1
melainkan para tenaga-tenaga yang berkecimpung di dunia kesehatan pun harus lebih efektif
dalam menghadapi hal ini terutama perawat. Seorang perawat harus mengetahui dan
memahami tindakan yang bagaimana yang harus dilakukan dalam menghadapi klien yang
menderita penyakit ini serta apa saja tindakan yang harus dilakukan seorang perawat sebagai
usaha yang bersifat preventif kepada para masyarakat yang belum terinfeksi penyakit
tersebut.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi mahasiswa
Mahasiswa mampu mengaplikasikan pengalaman,pemahaman tentang bagaimana
mengelolah dan mencapai tujuan asuhan keperawatan berkualitas pada situasi yng nyata.
1.3.2 Bagi Institusi pendidikan
STIKES Aisiyah Palembang, dapat menjadi suatu bahan kajian yang memberikan
gambaran kondisi lapangan, sehingga untuk kedepannya dapat membekali mahasiswanya
dengan keterampilan
1.3.3 Bagi institusi RS TK II dr.AK GANI PALEMBANG
Dapat menjadi wahana pertukaran imformasi dengan dunia pendidikan yang akan
memberikan pencerahan tentang asuhan keperawatan sebagai masukan bagi peningktan mutu
pelayanan rumah sakit khusus nya pelayanan keperawatan
Dan Adapun manfaat yang lainnya diperoleh antara lain :
a. Memberi pengetahuan yang lebih luas mengenai penyakit Tuberculosis Paru.
2
b. Memahami tindakan apa yang harus dilakukan terhadap penderita penyakit yang
demikian bagi para tenaga medis secara umum dan tenaga perawat secara khusus.
c. Memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat khususnya mengenai penyakit
Tuberculosis Paru, sehingga masyarakat kita dapat melakukan pencegahan secara dini.
d. Menjelaskan Asuhan Keperawatan terhadap penderita Tuberculosis Paru.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Tuberculosis (TB) paru adalah penyakit akibat infeksi kuman Mycobaterium
tuberculosis sistemis sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh, dengan lokasi
terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer. (Kapita Selekta
Kedokteran, jilid 2 edisi ke-3).
Tuberculosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mycobaterium
tuberculosis, suatu basil aerobik tahan asam, yang ditularkan melalui udara (Asih &
Effendi 2004).
Tuberculosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut masuk kedalam tubuh manusia melalui
udara pernapasan kedalam paru. Kemudian kuman tersebut dapat menyebar dari paru ke
tubuh bagian yang lain sistem peredaran darah, peredaran limfe, melalui saluran
pernapasan atau menyebar langsung ke organ-organ tubuh yang lain (Brunner &
Suddarth, 2002).
4
Hidung.
Hidung berfungsi sebagai jalan napas, pengatur udara, pengatur
kelembaban udara, pengatur suhu, pelindung dan penyaring udara, dan
indra pencium
Pharynx.
Pharing merupakan pipa berotot berbentuk cerebong(kurang lebih 3
cm) yang letaknya bermula dri dasar tenggorokkan sampai
persambungannya dengan esophagus pada ketinggian tuang
rawan(kartilago) atau trikoid
Larynx.
Funsi utama laring untuk membentuk suara,sebagai proteksi jalan
napas bawah dari benda asing dan untuk mempasilitasi proses
terjadinya batuk
2. Saluran pernapasan bawah :
Trakea.
Merupakan perpanjangan dari laring pada ketinggian tulang vertebra
terakal ketujuh yang bercabang menjadi broncus,ujung cabang trkea di
sebut carina.
Bronchus.
Cabang broncus kanan lebih pendek,lbih lebr,dan cendrung lebih
vertikal dari pada cabang yang kri. Hal tersebut menyebabkan benda
asing lebih mudah masuk kedalam cabang sebelah kanan dari pada
cabang broncus sebelah kiri sedabgkan bronkialus yang berakhir di
alveoli, tidak mengandung kartilago. Tidak adanya kartilago
menyebabkan bronciolus mampu menangkap udara ,namun juga dapat
mengalami kolaps. Agar tidak kolaps alveoli dilengkapi dengan porus
atau lubang kecil yng treletak antara alveoli yang berfungsi untuk
mencegah kolaps alveoli.
Bronchiolus.
Alveoli.
Adapun otot-otot pernapasan yang ikut berperan, antara lain :
1. Otot diafragma.
5
2. Otot antar tulang iga (costales).
Proses respirasi dapat dibagi dalam 4 bagian :
1. Proses ventilasi.
Proses ini merupakan proses pemasukkan oksigen dan pengeluaran
karbondioksida melalui saluran nafas. Dikenal sebagai proses inspirasi
dan ekspirasi.
