PENDAHULUAN
besar infeksi TB menyebar lewat udara, melalui terhirupnya nukleus droplet yang
Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru akan berkembang biak
menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah) dan
dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab
itulah infeksi TB dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru,
otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain,
meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru (Amin Z,
2006).
paling sering di lakukan pada pasien TB karna biayanya yang cukup murah, dan
di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health Organization (WHO) telah
2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun
1
2
2002, 3,9 juta adalah kasus BTA (Basil Tahan Asam) positif. Sepertiga penduduk
dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis dan menurut regional WHO jumlah
dunia, namun bila dilihat dari jumlah penduduk terdapat 182 kasus per 100.000
penduduk.
Hasil penelitian penulis (radiologi diasnostik) pada tahun tujuh puluhan terhadap
ribuan burub perusahaan, pegawai kantor, mahasiswa dan pelajar, yang menjalani
cukup tinggi, yaitu ditemui sekitar 3% adanya kelainan yang didiagnosis sebagai
proses spesifik (TB). Penelitian yang dilakukan oleh suatu team WHO di daerah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Paru
berada di atas tulang iga pertama dan dasarnya berada pada diafragma. Paru
terbagi menjadi dua yaitu, paru kanan dan paru kiri. Paru-paru kanan mempunyai
tiga lobus sedangkan paru-paru kiri mempunyai dua lobus. Kelima lobus tersebut
dapat terlihat dengan jelas. Setiap paru-paru terbagi lagi menjadi beberapa
segments. Paru-paru kanan dan kiri dipisahkan oleh ruang yang disebut
Paru-paru dibungkus oleh selaput tipis yaitu pleura. Pleura terbagi menjadi
pleura viseralis dan pleura pariental. Pleura viseralis yaitu selaput yang langsung
membungkus paru, sedangkan pleura parietal yaitu selaput yang menempel pada
rongga dada. Diantara kedua pleura terdapat rongga yang disebut kavum pleura
mm. Pembentukan paru di mulai dari sebuah Groove yang berasal dari Foregut.
Pada Groove terbentuk dua kantung yang dilapisi oleh suatu jaringan yang disebut
Primary Lung Bud. Bagian proksimal foregut membagi diri menjadi 2 yaitu
dengan primary lung bud. Primary lung bud merupakan cikal bakal bronchi dan
sedangkan alveoli baru berkembang setelah bayi lahir dan jumlahnya terus
meningkat hingga anak berumur 8 tahun. Alveoli bertambah besar sesuai dengan
(Evelyn, 2009).
Sitem pernafasan dapat dibagi ke dalam sitem pernafasan bagian atas dan
1. Pernafasan bagian atas meliputi, hidung, rongga hidung, sinus paranasal, dan
faring.
5
alveolus paru (Guyton, 2007) Pergerakan dari dalam ke luar paru terdiri dari dua
proses, yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi adalah pergerakan dari atmosfer ke
dalam paru, sedangkan ekspirasi adalah pergerakan dari dalam paru ke atmosfer.
Agar proses ventilasi dapat berjalan lancar dibutuhkan fungsi yang baik
pada otot pernafasan dan elastisitas jaringan paru. Otot-otot pernafasan dibagi
dkk., 2005).
2.2 TB Paru
2.2.1 Definisi
2.2.2 Epidomiologi
lemah. Sebagian besar dari kasus TB ini (95%) dan kematiannya (98%) terjadi di
produktif yaitu 20-49 tahun. Karena penduduk yang padat dan prevalensi maka
2.2.3 Etiologi
leprase dsb. . Mycobacterium merupakan kuman batang tahan asam, yang dapat
hidup selama berminggu-minggu dalam keadaan kering, tapi mati dengan suhu
60C dalam cairan suspensi selama 15-20 menit. Mycobacterium memiliki ukuran
Sebagian besar dinding kuman terdiri atas asam lemak ( Lipid ). Lipid
inilah yang membuat kuman Jebih tahan terhadap asam sehinnga disebut bakteri
tahan asam (BTA) . Kuman dapat tahan hidup pada keadaan kering maupun
dingin, karena kuman berada dlam keadaan dormant. Dari sifat dormant ini
Sifat lain kuman ini adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman
lebih menyukai jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini
tekanan oksigen pada bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari bagian lain,
yang bisa menimbulkan gangguan pada saluran nafas dikenal sebagai MOTT
sekali atas peningkatan jumlah kasus TB. Proses terjadinya infeksi oleh M.
klinis yang paling sering dibandingkan organ lainnya. Penularan ini sebagian
besar melalui inhalasi basil yang mengandung droplet nuclei, khususnya yang
didapat dari pasiem TB paru dengan batuk berdarah atau berdahak yang
senanginya karena banyak mengandung lipid. Sifat kuman ini aerob. Sifat ini
oksigennya. Dalam hal ini tekanan oksigen pada bagian apikal paru-paru lebih
tinggi dari bagian lain. Sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi
penyakit tuberkulosis.
