Oleh :
(19360047)
Pembimbing :
Case Report :
Bintang Amin
Penyaji, Pembimbing,
2
DAFTAR ISI
Bab V. Kesimpulan...................................................................................... 42
Daftar Pustaka................................................................................................ 43
BAB I
PENDAHULUAN
Ginjal adalah salah satu organ utama sistem kemih atau uriner (tractus
dari dalam tubuh. Fungsi ginjal secara umum antara lain yaitu sebagai ultrafiltrasi
produksi eritrosit, regulasi kalsium dan fosfor atau mengatur kalsium serum dan
dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Penyakit ginjal kronik (Chronic
Kidney Disease) terjadi apabila kedua ginjal sudah tidak mampu mempertahankan
lingkungan dalam yang cocok untuk kelangsungan hidup. Kerusakan pada kedua
ginjal terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan struktural atau fungsional,
kelainan patologis, terdapat tanda kelainan ginjal misalnya pada saat pencitraan
1
gangguan jaringan ikat, gangguan kongenital dan hederiter, penyakit metabolik,
Saat ini jumlah CKD sudah bertambah banyak dari tahun ke tahun.
Menurut (WHO, 2002) dan Burden of Disease, penyakit ginjal dan saluran kemih
telah menyebabkan kematian sebesar 850.000 orang setiap tahunnya. Hal ini
kematian. Jumlah kejadian CKD didunia tahun 2009 menurut USRDS terutama di
Amerika rata-rata prevalensinya 10-13% atau sekitar 25 juta orang yang terkena
PGK. Sedangkan di Indonesia tahun 2009 prevalensinya 12,5% atau 18 juta orang
meningkat jumlah penderitanya. Hal ini disebabkan prediksi akan terjadi suatu
peningkatan luar biasa dari diabetes mellitus dan hipertensi di dunia ini karena
adalah Cina, India, USA, Indonesia, Brazil dan Rusia, tiga negara terakhir
termasuk negara berkembang dimana penyakit ginjal kronik tentunya ada tapi
tidak dapat ditanggulangi secara baik karena terbatasnya daya dan data. Prediksi
menyebutkan bahwa pada tahun 2015 tiga juta penduduk dunia perlu menjalani
pengobatan pengganti untuk gagal ginjal terminal atau End Stage Renal Disease
2
Mempelajari data ESRD dunia mengesankan adanya peningkatan yang
signifikan setiap tahun dari kejadian ESRD mulai dari tahun 2000 dan seterusnya,
mempunyai populasi ESRD tertinggi 1800 per juta penduduk dengan 220 kasus
baru per tahun, suatu peningkatan 4.7 % dari tahun sebelunya. Negara
mual dan muntah, kelemahan dan keletihan. Berbagai macam manifestasi lain bisa
muncul akibat penyakit ginjal kronis ini. Atas dasar inilah penulis tertarik untuk
mendapati manifestasi yang muncul pada real patient yang sedang menderita
penyakit tersebut.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
2.2. Epidemiologi
4
ginjal. Penyakit Ginjal Kronik lebih banyak terjadi pada orang tua..
Serikat telah menderita gagal ginjal kronik dengan LFG > 60 ml/mnt per
1,73 m2 (derajat 1 dan 2). Selain itu, 4,5% dari populasi Amerika Serikat
telah berada pada derajat 3 dan 4. Data pada tahun 1995-1999, menyatakan
2.3. Etiologi
glomerulonephritis
pielonefritis
ginjal polikistik
TBC ginjal
nefritis lupus
nefropati analgesic
amyloidosis ginjal
5
2. penyakit ginjal obstruktif
- pembesaran prostat
lainnya di keluarga
Bayi dengan berat badan lahir rendah
Anak-anak dengan riwayat gagal ginjal akut akibat hipoksia perinatal
2.4. Klasifikasi
Klasifikasi menurut NICE 2008
1. Memeriksa adanya proteinuria saat menentukan stadium dari GGK
2. Proteinuria
a. Urin ACR (albumin clearance ratio) 30 mg/mmol atau lebih
b. Urin PCR 50 mg/mmol atau lebih
3. Stadium 3 dari GGK harus dibagi menjadi 2 subkategori:
a. LFG 45-59 ml/min/1,73 m2 (stadium 3 A)
b. LFG 30-44 ml/min/1,73 m2 (stadium 3 B)
4. Penanganan pada GGK tidak boleh dipengaruhi usia
6
Stadium GFR (ml/mnt/1,73 m2) DESKRIPSI
Kerusakan ginjal dengan GFR
1 ≥90
normal/meningkat
Kerusakan ginjal dengan
2 60-89
penuruna GFR ringan
Kerusakan ginjal dengan
3 30-59
penurunan GFR sedang
Kerusakan ginjal dengan
4 15-29
penurunan GFR berat
5 <15 Gagal ginjal
7
Penyakit kistik (Ginjal Polikistik)
Penyakit pada transplantasi Rejeksi kronik
Keracunan obat
(sikloporin/takrolimus)
Penyakit recurrent (glomerular)
Transplant glomerulopathy
2.5. Pathogenesis
Patofisiologi dari penyakit ginjal kronik pada awalnya tergantung
ginjal menyebabkan hipertrofi struktur dan fungsi dari nefron yang sehat.