2. Proses difusi.
Proses pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida yang terjadi di
alveoli dan kapiler darah.
3. Proses transportasi.
Proses membawa oksigen melalui darah (Hb) menuju sel tubuh dan
membawa kembali karbondioksida menuju kapiler paru
4. Proses regulasi.
Proses pengaturan pernapasan melalui pusat pernapasan dengan peran
baro dan khemoreseptor.
Secara garis besar bahwa paru-paru mempunyai fungsi sebagai berikut :
1.Terdapat permukaan gas-gas yaitu mengalirkan Oksigen dari udara atmosfer
kedarah vena dan mengeluarkan Karbondioksida dari alveoli ke udara
atmosfer.
2.Menyaring bahan beracun dari sirkulasi.
3.Reservoir darah.
4.Fungsi utamanya adalah pertukaran gas-gas.
2.2 Fisiologi
Pernapasan(respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung oksigen kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak
mengandung CO2 atau karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Paru-
paru adalah salah satu dari sistem pernapasan yang berfungsi sebagai tempat pertukaran
oksigen dari udara yang mengantikan karbondioksida didalam darah,meggunakan
bantuan hemoklobin sebagi pengikat oksigen setelah O2 didalam darah di ikat oleh
hemoklobin,selanjutnya di alirkan ke seluruh tubuh.sistem pernapasan berfungs untuk
menyediakan suplai O2 dan mngeluarkan CO2 dari dalam tubuh terjadi pada saat
bernapas
6
3. Etiologi
Tuberculosis (TB) paru disebabkan oleh kuman-kuman tahan asam mycobaterium
tuberculosis, jenis kuman batang dengan ukuran panjang 1-4 µm dan tebal 0,3-0,6 µm.
Kuman ini mempunyai sifat khusus yakni tahan asam pada pewarnaan (BTA). Kuman
TB dapat mati dengan sinar matahari langsung tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam
ditempat yang gelap dan lembek. Dalam jaringan tubuh, kuman ini dapat dorman selama
beberapa tahun. Kuman ini dapat disebarkan dari penderita TB BTA positif kepada
orang yang berada disekitarnya, terutama yang kontak erat.
TB Paru merupakan penyakit yang sangat infeksius. Seorang penderita TB dapat
menularkan penyakit kepada 10 orang disekitarnya. Menurut perkiraan WHO, 1/3
penduduk dunia saat ini telah terinfeksi mycobaterium tuberculosis. Dalam hal ini
imunitas tubuh sangat berperan untuk membatasi infeksi sehingga tidak bermanifestasi
menjadi penyakit TBC.
4. Klasifikasi
1. TB Paru
a. BTA Mikroskopi langsung (+) atau biakan(+), kelainan foto toraks
menyokong TB, dan gejala klinis sesuai TB.
b. BTA mikroslopi langsung atau biakan (-), tetapi kelainan rontgen dan
klinis sesuai TB dan memberikan perbaikan pada pengobatan awal anti
TB (initial therapy) pasien golongan ini memerlukan pengobatan yang
adekuat.
2. TB Paru tersangka
Diagnosis pada tahap ini bersifat sementara sampai hasil pemeriksaan
BTA didapat (paling lambat 3 bulan). Pasien dengan BTA mikroskopis
langsung (-) atau belum ada hasil pemeriksaan atau pemeriksaan belu lengkap,
tetapi kelainan rontgen dan klinis sesuai TB paru. Pengobatan dengan anti TB
sudah dapat dimulai.
3. Bekas TB (tidak sakit)
Ada riwayat TB pada pasien dimasa lalu dengan atau tanpa pengobatan
atau gambaran rontgen normal atau abnormal tetapi stabil pad foto serial dan
sputum BTA (-). Kelompok ini tidak perlu diobati.
7
5. Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala penyakit Tuberculosis Paru, antara lain :
1. Batuk terus menerus selama 3 minggu atau lebih.
2. Dahak bercampur darah.
3. Batuk darah.
4. Sesak napas dan nyeri dada.
5. Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise (rasa kurang enak
badan), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari
sebulan.
6. Pembesaran kelenjar limfe suferfisialis yang tidak sakit dan biasanya multifel.
6. Manifestasi klinis.
Gejala utama TB paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tampa sputum,
malaise, gejala flu, demam derajat rendah, nyeri dada, dan batuk darah.
