BLOK RESPIRASI
“BATUK”
Kelompok A4
Fakultas kedokteran
Universitas Yarsi
2019/2020
SKENARIO
KATA-KATA SULIT
BRAINSTORMING
HIPOTESIS
SASARAN BELAJAR
LO.5 Mampu Memahami dan Menjelaskan Etika batuk dalam islam dan pandangan islam
terhadap penyakit menular
DAFTAR PUSTAKA
SKENARIO
Seorang perempuan, berusia 23 tahun, dating ke puskesmas dengan keluhan batuk berdarah 3 hari
yang lalu. Batuk sudah dirasakan sejak 3 minggu yang lalu. Keluhan lain badan panas disertai berkeringat
terutama pada malam hari serta berat badan menurun.
Pemeriksaan fisik: komposmentis, TD 110/80 mmHg, nadi 80x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 37°C.
Bentuk badan astenikus dengan BB 43 K. Apek paru kanan terdapat suara nafas bronkial dan ada ronki
basah kasar.
Untuk menegakkan diagnosis pasti maka dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan BTA 3 kali
sewaktu/pagi/sewaktu dan foto toraks.
2. Asthenikus :Bentuk tubuh tinggi, kurus, dada rata/ cekung, otot-otot angulus
costae yang tumbuh dengan baik.
3. Ronki basah kasar : Suara seperti gelembung udara besar yang pecah (akibat secret
terkumpul disaluran nafas besar akibat batuk yang tidak ade kuat.
4. Batuk : Salah satu mekanisme pertahanan tubuh saat zat asing masuk.
5. Batuk berdarah : Ekspeturasi darah akibat dari pendarahan pada saluran nafas
bawah.
7. BTA : Bakteri yang tahan asam dan dekolonisasi dengan alcohol asam
Karena pada malam hari metabolism pada orang normal rendah, pada orang TB bakteri lebih aktif pada
malam hari.
Berada tinggi dengan fase ekspirasi lebih lama daripada inspirasi dan terputus.
- Lingkungan
- Sosial ekonomi
Karena dindingnya mengandung asam lemak yang disusun oleh asam mikolat sehingga tahan alcohol
Terinfeksi oleh bakteri mycobacterium tuberculosis yang biasanya melalui inhalasi langsung (droplet).
a. OAT primer:
- Isoniazid
- Rifampisin
- Etambutol
b. OAT sekunder:
- Aminosalisilat
- Rifambutin
- Betalaktam
- Ethionamide
- Batuk berdarah
- Demam
- Penurunan BB
- Nyeri dada
Menutup mulut menggunakan tangan/ lengan baju jadi bakteri tidak menyebar dan menular ke orang lain.
a. Tipe bovin: dari susu sapi yang tidak di masak, menyebabkan TB usus
b. Tipe human: sebagian besar menyebabkan TB paru. Penularan melalui inhalasi langsung
(droplet).
- Memakai masker
- Deteksi dini TB
TB paru adalah Suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium
tuberculosis dan disebarkan secara inhalasi langsung (droplet). Gejalanya berupa batuk berdarah, batuk
jangka panjang (>3minggu), demam, penurunan BB, berkeringat pada malam hari, peningkatan frekuensi
nafas serta nyeri dada yang memiliki faktor-faktor penyebab diantaranya yaitu lingkungan, kurangnya
pengetahuan tentang TB serta sosial dan ekonomi. Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk
mendiagnosis TB paru diantaranya yaitu pemeriksaan sputum BTA, foto rontgen toraks, dan tes mantoux
atau tuberculin skin test. Tb paru dapat dicegah dengan menggunakan masker, menggunakan barang
sendiri, melakukan screening untuk mendeteksi TB sejak dini, dan menjaga gaya hidup sehat.
SASARAN BELAJAR
LO.1 Mampu Memahami dan Menjelaskan Anatomi paru
Pulmo terbungkus oleh jaringan ikat kuat yaitu pleura, lapisan luar yang
melapisi dinding dada yang terletak di bawah fascia endothoracica dinamakan
“pleura parietalis” dan bagian yang melekat ke jaringan paru disebut “pleura
visceralis” diantara kedua lapisan tersebut terdapat ruangan yang disebut cavum
pleura (cavitas pleuralis). Cavum pleura mengandung sedikit cairan pleura yang
dihasilkan oleh lapisan pleura parietalis yang berfungsi sebagai pelumas untuk
mengurangi friksi antara kedua pleura.
