkan.
h. di bioskop, teater dan teater serta di aula dan koridor gedung tempat mereka.
i. di museum, galeri seni, perpustakaan dan ruang baca, terbuka untuk umum.
j. di aula dan kamar gedung negara bagian, kota dan umum.
k. di dalam bus layanan angkutan penumpang umum, bahkan saat tidak bergerak
atau diparkir.
l. di gerbong kereta api dan di pesawat terbang.
m. di perusahaan katering dan pameran konsumen, toko kue dan toko roti.
Untuk tempat-tempat yang disebutkan dalam poin m, dapat dipasang ruangan
terpisah di mana larangan yang disebutkan dalam pasal ini tidak berlaku.
Ruang terpisah harus dilengkapi dengan sistem ekstraksi atau pemurnian
udara. Karakteristik teknis dari sistem ekstraksi atau pemurnian udara akan
ditetapkan oleh regulasi Grand-Ducal.
n. di diskotik dalam arti peraturan yang berkaitan dengan nomenklatur dan
klasifikasi perusahaan rahasia, akses yang tidak secara tegas disediakan untuk
orang yang telah mencapai atau lebih dari usia enam belas tahun
o. di pusat perbelanjaan dan ruang pameran yang terbuka untuk umum
p. di tempat penjualan semua toko makanan.
6) Dilarang menjual tembakau dan produk tembakau kepada anak di bawah umur di
bawah enam belas tahun.
Setiap operator perangkat pengeluaran otomatis yang mengirimkan tembakau dan
produk tembakau diwajibkan untuk mengambil tindakan yang mencegah anak di
bawah umur dibawah enam belas tahun untuk mengakses perangkat tersebut.

3. Kebijakan Merokok di Satu Negara Berkembang (Ukraina)

Pada tahun 2017, sebanyak 23% orang dewasa di Ukraina dilaporkan menggunakan
tembakau, dalam bentuk apapun. Secara keseluruhan, sebanyak 22,8% orang dewasa yang saat

10
ini merokok. Sebanyak 14,3% orang yang terpapar asap ditempat kerja dalam 30 hari terakhir,
sebanyak 13% terpapar didalam rumah. Diantara non-perokok, sebanyak 7,3 persen terpapar asap
tembakau di rumah dan sebanyak 10,5% terpapar di dalam rumah. (Global Adult Tobacco
Survey, 2017)

Data tersebut diambil berdasarkan General Agreement on Trade in Services 2017


(GATS). GATS adalah survei rumah tangga yang mewakili secara nasional terhadap orang –
orang berusia 15 tahun atau lebih yang digunakan untuk memantau penggunaan tembakau. Dan
untuk melihat indikator pengendalian penggunaan tembakau. GATS pertama kali diterapkan di
Ukraina pada 2009-2010. GATS memberikan informasi mengenai karakteristik latar belakang
responden, penggunaan tembakau, berhenti merokok, paparan asap rokok dan pengetahuan, sikap
dan persepsi terhadap penggunaan tembakau. GATS akan membantu dalam memenuhi kewajiban
dibawah FCTC WHO untuk menghasilkan data yang sebanding. (Global Adult Tobacco Survey,
2017)

Untuk menghadapi epidemi tembakau, the World Health Organization (WHO)


Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) didirikan pada 2003 (WHO Framework
Convention on Tobacco Control, 2005). FCTC adalah hukum internasional pertama yang secara
hukum yang mengikat perjanjian kesehatan masyarakat dibawah naungan WHO sebagai
tanggapan terhadap epidemi tembakau global. Ukraina menandatangani WHO FCTC pada 25
juni 2004. WHO FCTC melakukannya dengan memberlakukan seperangkat standar universal
yang menyatakan bahaya tembakau dan membatasi penggunaannya dalam segala bentuk di
seluruh dunia. Untuk itu, ketentuan perjanjian mencakup aturan yang mengatur produksi,
penjualan, distribusi, iklan dan pajak tembakau. (World Health Organization Regional Office for
Europe, 2020)

Hukum - hukum yang mengatur mengenai tembakau di Ukraina, diantaranya yaitu,


(Campaign for Tobbaco - Free Kids, 2020)

1. Kode No. 8073-X pada pelanggaran administratif, 7 Desember 1984.

11
2. Undang-Undang Ukraina No. 481/95 tentang peraturan negara tentang produksi dan
peredaran etil alkohol, alkohol cognac dan buah, minuman beralkohol, dan produk
tembakau mengatur aspek produksi dan penjualan alkohol dan produk tembakau.

3. Undang-undang Ukraina No. 270/96-BP tentang periklanan, mengatur periklanan dan


sponsor dari semua produk. Pasal 22 secara khusus mengatur iklan dan sponsorship
produk tembakau.

4. Undang-Undang Ukraina No. 2899-IV tentang langkah-langkah untuk mencegah dan


mengurangi konsumsi produk tembakau dan pengaruhnya yang berbahaya terhadap
kesehatan masyarakat.

5. Undang-Undang Ukraina No. 1824-17 tentang pengenalan perubahan pada beberapa


Undang-Undang Legislatif Ukraina tentang pembatasan konsumsi dan penjualan bir
dan minuman beralkohol rendah, mengubah ketentuan pengemasan dan pelabelan
dalam Undang-Undang tentang Peraturan Alkohol dan Tembakau dan Undang-
Undang tentang Pengendalian Tembakau.

6. Resolusi Dewan Menteri No. 885 mengidentifikasi pelanggaran UU Periklanan yang


dapat dikenakan denda dan siapa yang dapat dikenakan.

7. Undang-Undang No. 3778 tentang pengenalan perubahan pada beberapa Undang-


Undang Legislatif Ukraina tentang larangan iklan, sponsor dan promosi penjualan
produk tembakau membuat beberapa amandemen terhadap Undang-Undang
Pengendalian Tembakau dan Undang-Undang tentang Periklanan.