8
7.Patoflow
Mycobacterium Percikan ludah Bakteri
tuberculosis (droplet) terhirup
TB. PARU
Prostaglandin anoreksia
Bersihan jalan napas
inefektif
Alferent intake oral
Penggunaan otot bantu
pernapasa terganggu
Medula spinalis hipothalamus
Peningkatan
kebutuhan energi Thailamus mengacaukan Gangguan
set-point suhu pemenuhan
nutrisi
melaises Kortek serebri penurunan heat loss &
peningkatan heat gain Gangguan
sulit tidur thermoregulasi
Intoleransi
Efferent
aktivitas
Hipertemia demam
10
Prinsip pemberian obat anti tuberkulosis (OAT) :
1. Pengobatan minimal dengan 2 OAT.
2. Panduan yang diberikan sebaiknya jangka pendek : yaitu panduan yang
mengandung rifampisisn diberikan selama 6-9 bulan.
3. Pengobatan dibagi 2 fase :
a. fase awal. Diberikan setiap hari selama 2-3 bulan efek yang ingin dicapai
adalah efek bakterisida.
b. Fase lanjut. Diberikan tiap / berkala selama 4-11 bulan.
4. Pemberian dosis sebaiknya berdasarkan berat badan
a. INH dosis 10-20 mg/kg BB/hari diberikan 2-3 kali/hari.
b. Streptomisin : 30-50 mg/kg BB/hari dosis tunggal.
c. Ethambutol : 10-20 mg/kg BB/hari per os dibagi 2-3 dosis.
b) Interritas ego
Gejala : adanya / factor steres lama
Masalah keuangan ada harapan populasi budaya /
Etnic Amerikan Asian / Imigran
Tanda : menyangkal (khususnya selama tahap dini)
Ansietas, ketakutan mudah terangsang
c) Makanan / cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan
Tak dapat mencerna
Penurunan berat badan
Tanda : turgor kulit buruk, kering/ kulit bersisik
11
Kehilangan otot/ hilang lemak subkutan
d) Nyeri / kenyamanan
Gejala : nyeri dada meningkat karma batuk berulang
Tanda : berhati-hati pada area yang sakit
Prilaku distraksi gelisah
e) Pernafasan
Gejala : batuk, produktif / tak produktif, Nafas pendek
Tanda : frekuensi pernafasan (penyakit luas / fibrosis,
parenkim,peru dan pleura) pengembangan pernafasan
tak simetris (efusi pleura)
f) Interaksi social
Gejala : perasaan isolasi / penolakan karma penyakit menular.
Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab /
Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Catat kemempuan untuk mengeluarkan Pengeluaran sulit bila secret sangat tebal /
12
mukosa / batuk efektif adanya hemoftisis tidak adekuat hidrasi.
Bersihkan secret dari mulut dan trakea : Sputum berdarah kental / darah cerah
penghisapan sesuai keperluan. diakibatkan oleh kerusakan obat kerusakan
(kavitas) paru / luka bronchial dan dapat
Berikan pasien posisi semi / powler tinggi, memerlukan evaluasi/ intervensi lanjut
Bantu pasien untuk batuk dan latihan nafas Posisi membantu memaksimalkan ekspansi
dalam paru dan menurunkan upaya pernafasan.
Ventilasi maksimal membuka erea
etelektasis dan meningkatkan gerak secret
Pertahankan masukan cairan sedikitnya kedalam jalan nafas besar untuk dikeluarkan
2500 ML perhari kecuali kontraindikasi Mencegah obstriksi / aspirasi penghisapan
dapat diperlukan bila pasien tidak mampu
Kolaborasi : mengeluarkan secret.
Beri obat-obatan sesuai indikasi: agen
mukolitik, contoh asetil sisten (mucomyst), Pemasukan tinggi cairan membantu
Broncodilator, contoh : okstrifillin mengencerkan secret membuatnya mudah
(choledyl) : teofillin (theo-dur) dikeluarkan.
Agen mukolitik menurunkan kekentalan dan
perlengketan secret paru untuk memudahkan
pembersihan.
Broncodilator meningkatan ukuran lumen
percabangan trakeabronkial, sehingga
menurunkan tahanan terhadap aliran udara.
13
INTERVENSI RASIONAL
Kaji dispnea, takipnea, bunyi Tuberkulosis paru dapat menyebabkan
pernapasan abnormal. meluasnya jangkauan dalam paru-paru
Evaluasi perubahan tingkat yang berasal dari bronkopneumonia
kesadaran, catat tanda-tanda yang meluas menjadi inflamasi,
sianosis dan perubahan warna nekrosis, pleural effusion, dan
kulit, membran mukosa, dan meluasnya fibrosis dengan gejala
warna kuku. respirasi distress.
Anjurkan untuk mengeluarkan Akumulasi sekret dapat mengganggu
nafas dengan bibir disiutkan, oksigenisasi di organ vital dan
terutama pada klien dengan jaringan.
fibrosis atau kerusakan parenkim. Meningkatnya resistensi aliran udara
Anjurkan untuk bedrest, batasi untuk mencegah kolapsnya jalan
dan bantu aktivitas sesuai napas.
kebutuhan. Mengurangi konsumsi oksigen pada
Monitor GDA periode respirasi.