Bila hinggap di slauran pernafasan yang agak besar, misalnya trakea dan
bronkus, droplet nuclei akan segera dikeluarkan oleh gerakan cilia selaput lendir
saluran pernapasan ini. Namun, bila masuk sampai kedalam alveolus ataupun
menepel pada mukosa bronkeolus, droplet nuclei akan menatap dan basil-basil TB
akan mendapat kesempatan untuk berkembang biak. Oleh karena itu infeksi TB
berhasil.
9
tahap paparan, infeksi, menderita sakit dan meninggal dunia yang dapat dilihat
Perjalanan Alamiah TB
10
2.2.6 Patogenesis
1. Tuberkulosis Primer
keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar kita. Partikel infeksi ini dapat
menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar
ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana lembab dan
gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila partikel infeksi
ini terisap oleh orang sehat, ia akan menempel pada saluran napas atau jaringan
paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukuran partikel <5 mikrometer. Kuman
akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag.
Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag keluar dari
tuberkulosis yang masuk melalui saluran napas akan bersarang di jaringan paru
sehingga akan terbentuk suatu sarang pneumoni, yang disebut sarang primer atau
afek primer. Sarang primer ini mungkin timbul di bagian mana saja dalam paru,
berbeda dengan sarang reaktivasi. Bila menjalar sampai ke pleura, maka terjadilah
efusi pleura. Dari sarang primer akan kelihatan peradangan saluran getah bening
yang dapat diketahui dari uji tuberkulin. Kompleks primer ini selanjutnya dapat
menjadi :
b. Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas (antara lain sarang Ghon, garis
dengan daya tahan tubuh, jumlah dan virulensi kuman. Sarang yang
ditimbulkan dapat sembuh secara spontan, akan tetetapi bila tidak terdapat
tuberkuloma) atau
primer.
Pada anak lesi dalam paru dapat terjadi dimana pun, terutama di perifer
dekat pleura. Lebih banyak terjadi di lapangan bawah paru dibanding dengan
lapangan atas, sedangkan pada orang dewasa lapangan atas paru merupakan
tempat predileksi. Pembesaran kelenjar regional lebih banyak terdapat pada anak
2. Tuberkulosis Postprimer
segmen apikal lobus superior maupun lobus inferior. Invasinya adalah ke daerah
parenkim paru-paru dan tidak ke nodus hiler paru. Sarang dini ini awalnya
berbentuk suatu sarang pneumoni kecil. Sarang pneumoni ini akan mengikuti
b. Sarang tersebut akan meluas dan segera terjadi proses penyembuhan dengan
di atas.
14
mungkin pula aktif kembali, mencair lagi dan menjadi kaviti lagi.
Bersih dan menyembuh yang disebut open healed cavity, atau kaviti
a. Sarang yang sudah sembuh. Sarang bentuk ini tidak perlu pengobatan
lagi.
c. Sarang yang berada antara aktif dan sembuh. Sarang bentuk ini dapat
penyembuhannya.
15
1. Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering
proses ini menyebabkan secret berkumpul pada waktu penderita tidur dan di
batuk darah pada TB terjadi pada kavitas, tetapi dapat juga terjadi pada ulkus
garis atau bercak darah, gumpalan gumpalan darah, atau darah segar dalam
4. Sesak napas
gejala sesak napas biasanya belum dirasakan pada penyakit yang ringan (baru
tumbuh). Gejala sesak napas timbul jika terjadi pembesaran nodus limfa pada
hilus yang menekan bronkus, atau terjadi efusi pleura, ekstensi radang
berkeringat. Demam ini mirip dengan demam yang disebakan olef influenza
hilang timbul.
6. Malaise
16
berupa anoreksia tidak ada nafsu makan, badan makin kurus (berat badan
turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam, dll. Gejala malaise
ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur.
2.2.8 Diagnosis
atau 3 minggu dengan produksi sputum dan penurunan berat badan. Gejala
klinis pada pasien dengan TB paru terbagi 2, yaitu gejala respirasi dan
konstitusi. Gejala respirasi diantaranya sakit dada, hemoptisis dan sesak nafas,
lelah, kehilangan nafsu makan, amenore sekunder. Tidak ada kelainan spesifik
tuberkulosis
Riwayat terinfeksi
HIV
atau kondisi medis Penderita HIV dengan infeksi tuberkulosis laten
lain memiliki
risiko 100 kali lebih tinggi untuk berkembang
2. yang dapat menjadi
meningkatkan risiko infeksi aktif.
terinfeksi
tuberkulosis.
Jarang terjadi pada penderita yang lanjut usia. Tidak
adanya
3. Demam
demam tidak dapat menyingkirkan tuberkulosis.
4. Lemah badan
Gejala ini hanya dapat muncul pada tuberkulosis
yang
5. Keringat malam
berlangsung lama.
Merupakan gejala yang paling sering terjadi pada
penderita
TB paru. Penderita dengan TB ekstra pulmonal saja
6. Batuk sering
kali tidak memiliki gejala ini.