8. Keputusan No. 306 yang dikeluarkan oleh Kabinet Menteri sesuai dengan UU No.
1824-17 untuk melaksanakan mandat peringatan paket gambar. Keputusan tersebut
berisi 10 peringatan sekunder bergambar.

9. Undang-Undang Ukraina No. 4844-VI tentang Amandemen Undang-Undang


Tertentu Ukraina tentang peningkatan ketentuan tertentu tentang pembatasan tempat
untuk merokok menempatkan pembatasan lebih lanjut pada merokok di tempat

12
umum, yang mengharuskan beberapa tempat untuk 100% bebas rokok yang
sebelumnya diizinkan untuk memiliki area khusus merokok.

Ukraina menerapkan larangan merokok dibeberapa tempat, ada tempat-tempat yang


benar-benar bebas asap rokok seperti fasilitas pemerintahan, fasilitas kesehatan, fasilitas
pendidikan anak-anak, transportasi umum termasuk bandar udara. Kepatuhan terhadap larangan
merokok di tempat kerja dan tempat - tempat umum, dapat menunjukan perubahan perilaku telah
terjadi, namun hal ini tidak dapat menjamin kepatuhan akan dipertahankan secara konstan.
Seperti terlihat, pengemudi dan penumpang di kendaraan layanan umum masih sering dijumpai
merokok. Perwakilan dari sector-sektor bisnis pada umumnya mengetahui tentang pembatasan
bebas asap rokok dan menyatakan bahwa ada penerimaan baik dari public luas mengenai
persyaratan tersebut. Untuk penyediaan ruang merokok, beberapa hotel tidak bersedia untuk
memberikan fasilitas dan tidak menyetujui persyaratan tersebut. Oleh karena itu, seperti hotel,
kantor-kantor pribadi serta beberapa tempat lainnya belum menerapkan larangan merokok
sepenuhnya. (Campaign for Tobbaco - Free Kids, 2020)

Rokok elektronik juga tampak dijual terbuka dan digunakan dan digunakan secara bebas
di tempat umum, produk yang mengandung tembakau ini terlihat digunakan dalam ruangan
tempat-tempat dimana seharusnya bebas asap rokok. Sangat sedikit tanda dilarang merokok yang
teramati dan sebagian besar merupakan desain yang informal. Harga tembakau telah meningkat,
ini merupakan kontribusi dengan sektor pajak. Tetapi tetap saja harga produk tembakau tetap
relatif murah. Beberapa lembaga memiliki tanggung jawab mengenai kepatuhan terhadap
tembakau, namun beberapa terlihat kebingungan tentang peran dan tanggung jawab dan dengan
persyaratan hukum yang tidak jelas membuat kolaborasi dari kemitraan menjadi sulit. Pemerintah
Ukraina telah mengakui bahwa perlu meninjau dan meningkatkan undang-undang pengendalian
tembakau, khususnya untuk persyaratan bangunan bebas asap rokok, hapus tempat penjualan dan
tempat promosi, dan memulihkan langkah-langkah penegakan hukum yang ingin dicapai dan
menjaga kepatuhan. (World Health Organization Regional Office for Europe, 2020)

Untuk membantu mengurangi permintaan produk tembakau, digunakan juga langkah-


langkah dari MPOWER (Monitoring, Protect, Offer Help, Warn, Raise). Pertama yaitu
pemantauan, hal ini diperlukan untuk membantu membuat kebijakan dan otoritas mengenai

13
kesehatan masyarakat, serta penting juga untuk mengevaluasi efektivitas dari penerapan program
yang dilakukan. Pemantauan dilakukan dengan Global Youth Tobacco Survey (GYTS) pada
tahun 2005, 2011, dan 2017, dan GATS pada tahun 2010 dan 2017. Kedua dengan melindungi
orang dari asap rokok dengan mendirikan tempat bebas asap rokok. Ketiga, menawarkan bantuan
untuk berhenti merokok, semua professional kesehatan harus menawarkan dukungan penghentian
untuk perokok atau rujuk perokok ke layanan penghentian jika memungkinkan. Keempat,
memberikan peringatan tentang bahayanya merokok. Kelima, penegakan larangan periklanan dan
promosi. Keenam, dengan menaikkan pajak. (World Health Organization Regional Office for
Europe, 2020)

Konseling layanan pemberhentian merokok di Ukraina telah masuk ke dalam langkah


MPOWER dari WHO. Konseling layanan pemberhentian merokok dilakukan dengan
menawarkan bantuan untuk berhenti merokok, semua professional kesehatan harus menawarkan
dukungan penghentian untuk perokok atau rujuk perokok ke layanan penghentian jika
memungkinkan. Dukungan dari penghentian dan pengobatan dapat meningkatkan kemungkinan
seorang perokok dapat berhenti. Dukungan penghentian tersebut meliputi, mempromosikan
manfaat dari penghentian merokok, menilai tingkat ketergantungan nikotin, membantu perokok
menetapkan tanggal berhenti, menyarankan bahwa tidak merokok sama sekali adalah hal terbaik,
jika tersedia dapat mengatur pengobatan yang efektif dan mengatur tindak lanjut. Semua petugas
kesehatan harus dilatih dalam memberikan nasihat singkat untuk berhenti dan menawarkan
dukungan penghentian kepada pengguna rokok. Seperti yang telah dijelaskan, bahwa ada
beberapa bentuk dari upaya konseling layanan pemberhentian merokok, tingkat pemberhentian
tertinggi dapat dicapai saat dukungan dari konseling digabungkan dengan obat-obatan. Dukungan
dengan pengobatan tidak ditawarkan secara rutin kepada perokok dan juga tidak jelas seberapa
tersedia obat-obatan untuk berhenti merokok di Ukraina. Sebagai pertimbangan juga dapat
menambahkan terapi pengganti nikotin. (World Health Organization Regional Office for Europe,
2020)

4. Pelaksanaan Konseling Berhenti Merokok di Indonesia

Secara umum kebiasaan merokok pada masyarakat Indonesia merupakan salah satu
masalah kesehatan karena konsumsi tembakau yang masih cenderung tinggi. Jumlah perokok

14
Indonesia melejit naik, tercatat tidak kurang 60 juta jiwa menjadi perokok di Indonesia. Saat ini
Indonesia menempati urutan ke-3 sebagai negara konsumen rokok tertinggi di dunia dengan
konsumsi lebih dari 225 miliar batang per-tahun, di bawah Cina dan India atau hampir setengah
(46%) perokok ASEAN. Prevalensi perokok pada usia 13-15 tahun, 24,5% laki-laki dan 2,3%
perempuan dari total populasi Indonesia (Antara News, 2012).