Berikan oksigen sesuai indikasi Menurunnya saturasi oksigen (Pa O2)
atau meningkatnya Pa CO2
menunjukkan perlunya penanganan
yang lebih adekuat atau perubahan
therapi.
Membantu mengoreksi hipoksemia
yang terjadi sekunder hipoventilasi
dan penurunan permukaan alveolar
paru
14
kelelahan, batuk yang sering, adanya produksi sputum, dispnea, anoreksia, penurunan
kemampuan finansial
Konsul dengan tim medis untuk jadwal Memaksimalkan intake nutrisi dan
pengobatan 1-2 jam sebelum / setelah menurunkan iritasi gaster.
makan. Memberikan bantuan dalam perencanaan
Awasi pemeriksaan laboratorium diet dengan nutrisi adekuat untuk
15
metabolik dan konsumsi kalori.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. IDENTITAS
1). Pasien
Nama : Tn “M”
Umur : 24 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirausaha
Status Pernikahan : Belum menikah
Alamat : Jl. PDAM Tirta Musi RW 001 RT 003
2). Penanggung Jawab
Nama : Ny “S”
Umur : 49
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirausaha
\ Status Pernikahan : Sudah menikah
Hubungan dgn klien : Ibu kandung
Alamat : Jl. PDAM Titra Musi RW 001 RT 003
B. PENGKAJIAN
16
1) Alasan masuk rumah sakit : Klien mengatakan sesak nafas, batuk berdahak campur
darah
4) Riwayat kesehatan lalu : Klien pernah menderita penyakit sesak nafas sebelumnya
5) Riwayat kesehatan keluarga : Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga
yang menderita penyakit sama dengan klien
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki : Klien
17
6) Riwayat pengobatan alergi :
a. Riwayat Pengobatan : sebelum kerumah sakit klien sempat di tangani di
puskesmas
b. Riwayat Alergi : klien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan dan
minuman, Klien juga mengatakan tidak ada alergi terhadap obat
C. PENGKAJIAN FISIK
1.Keadaan Umum
2. Pemeriksaan Khusus
1. Kulit
- warna kulit : tidak terdapat icterus
- Turgor : Turgor kulit elastis
- Tekstur : Tekstur kulit halus
- Kelembaban : kelembaban kulit lembab
- Suhu : suhu badan hangat
- Memar/luka : tidak terdapat memar atau luka
- Kebersihan : kebersihan kulit bersih
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
2. Kepala
- Bentuk : bentuk kepala simetris kiri dan kanan
- Kebersihan : kebersihan kepala cukup bersih
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
3. Rambut
- Warna : warna rambut hitam
- Distribusi : distribusi rambut hitam merata
18
- Kebersihan : kebersihan rambut cukup bersih
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
4. Mata
- Bentuk : mata simetris kiri dan kanan
- Konjungtingva : conjungtiva anemis
- Pupil : pupil isokor
- Seklera : tidak ikterik
- Fungsi penglihatan : normal,dapat melihat dengan jelas
VD 6/6 VS 5/6
- Reaksi terhadap cahaya :dapat berkedip bila ada rangsangan
cahaya
- Kebersihan : kebersihan cukup bersih
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
4. Telinga
- Bentuk : simetris telinga kiri dan kanan
- Fungsi pendengaran : dapat mendengar degan jelas db (13)
- Kebersihan : cukup bersih pada area telinga
- Nyeri : tidak terdapat nyeri diarea telinga
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
6. Hidung
7.Mulut
Bibir
- bentuk : simetris antara bibir atas dan bawah
- kelembaban : kelembaban bibir cukup lembab
- lesi : tidak ada lesi pada bibir
- kebersihan :cukup bersih pada area bibir
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
Lidah
- fungsi pengecapan : normal, dapat membedahkan rasa
- mengunyah : dapat mengunyah degan baik
- kebersihan : cukup bersih pada area lidah
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
19
Gigi
- caries : ada caries pada gigi kanan
- kebersihan : kebarsihan cukup bersih pada area gigi
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
8.Leher
- bentuk : simetris, kiri dan kanan tampak
seimbang
- kelenjar tiroid : tidak ada masalah pembesaran kelenjar
tiroid
- vena jungularis : tidak ada peningkatan tekanan vena
jungularis
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
9.Dada
jantung
- inspeksi : ictus cordis, tampak terlihat
- palpasi : tidak terdapat pelebaran
- perkusi : vesikular tidak terdapat pembesaran
pada area jantung S1 dan S2 normal
lup dup
- aukultasi : irama teratur, tidak ada suara tambahan
(hasil EKG sinus)
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
paru-paru
- inspeksi : simetris, tidak ada kelainan,RR