II Pemeriksaan Fisik
Dapat muncul gejala demam, penurunan berat badan,
dan
1. Gejala sistemik
lemah badan
Penurunan berat badan lebih sering ditemukan pada
TB
2. Berat badan
yang telah berjalan lama.
3. Tenggorokan Dapat ditemukan suara serak.
Kelenjar Getah
4. Bening KGB dapat teraba
Dapat ditemukan adanya rales, tanda-tanda konsolidasi
atau
penemuan lain yang sejalan dengan efusi pleura
5. Paru - paru (termasuk
nyeri pleuritik)
Takikardi, peningkatan tekanan vena dan bunyi friction
rub
6. Jantung
dapat muncul pada penderita TB.
Asites, dinding abdomen seperti adonan roti, adanya
massa
7. Abdomen intraabdomen, dan hepatosplenomegali dapat
18
ditemukan
pada TB diseminata atau TB abdomen.
Pembengkakan sendi, pembentukan gibus yang
nyeri
terlokalisis dapat juga ditemukan pada
8. Muskuloskeletal penderita
tuberkulosis.
9. Neurologis Perilaku yang abnormal, nyeri kepala dan kejang.
Catatan :
Yang dimaksud dengan TB paru adalah TB pada parenkim paru. Sebab itu
TB pada pleura atau TB pada kelenjar hilus tanpa ada kelainan radiologik
penderita TB paru.
Bila seorang penderita ekstra paru pada beberapa organ, maka dicatat
bakteriologis.
toraks) yang sesuai dan ditetapkan oleh dokter yang terlatih TB.
pemberian terapi antibiotika spektrum luas (Non OAT dan Non Kuinolon)
toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang spesifik
ataupun underdiagnosis.
tuberkulin.
Pagi Sewaktu)
Kelainan pada foto toraks bisa sebagai usul tetapi bukan sebagai diagnosa
utama pada TB. Namun, Foto toraks bisa digunakan untuk menyingkirkan
kemungkinan TB paru pada orang-orang yang dengan hasil tes tuberkulin ( +) dan
tanpa menunjukkan gejala.
20
Ada 3 macam proyeksi pemotretan pada foto toraks pasien yang dicurigai
TB, yaitu :
Pada posisi PA, pengambilaii foto dilakukan pada saat pasien dalam posisi
berdiri, tahan nafas pada akhir inspirasi dalam. Bila terlihat suatu kelainan
pada proyeksi PA, perlu ditambah proyeksi lateral.
2. Proyeksi Lateral
Pada proyeksi lateral, posisi berdiri dengan tangan disilangkan di belakang
kepala. Pengambilan foto dilakukan pada saat pasien tahan napas dan
akhir inspirasi dalam.
1. Tuberkulosis Primer
Hampir semua infeksi TB primer tidak disertai gejala klinis, sehingga
paling sering didiagnosis dengan tuberkulin test. Pada umumnya menyerang anak,
tetapi bisa terjadi pada orang dewasa dengan daya tahan tubuh yang lemah. Pasien
dengan TB primer sering menunjukkan gambaran foto normal. Pada 15% kasus
Lokasi kelainan biasanya terdapat pada satu lobus, dan paru kanan lebih
sering terkena, terutama di daerah lobus bawah, tengah dan lingula serta segmen
anterior lobus atas. Kelainan foto toraks pada tuberculosis primer ini adalah
Pada paru bisa dijumpai infiltrat dan kavitas. Salah satu komplikasi yang mungkin
Tuberculosis dengan komplek primer (hanya hilus kiri membesar). Foto toraks PA
dan lateral
24
Tuberkulosis yang bersifat kronis ini terjadi pada orang dewasa atau
timbul reinfeksi pada seseorang yang semasa kecilnya pernah menderita
25
Bercak infiltrat yang terlihat pada foto roentgen biasanya dilapangan atas
dan segmen apikal lobi bawah. Kadang-kadang juga terdapat di bagian basal paru
yang biasanya disertai oleh pleuritis. Pembesaran kelenjar limfe pada tuberkulosis
sekunder jarang dijumpai.
Gambaran bercak berawan pada kedua paru, kalsifikasi, garis fibrosis yang
menyebabkan retraksi hilus ke atas
II. Kambuh : RHZES/ IRHZE sesuai hasil uji resistensi atau 2 RHZES/ 1 RHZE/
5 RHE
Sesuai lama pengobatan sebelumnya, lama berhenti minum obat dan keadaan
klinis, baketeriologi, dan radiologi saat ini atau 2 RHZES/ IRHZE/ 5R3H3E3
V. TB paru kronik
RHZES / sesuai hasil uji resistensi (minimal OAT yang sensitif) + obat lini 2
VI. MDR TB
BAB III
KESIMPULAN
tidaknya pemeriksaan foto toraks) yang sesuai dan ditetapkan oleh dokter yang
terlatih TB.