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengurangi keinginan untuk berhenti
merokok di Indonesia. Mulai dari mengkonsumsi obat-obatan, dengan cara hipnoterapi hingga
dengan berbagai metode lain yang dapat mempengaruhi perilaku. Salah satunya adalah dengan
metode konseling yang bermanfaat untuk membantu mengurangi kecanduan merokok. (Tim
Jurnal Kesehatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang, 2018)

Konseling atau penyuluhan adalah pemberian bantuan oleh konselor kepada konseli
sedemikian rupa sehingga pemahaman terhadap kemampuan diri sendiri meningkat dalam
memecahkan berbagai masalah (KBBI, 2020). Konseling adalah proses yang melibatkan
hubungan antar pribadi antara seorang terapis dengan satu atau lebih konseli dimana terapis
menggunakan metode-metode psikologis atas dasar pengetahuan sistematik tentang kepribadian
manusia dalam upaya meningkatkan kesehatan tentang kepribadian manusia (Petterson, 1996).

Salah satu contoh pelaksanaan konseling berhenti merokok di Indonesia adalah uji
komparasi dari 14 karyawan Poltekkes Pangkalpinang, didapatkan nilai signifikansi 0,00, dengan
aturan jika sig<0,05 maka bermakna ada hubungan jumlah rokok yang dikonsumsi oleh
responden sebelum dan sesudah dilaksanakan konseling. Terlihat sumbangan konseling terhadap
perubahan jumlah rokok yang dikonsumsi sebesar 0,8082 =0,62. Dari nilai tersebut berarti 62%
penurunan jumlah rokok dikarenakan konseling, dan sisanya karena faktor lain. (Tim Jurnal
Kesehatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang, 2018)

Pelaksanaan upaya berhenti merokok di Indonesia dengan langkah-langkah berikut,


(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2016)

1. Identifikasi awal
Identifikasi awal ini adalah dengan identifikasi profil perokok. Klien yang
mau berhenti merokok ditangani dengan pendekatan 4T (Tanyakan, Telaah, Tolong

15
dan nasihati serta Tindak Lanjut). Klien yang belum ingin berhenti merokok
ditangani dengan pemberian motivasi. Klien yang baru berhenti merokok ditangani
dengan pemberian motivasi untuk melanjutkan pemberhentian merokok. Klien yang
tidak pernah merokok diberikan selamat dan diberi motivasi untuk selalu menjaga
pola hidup sehat. Setelah identifikasi profil perokok, langkah selanjutnya adalah
identifikasi ketergantungan nikotin dan identifikasi tingkat motivasi.
2. Evaluasi dan support motivasi
Langkah yang harus dilakukan adalah ungkapkan empati (gunakan
pertanyaan open ended untuk menggali informasi, dengarkan pasien untuk
memahami). Bangun ketidaksukaan/ketidaksesuaian (tekankan kepada pasien
mengenai ketidaksesuaian kebiasaan pasien merokok dengan suatu nilai, tujuan,
harapan dari program, tekankan pada kalimat yang mengundang komitmen dari
pasien, bangun dan perdalam komitmen yang sudah dibuat). Menghadapi penolakan
(potong pembicaraan dan alihkan perhatian jika terdapat tanda-tanda penolakan dari
pasien, nyatakan empati, tanyakan kepada pasien untuk memberikan informasi
penunjang lain). Langkah terakhir adalah beri dukungan motivasi saat follow up.
3. Terapi berhenti merokok
Terapi farmakologi bisa dilakukan pemberian terapi pengganti nikotin
(Nicotine Replacement Therapy/NRT), Bupropion SR, Varenicline tartrate.
Sedangkan untuk nonfarmakologi adalah dengan dilakukan konseling berhenti
merokok.
Cara yang dilakukan untuk konseling berhenti merokok adalah dengan
metode SATU – TUJU. SA yang berarti SAmbut kedatangan klien dengan memberi
salam dan berikan perhatian (mulai menciptakan hubungan yang baik). T yang
berarti Tanyakan kepada klien untuk membagi pengetahuan, perasaan dan kebutuhan
klien terkait dengan bahaya merokok bagi kesehatan.U yang berarti Uraikan
informasi yang sesuai dengan masalah klien, TU yang berarti banTU klien untuk
memahami keadaan dirinya serta permasalahannya dan menetapkan alternatif
pemecahan masalah. J yang berarti Jelaskan lebih rinci konsekuensi dan keuntungan
dari setiap alternatif pemecahan masalah.dan U yang berarti Ulangi beberapa