30x/menit
- palpasi : tidak ada nyeri tekan
- perkusi : redup/pekak terhadap secret pada jalan
nafas
- aukultasi : terdapat wheezing
Masalah keperawatan : bersihan jalan nafas tidak efektif
10.Abdomen
- inpeksi : simetris,tidak ada pembesaran
- palpasi : tidak ada nyeri tekan
- perkusi : redup
- aukultasi : bising usus normal 12x/menit
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
11.Genetalia
- penis : normal
- skrotum dan testis : normal tidak terdapat kelainan
- anus : tidak terdapat pelebaran vena
- kebersihan : kebersihan cukup bersih
20
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
D. AKTIVITAS SEHARI-HARI
21
3 Pola eliminasi
BAB
- Frekuensi 2x sehari 2x sehari
BAK
- Frekuensi 3x sehari 3x sehari
4 Personal Hygiene
- Mandi 2x sehari 1x sehari
- Keramas 2x sehari 1x sehari
- Gosok gigi 2x sehari 2x sehari
- Potong kuku 2x seminggu 1x seminggu
- Ganti pakaian 2x sehari 1x sehari
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
5 Pola istirahat
- Lama tidur siang 4 jam 1 jam
- Lama tidur malam 7 jam 4 jam
- Gangguan tidur Tidak ada Terganggu
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Gangguan pola istirahat tidur
E. DATA PENUNJANG
Laboratorium :
Jenis Hasil Normal
HB 6,7 g/ dL 13-17 g/ dL
Eritrosit 2,03 uL 4,20-5,40 uL
Leukosit 7400 uL 5.000-10.000 uL
Trombosit 230.000 uL 150.000-450.000 uL
GDS 67 mg/ dL 110-160 mg/ dL
Ureum 31 mg/ dL 10-50 mg/ dL
Creatinin 1,1 mg/ dL 0,6-1,1 mg/ dL
Asam urat 8,5 mg/ dL 2,4-7,0 mg/ dL
22
Protein total 7,6 mg/ dL 6,6-8,3 mg/ dL
Albumin 2,2 mg/ dL 3,7-5,3 mg/ dL
SOSIAL
Aktivitas atau peran dimasyarakat adalah anggota masyarakat
Kebiasaan lingkungan yang tidak disukai adalah lingkungan yang kotor dan berisik
Cara mengatasinya menjaga kebersihan lengkungan dan menciptakan lingkungan yang
nyaman
Pendangan klien tentang aktivitas social lingkungannya baik
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
23
BUDAYA
Budaya yang diikuti klien adalah budaya batak (Indonesia)
Keberatan dalam mengikuti budaya tersebut adalah tidak merasa keberatan
Cara mengatasi keberatan tersebut Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
SPIRITUAL
Kegiatan ibadah yang saat ini tidak bisa dilakukan adalah sholat 5 waktu
Perasaan klien akibat tidak biasa melaksanakan hal terebut adalah sedih
Upaya klien untuk mengatasi hal tersbut adalah bersabar, berdoa dan tawakal kepada allah
SWT
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
24
ANALISA KEPERAWATAN
25
Gangguan pertukaran gas
3 Data Subjektif: Mycobacterium tuberculosis masuk Gangguan
Klien mengatakan nafsu ke paru pemenuhan
makan berkurang nutrisi
Data Objektif: Melekat pada bronkial kurang
Tampak porsi makan yang dari
diberikan tidak habis Peningkatan produksi sputum kebutuhan
½ porsi makan
Batuk dan sesak napas
Anoreksia
DAFTAR MASALAH
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
2. Ganguan pertukaran gas
3. Gangguan pemenuhan nutrisi
4. Gangguam pola istirahat tidur
PRIORITAS MASALAH
1. Bersihan jalan napas
2. Gangguan pertukaran gas
3. Gangguan pemenuhan nutrisi
26
4. Gangguan pola istirahat tidur
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi sputum
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan secret yang kental
3. Gangguan keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia
4. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan sesak dan batuk berdahak bercampur
darah
27
RENCANA KEPERAWATAN
28
1 Bersihan 16/08/ Setelah dilakukan 1. kaji ulang 1. penurunan
jalan napas 2016 tindakan fungsi bunyi napas
tidak efektif 11.00 keperawatan pernapasan:bun indikasi
berhubungan WIB selama 3 jam, yi atelektasis,ronk
dengan diharapkan napas,kecepata i indikasi
peningkatan bersihan jalan n,irama,kedala akumulasi
sekresi napas efektif man dan secret
sputum dengan kriteria penggunaan
hasil : otot aksesori
Data Sesak napas
Subjektif: berkurang 2. catat 2. pengeluaran
- Klien dengan RR kemampuan sulit bila secret
mengeluh normal 16-24 untuk tebal, spuntum
napasnya x/menit mengeluarkan berdarah akibat
sesak Klien tidak lagi secret atau kerusakan paru
- Klien menarik napas batuk atau luka
tampak dalam efektif,catat bronchial yang
sering batuk Klien tidak kerekter, memerlukan
dan berdahak batuk dan jumlah evaluasi/interve
campur darah mengeluarkan spuntum,adany nsi lanjut.
lender lagi a hemoptisi.