berupa sclerosis nefron yang masih tersisa. Proses ini akhirnya diikuti oleh
8
hiperglikemia dan dyslipidemia. Terdapat variabilitas interindividual
kehilangan daya cadang ginjal, pada keadaan dimana basal LFG masih
normal atau malah meningkat. Kemudian secara perlahan tapi pasti, akan
terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada LFG
sebesar 30%, mulai terjadi keluhan pada pasien seperti nokturia, badan
lemah, mual, nafsu makan berkurang, dan penurunan berat badan. Sampai
pada LFG di bawah 30%, tekanan darah, gangguan metabolism fosfor dan
saluran cerna. Juga akan terjadi gangguan keseimbangan air seperti hipo
K+. Pada LFG di bawah 15%, akan terjadi gejala dan komplikasi yang
lebih serius, dan dan pasien sudah memerlukan terapi pengganti ginjal
Pada keadaan ini pasien dikatakan sampai pada stadium gagal ginjal.
9
terganggu. Meskipun urmia bukan penyebab utama, urea dapat
benzoate dan indol dapat tertahan di dalam tubuh pada penyakit ginjal
kronik dalam hal ini dipercaya dapat meningkatkan angka kematian pada
dan penyakit tulang metabolic. Lebih jauh lagi kadar plasma berbagai
dari ekskresi primer atau gangguan sintetik renal. Di lain sisi, produksi
patofisiologi dari sindroma uremia dapat dibagi menjadi dua bagian. Yang
10
Berdasarkan anamnesis, gejala dan keluhan yang sering muncul
Fatigue dan lemah akibat anemia dan akumulasi dari produk sisa
metabolism.
Mual dan muntah sering merupakan keluhan utama dari sebagian pasien
3. Edema
6. Kelainan Mata
11
Visus hilang (azotemia amaurosis) hanya dijumpai pada sebagian kecil
7. Hipertensi
1. Foto Rontgen
mengalami kerusakkan
12
• Pielografi antegrad atau retrograd dilakukan sesuai indikasi, biasanya
• CT scan untuk melihat massa ginjal dan kista lebih baik daripada
ginjal
2. Gambar radiologi
Foto Polos
Foto IVP
13
USG
14
Struktur hiperekoik , batu > 3mm menimbulkan bayangan akustik , batu < 5 mm
15
Ukuran ginjal normal, ekogenisitas korteks menurun, batas corticomedular regular
Gambaran Stage III CKD , ukuran ginjal mengecil , batas corticomedular iregular
16
Ukuran ginjal mengecil, batas corticomedula sudah tidak terlihat. Gambaran CKD
stage V
CT- Scan
dilakukan pada pasien dengan ukuran ginjal yang masih mendekati normal,
17
histopatologi ini bertujuan untuk mengetahui etiologi, terapi, prognosis, dan
ginjal pada keadaan dimana ukuran ginjal yang sudah mengecil (contracted
Efusi Pleura
Efusi pleura adalah akumulasi cairan yang abdormal pada ruang pleura.
Efusi pleura menunjukkan suatu proses patologis yang mungkin secara primer
berasal dari paru itu sendiri ataupun terkait dengan sistem organ lain dan kadang-
kadang bisa merupakan manifestasi dari beberapa penyakit sistemik.