16
informasi penting dan ingatkan bila klien harus melakukan kunjungan ulang atau
rujuk ke tempat pelayanan lain bila diperlukan. (Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2016)
Pendekatan konseling berhenti merokok juga dibedakan sesuai dengan usia
pasien. Untuk pasien remaja hindari nasehat dengan menakut-nakuti, fokus langsung
pada dampak langsung rokok seperti menganggu penampilan. Untuk pasien yang
berusia 20-30 tahun dapat dijelaskan bagaimana bahaya rokok untuk perokok pasif
dan untuk janin. Untuk pasien yang berusia 31-40 tahun ditekankan pentingnya
kualitas hidup yang baik, di usia ini kebanyakan pasien pernah mencoba berhenti
merokok namun gagal, jelaskan bahwa kegagalan adalah sukses yang tertunda dan
terus motivasi pasien untuk selalu mencoba berhenti merokok. Pada usia lebih dari
40 tahun tegaskan manfaat merokok untuk umur berapapun dan di usia ini juga sering
pasien yang sudah mencoba untuk berhenti namun tidak bisa. Jelaskan kembali
bahwa kegagalan adalah sukses yang tertunda, terus mencoba adalah penting.
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2016)
4. Follow up
Pada langkah ini dinilai apakah sudah berhasil berhenti merokok atau
seberapa besar sudah dapat mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi, dinilai
kendala utama apabila belum berhasil, evaluasi efek samping obat (bila mendapatkan
obat), diberikan terapi tambahan jika diperlukan.
Konseling berhenti merokok memang langkah yang bagus untuk berhenti
merokok, akan tetapi berdasarkan hasil penelitian ditunjukkan tidak terdapat
perbedaan yang terlalu signifikan untuk perilaku merokok pasien sebelum dan
sesudah dilaksanakan konseling. Salah satu data pasien diambil dari 14 karyawan
Poltekkes Pangkalpinang. Sebelum konseling data menunjukkan bahwa sebagian
besar (35.6%) responden menghabiskan rokok dalam sehari sebanyak 16 batang,
disusul kemudian sebanyak 10 batang/hari (14,3%). Hal ini setara dengan konsumsi
rata-rata harian rokok responden adalah satu bungkus dalam setiap hari, dengan
asumsi dalam kemasan sebungkus rokok terdiri dari 10-16 batang. Setelah konseling
didapatkan perubahan rentang jumlah rokok yang dikonsumsi semakin memiliki

17
kesenjangan yaitu dari yang terendah sebanyak 2 batang hingga yang paling banyak
mengkonsumsi yaitu 32 batang. Namun sebagian besar responden masih
mengkonsumsi rokok hingga 16 batang/hari sebanyak 28,6%. Belum ada satu pun
responden yang berhenti merokok sesudah dilaksanakan konseling, hanya
didapatkan responden mengurangi jumlah konsumsi rokok saja. Dari hasil penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan waktu yang lebih lama dalam proses
perubahan dan pengamatan upaya berhenti merokok.

Mengenai kebijakan merokok di Indonesia didapatkan sebagai berikut, (Campaign for


Tobacco-Free Kids, 2020)

1. Tempat Bebas Rokok


Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah (PP) No.
109 tahun 2012, merokok dilarang di dalam transportasi umum, fasilitas kesehatan,
tempat kerja, fasilitas pendidikan, tempat ibadah, maupun tempat umum lainnya.
Akan tetapi, berdasarkan realisasi status regulasi angkutan umum “100% Bebas Asap
Rokok” bergantung pada peraturan pelaksana setempat. Undang-undang Kesehatan
mensyaratkan bahwa "Pemerintah Daerah harus menetapkan zona bebas asap rokok
di wilayah yurisdiksinya." Begitu pula dengan Art. 52 PP tersebut mewajibkan
pemerintah daerah untuk melaksanakan kawasan bebas asap rokok. Baik undang-
undang maupun PP tidak menetapkan batas waktu yang harus diambil oleh
pemerintah daerah dan beberapa pemerintah daerah telah mengesahkan undang-
undang sementara yang lain belum. Karena undang-undang nasional belum
diterapkan secara lokal di setiap yurisdiksi, fasilitas umum ditetapkan sebagai
"Dilarang Merokok" di tingkat nasional, bukan "100% Bebas Rokok". (Peraturan
Pemerintah No. 109 tahun, 2012)

Status peraturan “Dilarang Merokok” dihasilkan dari,

1) Inkonsistensi mengenai status bebas rokok di tempat umum (beberapa tempat


kerja bebas rokok karena area merokok berada di luar ruangan sementara tempat
kerja lain tidak bebas rokok karena area merokok dalam ruangan)

18
2) Fakta bahwa status bebas rokok tergantung pada peraturan pelaksana setempat.
Undang-Undang Kesehatan mensyaratkan bahwa "Pemerintah Daerah harus
menetapkan zona bebas asap rokok di wilayah yurisdiksinya." Begitu pula
dengan Art. 52 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 109 Tahun 2012 mewajibkan
pemerintah daerah untuk melaksanakan kawasan bebas asap rokok. Baik
undang-undang maupun PP tidak menetapkan batas waktu yang harus diambil
oleh pemerintah daerah. Beberapa pemerintah daerah telah mengeluarkan
undang-undang yang mewajibkan area khusus merokok di dalam ruangan, yang
lain telah mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan 100% dalam ruangan
bebas asap rokok dengan area merokok di luar, sementara banyak lainnya belum
mengeluarkan undang-undang apa pun.
2. Iklan, Promosi, dan Sponsor Tembakau
Iklan tembakau di media penyiaran dibatasi pada jam-jam antara pukul 21.30
hingga 05.00 waktu setempat. Namun, iklan tidak boleh menampilkan antara lain
rokok, rokok, dan kemasan produk tembakau lainnya, bentuk rokok, branding
produk tembakau, atau individu yang merokok. Iklan tembakau diperbolehkan di
media cetak dengan batasan tertentu. Ini tidak boleh ditempatkan di sampul depan
atau belakang media cetak; berdekatan dengan iklan makanan dan minuman; atau di
halaman depan surat kabar. Iklan tidak boleh dipublikasikan di media untuk anak-
anak, remaja, atau wanita dan tidak boleh memenuhi lebar satu halaman. Iklan yang
diperbolehkan tidak boleh menampilkan antara lain rokok, rokok, dan bungkus hasil
tembakau lainnya, bentuk rokok, branding produk tembakau, atau rokok.
Iklan tembakau melalui “media teknologi informasi” secara khusus diatur
dalam undang-undang. Iklan tidak boleh menampilkan antara lain rokok, rokok, dan
kemasan produk tembakau lainnya, bentuk rokok, branding produk tembakau, atau
rokok. Program verifikasi usia lebih lanjut harus digunakan untuk membatasi akses
ke individu di atas 18 tahun. Iklan tembakau melalui “media luar ruang” secara
khusus diatur dalam undang-undang. Iklan tersebut antara lain tidak boleh lebih dari
72 meter persegi, dan tidak boleh dipasang di jalan utama, melintasi jalan raya, atau
berlokasi di kawasan bebas asap rokok kecuali di tempat yang menjual produk