Data Objektif
: 3. berikan pasien 3. meningkatkan
- Klien posisi semi ekspansi
tampak sesak fowler atau paru,ventilasi
- Klien ortopnea maksimal
tampak batuk bantu/ajarkan membuka area
da nada batuk efektif atelektasis dan
dahak dan latihan menigkatkan
- TD: nafas dalam. gerakan secret
110/80mmHg agar mudah
- RR: 30 dikeluarkan.
x/menit
- Nadi: 90 4. Lakukan 4. Agar pasien
x/menit fisioterapi dada dapat batuk
- Temp: 36,2 ( vibrating dan efektif
o
C clubing )
- Hb : 6,7
g/dL 5. bersihkan 5. mencegah
sekret dari obstruksi/aspira
mulut dan si . suction
trakea, suction dilakukan bila
bila perlu. pasien tidak
mampu
mengeluarkan
sekret.
6. pertahankan 6. membantu
intake cairan mengencerkan
minimal 2500 secret sehingga
29
ml/hari kecuali mudah
kontraindikasi dikeluarkan
30
atau perubahan
terapi.
5. Membantu
5. kolaborasi: mengoreksi
berikan oksigen hipoventilasi
sesuai indikasi. dan penurunan
permukaan
alveolar paru.
31
subjektif : mencapai pasien
- Pasien kualitas dan
mengeluh kuantitas pola 3. Ajarkan 3. Untuk
susah tidur tidur dengan tekhnik batuk mengurangi
karena sesak baik efektif kepada secret
dan batuk Pasien pasien
mengatakan
Data Objektif dapat tidur
: dengan tenang 4. Berikan 4. Menciptakan
- Klien lingkungan memberikan
tampak sesak yang nyaman dan
- Klien pada pasien mendukung
tampak batuk kenyamanan
dan berdahak pasien
campur darah
- TD:
110/80mmHg
- RR: 30
x/menit
- Nadi: 90
x/menit
- Temp: 36,2
o
C
- Oksigen : 5
liter
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
32
sputum 2. Memberikan posisi 2. klien merasa
semi fowler nyaman dengan
posisi semi fowler
6. injeksi
6. Kaloborasi dengan
- isoniazid 100 mg
tim medis dalam - ethamboral 10 mg
pemberian obat
sesuai dan indikasi
33
pernapasan mnjai
lancar dan
mmbantu
penurunan alveoli
paru dan O2 nya
sebanyak 5 liter
34
CATATAN PERKEMBANGAN
35
1 Bersihan jalan 13.00 S:
napas tidak efektif Wib Klien mengeluh sesak napas
berhubungan O:
dengan Klien tampak sesak napas dan batuk
peningkatan sekresi tidak lagi.
sputum TD : 120/80 mmHg
RR :28x/ mnt
pols :85 x/ mnt
tem : 36,2 oc
Terapi O2 : 5 liter
A:
Masalah belum teratasi
P : Intervensi Lanjutan
- Kaji ulang pungsi pernapasan
: bunyi, napas, kecepatan, irama,
kedalaman dan penggunaan otot
eksesori
- Lakukan fisioterapi dada
- Bersihan secret dari mulut dan
trakea, suction bila perlu
2 Gangguan 13.30 S:
Pertukaran gas WIB Klien mengatakan sesak saat menarik
berhubungan napas
dengan sekret yang O:
kental Observasi dispnea takipnea bunyi
pernapasan obnormal
A:
Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
- Anjurkan untuk bedrest batasi dan
bantu aktivitas sesuai kebutuhan
- Berikan O2 sebanyak 5 liter
3 Gangguan 14.00 S:
Keseimbangan WIB Kilen mengatakan nafsu makan belum
nutrisi kurang dari ada
kebutuhan tubuh O:
berhubungan Tampak ½ porsi yang diberikan tidak
dengan anoreksia habis
Klien tampak sedikit pucat
A:
Belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
- Mengkaji kebiasaan diet
- Menganjurkan perawatan oral
sering, buang secret, beri waktu
khusus
- Merujuk ke ahli gizi untuk
menentukan komposisi diet
4 Gangguan pola 14.30 S:
36
tidur berhubungan WIB Klien mengatakan tidurnya sedikit
dengan sesak dan lebih nyaman
batuk berdahak O:
bercampur darah - Pasien tampak sedikit lebih tenang
- Pasien masih merasakan sesak
A:
Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- Kaji pola tidur dan istirahat klien
- Berikan terapi O2
- Ajarkan tekhnik batuk efektif
CATATAN PERKEMBANGAN
37
Nama Pasien : Tn “M” Diagnosa Medis : Tuberculosis
Jenis Kelamin : Laki-Laki No. Medis Record : 344722
No. Kamar/Bed :Flamboyan Hari/Tanggal : 17 Agustus 2016
2 Gangguan 13.30 S:
Pertukaran gas WIB Klien mengatakan sesak saat menarik
berhubungan napas sudah berkurang
dengan secret yang O:
kental Observasi dispnea takipnea bunyi
pernapasan abnormal
A:
Masalah belum teratasi
P:
- Anjurkan untuk bedrest batasi dan
bantu aktivitas sesuai kebutuhan
- Berikan O2 sebanyak 5 liter
3 Gangguan 14.00 S:
Keseimbangan WIB Kilen mengatakan nafsu makan sudah
nutrisi kurang dari ada
kebutuhan tubuh O:
berhubungan Tampak porsi yang diberikan habis