Sesak nafas adalah gejala klinis yang disebabkan oleh kurangnya O2 yang
mencapai jaringan. Ini dapat disebabkan oleh beberapa hal; mulai dari
terganggunya jalan nafas (sumbatan karena trauma, aspirasi, penyempitan karena
asma atau bronkitis), terisinya tempat pertukaran gas oleh sesuatu (eksudat pada
pneumonia, darah pada kontusio paru, transudate pada edema paru, sel pada
keganasan,dlsb) ataupun terganggunya transportasi maupun utilisasi O2 yang
sudah masuk kedalam darah (kekurangan Hb, hipotensi, hipovolemi, keracunan
sianida/CO, dlsb). Pada pasien ini, sesak nafas yang ia alami berlangsung setelah
menjalani hemodialisa, disertai dengan lemas dan mual. Dari keterangan ini,
kemungkinan diagnosa dengan probabilitas tersering pada demografi Indonesia
adalah Efusi pleura.
Efusi pleura adalah masalah umum pada pasien dengan insufisiensi ginjal kronis.
Ada beberapa alasan mengapa penyakit pleural sering terjadi pada pasien dengan
penyakit ginjal kronis, yaitu gagal jantung kongestif, kelebihan cairan,
peningkatan risiko infeksi (terutama tuberkulosis), adanya penyakit yang terkait
18
dengan manifestasi ginjal dan pleura (mis. Lupus erythematosus sistemik),
perikarditis uremik, peningkatan risiko keganasan tertentu dan emboli paru.
Efusi pleura dapat dijumpai sebagai efusi transudatif ataupun eksudatif. Efusi
eksudatif jarang ditemui dibandingkan efusi transudatif pada pasien dengan
penyakit ginjal kronis Pada pasien GGK yang menjalani hemodialisa rutin hanya
beberapa kondisi yang pada umumnya dapat menyebabkan efusi pleura
transudatif, yaitu gagal jantung, kelebihan cairan, sindrom nefrotik, dan dialisis
peritoneum. Kehadiran efusi masif eksudatif yang terbatas pada sisi kanan
membuat gagal jantung, kelebihan cairan, dan kelainan hipoalbuminemik lebih
kecil kemungkinannya sebagai penyebab. Selain itu, tidak ada bukti klinis lain
tentang gagal jantung pada pasien ini.
Efusi pleura eksudatif hadir dalam berbagai kondisi patologis dalam praktik klinis
dan sebagian besar terkait dengan keganasan dan TB. Pada kasus ini tidak
didapatkan adanya riwayat keganasan pada pasien.
2.9. Tatalaksana
Terapi konservatif
Peranan diet
nitrogen.
19
Kebutuhan jumlah kalori
Kebutuhan cairan
Bila ureum serum > 150 mg% kebutuhan cairan harus adekuat
disease).
Terapi simtomatik
Asidosis metabolik
Anemia
20
pemberian transfusi darah harus hati-hati karena dapat
Keluhan gastrointestinal
Kelainan kulit
keluhan kulit.
Kelainan neuromuskular
subtotal paratiroidektomi.
Hipertensi
21
Terapi pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium
Hemodialisis
boleh terlalu cepat pada pasien GGK yang belum tahap akhir akan
dan Blood Uremic Nitrogen (BUN) > 120 mg% dan kreatinin > 10
22
Akhir-akhir ini sudah populer Continuous Ambulatory
pusat ginjal.
Transplantasi ginjal
yaitu:
23
Komplikasi (biasanya dapat diantisipasi) terutama
reaksi penolakan
2.10 Pencegahan
2.11 Prognosis
harapan hidup.
24
BAB III
LAPORAN KASUS
A. IDENTIFIKASI PASIEN
9Nama : Ny. A
MR : 08.15.40
25
Usia : 59 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Sesak napas +/- 1 hari yang lalu, sesak dirasakan semakin memberat
Keluhan Tambahan
Os datang ke IGD RSPBA dengan keluhan sesak napas sejak 1 hari yang
lalu. Keluhan mulai muncul setelah pasien cuci darah dalam 1 hari terakhir.
mengeluh mual namun tidak disertai muntah, nafsu makan pasien menurun.
