Anda di halaman 1dari 45

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit tuberkulosis adalah penyakit yang sangat epidemik karena kuman
mikrobakterium tuberkulosa telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia. Program
penanggulangan secara terpadu baru dilakukan pada tahun 1995 melalui strategi DOTS
(directly observed treatment shortcourse chemoterapy), meskipun sejak tahun 1993 telah
dicanangkan kedaruratan global penyakit tuberkulosis. Kegelisahan global ini didasarkan
pada fakta bahwa pada sebagian besar negara di dunia, penyakit tuberkulosis tidak terkendali,
hal ini disebabkan banyak penderita yang tidak berhasil disembuhkan, terutama penderita
menular.
Pada tahun 1995, diperkirakan setiap tahun terjadi sekitar sembilan juta penderita
dengan kematian tiga juta orang (WHO, 1997). Di negara-negara berkembang kematian
karena penyakit ini merupakan 25 % dari seluruh kematian, yang sebenarnya dapat dicegah.
Diperkirakan 95 % penyakit tuberkulosis berada di negara berkembang, 75 % adalah
kelompok usia produktif (15-50 tahun). Tuberkulosis juga telah menyebabkan kematian lebih
banyak terhadap wanita dibandingkan dengan kasus kematian karena kehamilan, persalinan
dan nifas.
Di Indonesia pada tahun yang sama, hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT)
menunjukkan bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah
penyakit jantung dan penyakit infeksi saluran pernapasan pada semua kelompok usia, dan
nomor satu dari golongan penyakit infeksi. WHO memperkirakan setiap tahun menjadi
583.000 kasus baru tuberkulosis dengan kematian sekitar 140.000. Secara kasar diperkirakan
setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 130 penderita baru tuberkulosis dengan BTA
positif.
Banyaknya bermunculan berbagai jenis penyakit menjadi faktor utama menurunnya
angka kesehatan dimasyarakat kita. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor dari
berbagai sektor. Salah satu penyakit yang kini banyak menjangkit masyarakat yaitu
Tuberculosis Paru. Jenis penyakit ini bukanlah sesuatu yang harus dianggap kurang penting,
karena jenis penyakit ini sangat berbahaya dan mengancam kesehatan serta kelangsungan
hidup masyarakat. Penyebaran virus merupakan perantara menularnya penyakit ini dari si
penderita ke orang lain. Dalam menghadapi hal yang demikian tentunya setiap kalangan
masyarakat harus menjaga kesehatan pribadi serta lingkungan. Pemahaman lebih luas
mengenai penyakit ini tidak hanya diperlukan bagi setiap masyarakat pada umumnya

1
melainkan para tenaga-tenaga yang berkecimpung di dunia kesehatan pun harus lebih efektif
dalam menghadapi hal ini terutama perawat. Seorang perawat harus mengetahui dan
memahami tindakan yang bagaimana yang harus dilakukan dalam menghadapi klien yang
menderita penyakit ini serta apa saja tindakan yang harus dilakukan seorang perawat sebagai
usaha yang bersifat preventif kepada para masyarakat yang belum terinfeksi penyakit
tersebut.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum


Untuk mengetahui lebih luas mengenai penyakit Tuberculosis Paru yang akhir-
akhir ini banyak menjangkit dimasyarakat serta cara penanggulangan penyakit tersebut.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui penyebab penyakit Tuberculosis Paru.
2. Mengetahui tanda dan gejala penyakit Tuberculosis Paru.
3. Mengetahui tindakan keperawatan terhadap penyakit Tuberculosis Paru.
4. Mengetahui pengobatan yang dapat dilakukan terhadap penyakit Tuberculosis Paru.
5. Asuhan Keperawatan teoritis Tuberculosis Paru.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi mahasiswa
Mahasiswa mampu mengaplikasikan pengalaman,pemahaman tentang bagaimana
mengelolah dan mencapai tujuan asuhan keperawatan berkualitas pada situasi yng nyata.
1.3.2 Bagi Institusi pendidikan
STIKES Aisiyah Palembang, dapat menjadi suatu bahan kajian yang memberikan
gambaran kondisi lapangan, sehingga untuk kedepannya dapat membekali mahasiswanya
dengan keterampilan
1.3.3 Bagi institusi RS TK II dr.AK GANI PALEMBANG
Dapat menjadi wahana pertukaran imformasi dengan dunia pendidikan yang akan
memberikan pencerahan tentang asuhan keperawatan sebagai masukan bagi peningktan mutu
pelayanan rumah sakit khusus nya pelayanan keperawatan
Dan Adapun manfaat yang lainnya diperoleh antara lain :
a. Memberi pengetahuan yang lebih luas mengenai penyakit Tuberculosis Paru.

2
b. Memahami tindakan apa yang harus dilakukan terhadap penderita penyakit yang
demikian bagi para tenaga medis secara umum dan tenaga perawat secara khusus.
c. Memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat khususnya mengenai penyakit
Tuberculosis Paru, sehingga masyarakat kita dapat melakukan pencegahan secara dini.
d. Menjelaskan Asuhan Keperawatan terhadap penderita Tuberculosis Paru.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Tuberculosis (TB) paru adalah penyakit akibat infeksi kuman Mycobaterium
tuberculosis sistemis sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh, dengan lokasi
terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer. (Kapita Selekta
Kedokteran, jilid 2 edisi ke-3).
Tuberculosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mycobaterium
tuberculosis, suatu basil aerobik tahan asam, yang ditularkan melalui udara (Asih &
Effendi 2004).
Tuberculosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut masuk kedalam tubuh manusia melalui
udara pernapasan kedalam paru. Kemudian kuman tersebut dapat menyebar dari paru ke
tubuh bagian yang lain sistem peredaran darah, peredaran limfe, melalui saluran
pernapasan atau menyebar langsung ke organ-organ tubuh yang lain (Brunner &
Suddarth, 2002).

2. Anatomi Fisiologi Respiration


2.1 Anatomi

Saluran pernapasan dimulai dari :


1. Saluran pernapasan atas :

4
 Hidung.
Hidung berfungsi sebagai jalan napas, pengatur udara, pengatur
kelembaban udara, pengatur suhu, pelindung dan penyaring udara, dan
indra pencium
 Pharynx.
Pharing merupakan pipa berotot berbentuk cerebong(kurang lebih 3
cm) yang letaknya bermula dri dasar tenggorokkan sampai
persambungannya dengan esophagus pada ketinggian tuang
rawan(kartilago) atau trikoid
 Larynx.
Funsi utama laring untuk membentuk suara,sebagai proteksi jalan
napas bawah dari benda asing dan untuk mempasilitasi proses
terjadinya batuk
2. Saluran pernapasan bawah :
 Trakea.
Merupakan perpanjangan dari laring pada ketinggian tulang vertebra
terakal ketujuh yang bercabang menjadi broncus,ujung cabang trkea di
sebut carina.
 Bronchus.
Cabang broncus kanan lebih pendek,lbih lebr,dan cendrung lebih
vertikal dari pada cabang yang kri. Hal tersebut menyebabkan benda
asing lebih mudah masuk kedalam cabang sebelah kanan dari pada
cabang broncus sebelah kiri sedabgkan bronkialus yang berakhir di
alveoli, tidak mengandung kartilago. Tidak adanya kartilago
menyebabkan bronciolus mampu menangkap udara ,namun juga dapat
mengalami kolaps. Agar tidak kolaps alveoli dilengkapi dengan porus
atau lubang kecil yng treletak antara alveoli yang berfungsi untuk
mencegah kolaps alveoli.

 Bronchiolus.
 Alveoli.
Adapun otot-otot pernapasan yang ikut berperan, antara lain :
1. Otot diafragma.