19
tembakau di sekitar kawasan bebas asap rokok. Iklan tidak boleh menampilkan antara
lain rokok, bentuk rokok, branding produk tembakau, atau rokok.
3. Pengemasan dan Pelabelan Tembakau
Perusahaan/pengusaha tidak kena pajak yang total produksinya tidak
melebihi 24 juta batang per tahun harus merotasi setidaknya dua dari lima peringatan
kesehatan dalam satu putaran.
Untuk kemasan silinder dan boks yang memiliki lebar identik di semua sisi,
peraturan mengharuskan pencantuman dua peringatan kesehatan identik yang
mencakup 40% dari luas permukaan kemasan secara jelas dan mencolok. Selain
peringatan, peraturan tersebut memerlukan dua pernyataan informasi kesehatan
deskriptif untuk muncul di sisi paket. Salah satu sisinya juga harus menampilkan
kadar nikotin dan tar.
Peringatan kesehatan tidak diwajibkan untuk rokok klobot (kulit jagung
kering), rokok klembak menyan (kayu gaharu dicampur dupa getah bening), dan
cerutu yang dikemas sendiri-sendiri. Peringatan kesehatan pada produk tembakau
tanpa asap tidak secara khusus diatur dalam peraturan tersebut.
Peraturan mewajibkan pencantuman peringatan kesehatan di bagian atas
muka lebar depan dan belakang kemasan berbentuk persegi panjang. Untuk kemasan
dengan empat sisi dengan lebar yang sama (mis., kemasan lipstik), peringatan
kesehatan harus ada di bagian depan dan belakang kemasan. Peringatan harus
mencakup 40% dari permukaan utama yang diperlukan. (Gambar 1.0)
Ada lima peringatan berbeda yang harus muncul bersamaan dan
didistribusikan merata di setiap produk tembakau.
4. Kandungan Rokok
Pasal 116 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 mengatur tentang zat
adiktif dalam produk tembakau. Pasal 12 (1) PP Nomor 109 Tahun 2012 melarang
penggunaan bahan tambahan pada produk tembakau "kecuali jika terbukti secara
ilmiah bahan tambahan tersebut tidak berbahaya bagi kesehatan". Bahan tambahan
yang dimaksud adalah gula dan pemanis, mentol, mint atau spearmint, rempah-
rempah, dan perasa lainnya.

20
Pasal 12 (2) lebih lanjut mengatur bahwa "[a] zat yang dapat digunakan
dalam produksi Hasil Tembakau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Menteri". Sampai saat ini, tidak ada Peraturan Menteri yang diterbitkan
yang mengizinkan "bahan tambahan". Ketentuan di wajah mereka melarang semua
"aditif" dalam produk tembakau. Namun, karena istilah "aditif" tidak didefinisikan,
cakupan larangan ini tidak jelas. Dalam praktiknya, aditif diperbolehkan. Mengingat
kurangnya kejelasan dalam cakupan larangan dan praktik saat ini, kode status
regulasi "Tidak Diatur" diberikan.
Pasal 116 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 mengesahkan
pengaturan zat adiktif dalam produk tembakau, yang memungkinkan pengaturan
emisi nikotin. Namun undang-undang tersebut tidak mengatur tingkat emisi nikotin
atau emisi lain, seperti tar dan karbon monoksida.
5. Pembatasan Penjualan
Meski undang-undang melarang pembuatan dan impor rokok dalam kemasan
yang berisi kurang dari 20 batang, undang-undang tersebut tidak secara tegas
melarang pengecer untuk menjual satu batang rokok. Sebab, undang-undang tersebut
dimaknai sebagai memperbolehkan penjualan rokok tunggal. Hukum yang berlaku
melarang penjualan mesin penjual otomatis produk tembakau. Undang-undang
mengharuskan iklan tembakau di "media teknologi informasi" dibatasi sehingga
individu di bawah usia 18 tahun tidak dapat mengakses konten tersebut. Situs web
harus memerlukan verifikasi usia. Namun, penjualan produk tembakau melalui
internet diperbolehkan.
Undang-undang tidak secara spesifik melarang penjualan produk tembakau
tanpa asap; Oleh karena itu, undang-undang tersebut diartikan sebagai mengizinkan
penjualan produk tembakau tanpa asap.
PP No. 109 tahun 2012 melarang penjualan produk tembakau di “zona bebas
rokok”. “Zona bebas rokok” diartikan sebagai “ruangan atau area yang telah
dinyatakan sebagai tempat dilarang merokok atau melakukan kegiatan produksi,
penjualan, iklan dan / atau promosi produk tembakau” seperti fasilitas kesehatan,

21
fasilitas pendidikan, taman bermain anak-anak, dan tempat umum lainnya. (Peraturan
Pemerintah Nomor 109, 2012)
6. Rokok Elektronik

Penjualan rokok elektrik tidak diatur; oleh karena itu, penjualan rokok
elektrik diperbolehkan. Tidak ada undang-undang yang mengatur penggunaan rokok
elektrik di tempat umum; Oleh karena itu, penggunaan rokok elektrik diperbolehkan.
Tidak ada hukum yang mengatur iklan, promosi, dan sponsor rokok elektronik; oleh
karena itu, iklan, promosi, dan sponsor rokok elektrik diperbolehkan. Namun,
beberapa kota telah memasukkan rokok elektrik ke dalam undang-undang bebas
rokok mereka. Karena iklan tembakau dilarang di tempat-tempat yang melarang
merokok, iklan rokok elektronik juga dilarang di tempat yang melarang merokok dan
rokok elektronik. Tidak ada undang-undang yang mengatur penjualan rokok elektrik
melalui internet; Oleh karena itu, penjualan rokok elektrik melalui internet
diperbolehkan.