Recessus pleura adalah kantung pleura yang terdapat pada lipatan pleura
parietalis, disebabkan paru tidak sepenuhnya mengisi cavum pleura. Fungsinya
pada waktu inspirasi paru akan mengembangkan akan mengisi recessus tersebut.
Hillus pulmonalis suatu daerah lipatan pleura pada facies mediastinalis, dimana
terjadinya peralihan dari pleura parietalis menjadi pleura visceralis, daerah
lipatan tersebut membatasi keluar masuknya vasa, nervus, dan bronchus. Pada
hilus kedua paru, kedua lapisan pleura saling berhubungan dan bergantung
longgar di atas hilus dan disebut juga dengan “ligamentum pulmonale”, yang
berfungsi untuk mengatur pergerakan alat dalam hillus pulmonalis selama proses
respirasi.
Pulmo dalam cavum thorax diisi mediastinum ada 2 buah, pulmo dextra dan
pulmo sinistra:
1. Pulmo dextra terdiri dari 3 buah lobus: lobus superior, lobus media, dan
lobus inferior
2. Pulmo sinistra terdiri dari 2 buah lobus: lobus superior, dan lobus
inferior. Antara lobus superior terdapat fisura horizontal dan antara
lobus media dengan inferior terdapat fisura oblique.
Yang mendarahi organ paru adalah a. brochialis cabang aorta thoracalis dan vena
bronchialis mengalirkan darah ke v. azygos dan v. hemiazygos.
Persarafan paru
Serabut aferrent dan eferrent visceralis berasal dari truncus symphaticus (th
3,4,5) dan serabut parasymphaticus dari n. vagus.
1. impresio cardiaca.
Bronchus
Bronchiolus
Pada bronchiolus dindingnya tidak lagi mempunyai kerangka tulang rawan dan pada
lamina propia tidak lagi terdapat kelenjar, melainkan diisi oleh serat otot polos
dan serat elastin. Pada bronchiolus besar, mukosa dilapisi oleh epitel bertingkat
torak dengan silia dan sel goblet. Makin keujung sel bersilia semakin jarang,
dengan itu sel gobletpun menghilang dan sel epitel semakin rendah. Pada
bronchiolus kecil, mukosa dilapisi oleh sel-sel kuboid atau torak rendah, tidak
terdapat sel bersilia dan tidak terdapat sel goblet. Diantar sel epitel terdapat sel
torak tidak bersilia berbentuk kubah yang disebut juga sel clara, memiliki
granul sekretori dan mensekresikan protein yang bersifat protektif. Terdapat
juga badan neuroepitel yang kemungkinan berfungsi sebagai kemoreseptor.
Bronchiolus Terminalis
Pada bronchiolus terminalis, mukosa dilapisi oleh epitel selapis kuboid. Pada lamina
propianya dapat terlihat serat-serat otot polos.
Bronchiolus Respiratorius
Ductus Alveolarius
Semakin ke distal dari bronkiolus respiratorius maka semakin banyak terdapat muara
alveolus, hingga seluruhnya berupa muara alveolus yang disebut sebagai duktus
alveolaris. Terdapat anyaman sel otot polos pada lamina proprianya, yang
semakin sedikit pada segmen distal duktus alveolaris dan digantikan oleh serat
elastin dan kolagen. Duktus alveolaris bermuara ke atrium yang berhubungan
dengan sakus alveolaris. Adanya serat elastin dan retikulin yang mengelilingi
muara atrium, sakus alveolaris dan alveoli memungkinkan alveolus
mengembang sewaktu inspirasi, berkontraksi secara pasif pada waktu ekspirasi
secara normal, mencegah terjadinya pengembangan secara berlebihan dan
pengrusakan pada kapiler-kapiler halus dan septa alveolar yang tipis.
Atria, Saccus Alveolaris, dan Alveolus
Duktus alveolaris bermuara ke atria, berupa ruang tidak beraturan yang berhubungan
degan alveolus dan saccus alveolaris. Dari tiap atria muncul 2 atau lebih saccus
alveolaris. Dari saccus alveolaris terbuka pintu yang menuju ke setiap alveolus.