5
2. Otot antar tulang iga (costales).
Proses respirasi dapat dibagi dalam 4 bagian :
1. Proses ventilasi.
Proses ini merupakan proses pemasukkan oksigen dan pengeluaran
karbondioksida melalui saluran nafas. Dikenal sebagai proses inspirasi
dan ekspirasi.
2. Proses difusi.
Proses pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida yang terjadi di
alveoli dan kapiler darah.
3. Proses transportasi.
Proses membawa oksigen melalui darah (Hb) menuju sel tubuh dan
membawa kembali karbondioksida menuju kapiler paru
4. Proses regulasi.
Proses pengaturan pernapasan melalui pusat pernapasan dengan peran
baro dan khemoreseptor.
Secara garis besar bahwa paru-paru mempunyai fungsi sebagai berikut :
1.Terdapat permukaan gas-gas yaitu mengalirkan Oksigen dari udara atmosfer
kedarah vena dan mengeluarkan Karbondioksida dari alveoli ke udara
atmosfer.
2.Menyaring bahan beracun dari sirkulasi.
3.Reservoir darah.
4.Fungsi utamanya adalah pertukaran gas-gas.

2.2 Fisiologi
Pernapasan(respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung oksigen kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak
mengandung CO2 atau karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Paru-
paru adalah salah satu dari sistem pernapasan yang berfungsi sebagai tempat pertukaran
oksigen dari udara yang mengantikan karbondioksida didalam darah,meggunakan
bantuan hemoklobin sebagi pengikat oksigen setelah O2 didalam darah di ikat oleh
hemoklobin,selanjutnya di alirkan ke seluruh tubuh.sistem pernapasan berfungs untuk
menyediakan suplai O2 dan mngeluarkan CO2 dari dalam tubuh terjadi pada saat
bernapas

6
3. Etiologi
Tuberculosis (TB) paru disebabkan oleh kuman-kuman tahan asam mycobaterium
tuberculosis, jenis kuman batang dengan ukuran panjang 1-4 µm dan tebal 0,3-0,6 µm.
Kuman ini mempunyai sifat khusus yakni tahan asam pada pewarnaan (BTA). Kuman
TB dapat mati dengan sinar matahari langsung tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam
ditempat yang gelap dan lembek. Dalam jaringan tubuh, kuman ini dapat dorman selama
beberapa tahun. Kuman ini dapat disebarkan dari penderita TB BTA positif kepada
orang yang berada disekitarnya, terutama yang kontak erat.
TB Paru merupakan penyakit yang sangat infeksius. Seorang penderita TB dapat
menularkan penyakit kepada 10 orang disekitarnya. Menurut perkiraan WHO, 1/3
penduduk dunia saat ini telah terinfeksi mycobaterium tuberculosis. Dalam hal ini
imunitas tubuh sangat berperan untuk membatasi infeksi sehingga tidak bermanifestasi
menjadi penyakit TBC.

4. Klasifikasi
1. TB Paru
a. BTA Mikroskopi langsung (+) atau biakan(+), kelainan foto toraks
menyokong TB, dan gejala klinis sesuai TB.
b. BTA mikroslopi langsung atau biakan (-), tetapi kelainan rontgen dan
klinis sesuai TB dan memberikan perbaikan pada pengobatan awal anti
TB (initial therapy) pasien golongan ini memerlukan pengobatan yang
adekuat.

2. TB Paru tersangka
Diagnosis pada tahap ini bersifat sementara sampai hasil pemeriksaan
BTA didapat (paling lambat 3 bulan). Pasien dengan BTA mikroskopis
langsung (-) atau belum ada hasil pemeriksaan atau pemeriksaan belu lengkap,
tetapi kelainan rontgen dan klinis sesuai TB paru. Pengobatan dengan anti TB
sudah dapat dimulai.
3. Bekas TB (tidak sakit)
Ada riwayat TB pada pasien dimasa lalu dengan atau tanpa pengobatan
atau gambaran rontgen normal atau abnormal tetapi stabil pad foto serial dan
sputum BTA (-). Kelompok ini tidak perlu diobati.

7
5. Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala penyakit Tuberculosis Paru, antara lain :
1. Batuk terus menerus selama 3 minggu atau lebih.
2. Dahak bercampur darah.
3. Batuk darah.
4. Sesak napas dan nyeri dada.
5. Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise (rasa kurang enak
badan), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari
sebulan.
6. Pembesaran kelenjar limfe suferfisialis yang tidak sakit dan biasanya multifel.

6. Manifestasi klinis.
Gejala utama TB paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tampa sputum,
malaise, gejala flu, demam derajat rendah, nyeri dada, dan batuk darah.

8
7.Patoflow
Mycobacterium Percikan ludah Bakteri
tuberculosis (droplet) terhirup

melalui jalan napas


pindah ke alveoli

TB. PARU

Respon sistem imun Respon seluler tuberkulosia


Edema & pembentukan klasifikasi (kompleks
Jaringan parut permanen Ghon)

Reaksi inflamasi Sel T & makrofag


mengelilingi basli
Meningkatkan perkejuan
Jarak tempuh Limfosit spesifik Jaringan fibrosa
untuk difusi tuberculosis membungkus basil mikroorganisme
yang hidup mendapat
Melisis basil & Kompleks basil akses ke trakeobronkus
Gangguan Jaringan normal magrofag,sel T &
Pertukaran gas
Jaringan parut
Penumpukan (Tubekel) Droplet dapat
Eksudat dalam
alveoli menyebar ke orang

Peningkatan Pada waktunya


ventilasi tuberkel mencair
Resti infeksi/
Bronkopneumonia penularan
Dispnea/takipnea Pembentukan
sputum
Menstimulasi
Pola napas
Histamine, Batuk terus menerus mual/muntah
inefektif
Bardikinin &

Prostaglandin anoreksia
Bersihan jalan napas
inefektif
Alferent intake oral
Penggunaan otot bantu
pernapasa terganggu
Medula spinalis hipothalamus

Peningkatan
kebutuhan energi Thailamus mengacaukan Gangguan
set-point suhu pemenuhan
nutrisi
melaises Kortek serebri penurunan heat loss &
peningkatan heat gain Gangguan
sulit tidur thermoregulasi
Intoleransi
Efferent
aktivitas
Hipertemia demam

Nyeri Gangguan pola


tidur
9
8. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada penderita stadium lanjut :
1. Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah), dapat menyebabkan
kematian karena syok hipovolemik atau tersumbat jalan nafas.
2. Kolaps dari lobus akibat dari retraksi bronchial.
3. Bronkiektasis dan fibrosis pada paru.
4. Pnemuotorak spontan : kolaps spontan karena kerusakan jaringan paru.
9. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang.
- Tuberulin skin testing.
Pembacaan hasil uji tuberculin dilakukan setelah 48-72 jam,
dengan hasil positif bila terdapat indurasi diameter lebih dari 10 mm,
meragukan bila 5-9 mm. Uji tuberculin bisa di ulang setelah 1-2 minggu.
Pada anak yang telah mendapat BCG, diameter indurasi 15 mm keatas
baru dinyatakan positif, sedangkan pada anak kontak erat dengan
penderita TB aktif, diameter indurasi ≥ 5 mm harus dinilai positif.

- Kultur sputum : Mycobaterium tuberculosis positif pada tahap akhir


penyakit.
- Poto torak : Infiltnasi lesi awal pada area paru atas, pada tahap ini
tampak gambaran bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas.
- Bronchografi : untuk melihat kerusakan bronkus atau kerusakan paru
karena TB paru.
- Darah : peningkatan leukosit dan laju endap darah (LED).

- Spirometri : penurunan fungsi paru dengan kapasitas vital menurun.