Tidak ada hukum yang mengatur rasa dalam rokok elektrik; Oleh karena itu,
penggunaan perisa pada rokok elektrik diperbolehkan. Tidak ada undang-undang
yang mengatur tentang peringatan kesehatan pada kemasan produk rokok elektronik;
Oleh karena itu, peringatan kesehatan pada kemasan rokok elektrik tidak diperlukan.
Tidak ada undang-undang yang mengatur tentang tingkat konsentrasi nikotin dalam
rokok elektrik; oleh karena itu, tidak ada konsentrasi nikotin maksimum yang
ditentukan. (Campaign for Tobacco-Free Kids, 2020 )

5. Perbandingan/Perbedaan Kebijakan dan Pelaksanaan Konseling Berhenti Merokok di


Tiga Negara
Berikut merupakan tabel perbandingan kebijakan dan pelaksanaan konseling berhenti
merokok di Indonesia, Ukraina, dan Luksemburg,
Negara Indonesia Ukraina Luksemburg

Tempat Bebas Dilarang merokok di transportasi dilarang merokok di tempat tempat umum
Rokok umum dan di tempat umum berikut: umum tertentu termasuk: seperti

22
fasilitas kesehatan, fasilitas fasilitas pemerintah, restoran, fasilitas
pendidikan, dan tempat ibadah. Di fasilitas kesehatan, lembaga kesehatan di
tempat umum dan tempat kerja pendidikan, taman bermain luar maupun
lainnya, area khusus merokok harus anak-anak, fasilitas olahraga, di dalam
disediakan. Sehubungan dengan di pintu masuk ke gedung dengan
tempat-tempat luar ruangan, taman tempat tinggal, di lorong pengecualian
bermain anak-anak harus bebas asap bawah tanah, dan di elevator memiliki
rokok. Namun demikian, realisasi dan telepon umum umum. Di ruangan
tempat bebas rokok dan tempat tempat umum dan tempat sendiri untuk
larangan merokok memerlukan kerja lainnya, merokok merokok.
pengesahan undang-undang oleh diizinkan di area yang Dilarang
pemerintah daerah. Undang-undang ditentukan. Merokok dilarang merokok di
nasional tidak menetapkan batas di transportasi umum. transportasi
waktu yang harus diambil oleh umum.
pemerintah daerah, sehingga
beberapa pemerintah daerah telah
mengeluarkan undang-undang bebas
rokok sementara yang lainnya belum.
Yurisdiksi sub-nasional dapat
memberlakukan undang-undang
bebas rokok yang lebih ketat
daripada undang-undang nasional.
Iklan, Iklan dan promosi tembakau Iklan, promosi, dan sponsor Iklan
Promosi, dan diperbolehkan dengan batasan produk tembakau dilarang tembakau,
Sponsor tertentu. Iklan tembakau di TV dan dalam hampir semua bentuk. produknya,
Tembakau radio dapat berlangsung antara pukul Namun, ada pengecualian bahan yang
21:30 hingga 05:00 waktu setempat. terbatas, termasuk tampilan terkait dengan
Namun semua iklan tidak boleh produk di tempat penjualan, tembakaunya,
menampilkan antara lain rokok, dan iklan produk tembakau di serta

23
bentuk rokok, branding produk situs web yang dibatasi untuk distribusi
tembakau, atau rokok. Ada batasan individu berusia di atas 18 produk
lebih lanjut untuk iklan cetak dan tahun. Semua bentuk sponsor tembakau apa
iklan luar ruang. Selain itu, undang- tembakau dilarang. pun secara
undang melarang distribusi produk gratis,
tembakau gratis dan berdiskon, dilarang.
produk tembakau sebagai hadiah, dan Setiap operasi
peregangan merek produk tembakau. sponsor yang
Ada beberapa batasan pada sponsor mendukung
tembakau dan publisitas sponsor tembakau
tersebut. atau produk
tembakau
dilarang.

Pengemasan Peringatan kesehatan bergambar Kemasan produk tembakau Peringatan


dan Pelabelan diperlukan untuk menutupi 40 persen harus menampilkan dua kesehatan
Tembakau area tampilan utama yang sejajar peringatan kesehatan. Lima menempati
dengan tepi atas kemasan untuk puluh persen bagian depan seluruh
sebagian besar produk tembakau paket harus menampilkan permukaan
yang dihisap dan tidak berasap. Ada satu teks utama peringatan unit kemasan
lima peringatan kesehatan berbeda yang menyatakan "Tembakau atau kemasan
yang harus muncul secara bersamaan membunuh". Lima puluh luar yang
dan didistribusikan secara merata di persen bagian belakang paket disediakan
setiap variasi produk harus menampilkan salah satu untuknya.
tembakau. Istilah yang menyesatkan dari sepuluh peringatan Mereka tidak
seperti "ringan" dan "tar rendah" bergambar sekunder dengan dikomentari,
dilarang pada kemasan tembakau, teks yang menyertainya. diparafraseka
tetapi kemasan menyesatkan lainnya Undang-undang melarang n, dan tidak
(misalnya warna, angka, dan simbol) penggunaan istilah, dapat dirujuk
tidak dilarang. Namun, larangan ini deskriptor, dan simbol lain

24
tidak berlaku untuk produk tembakau yang menyesatkan dalam dengan cara
yang sudah memiliki ini kata-kata kemasan produk yang dapat apa pun.
yang menyesatkan dalam pencitraan menimbulkan kesan palsu
merek atau merek dagang mereka. tentang produk tembakau.