Sel alveolus tipe 2 tersebar di antara sel alveolus tipe 1, keduanya saling melekat
melalui taut kedap dan desmosom. Sel tipe 2 tersebut berada di atas membran
basal, berbentuk kuboid dan dapat bermitosis untuk mengganti dirinya sendiri
dan sel tipe 1. Sel tipe 2 ini memiliki ciri mengandung badan lamela yang
berfungsi menghasilkan surfaktan paru yang menurunkan tegangan alveolus
paru.
1) Ventilasi
2) Transportasi
a) Difusi gas-gas antara alveolus dan kapiler paru (respirasi eksterna) dan antara
darah sistemik dan sel-sel jaringan. Penggerak kekuatan difusi gas melewati
membran alveolokapiler terdiri dari perbedaan tekanan parsial antara darah dan
rongga alveolar. Perbedaan tekanan parsial untuk difusi O 2 relatif besar : O2
alveolar kira-kira 100 mmHg dan sekitar 40 mmHg dalam darah kapilar paru
venosa campuran. Difusi CO2 dari darah ke alveolus membutuhkan perbedaan
tekanan parsial yang lebih kecil daripada O 2 karena CO2 lebih dapat larut dalam
lipid.
1. Unit untung rugi (V/Q > 0,8), ventilasi normal tanpa perfusi (pada embolisme
paru)
2. Unit pirau (V/Q <0,8), tanpa ventilasi perfusi normal (pada edema paru,
pneumonia)
Transpor CO2 dari jaringan ke paru untuk dibuang dilakukan dengan tiga cara:
· Sekitar 20% CO2 berikatan dengan gugus amino pada Hb dalam eritrosit.
1) Respirasi sel
• Tipikal Organisme: Dalam jaringan, basil tuberkel adalah basil berbentuk batang
lurus dengan ukuran sekitar 0,4–3 μm. Pada media buatan, bentuk kokoid dan
filamentous tampak bervariasi dari satu spesies ke spesies lain. Mikrobakteria tidak dapat
dikelompokkan dalam gram positif. Segera setelah diwarnai dengan pencelup dasar,
mereka tidak dapat didekolorisasi oleh alkohol; tanpa memperhatikan pengobatan denga
iodine. Basil tuberkel yang benar ditandai dengan “pencepat asam”—misalnya 95% etil
alkohol yang berisi 3% asam hidroklorat (asam alkohol) mendekolorisasi semua bakteri
dengan cepat kecuali mikobakteria. Pencepat asam tergantung pada integritas lilin
pembungkus. Pewarnaan teknik Ziehl-Neelsen digunakan untuk bakteri cepat asam.
Dengan pemulasan sputum atau jaringan, mikobakteria dapat ditunjukkan dengan
flourescen kuning-oranye setelah pewarnaan dengan flourokrom (yaitu auramin,
fodamine).
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau
lebih. Batukdapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk
darah, sesak nafas,badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,
berkeringat malam haritanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan.
Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain tb,
sepertibronkiektasis, bronkitis kronis, asma, kanker paru, dan lain-lain. Mengingat
prevalensi TB diIndonesia saat ini masih tinggi, maka setiap orang yang datang ke UPK
dengan gejalatersebut diatas, dianggap sebagai seorang tersangka (suspek) pasien TB,
dan perlu dilakukanpemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung.
Gejala klinik tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala lokal
dangejala sistemik, bila organ yang terkena adalah paru maka gejala lokal ialah gejala
respiratorik (gejala lokal sesuai organ yang terlibat).
1. Gejala respiratorik
c. sesak napas
d. nyeri dada
Gejala respiratorik ini sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala sampai gejala
yangcukup berat tergantung dari luas lesi. Kadang pasien terdiagnosis pada saat medical
check up. Bila bronkus belum terlibat dalam proses penyakit, maka pasien mungkin tidak
ada gejalabatuk. Batuk yang pertama terjadi karena iritasi bronkus, dan selanjutnya batuk
diperlukan untuk membuang dahak ke luar.
2. Gejala sistemik
a. Demam
b. Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam,
anoreksia, berat badan menurun.