10. Penatalaksanaan medis / pengobatan.


1. Motivasi dan pendidikan meliputi TB paru, merupakan penyakit menular dapat
disembuhkan dengan minum obat secara teratur paling sedikit 6 bulan.
2. Istirahat kerja 1-3 bulan dan tidak merokok.
3. Diet tinggi protein rendah karbohidrat.
4. Obat anti tuberkulosis tergantung kolagen.

10
Prinsip pemberian obat anti tuberkulosis (OAT) :
1. Pengobatan minimal dengan 2 OAT.
2. Panduan yang diberikan sebaiknya jangka pendek : yaitu panduan yang
mengandung rifampisisn diberikan selama 6-9 bulan.
3. Pengobatan dibagi 2 fase :
a. fase awal. Diberikan setiap hari selama 2-3 bulan efek yang ingin dicapai
adalah efek bakterisida.
b. Fase lanjut. Diberikan tiap / berkala selama 4-11 bulan.
4. Pemberian dosis sebaiknya berdasarkan berat badan
a. INH dosis 10-20 mg/kg BB/hari diberikan 2-3 kali/hari.
b. Streptomisin : 30-50 mg/kg BB/hari dosis tunggal.
c. Ethambutol : 10-20 mg/kg BB/hari per os dibagi 2-3 dosis.

B. Konsep Asuahan Keperawatan


a) Aktivitas / istirahat
Gejala : kelelahan umum dan kelemahan
Nafas pendek karena kerja
Tanda : takikardia, takipnea / dispnea pada kerja
Kelelahan otot, nyeri, dan sesak

b) Interritas ego
Gejala : adanya / factor steres lama
Masalah keuangan ada harapan populasi budaya /
Etnic Amerikan Asian / Imigran
Tanda : menyangkal (khususnya selama tahap dini)
Ansietas, ketakutan mudah terangsang

c) Makanan / cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan
Tak dapat mencerna
Penurunan berat badan
Tanda : turgor kulit buruk, kering/ kulit bersisik

11
Kehilangan otot/ hilang lemak subkutan

d) Nyeri / kenyamanan
Gejala : nyeri dada meningkat karma batuk berulang
Tanda : berhati-hati pada area yang sakit
Prilaku distraksi gelisah

e) Pernafasan
Gejala : batuk, produktif / tak produktif, Nafas pendek
Tanda : frekuensi pernafasan (penyakit luas / fibrosis,
parenkim,peru dan pleura) pengembangan pernafasan
tak simetris (efusi pleura)

f) Interaksi social
Gejala : perasaan isolasi / penolakan karma penyakit menular.
Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab /
Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran

2. Diagnosa Keperawatan, Intervensi , dan Rasionalisasi


1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan secret kental, / secret darah,
kelemahan upaya batuk buruk, edema trakea / faringeal.

Hasil yang diharapkan :


 mempertahankan jalan nafas pasien
 mengeluarkan secret tanpa bantuan
 menunjukkan prilaku untuk memperbaiki / memperetahankan kebersihan jalan
nafas
 berpartisipasi program pengobatan dalam tingkat kemampuan situasi

INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Catat kemempuan untuk mengeluarkan Pengeluaran sulit bila secret sangat tebal /

12
mukosa / batuk efektif adanya hemoftisis tidak adekuat hidrasi.
Bersihkan secret dari mulut dan trakea : Sputum berdarah kental / darah cerah
penghisapan sesuai keperluan. diakibatkan oleh kerusakan obat kerusakan
(kavitas) paru / luka bronchial dan dapat
Berikan pasien posisi semi / powler tinggi, memerlukan evaluasi/ intervensi lanjut
Bantu pasien untuk batuk dan latihan nafas Posisi membantu memaksimalkan ekspansi
dalam paru dan menurunkan upaya pernafasan.
Ventilasi maksimal membuka erea
etelektasis dan meningkatkan gerak secret
Pertahankan masukan cairan sedikitnya kedalam jalan nafas besar untuk dikeluarkan
2500 ML perhari kecuali kontraindikasi Mencegah obstriksi / aspirasi penghisapan
dapat diperlukan bila pasien tidak mampu
Kolaborasi : mengeluarkan secret.
Beri obat-obatan sesuai indikasi: agen
mukolitik, contoh asetil sisten (mucomyst), Pemasukan tinggi cairan membantu
Broncodilator, contoh : okstrifillin mengencerkan secret membuatnya mudah
(choledyl) : teofillin (theo-dur) dikeluarkan.
Agen mukolitik menurunkan kekentalan dan
perlengketan secret paru untuk memudahkan
pembersihan.
Broncodilator meningkatan ukuran lumen
percabangan trakeabronkial, sehingga
menurunkan tahanan terhadap aliran udara.

2). Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan berkurangnya keefektifan


kerusakan membran alveoli kapiler, secret yang kental dan edema bronkial

Hasil yang diharapkan :


 Kebutuhan oksigen dapat terpenuhi
 Gangguan pertukaran gas dapat diatasi dengan terjadinya keseimbangan antara
suplai oksigen dan pengeluaran karbon dioksida

13
INTERVENSI RASIONAL
 Kaji dispnea, takipnea, bunyi  Tuberkulosis paru dapat menyebabkan
pernapasan abnormal. meluasnya jangkauan dalam paru-paru
 Evaluasi perubahan tingkat yang berasal dari bronkopneumonia
kesadaran, catat tanda-tanda yang meluas menjadi inflamasi,
sianosis dan perubahan warna nekrosis, pleural effusion, dan
kulit, membran mukosa, dan meluasnya fibrosis dengan gejala
warna kuku. respirasi distress.
 Anjurkan untuk mengeluarkan  Akumulasi sekret dapat mengganggu
nafas dengan bibir disiutkan, oksigenisasi di organ vital dan
terutama pada klien dengan jaringan.
fibrosis atau kerusakan parenkim.  Meningkatnya resistensi aliran udara
 Anjurkan untuk bedrest, batasi untuk mencegah kolapsnya jalan
dan bantu aktivitas sesuai napas.
kebutuhan. Mengurangi konsumsi oksigen pada
 Monitor GDA periode respirasi.
 Berikan oksigen sesuai indikasi  Menurunnya saturasi oksigen (Pa O2)
atau meningkatnya Pa CO2
menunjukkan perlunya penanganan
yang lebih adekuat atau perubahan
therapi.
Membantu mengoreksi hipoksemia
yang terjadi sekunder hipoventilasi
dan penurunan permukaan alveolar
paru

2) Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

14
kelelahan, batuk yang sering, adanya produksi sputum, dispnea, anoreksia, penurunan
kemampuan finansial

Hasil yang diharapkan :


 Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan klien
 Mual/muntah berkurang / hilang
 Nafsu makan klien meningkat
INTERVENSI RASIONAL
 Catat status nutrisi klien.  Berguna dalam mengindentifikasikan
 Kaji pola diet klien yang disukai / tidak derajat masalah dan intervensi yang tepat.
disukai.  Membantu intervensi kebutuhan yang
 Mengukur intake dan output secara periodik. spesifik, meningkatkan intake diet klien.
 Catat adanya anoreksia, mual, muntah, dan  Mengukur ke efektifan nutrisi dan cairan.
tetapkan jika ada hubungannya dengan  Dapat menentukan jenis diet dan
medikasi. mengidentifikasikan pemecahan masalah
 Anjurkan bedrest. untuk meningkatkan intake nutrisi.
 Lakukan perawatan mulut sebelum dan  Membantu menghemat energi khusus,
sesudah tindakan pernapasan. saat demam terjadi peningkatan
 Anjurkan makan sedikit dan sering dengan metabolik.
makanan tinggi protein dan karbohidrat.  Mengurangi rasa tidak enak dari sputum
 Rujuk ke ahli gizi untuk menentukan otau obat-obat yang digunakan yang dapat
komposisi diet. merangsang muntah.