Kandungan Meskipun Peraturan (PP) No. 109 Undang-undang memberikan


Rokok tahun 2012 melarang penggunaan kewenangan untuk mengatur
bahan tambahan dalam produk isi rokok; namun, tidak ada
tembakau “kecuali jika terbukti peraturan selanjutnya yang
secara ilmiah bahwa bahan tambahan dikeluarkan. Undang-undang
tersebut tidak berbahaya bagi mengharuskan produsen dan
kesehatan,” sampai saat ini belum importir mengungkapkan
ada peraturan menteri dan bahan informasi kepada otoritas
tambahan tersebut diperbolehkan pemerintah tentang konten
dalam praktiknya. Undang-undang produk mereka.
mengharuskan produsen dan importir
mengungkapkan kepada otoritas
pemerintah informasi tentang emisi
produk mereka, tetapi tidak
mewajibkan pengungkapan
informasi tentang konten.

Pembatasan Undang-undang melarang penjualan Hukum melarang penjualan Melarang


Penjualan produk tembakau melalui mesin dengan mesin penjual penjualan
penjual otomatis dan fasilitas otomatis; di institusi rokok kepada
pendidikan, taman bermain anak- pendidikan, stadion dalam anak-anak di
anak, dan fasilitas kesehatan, serta ruangan, dan fasilitas bawah 16
penjualan bungkus kecil kesehatan; dan rokok tunggal tahun.
rokok. Tidak ada batasan dalam dan rokok bungkus
penjualan internet atau penjualan kecil. Penjualan produk
rokok tunggal. Penjualan produk tembakau dilarang untuk

25
tembakau dilarang untuk orang yang orang yang berusia di bawah
berusia di bawah 18 tahun. 18 tahun.

Rokok Tidak ada hukum nasional yang Penjualan eceran rokok Sama halnya
Elektronik membatasi elektrik dengan rokok
penjualan; menggunakan; periklanan diperbolehkan. Penggunaan kovensional,
, promosi dan sponsor; atau rokok elektrik dilarang di penggunaan
pengemasan dan pelabelan rokok tempat umum tertentu yang rokok
elektrik. Beberapa yurisdiksi sub- melarang merokok. elektronik di
nasional telah memberlakukan tempat umum
undang-undang yang membatasi dilarang
penggunaan rokok elektrik di mana
merokok dilarang dan iklan, promosi,
dan sponsor rokok elektronik.
Pelaksanaan Sebuah terobosan dilakukan Pada 20 Juni 2017, konferensi Pemerintah
Konseling Kementerian Kesehatan dengan pers diadakan untuk menyediakan
memberikan layanan berhenti meluncurkan layanan layanan
merokok melalui telepon tidak profesional untuk membantu konseling
berbayar. Bagi mereka yang perokok berhenti. Layanan yang semua
berkeinginan menghentikan ini terdiri dari hotline dan biayanya
kebiasaan merokok namun karena situs web profesional, dan dibayar oleh
alasan tertentu belum datang ke bertujuan membantu warga pemerintah
fasilitas kesehatan, dapat mengakses Ukraina yang menderita melalui
layanan konseling berhenti merokok ketergantungan tembakau. National quit
melalui saluran telepon bebas biaya line and both
Telfon bebas pulsa 0-800-50-
yang disediakan oleh Kementerian NRT and
55-60 dikelola oleh konsultan
Kesehatan RI. Layanan ini cessation-
profesional dan berorientasi
dinamakan Quit Line Berhenti services
klien yang memastikan
Merokok yang dapat diakses melalui
kerahasiaan klien. Situs web
nomor telepon 0-800-177-6565 pada
www.stopsmoking.org.uac

26
hari Senin-Sabtu pukul 08.00 s.d berisi informasi menarik dan
16.00 WIB. berguna tentang berhenti
Diharapkan, layanan tersebut dapat merokok, yang dapat berguna
membantu mereka yang ingin bagi perokok dan orang yang
berhenti merokok tetapi memiliki mereka cintai. Ini
keterbatasan akses dan waktu. memberikan kesempatan
Melalui komunikasi via telepon, untuk mendapatkan
klien yang ingin berhenti merokok konseling dengan
dapat diberikan konseling dan mengajukan pertanyaan
bimbingan, serta rujukan jika melalui obrolan online, atau
sekiranya membutuhkan tindak dengan mengirimkan
lanjut. Layanan Quit Line Berhenti pertanyaan melalui email.
Merokok diharapkan mampu Saat ini, layanan ini tersedia
meningkatkan keberhasilan klien dari Senin sampai Jumat dari
yang ingin berhenti merokok dan pukul 09.00 sampai 15.00.
akhirnya dapat menurunkan jumlah
perokok di Indonesia

Tabel 1. Perbandingan/Perbedaan Kebijakan dan Pelaksanaan Konseling Berhenti Merokok di Tiga


Negara.

27
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Konseling berarti kegiatan diskusi antara klien dan konselor untuk mencari solusi untuk
memecahkan masalah klien. Konseling berhenti merokok sendiri di sebagian besar dunia
menggunakan pendekatan 5A, yaitu asking (menanyakan), assessing (menilai), advise
(menganjurkan), assist (membantu), dan arrange follow-up (mengevaluasi upaya berhenti
merokok). Tentu agar program berhenti merokok berjalan lancar perlu ada usaha dari
perokoknya. Upaya yang dapat dilakukan perokok meliputi 4D (delay, deep breathe, drink water,
dan do something).