dengan anoreksia Klien tidak pucat lagi
A:
38
Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
4 Gangguan poa tidur 14.30 S:
berhubungan WIB Klien mengatakan tidurnya sedikit
dengan sesak dan lebih nyaman
batuk berdahak O:
bercampur darah - Pasien tampak sedikit lebih tenang
- Pasien masih merasakan sesak
A:
Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- Kaji pola tidur dan istirahat klien
- Berikan terapi O2
- Ajarkan tekhnik batuk efektif
CATATAN PERKEMBANGAN
39
Nama Pasien : Tn “M” Diagnosa Medis : Tuberculosis
Jenis Kelamin : Laki-Laki No. Medis Record : 344722
No. Kamar/Bed :Flamboyan Hari/Tanggal : 18 Agustus 2016
40
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Saat pengkajian pada Tn “M” tidak mendapat kesulitan kerena informasi didapat dari
keluarga klien dimana informasi didapatkan langsung melalui wawancara,observasi,
tindakan medis dan keperawatan. Dalam pengkajian pada Tn “M” dengan Tuberculosis,
masalah keperawatan yang diangkat yaitu
1. Bersihan Jalan napas tidak efektif data yang di dapat,klien mengatakan sesak,klien
tampak menarik napas dalam,napas klien terdengar whezing,TD 110/80mmHg, Nadi:
90x/menit,RR:30x.menit,temp:36,2 C ,klien tampak batuk mengeluarkan darah dan
lendir.
2. Gangguan pertukaran gas data yang di dapat dari klien klien tampak sesak nafas
dengan RR 30 x/menit
3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh data yang didapat dari
klien mengatakan nafsu makannya berkurang,KU : lemah,klien tampak batuk,
mengelurkan darah dan lendir, tampak porsi makan yang diberikan tidak habis.
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak dan batuk berdahak bercampur darah
data yang didapat klien mengatakan susah tidur
41
4. Resiko tinggi insfeksi berhubungan dengan proses penyakit kronis
5. Anesietas berhubngan dengan kurangnya infomasi mengenai kondisi
dan tindakan.
Dari uarian ditas 3 konsep keperawatan yang ada pada Tn “M” yaitu 3 diagnosa
sama dengan permasalahannya, dimana hal ini disesuaikan dengan pengkajian yang didapat
dari Tn “M” secara hed to toe. Diagnosa keperawatan pada Tn “M” yang memiliki e dengan
konsep teoritis keperawatan adalah:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi sputum
Sesuai patofisiologinya pada klien dengan Tuberculosis terjainya sumbatan jalan
nafas dimana terdapat secret pada jalan napas yaitu berupa sputum sehingga terjadi
penumpukan eksudat serangan Tuberculosis bermula mendadak dengan batuk terjadi
penumpukan eksudat di jalan napas maka masalah keperawatan pada Tn”M” bersihan jalan
napas tidak efektif
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan secret yang kental
Berdasarkan pengkajian didapatkan data yang didapa klien susah untuk mengambil
napas dari hidung,susah untuk tidur nyenyak..masalah keperawatan : gangguan pertukaran
gas
3. Gangguan pemenuhan nutrisi,kurang dari kubutahan tubuh berhubungan dengan
anoreksia
Berdasarkan dari pengkajian yang didapatkan: klien mengeluh tidak nafsu
makan,makan 2x sehari dengan 1-2 sendok sekali makan ,klien tampak pucat. Hasil ini
menunjukkan bahwa nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh disebabkan karena klien tidak nafsu
makan,hal ini dikarenakan klien lelah pernafasan akut sering anoreksia karena
dispnea,produksi sputum dan obat serta penurunan / hipoaktif bising usus menunjukan
penurunan motilitas gaster dan konstipasi. Rasa tidak enak, bau , dan penampilan adalah
pencegahan utama terhadap nafsu makan dan dapat mual / muntah dengan kesulitan
bernapas karena suhu ekstrem dapat mencetuskan / meningkatkan spasme batuk. Hal ini
yang akan menimbulkan masalah keperawatan : gangguan pemnuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
4. Gangguan poa tidur berhubungan dengan sesak dan batuk berdahak bercampur darah
Berdasarkan pengkajian didapatkan data klien mengatakan susah tidur dikarenakan
sesak dan batuk , masalah keperawatan : gangguan pola tidur
4.3 Implementasi keperawatan
42
Pada tahap perencanaan dan tindakan keperawatan menurut diagnosa
keperawatan yang muncul pada Tn “M” disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang
tersdia di ruangan.