26
hari karena badan terasa lemas. BAK dan BAB tidak ada keluhan. Pasien
tidak sulit BAB maupun BAK. BAK warna kuning pekat. Pasien
mempunyai tekanan darah tinggi dan rutin datang ke dokter keluarga dan
Os mengaku tidak ada keluarga yang mengalami hal serupa. Riwayat darah
tinggi (+), riwayat kencing manis (+), sakit jantung pada keluarga disangkal
oleh pasien.
Riwayat Pengobatan
C. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
GCS : E4V5M6
27
Tekanan darah : 180/80 mmHg
Suhu : 36,0⁰C
Aspek Kejiwaan
Status Generalisata
Kulit
Warna kulit sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor kulit cukup,
Kepala
perdarahan (-)
28
- Mulut : Kering (-), sianosis (-), asimetris (+)
uvula di tengah
Leher
Thorax
Bentuk : Simetris
Palpasi : Massa (-), krepitasi (-), suara fremitus taktil kanan = suara
29
Jantung
Abdomen
Inspeksi : Bentuk cembung, venektasi (-), caput medusa (-), ikterik (-)
Palpasi : Nyeri tekan regio abdomen tidak ada, Hati dan Limpa tidak
Ekstremitas
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
30
Pemeriksaan Laboratorium, 06 Maret 2021
a. Hematologi
HEMATOLOGI
b. Kimia Darah
31
Gula Darah Sewaktu 137 <200
Urea 40 10-50
Kreatinin 5,2 Lk 0,6-1,1 Wn 0,5-0,9
c. Imunologi
32
Telah Dilakukan pemeriksaan radiografi Thorax proyeksi AP, dengan hasil
sebagai berikut :
Jantung tampak membesar ke lateral kanan dan kiri dengan apex tertanam
Kalsifikasi aorta
jantung
Pulmo :
33
- Tampak perselubungan opak homogen di hemithorax kanan atas sampai
costophrenicus kiri
- Kranialisasi (+)
KESAN :
Atherosclerosis aorta
E. RESUME
hari yang lalu. Keluhan mulai muncul setelah pasien cuci darah dalam 1
dan tidak berkurang saat istirahat. Sejak 1 bulan terakhir pasien terbatas
juga mengeluh mual namun tidak disertai muntah, nafsu makan pasien
sehari – hari karena badan terasa lemas. BAK dan BAB tidak ada keluhan.
Pasien tidak sulit BAB maupun BAK. BAK warna kuning pekat. Pasien
34
mempunyai tekanan darah tinggi dan rutin datang ke dokter keluarga dan
F. DIAGNOSIS KERJA
CKD grade V
G. DIAGNOSIS BANDING
- CKD
- CHF
H. PENATALAKSANAAN
Non Farmakologi
35
Farmakologi
- Sucralfat syr 3 x 1
I. FOLLOW UP
Tgl S O A P
06/03/ Os KU : TSS. Inj. Furosemide 2 amp /
2021 mengatakan KES CM 12 jam
sesak nafas TD : 180/90 mmHg Inj. Omeprazole 1 amp /
HR : 85x / mnt 12 jam
RR : 26x / mnt Inj. Ondansentron 1 amp
S : 36,ºC CKD on HD /8 jam
Bicnat 3x1 tab
Sucralfat syr 3 x 1
As. Folat 3x1 tab
CaCO3 3x1 tab
07/03/ Os KU:TSS. KES CM Inj. Furosemide 2 amp /
2021 mengatakan TD : 190/100 12 jam
sesak nafas mmHg Inj. Omeprazole 1 amp /
berkurang HR : 82x / mnt 12 jam
RR : 22x / mnt Inj. Ondansentron 1 amp
S : 36,4ºC CKD on HD
/8 jam
Bicnat 3x1 tab
Sucralfat syr 3 x 1
As. Folat 3x1 tab
CaCO3 3x1 tab
8/03/ Os KU:TSS. KES CM CKD on HD Inj. Furosemide 2 amp /
2021 mengatakan TD : 170/90 mmHg 12 jam
sesak nafas HR : 80x / mnt Inj. Omeprazole 1 amp /
berkurang RR : 26x / mnt 12 jam
S : 36,2ºC Inj. Ondansentron 1 amp
36
/8 jam
Bicnat 3x1 tab
Sucralfat syr 3 x 1
As. Folat 3x1 tab
CaCO3 3x1 tab
8/03/ Os KU : Baik KES CM BLPL
2021 mengatakan TD : 110/80 mmHg Inj. Furosemide 2 amp /
sesak nafas Hr : 84 x/ mnt 12 jam
sudah RR : 24 x/mnt Inj. Omeprazole 1 amp /
berkurang S : 26,4o C 12 jam
CKD on HD Inj. Ondansentron 1 amp
/8 jam
Bicnat 3x1 tab
Sucralfat syr 3 x 1
As. Folat 3x1 tab
CaCO3 3x1 tab
J. PROGNOSIS
malam
malam
malam
37
BAB IV
ANALISA KASUS
Chronic kidney diseases adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih
dari 3 bulan, berdasarkan kelainan patologis atau petanda kerusakan ginjal seperti
proteinuria. Jika tidak ada tanda kerusakan ginjal, diagnosis penyakit ginjal kronik
ditegakkan jika nilai laju filtrasi glomerulus kurang dari 60 ml/ menit/1,73m².