 Konsul dengan tim medis untuk jadwal  Memaksimalkan intake nutrisi dan
pengobatan 1-2 jam sebelum / setelah menurunkan iritasi gaster.
makan.  Memberikan bantuan dalam perencanaan
 Awasi pemeriksaan laboratorium diet dengan nutrisi adekuat untuk

 Berikan antipiretik tepat. kebutuhan metabolik dan diet.


 Membantu menurunkan insiden mual dan
muntah karena efek samping obat.
 Nilai rendah menunjukkan malnutrisi dan
perubahan program terapi.
Demam meningkatkan kebutuhan

15
metabolik dan konsumsi kalori.

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M dengan GANGGUAN SISTEM


PERNAPASAN : TUBERKULOSIS ( TB PARU ) DI RUANG PERAWATAN
PENYAKIT DALAM FLAMBOYAN RS TK II dr.AK GANI PALEMBANG

Tanggal pasien masuk : 15 Agustus 2016


Tanggal pengkajian : 16 Agustus 2016

A. IDENTITAS
1). Pasien
Nama : Tn “M”
Umur : 24 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirausaha
Status Pernikahan : Belum menikah
Alamat : Jl. PDAM Tirta Musi RW 001 RT 003
2). Penanggung Jawab
Nama : Ny “S”
Umur : 49
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirausaha
\ Status Pernikahan : Sudah menikah
Hubungan dgn klien : Ibu kandung
Alamat : Jl. PDAM Titra Musi RW 001 RT 003

B. PENGKAJIAN

16
1) Alasan masuk rumah sakit : Klien mengatakan sesak nafas, batuk berdahak campur
darah

2) Keluhan utama : Sesak nafas, batuk bercampur secret dan darah

3) Riwayat penykit saat ini(P,Q,R,S,T) :


1 Minggu sebelum masuk RS pasien menggalami batuk-batuk yang disertai dahak
berdarah dan sesak napas sudah 2 hari dirawat diruang penyakit dalam

4) Riwayat kesehatan lalu : Klien pernah menderita penyakit sesak nafas sebelumnya

5) Riwayat kesehatan keluarga : Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga
yang menderita penyakit sama dengan klien
Genogram

Keterangan :

: Laki-laki : Klien

: Perempuan : Tinggal serumah

17
6) Riwayat pengobatan alergi :
a. Riwayat Pengobatan : sebelum kerumah sakit klien sempat di tangani di
puskesmas
b. Riwayat Alergi : klien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan dan
minuman, Klien juga mengatakan tidak ada alergi terhadap obat

C. PENGKAJIAN FISIK

1.Keadaan Umum

Kesadaran : - GCS : E: 4 M:6 V :5 =15


- Composmentis: klien dalam keadaan sadar penuh
Vital sign :
- Tekanan darah : 110/80 mmHg
- Tekanan Nadi : 90 x/ menit
- RR : 30 X/ Menit
- Suhu Tubuh : 36, 2 C
Sakit/Nyeri : klien mengatakan nyeri pada dada
Status gizi : berat badan pasien menuurun
Sikap : klien mengatakan saat batuk sering sesak napas
Masalah keperawatan : Gangguan pertukaran gas

2. Pemeriksaan Khusus
1. Kulit
- warna kulit : tidak terdapat icterus
- Turgor : Turgor kulit elastis
- Tekstur : Tekstur kulit halus
- Kelembaban : kelembaban kulit lembab
- Suhu : suhu badan hangat
- Memar/luka : tidak terdapat memar atau luka
- Kebersihan : kebersihan kulit bersih
Masalah keperawatan : tidak ada masalah

2. Kepala
- Bentuk : bentuk kepala simetris kiri dan kanan
- Kebersihan : kebersihan kepala cukup bersih
Masalah keperawatan : tidak ada masalah

3. Rambut
- Warna : warna rambut hitam
- Distribusi : distribusi rambut hitam merata

18
- Kebersihan : kebersihan rambut cukup bersih
Masalah keperawatan : tidak ada masalah

4. Mata
- Bentuk : mata simetris kiri dan kanan
- Konjungtingva : conjungtiva anemis
- Pupil : pupil isokor
- Seklera : tidak ikterik
- Fungsi penglihatan : normal,dapat melihat dengan jelas
VD 6/6 VS 5/6
- Reaksi terhadap cahaya :dapat berkedip bila ada rangsangan
cahaya
- Kebersihan : kebersihan cukup bersih
Masalah keperawatan : tidak ada masalah

4. Telinga
- Bentuk : simetris telinga kiri dan kanan
- Fungsi pendengaran : dapat mendengar degan jelas db (13)
- Kebersihan : cukup bersih pada area telinga
- Nyeri : tidak terdapat nyeri diarea telinga
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

6. Hidung

- Bentuk : simetris, tidak ada kelaianan


- Septum nasal : normal
- Fungsi penciuman : normal,dapat membedakan bau
- Kebersihan : cukup bersih pada area hidung
Masalah keperawatan : tidak ada masalah

7.Mulut
Bibir
- bentuk : simetris antara bibir atas dan bawah
- kelembaban : kelembaban bibir cukup lembab
- lesi : tidak ada lesi pada bibir
- kebersihan :cukup bersih pada area bibir
Masalah keperawatan : tidak ada masalah

Lidah
- fungsi pengecapan : normal, dapat membedahkan rasa
- mengunyah : dapat mengunyah degan baik
- kebersihan : cukup bersih pada area lidah
Masalah keperawatan : tidak ada masalah

19
Gigi
- caries : ada caries pada gigi kanan
- kebersihan : kebarsihan cukup bersih pada area gigi
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

8.Leher
- bentuk : simetris, kiri dan kanan tampak
seimbang
- kelenjar tiroid : tidak ada masalah pembesaran kelenjar
tiroid
- vena jungularis : tidak ada peningkatan tekanan vena
jungularis
Masalah keperawatan : tidak ada masalah

9.Dada
jantung
- inspeksi : ictus cordis, tampak terlihat
- palpasi : tidak terdapat pelebaran
- perkusi : vesikular tidak terdapat pembesaran
pada area jantung S1 dan S2 normal
lup dup
- aukultasi : irama teratur, tidak ada suara tambahan
(hasil EKG sinus)
Masalah keperawatan : tidak ada masalah

paru-paru
- inspeksi : simetris, tidak ada kelainan,RR
30x/menit
- palpasi : tidak ada nyeri tekan
- perkusi : redup/pekak terhadap secret pada jalan
nafas
- aukultasi : terdapat wheezing
Masalah keperawatan : bersihan jalan nafas tidak efektif

10.Abdomen
- inpeksi : simetris,tidak ada pembesaran
- palpasi : tidak ada nyeri tekan
- perkusi : redup
- aukultasi : bising usus normal 12x/menit
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
11.Genetalia
- penis : normal
- skrotum dan testis : normal tidak terdapat kelainan
- anus : tidak terdapat pelebaran vena
- kebersihan : kebersihan cukup bersih

20
Masalah keperawatan : tidak ada masalah

12. Ektremitas atas dan bawah


1. Ekstrmitas
1) Atas
- Rentang gerak : terbatas, tampak tangan kiri
terpasang IVFD RL gtt 20 x/menit
- Kekuatan otot :3 5

- Nyeri sendi : tidak ada

- Edema : tidak ada


2) bawah
a. Rentang gerak : terbatas
b. Kekuatan otot :5 5
c. Nyeri sendi : Tidak ada
d. Edema : Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada

D. AKTIVITAS SEHARI-HARI

Sebelum masuk rumah


No Kegiatan Saatdi rumah sakit
sakit
1 Pola makan
- Frekuensi 3x sehari 2x sehari
- Jenis Nasi + lauk-pauk bubur + lauk-pauk, diet TKTP
- Jumlah 1 porsi ½ porsi