1. Bersihan jaln napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi sputum
Implementasi: pada implementasinya kelima intervensi dapat dilaksanakan dengan
sarana,prasarana dan kebutuhan klienna, prasarana dan kebutuhan klien.
Implementasi : Pada implementasinya keenam intervensi dapat di laksanakan denga
nbaik sesuai dengan sar
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan secret yang kental
Implementasi: pada implementasinya keenam intervensi dapat dilaksanakan dengan
baik sesuai dengan sarana,prasarana dan kebuthan klien
3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anorekia
Implementasi: pada implementasinya ketiga intervensi dapat dilaksanakan dengan
baik sesuai dengan saran,prasarana dan kebuuhan klien.
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak dan btauk berdahak bercampur darah
Implementasi : pada implementasi nya ke empat intervensi dapat dilaksanakan dengan
baik sesuai dengan saran, prasana dan kebutuhan klien.
43
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. M dengan gangguan sistem
pernapasan : TB Paru di Ruang penyakit Dalam RSUP Dr. Moh Hosein Palembang.
Dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, maka di ambil kesimpulan
dari tiap proses keperawatan yaitu :
1. Dalam proses pengkajian di ruang penyakit dalam oleh perawat dan
mahasiswa dapat menggali data subjektif maupun objektif dengan menggunakan
prinsip pengkajian head to toe yang dapat menunjang terhadap permasalahan klien
sehingga tujuan perencanaan dapat sesuai dengan kebutuhan klien.
2. Rencana keperawatan yang telah ditetapkan dan disesuaikan dengan
kemampuan, kondisi, dan sarana Rumah Sakit yang ada sesuai dengan kebutuhan
klien serta melibatkan klien dan keluarga. Untuk mengatasi masalah keperawatan
yang aktual atau potensial. Perencanaan ditujukan untuk mengatasi bersihan jalan
napas tidak efektif, pola napas tidak efektif, Gangguan pemenuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh dan Ansietas.
3. Dalam proses pelaksanaan, tidak mengalami hambatan karena perencanaan
yang sudah di tetapkan dapat dilaksanakan dengan baik dalam melakukan asuhan
keperawatan pada klien Tn. M dengan TB paru. Selain itu, kelompok melibatkan
keluarga serta bekerja sama dengan perawat dan dokter penanggung jawab
sehingga tahap ini bisa dilaksanakan dengan baik.
4. Tahap evaluasi keperawatan yang dituangkan dalam catatan perkembangan.
5.2 Saran
44
Berdasarkan pelaksanaan auhan keperawatan yang dilakukan, maka penyusunan
memberikan saran atau menaggapi kesimpulan diatas, dimana masih ada yang memerlukan
perhatian dan penagana yang baik untuk tercapai keadaan dan kondisi yang memadai, mak
kelompok mencoba mengungkapkan saran yang sikaranya dapat bermanfaat demi
tercapainya asuhan keperawatan diantaranya:
1. Bagi klien diharpkan dapat membuat keputusan yang tepat setelah mendapat
informasi mengenai prognosis penyakitnya dari dokter dan perawat.
2. Dalam melaksanakan perancanaan keperawatan hendaknya perawat melibatkan
kluarga dalam menetukan rencana tindakan yang diberikan dengan fasilitas yang
ada shungga asuhan keperwatan dapat di laksanakan dengan komprehensif.
3. Agar mendapatkan data yang valid dan aktual disarankan semua perawat dan
mahasiswa dalam melaksanakan asuhan keperawatan hendaknya melakukan
pendokumentasian demi mengatasi masalah yang belum teratasi dan merupakan
informasi serta tanggung jawab terhadap klien yang dirawat
4. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat ruangan senantiasa mengutamakan
tehnik septik dan anti septik, keseterilan alat dan ketelitian dalam melaksanakan
tindakan keperawatan.
45