3. Gejala tuberkulosis ekstra paru
Pemeriksaan fisik
Ditemukan konjungtiva mata atau kulit pucat karena anemia, suhu demam
badan kurus atau menurun.Tempat kelainan lesi TB paru yang dicurigai adalah
bagian apeks (puncak) paru.Bila dicurigai adanya infiltrat yang agak luas, maka
didapatkan perkusi yang redup dan auskultasi suara napas bronkial.Akan
didapatkan juga suara napas tambahan berupa ronki basah, kasar dan nyaring.Bila
terdapat kavitas yang cukup besar, perkusi memberikan suara hipersonor atau
timpani dan auskultasi memberikan suara amforik.Ditemukan atrofi dan retraksi
otot-otot intercostal.Bagian paru yang sakit jadi menciut dan menarik isi
mediastinum.
Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA. Gambaran yang dicurigai sebagai lesi TB aktif
adalah:
1. Bayangan berawan/nodular di segmen apical dan posterior lobus atas paru dan
segmen superior lobus bawah
2. Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau
nodular
1. Fibrotik
2. Kalsifikasi
Pemeriksaan Laboratorium
Darah
Sputum
Teknik PCR dapat dideteksi DNA kuman TB dalam waktu yang lebih
cepat atau mendeteksi M. tuberculosae yang tidak tumbuh pada sediaan
biakan.Dari hasil biakan biasanya dilakukan juga pemeriksaan terhadap resistensi
obat dan identifikasi kuman.
Kalo hasil BTA positif tapi biakan negative, itu namanya fenomena dead
bacilli atau non culturable bacilli yang disebabkan keampuhan panduan OAT
jangka pendek yang cepat mematikan kuman BTA dalam waktu pendek.
Uji tuberculin
1. Infeksi TB alamiah
i. Infeksi TB tanpa sakit TB
2. Imunisasi BCG
Diagnosis Banding
Pengobatan
Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :
1. Meningkatkan gizi.
2. Memberikan imunisasi BCG pada bayi.
3. Memberikan pengobatan pencegahan pada anak balita yang tidak
mempunyai gejala TB tetapi mempunyai anggota keluarga yang
menderita TB Paru BTA positif.
· Anak dengan infeksi TBC yaitu uji tuberkulin (+) tetapi tidak ada gejala
sakit TBC. Profilaksis diberikan selama 6-9 bulan.
2. Komplikasi lanjut: obstruksi jalan napas -> SOFT (Sindrom Obstruksi Pasca
Tuberkulosis), kerusakan parenkim berat -> SOPT/fibrosis paru, kor pulmonal,
amiloidosis, karsinoma paru, sindrom gagal napas dewasa (ARDS), sering terjadi pada
TBC milier dan kavitas TBC (Sudoyo, 2007). Komplikasi penderita stadium lanjut adalah
hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat mengakibatkan
kematian karena syok, kolaps spontan karena kerusakan jaringan paru, penyebaran
infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal, dan sebagainya
LO.5 Mampu Memahami dan Menjelaskan Etika batuk dalam islam dan pandangan islam
terhadap penyakit menular
1. Sedikit berpaling dari orang yang ada disekitar anda dan tutup hidung dan
mulut anda dengan menggunakan tissue atau saputangan atau lengan
dalam baju anda setiap kali anda merasakan dorongan untuk batuk atau
bersin.
2. Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah.
3. Tinggalkan ruangan/tempat anda berada dengan sopan dan mengambil
kesempatan untuk pergi cuci tangan di kamar kecil terdekat atau
menggunakan gel pembersih tangan.
4. Gunakan masker
Ada sebagian kecil kaum muslimin percaya bahwa wabah atau penyakit menular
tidak ada. Hal ini mereka dasarkan pada hadits:
ب األفحأأحل ال ص
صاَّللحح ِ حوأألح ب, حولح لطيححرةح,َ لح حعأدحوى: قحاَّحل النصبَّبِي: حعأن أحبلأي هأحرأيحرةح قحاَّحل
Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah bersabda: “Tidak ada penyakit menular
dan thiyarah (merasa sial dengan burung dan sejenisnya), dan saya menyukai
ucapan yang baik”.