Masalah keperawatan Tidak ada masalah Gangguan pemenuhan nutrisi


kurang dari kebutuhan
2 Pola minum
- Frekuensi 5x sehari 5x sehari
- Jenis Air putih Air putih
- Jumlah 7 gelas/hari 7 gelas/hari
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah

21
3 Pola eliminasi
BAB
- Frekuensi 2x sehari 2x sehari

- Konsistensi Lunak Lunak

- Warna Kuning Kuning

BAK
- Frekuensi 3x sehari 3x sehari

- Warna Kuning Kuning

- Jumlah 1500 ml 1500 ml

Masalah keperawatan Tidak ada Tidak ada

4 Personal Hygiene
- Mandi 2x sehari 1x sehari
- Keramas 2x sehari 1x sehari
- Gosok gigi 2x sehari 2x sehari
- Potong kuku 2x seminggu 1x seminggu
- Ganti pakaian 2x sehari 1x sehari
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah

5 Pola istirahat
- Lama tidur siang 4 jam 1 jam
- Lama tidur malam 7 jam 4 jam
- Gangguan tidur Tidak ada Terganggu
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Gangguan pola istirahat tidur

E. DATA PENUNJANG
Laboratorium :
Jenis Hasil Normal
HB 6,7 g/ dL 13-17 g/ dL
Eritrosit 2,03 uL 4,20-5,40 uL
Leukosit 7400 uL 5.000-10.000 uL
Trombosit 230.000 uL 150.000-450.000 uL
GDS 67 mg/ dL 110-160 mg/ dL
Ureum 31 mg/ dL 10-50 mg/ dL
Creatinin 1,1 mg/ dL 0,6-1,1 mg/ dL
Asam urat 8,5 mg/ dL 2,4-7,0 mg/ dL

22
Protein total 7,6 mg/ dL 6,6-8,3 mg/ dL
Albumin 2,2 mg/ dL 3,7-5,3 mg/ dL

Sputum BTA : Pemeriksaan sputum BTA 3x positif Mycobakterium


Tuberkolosis
EKG : Hasil sinus raitem

F. TERAPI YANG DIBERIKAN


- Ceftriaxon 1 x 2 /hari ( Inj. Intravena )
- Metil prednison 3 x 1/hari ( Inj. Intravena)
- Aspilet 1 x 1 /hari (Per Oral )
- Teosal (k-c) 3 x 1/hari ( Per Oral )
- Rifampisin 3 x 1 /hari ( Per Oral )
- Ambroxol sy 3 x 1 hari ( Per Oral )
- Ventolin k/p

G. PENGKAJIAN MASALAH KEPERAWATAN PSIKOLOGI,SOSIAL DAN


SPERITUAL
PSIKOLOGIS
Perasaan klien seelah mengalami masalah ini adalah kien tidak merasakan cemas
Cara mengatasi perasan tesebut tidak ada
Rencana klien setelah masalahnya selesai adalah tidak ada
Pengetahuan klien tentang masalah / penyakit yang ada adalah klien mengatakan kurang
begitu paham tentang penyakit nya
Masalah keperawatan : tidak ada

SOSIAL
Aktivitas atau peran dimasyarakat adalah anggota masyarakat
Kebiasaan lingkungan yang tidak disukai adalah lingkungan yang kotor dan berisik
Cara mengatasinya menjaga kebersihan lengkungan dan menciptakan lingkungan yang
nyaman
Pendangan klien tentang aktivitas social lingkungannya baik
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah

23
BUDAYA
Budaya yang diikuti klien adalah budaya batak (Indonesia)
Keberatan dalam mengikuti budaya tersebut adalah tidak merasa keberatan
Cara mengatasi keberatan tersebut Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah

SPIRITUAL
Kegiatan ibadah yang saat ini tidak bisa dilakukan adalah sholat 5 waktu
Perasaan klien akibat tidak biasa melaksanakan hal terebut adalah sedih
Upaya klien untuk mengatasi hal tersbut adalah bersabar, berdoa dan tawakal kepada allah
SWT
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah

24
ANALISA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn “M” No. Register : 344722


Umur : 24 thn Diagnosa Medis :TB paru
Ruang Dirawat : Flamboyan

N Data Penunjang Etiologi Masalah


o Keperawat
an
1 Data Subjektif: Mycobacterium Tuberculosis masuk Bersihan
 Klien mengeluh napasnya ke paru jalan napas
sesak tidak efektif
 Klien tampak sering batuk Melekat pada bronkial
dan berdahak campur
darah Terjadi plopurasi sel epitel
Data Objektif :
 Klien tampak sesak Reaksi eksudasi
 Klien tampak batuk dan
berdahakcampur darah Peningkatan produksi sputum
 TD: 110/80mmHg
 RR: 30 x/menit Sesak dan batuk berdarah
 Nadi: 90 x/menit
Bersihan jalan napas tidak efektif
 Temp: 36,2 oC
 Hemoglobin : 5,7 g/dL
2 Data Subjektif: Mycobacterium tuberculosis masuk Gangguan
 Keadaan Umum lemah ke dalam paru dan respon system pertukaran
 Klien mengeluh sesak imun gas
napas
Data Objektif: Reaksi imflamasi
 Klien tampak sesak napas
 Klien tampak pucat Limfisit spesifik TB
 Hemoglobin : 6,7 g/dL
 RR : 30 x/menit Penumpukan insudat di alveoli
 O2 : 5 liter
Edema pembentukan jaringan parut
permanen

Meningkatnya proses difusi

25
Gangguan pertukaran gas
3 Data Subjektif: Mycobacterium tuberculosis masuk Gangguan
 Klien mengatakan nafsu ke paru pemenuhan
makan berkurang nutrisi
Data Objektif: Melekat pada bronkial kurang
 Tampak porsi makan yang dari
diberikan tidak habis Peningkatan produksi sputum kebutuhan
 ½ porsi makan
Batuk dan sesak napas

Anoreksia

Gangguan pemenuhan nutrisi


kurang dari kebutuhan

4. Data subjektif : Mycobacterium Tuberculosis masuk Gangguan


 Pasien mengeluh susah ke paru pol
tidur karena sesak dan aistirahat
batuk Melekat pada bronkial tidur
Data Objektif :
 Klien tampak sesak Terjadi plopurasi sel epitel
 Klien tampak batuk dan
berdahak campur darah Reaksi eksudasi
 TD: 110/80mmHg
Peningkatan produksi sputum
 RR: 30 x/menit
 Nadi: 90 x/menit Sesak dan batuk berdarah
 Temp: 36,2 oC
 Oksigen : 5 liter Sulit tidur

Gangguan pola tidur

DAFTAR MASALAH
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
2. Ganguan pertukaran gas
3. Gangguan pemenuhan nutrisi
4. Gangguam pola istirahat tidur

PRIORITAS MASALAH
1. Bersihan jalan napas
2. Gangguan pertukaran gas
3. Gangguan pemenuhan nutrisi

26
4. Gangguan pola istirahat tidur

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi sputum
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan secret yang kental
3. Gangguan keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia
4. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan sesak dan batuk berdahak bercampur
darah

27
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn “M” Diagnosa Medis : Tuberculosis


Jenis Kelamin : Laki-Laki No. Medis Record : 344722
No. Kamar/Bed : Flamboyan Hari/Tanggal : 16 Agustus 2016