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan dari 3 negara
terhadap rokok terdapat beberapa perbedaan signifikan. (1) Iklan rokok, di Indonesia iklan rokok
masih diperbolehkan di waktu-waktu tertentu dengan catatan tidak menampilkan rokoknya,
sedangkan di Luksemburg dan Ukraina iklan rokok sama sekali dilarang. (2) Kemasan rokok, di
3 negara tersebut harus mencantumkan bahaya kesehatan merokok, di Indonesia minimal 40%
kemasan rokok adalah peringatan kesehatan, di Ukraina minimal 50% kemasan adalah peringatan
kesehatan, sedangkan di Luksemburg peringatan merokok harus menempati seluruh kemasan
rokok. (3) Rokok elektronik, di Indonesia rokok elektronik masih diperbolehkan dijual dan
digunakan, di Ukraina penjualan rokok elektronik diperbolehkan namun penggunaan di tempat
umum dilarang sama halnya dengan di Luksemburg. (4) Pembatasan penjualan, di Indonesia
penjualan rokok di fasilitas pendidikan dan kesehatan serta mesin otomatis sudah dilarang namun
penjualan rokok secara tunggal dan di internet masih belum ada larangan, sedangkan di Ukraina
dan Luksemburg penjualan rokok dari mesin otomatis, di fasilitas pendidikan dan kesehatan,
bahkan yang berupa rokok tunggal sudah dilarang.

Pelaksanaan konseling berhenti merokok sendiri di tiga negara tersebut serupa. Tiga
negara tersebut menyediakan layanan hotline berhenti merokok tanpa adanya biaya, bisa juga
dilakukan dengan mengirimkan email. Semua layanan konseling berhenti merokok di tiga negara

28
tersebut biayanya ditanggung pemerintah. Pendekatan berhenti merokok di negara eropa (disini
adalah Ukraina dan Luksemburg) menggunakan pendekatan 5A, sedangkan di Indonesia
menggunakan pendekatan 4T (tanyakan, telaah, tolong, dan nasihati serta tindak lanjut).

2. Saran

Terkait dengan hal-hal diatas kami menyarankan beberapa hal yang dapat dijadikan
pertimbangan sebagai berikut.

1. Iklan rokok seharusnya sama sekali dilarang, pembatasan waktu-waktu pengiklanan


rokok di TV rasanya kurang efektif karena anak-anak dibawah umur 18 tahun di zaman
sekarang masih menonton televisi di jam-jam tersebut. Terutama di bulan ramadhan akan
banyak anak-anak yang bangun untuk melaksanakan sahur dan di TV masih ada iklan
rokok.

2. Indonesia sebaiknya juga mulai melakukan larangan penggunaan rokok elektrik terutama
di fasilitas-fasilitas umum karena sudah banyak studi yang mengatakan bahwa rokok
elektrik dapat membahayakan paru-paru.

3. Kuatkan lagi peraturan dan sanksi larangan merokok di fasilitas umum karena larangan
merokok di fasilitas umum harus melalui pengesahan undang-undang daerah. Sebaiknya,
peraturan undang-undang tersebut dilakukan oleh pusat agar dapat terealisasi secara
nasional.

4. Perketat lagi pembatasan penjualan rokok terutama penjualan rokok tunggal dan
penjualan rokok di internet.

29
DAFTAR PUSTAKA

American Counseling Association. (2020). 20/20: Consensus Definition Of Counseling.

https://bit.ly/3kjO9uF

Australian Government Department of Health and Aging. (2011). Smoking Cessation Guidelines

for Australian General Practice. Australia : Australian Government Department of Health

and Aging.

Bam, T. S., Ma'ruf, M. A., Soewarso, K., Bonita, Puspawati, N., & Antarini. (2019). Opini Publik

mengenai Efektivitas Peringatan Kesehatan Bergambar di Indonesia (R. Fauzi, Compiler).

Jakarta : Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI). http://www.tcsc-

indonesia.org/wp-content/uploads/2019/03/TCSC-A4-ISBN-02-1.pdf

Campaign for Tobacco-Free Kids. (2020). Tobacco Control Laws. Indonesia Details.

https://www.tobaccocontrollaws.org/legislation/country/indonesia/ec-policies

Caponetto, P., & Polosa, R. (2008). Common Predictors of Smoking Cessation on Clinical

Practice. Respiratory Medicine Journal, (2), 1. 1182-92

CNS De’gesondheetskees. (2020). Tobacco Cessation. Tobacco Cessation Programme.

https://cns.public.lu/en/professionnels-sante/prevention/tabac-dependances.html

Directorate General Communication European Comission. (2009). Flash Eurobarometer (253rd

ed.). The Gallup Organisation Hungary.

https://ec.europa.eu/health/ph_determinants/life_style/Tobacco/Documents/eb_253_en.p

df

Environmental Performances Index. (2020). 2020 EPI Results. https://epi.yale.edu/epi-

results/2020/component/epi.

30
KBBI. (2020). Kamus Besar Bahasa Indonesia. https://kbbi.kemdikbud.go.id/

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Berhenti Merokok. Jakarta: Direktoran Bina

Pelayanan Kesehatan JIwa dan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen

Kesehatan RI.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Konseling Berhenti Merokok.

http://www.p2ptm.kemkes.go.id/dokumen-ptm/konseling-berhenti-merokok

Madiun Today. (2018). Kemenkes Perbarui Peringatan Kesehatan Bergambar di Kemasan Rokok.

http://madiuntoday.id/2018/05/31/kemenkes-perbarui-peringatan-kesehatan-bergambar-

di-kemasan-rokok/

Peraturan Pemerintah Nomor 109 tahun 2012. (2012). Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat

Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2003. (2003). Pengamanan Rokok bagi Kesehatan.

Tim Jurnal Kesehatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang. (2018, April). Jurnal Kesehatan,

9(1). 2548-5695

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009. (2009). Kesehatan.

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2006. (2006). Perlindungan Saksi dan Korban.

World Health Organization. (2016). Prevalence of Tobacco Smoking.

http://gamapserver.who.int/gho/interactive_charts/tobacco/use/atlas.html

World Health Organization Regional Office for Europe. (2017). Global Adult Tobacco Survey

Ukraine 2017.

World Health Organization Regional Office for Europe. (2020). Tobacco control in Ukraine

assesment.

31

Anda mungkin juga menyukai