No Diagnosa Tgl/ Tujuan & Kriteria Intervensi Rasionalisasi Nama &


TT
Jam Hasil (SMART) keperawatan perawat

28
1 Bersihan 16/08/ Setelah dilakukan 1. kaji ulang 1. penurunan
jalan napas 2016 tindakan fungsi bunyi napas
tidak efektif 11.00 keperawatan pernapasan:bun indikasi
berhubungan WIB selama 3 jam, yi atelektasis,ronk
dengan diharapkan napas,kecepata i indikasi
peningkatan bersihan jalan n,irama,kedala akumulasi
sekresi napas efektif man dan secret
sputum dengan kriteria penggunaan
hasil : otot aksesori
Data  Sesak napas
Subjektif: berkurang 2. catat 2. pengeluaran
- Klien dengan RR kemampuan sulit bila secret
mengeluh normal 16-24 untuk tebal, spuntum
napasnya x/menit mengeluarkan berdarah akibat
sesak  Klien tidak lagi secret atau kerusakan paru
- Klien menarik napas batuk atau luka
tampak dalam efektif,catat bronchial yang
sering batuk  Klien tidak kerekter, memerlukan
dan berdahak batuk dan jumlah evaluasi/interve
campur darah mengeluarkan spuntum,adany nsi lanjut.
lender lagi a hemoptisi.
Data Objektif
: 3. berikan pasien 3. meningkatkan
- Klien posisi semi ekspansi
tampak sesak fowler atau paru,ventilasi
- Klien ortopnea maksimal
tampak batuk bantu/ajarkan membuka area
da nada batuk efektif atelektasis dan
dahak dan latihan menigkatkan
- TD: nafas dalam. gerakan secret
110/80mmHg agar mudah
- RR: 30 dikeluarkan.
x/menit
- Nadi: 90 4. Lakukan 4. Agar pasien
x/menit fisioterapi dada dapat batuk
- Temp: 36,2 ( vibrating dan efektif
o
C clubing )
- Hb : 6,7
g/dL 5. bersihkan 5. mencegah
sekret dari obstruksi/aspira
mulut dan si . suction
trakea, suction dilakukan bila
bila perlu. pasien tidak
mampu
mengeluarkan
sekret.

6. pertahankan 6. membantu
intake cairan mengencerkan
minimal 2500 secret sehingga

29
ml/hari kecuali mudah
kontraindikasi dikeluarkan

7. berikan obat: 7. menurunkan


agen mukolitik, kekentalan
bronkodilator, secret,lingkaran
kortikosteroid ukuran lumen
sesuai indikasi

2 Gangguan 11.30 Setelah dilakukan 1. kaji 1. inflamasi,nekro


pertukaran WIB tindakan dispnea,takipne sis,pleural
gas keperawatan a,bunyi efesion dan
berhubungan selama 3x24 jam pernapasan meluasnya
dengan secret dengan kriteria abnormal.penin fibrosis dengan
yang kental hasil: gkatan upaya gejala-gejala
 Melaporkan respirasi,keterb respirasi
Data tidak terjadi atasan ekspansi distress.
Subjektif: dyspnea dada dan
- Keadaan  Menunjukkan kelemahan
Umum lemah perbaikan
- Klien ventilasi dan 2. Evaluasi 2. Akumulasi
mengeluh oksigen perubahan sekret dapat
sesak napas jaringan tingkat menganggap
adekuat dengan kesadaran, catat oksigenasi
Data GDA dalam tanda-tanda diorgan vital
Objektif: rentang normal sianosis dan dan jaringan.
- Klien  Bebas dari perubahan
tampak sesak gejala distress warna kulit,
napas pernapasan membran
- Klien mukosa, dan
tampak pucat warna kuku.
-RR : 30
x/menit
- Oksigen : 5 3. Anjurkan untuk 3. Mengurangi
liter bedrest,batasi konsumsi
dalam bantu oksigen pada
aktivitas sesuai periode
dengan respirasi.
kebutuhan.

4. Monitor GDA. 4. Menurunya


saturasi oksigen
(PaO2) atau
meningkatnya
PaCO2
menunjukan
perlunya
penanganan
yang
lebih.adekuat

30
atau perubahan
terapi.

5. Membantu
5. kolaborasi: mengoreksi
berikan oksigen hipoventilasi
sesuai indikasi. dan penurunan
permukaan
alveolar paru.

3 Gangguan 11.45 Setelah diberikan 1. Kaji kebiasaan 1. Membantu


pemenuhan WIB tindakan diet, masukan intervensi
nutrisi kurang keperawatan makanan saat kebutuhan
dari selama 2x12 jam ini, catat derajat yang spesifik,
kebutuhan diharapkan nafsu kesulitan meningkatkan
berhubungan makan klien makanan, intake diet
dengan kembali normal evaluasi berat pasien
anoreksia dengan kriteria badan
hasil :
Data  Klien 2. Anjurkan 2. Rasa tidak
Subjektif: memenuhi pola perawatan oral enak, bau dan
- Klien diet dari team sering, buang penampilan
mengatakan gizi secret, beri andalah
nafsu makan  Tampak porsi waktu khusus pencegah
berkurang makan yang utama nafsu
Data disajikan habis makan dan
Objektif: dapat
- KU Lemah mual/muntah
- Tampak dengan
porsi makan kesulitan
yang bernapas
diberikan 3. Rujuk ke ahli 3. Memberikan
tidak habis gizi untuk bantuan dalam
menentukan perencanaan
komposisi diet diet dengan
nutrisi ade
kuat untuk
kebutuhan
metabolism
dan diet
4 Gangguan 12.20 Setelah diberikan 1. Kaji pola tidur 1. Untuk
pola tidur asuhan dan istirahat mengetahui
berhubungan keperawatan 1x24 kilen pola tidur
dengan sesak jam diharapkan pasien
dan batuk pasien dapat tidur
berdahak secara normal 2. Berikan therapy 2. Untuk
bercampur dengan kriteria oksigen mengurangi
darah hasil : sesak yang
Data  Pasien dapat dirasakan oleh

31
subjektif : mencapai pasien
- Pasien kualitas dan
mengeluh kuantitas pola 3. Ajarkan 3. Untuk
susah tidur tidur dengan tekhnik batuk mengurangi
karena sesak baik efektif kepada secret
dan batuk  Pasien pasien
mengatakan
Data Objektif dapat tidur
: dengan tenang 4. Berikan 4. Menciptakan
- Klien lingkungan memberikan
tampak sesak yang nyaman dan
- Klien pada pasien mendukung
tampak batuk kenyamanan
dan berdahak pasien
campur darah
- TD:
110/80mmHg
- RR: 30
x/menit
- Nadi: 90
x/menit
- Temp: 36,2
o
C
- Oksigen : 5
liter

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn “M” Diagnosa Medis : Tuberculosis


Jenis Kelamin : Laki-Laki No. Medis Record : 344722
No. Kamar/Bed :Flamboyan Hari/Tanggal : 16 Agustus 2016

No Diagnosa Jam Tindakan Keperawatan Respon Nama


Keperawatan & TT
perawat
1. Bersihan 12.00 1. Mengukur tekanan 1. TTV
jalan napas WIB darah,nadi,pernapas -TD : 110/80
tidak efektif an dan temperataur -RR : 30x/menit
berhubungan -Nadi : 90 x/menit
dengan -Temp : 36,2 C
peningkatan
sekresi

32
sputum 2. Memberikan posisi 2. klien merasa
semi fowler nyaman dengan
posisi semi fowler

3. Lakukan fisioterapi 3. Klien merasa


dada ( vibrating dan nyaman di lakukan
fisioterapi
clubing )

4. Membersihkan 4. terdapat adanya


secret di jalan napas
secret
dari mulut dan
trakea

5. Mencatat 5. klien berusaha


kemampuan untukmengeluarkan
untuk mengeluarkan secret dari jalan
napasnya
secret atau batuk
efektif

6. injeksi
6. Kaloborasi dengan
- isoniazid 100 mg
tim medis dalam - ethamboral 10 mg
pemberian obat
sesuai dan indikasi

2 Gangguan 12.30 1. Mengkaji 1. whezing saat


pertukaran WIB dispnea,takiprea,bunyi inspirasi
gas pernapasan abnormal
berhubungan
dengan
secret yang 2. mengevaluasi 2. tugor kulit elastis
kental perubahan tingkat tidak ada perubahan
kesadaran,tanda-tanda pada kulit
sionisis warna kulit dll

3. mengajarkan dan 3. klien mengikuti


anjurkan untuk bedrest anjuran untuk
dan batasi aktivitas melakukan aktvitas
sesuai kebutuhan yang diberikan
perawat
4. kaloborasi dengan tim
medis dalam 4. pasien nyaman
memberikan O2 setelah dipasang O2
membantu

33
pernapasan mnjai
lancar dan
mmbantu
penurunan alveoli
paru dan O2 nya
sebanyak 5 liter

3 Gangguan 13.00 1. Mengkaji kebiasaan diet, 1. Klien mengatakan


pemenuhan WIB masukan makanan saat senang dengan
Nutrisi ini, catat derajat makanan yang
Kurang dari kesulitan makanan, lembut dan direbus
kebutuhan evaluasi berat badan tidak suka yang di
berhubungan goreng
dengan
anoreksia 2. Menganjurkan 2. Klien mengikuti
perawatan oral sering, anjuran bedrest dari
buang secret, beri waktu perawat
khusus

3. Merujuk ke ahli gizi 3. Klien melakukan


untuk menentukan anjuran perawat
komposisi diet
4 Gangguan 13.30 1. Mengkaji pola tidur dan 1. Pola tidur dan
pola tiur WIB istirahat kilen istirahat klien tampak
berhubungan terganggu
dengan
sesak dan 2. Memberikan therapy 2. Klien merasa
bantuk oksigen kepada klien nyaman setelah di
berdahak berikan O2
bercampur
darah 3. Ajarkan tekhnik batuk 3. Pasien mengkuti
efektif kepada pasien anjuran perawat

4. Berikan lingkungan 4. Pasien merasa


yang nyaman pada Nyaman
pasien

34
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Tn “M” Diagnosa Medis : Tuberculosis


Jenis Kelamin : Laki-Laki No. Medis Record : 344722
No. Kamar/Bed :Flamboyan Hari/Tanggal : 16 Agustus 2016

NO Diagnosa Jam Catatan Perkembangan Nama dan TT


Keperawatan perawat

35
1 Bersihan jalan 13.00 S:
napas tidak efektif Wib Klien mengeluh sesak napas
berhubungan O:
dengan Klien tampak sesak napas dan batuk
peningkatan sekresi tidak lagi.
sputum TD : 120/80 mmHg
RR :28x/ mnt
pols :85 x/ mnt
tem : 36,2 oc
Terapi O2 : 5 liter
A:
Masalah belum teratasi
P : Intervensi Lanjutan
- Kaji ulang pungsi pernapasan
: bunyi, napas, kecepatan, irama,
kedalaman dan penggunaan otot
eksesori
- Lakukan fisioterapi dada
- Bersihan secret dari mulut dan
trakea, suction bila perlu
2 Gangguan 13.30 S:
Pertukaran gas WIB Klien mengatakan sesak saat menarik
berhubungan napas
dengan sekret yang O:
kental Observasi dispnea takipnea bunyi
pernapasan obnormal
A:
Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
- Anjurkan untuk bedrest batasi dan
bantu aktivitas sesuai kebutuhan
- Berikan O2 sebanyak 5 liter
3 Gangguan 14.00 S:
Keseimbangan WIB Kilen mengatakan nafsu makan belum
nutrisi kurang dari ada
kebutuhan tubuh O:
berhubungan Tampak ½ porsi yang diberikan tidak
dengan anoreksia habis
Klien tampak sedikit pucat

A:
Belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
- Mengkaji kebiasaan diet
- Menganjurkan perawatan oral
sering, buang secret, beri waktu
khusus
- Merujuk ke ahli gizi untuk
menentukan komposisi diet
4 Gangguan pola 14.30 S:

36
tidur berhubungan WIB Klien mengatakan tidurnya sedikit
dengan sesak dan lebih nyaman
batuk berdahak O:
bercampur darah - Pasien tampak sedikit lebih tenang
- Pasien masih merasakan sesak
A:
Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- Kaji pola tidur dan istirahat klien
- Berikan terapi O2
- Ajarkan tekhnik batuk efektif

CATATAN PERKEMBANGAN

37
Nama Pasien : Tn “M” Diagnosa Medis : Tuberculosis
Jenis Kelamin : Laki-Laki No. Medis Record : 344722
No. Kamar/Bed :Flamboyan Hari/Tanggal : 17 Agustus 2016

NO Diagnosa Jam Catatan Perkembangan Nama dan TT


Keperawatan perawat
1 Bersihan jalan 13.00 S:
napas tidak efektif Wib Klien mengeluh sesak napas
berhubungan berkurang
dengan O:
peningkatan sekresi Klien tampak sesak berkurang dan
sputum tidak batuk lagi.
TD : 120/80 mmHg
RR :24x/ mnt
pols :80x/ mnt
tem : 36 oc
A:
Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi Lanjutan
- Kaji ulang pungsi pernapasan
: bunyi, napas, kecepatan, irama,
kedalaman dan penggunaan otot
eksesori
- Lakukan fisioterapi dada
- Bersihan secret dari mulut dan
trakea, suction bila perlu

2 Gangguan 13.30 S:
Pertukaran gas WIB Klien mengatakan sesak saat menarik
berhubungan napas sudah berkurang
dengan secret yang O:
kental Observasi dispnea takipnea bunyi
pernapasan abnormal
A:
Masalah belum teratasi
P:
- Anjurkan untuk bedrest batasi dan
bantu aktivitas sesuai kebutuhan
- Berikan O2 sebanyak 5 liter

3 Gangguan 14.00 S:
Keseimbangan WIB Kilen mengatakan nafsu makan sudah
nutrisi kurang dari ada
kebutuhan tubuh O:
berhubungan Tampak porsi yang diberikan habis
dengan anoreksia Klien tidak pucat lagi

A:

38
Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
4 Gangguan poa tidur 14.30 S:
berhubungan WIB Klien mengatakan tidurnya sedikit
dengan sesak dan lebih nyaman
batuk berdahak O:
bercampur darah - Pasien tampak sedikit lebih tenang
- Pasien masih merasakan sesak
A:
Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- Kaji pola tidur dan istirahat klien
- Berikan terapi O2
- Ajarkan tekhnik batuk efektif

CATATAN PERKEMBANGAN

39
Nama Pasien : Tn “M” Diagnosa Medis : Tuberculosis
Jenis Kelamin : Laki-Laki No. Medis Record : 344722
No. Kamar/Bed :Flamboyan Hari/Tanggal : 18 Agustus 2016

NO Diagnosa Jam Catatan Perkembangan Nama dan TT


Keperawatan perawat
1 Bersihan jalan 13.00 S:
napas tidak efektif Wib Klien mengatakan tidak sesak nafas
berhubungan lagi
dengan O:
peningkatan sekresi Klien tampak tidak sesak dan batuk
sputum lagi.
TD : 120/80 mmHg
RR :18 x/ mnt
pols :80x/ mnt
tem : 36 oc
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
2 Gangguan 13.30 S:
Pertukaran gas WIB Klien mengatakan tidak sesak saat
berhubungan menarik napas sudah berkurang
dengan secret yang O:
kental Bunyi pernapasan normal
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan

3 Gangguan poa tidur 14.30 S:


berhubungan WIB Klien mengatakan tidurnya nyaman
dengan sesak dan O:
batuk berdahak - Pasien tampat lebih tenang
bercampur darah - Pasien tidak merasakan sesak
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan

40
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah duberikan Asuhan keperawatan pada Tn “M” dengan Tuberculosis di ruang


penyakit dalam Flamboyan RS TK II dr.AK GANI Palembang

4.1 Pengkajian
Saat pengkajian pada Tn “M” tidak mendapat kesulitan kerena informasi didapat dari
keluarga klien dimana informasi didapatkan langsung melalui wawancara,observasi,
tindakan medis dan keperawatan. Dalam pengkajian pada Tn “M” dengan Tuberculosis,
masalah keperawatan yang diangkat yaitu
1. Bersihan Jalan napas tidak efektif data yang di dapat,klien mengatakan sesak,klien
tampak menarik napas dalam,napas klien terdengar whezing,TD 110/80mmHg, Nadi:
90x/menit,RR:30x.menit,temp:36,2 C ,klien tampak batuk mengeluarkan darah dan
lendir.
2. Gangguan pertukaran gas data yang di dapat dari klien klien tampak sesak nafas
dengan RR 30 x/menit
3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh data yang didapat dari
klien mengatakan nafsu makannya berkurang,KU : lemah,klien tampak batuk,
mengelurkan darah dan lendir, tampak porsi makan yang diberikan tidak habis.
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak dan batuk berdahak bercampur darah
data yang didapat klien mengatakan susah tidur

4.2 Diagnosa Keperawatan


Secara konsep terdapat lima diagnosa keperawatan yang mungkin
timbul pada klien yang mengalami Tuberculosis yaitu:
1. Gangguan O2 berhubungan dengan obstruksi jalan napas
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan O2
3. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan kurangnya
kebutuhan tubuh

41
4. Resiko tinggi insfeksi berhubungan dengan proses penyakit kronis
5. Anesietas berhubngan dengan kurangnya infomasi mengenai kondisi
dan tindakan.
Dari uarian ditas 3 konsep keperawatan yang ada pada Tn “M” yaitu 3 diagnosa
sama dengan permasalahannya, dimana hal ini disesuaikan dengan pengkajian yang didapat
dari Tn “M” secara hed to toe. Diagnosa keperawatan pada Tn “M” yang memiliki e dengan
konsep teoritis keperawatan adalah:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi sputum
Sesuai patofisiologinya pada klien dengan Tuberculosis terjainya sumbatan jalan
nafas dimana terdapat secret pada jalan napas yaitu berupa sputum sehingga terjadi
penumpukan eksudat serangan Tuberculosis bermula mendadak dengan batuk terjadi
penumpukan eksudat di jalan napas maka masalah keperawatan pada Tn”M” bersihan jalan
napas tidak efektif
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan secret yang kental
Berdasarkan pengkajian didapatkan data yang didapa klien susah untuk mengambil
napas dari hidung,susah untuk tidur nyenyak..masalah keperawatan : gangguan pertukaran
gas
3. Gangguan pemenuhan nutrisi,kurang dari kubutahan tubuh berhubungan dengan
anoreksia
Berdasarkan dari pengkajian yang didapatkan: klien mengeluh tidak nafsu
makan,makan 2x sehari dengan 1-2 sendok sekali makan ,klien tampak pucat. Hasil ini
menunjukkan bahwa nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh disebabkan karena klien tidak nafsu
makan,hal ini dikarenakan klien lelah pernafasan akut sering anoreksia karena
dispnea,produksi sputum dan obat serta penurunan / hipoaktif bising usus menunjukan
penurunan motilitas gaster dan konstipasi. Rasa tidak enak, bau , dan penampilan adalah
pencegahan utama terhadap nafsu makan dan dapat mual / muntah dengan kesulitan
bernapas karena suhu ekstrem dapat mencetuskan / meningkatkan spasme batuk. Hal ini
yang akan menimbulkan masalah keperawatan : gangguan pemnuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
4. Gangguan poa tidur berhubungan dengan sesak dan batuk berdahak bercampur darah
Berdasarkan pengkajian didapatkan data klien mengatakan susah tidur dikarenakan
sesak dan batuk , masalah keperawatan : gangguan pola tidur
4.3 Implementasi keperawatan

42
Pada tahap perencanaan dan tindakan keperawatan menurut diagnosa
keperawatan yang muncul pada Tn “M” disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang
tersdia di ruangan.
1. Bersihan jaln napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi sputum
Implementasi: pada implementasinya kelima intervensi dapat dilaksanakan dengan
sarana,prasarana dan kebutuhan klienna, prasarana dan kebutuhan klien.
Implementasi : Pada implementasinya keenam intervensi dapat di laksanakan denga
nbaik sesuai dengan sar
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan secret yang kental
Implementasi: pada implementasinya keenam intervensi dapat dilaksanakan dengan
baik sesuai dengan sarana,prasarana dan kebuthan klien
3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anorekia
Implementasi: pada implementasinya ketiga intervensi dapat dilaksanakan dengan
baik sesuai dengan saran,prasarana dan kebuuhan klien.
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak dan btauk berdahak bercampur darah
Implementasi : pada implementasi nya ke empat intervensi dapat dilaksanakan dengan
baik sesuai dengan saran, prasana dan kebutuhan klien.

43
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. M dengan gangguan sistem
pernapasan : TB Paru di Ruang penyakit Dalam RSUP Dr. Moh Hosein Palembang.
Dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, maka di ambil kesimpulan
dari tiap proses keperawatan yaitu :
1. Dalam proses pengkajian di ruang penyakit dalam oleh perawat dan
mahasiswa dapat menggali data subjektif maupun objektif dengan menggunakan
prinsip pengkajian head to toe yang dapat menunjang terhadap permasalahan klien
sehingga tujuan perencanaan dapat sesuai dengan kebutuhan klien.
2. Rencana keperawatan yang telah ditetapkan dan disesuaikan dengan
kemampuan, kondisi, dan sarana Rumah Sakit yang ada sesuai dengan kebutuhan
klien serta melibatkan klien dan keluarga. Untuk mengatasi masalah keperawatan
yang aktual atau potensial. Perencanaan ditujukan untuk mengatasi bersihan jalan
napas tidak efektif, pola napas tidak efektif, Gangguan pemenuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh dan Ansietas.
3. Dalam proses pelaksanaan, tidak mengalami hambatan karena perencanaan
yang sudah di tetapkan dapat dilaksanakan dengan baik dalam melakukan asuhan
keperawatan pada klien Tn. M dengan TB paru. Selain itu, kelompok melibatkan
keluarga serta bekerja sama dengan perawat dan dokter penanggung jawab
sehingga tahap ini bisa dilaksanakan dengan baik.
4. Tahap evaluasi keperawatan yang dituangkan dalam catatan perkembangan.

5.2 Saran

44
Berdasarkan pelaksanaan auhan keperawatan yang dilakukan, maka penyusunan
memberikan saran atau menaggapi kesimpulan diatas, dimana masih ada yang memerlukan
perhatian dan penagana yang baik untuk tercapai keadaan dan kondisi yang memadai, mak
kelompok mencoba mengungkapkan saran yang sikaranya dapat bermanfaat demi
tercapainya asuhan keperawatan diantaranya:
1. Bagi klien diharpkan dapat membuat keputusan yang tepat setelah mendapat
informasi mengenai prognosis penyakitnya dari dokter dan perawat.
2. Dalam melaksanakan perancanaan keperawatan hendaknya perawat melibatkan
kluarga dalam menetukan rencana tindakan yang diberikan dengan fasilitas yang
ada shungga asuhan keperwatan dapat di laksanakan dengan komprehensif.
3. Agar mendapatkan data yang valid dan aktual disarankan semua perawat dan
mahasiswa dalam melaksanakan asuhan keperawatan hendaknya melakukan
pendokumentasian demi mengatasi masalah yang belum teratasi dan merupakan
informasi serta tanggung jawab terhadap klien yang dirawat
4. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat ruangan senantiasa mengutamakan
tehnik septik dan anti septik, keseterilan alat dan ketelitian dalam melaksanakan
tindakan keperawatan.

45

Anda mungkin juga menyukai