Pada kasus ini pasien didiagnosa Chronic Kidney Disease Stage V berdasarkan
Os datang ke IGD RSPBA dengan keluhan sesak napas sejak 1 hari yang
lalu. Keluhan mulai muncul setelah pasien cuci darah dalam 1 hari terakhir. Sesak
melakukan aktivitas sehari-hari karena badan terasa lemas. Pasien juga mengeluh
mual namun tidak disertai muntah, nafsu makan pasien menurun. Sejak 1 bulan
terakhir pasien terbatas dalam melakukan aktivitas sehari – hari karena badan
terasa lemas. BAK dan BAB tidak ada keluhan. Pasien tidak sulit BAB maupun
BAK. BAK warna kuning pekat. Pasien mempunyai tekanan darah tinggi dan
38
rutin datang ke dokter keluarga dan poli penyakit dalam karena mempunyai
dikarenakan fungsi ginjal sudah terganggu sehingga kreatinin tidak dapat di saring
Gambaran klinis yang terdapat pada pasien ini adalah sesak napas yang
dirasakan semakin memberat, disertai lemas dan mual (+). Pada CKD gejala khas
yang sering adalah sindrom uremia, yang terdiri dari lemah letargi, anoreksia,
hipertensi sejak 12 tahun. Kedua keadaan tersebut merupakan faktor risiko utama
terjadinya penyakit ginjal kronik pada pasien. Penelitian mencatat bahwa 35%
dengan satu pertiganya berkembang menjadi insufisiensi ginjal dan 6 hingga 10%
meninggal akibat uremia. Diabetic Kidney Disease (DKD) akan terjadi pada 30-
39
40% penderita diabetes, dan sepertiga dari penderita tersebut akan berkembang
Glomerular Filtration Rate (GFR) dan ada atau tidaknya bukti renal injury. Pasien
diagnosis klinis yang ditetapkan sudah sesuai dengan teori, yaitu Chronic Kidney
40
Keterangan :
kiri
E : Kranialisasi (+)
F : Jantung tampak membesar ke lateral kanan dan kiri dengan apex tertanam
Pasien Ini?
41
Sesak napas disertai Perselubungan opak Sesuai
lemas, mual (+) homogen, meniscus sign (+)
Perselubungan opak yang Sesuai
CKD menutupi sinus
costophrenicus
Efusi Pleura Meniscus sign (+) Sesuai
Kardiomegali, dilatasi / Tidak sesuai
CHF
hipertrofi jantung
42
dari dalam tubuh
melalui urine
Ondansentron Antiemetik Mencegah serta Dyspepsia
mengobati mual dan
muntah yang bisa
disebabkan oleh
efek samping
kemoterapi,
radioterapi, atau
operasi
Bicnat Elektrolit pengubah Menetralisir asam CKD
PH urine darah berlebih,
(alkalinizing agent) menetralisir urine
dan antasida yang terlalu asam,
dan menetralisir
asam lambung
berlebih.
Omeprazole proton pump Menurunkan Maag
inhibito produksi asam
lambung yang
berlebihan
Sucralfat Antiulcerant Mengobati tukak Gastritis
lambung, ulkus
duodenum, gastritis
kronis, dan
mencegah
perdarahan saluran
cerna
As. Folat Suplemen vitamin Meningkatkan Anemia
anemia
CaCO3 Antasida Mengatasi asam CKD
lambung berlebih
43
BAB V
KESIMPULAN
penurunan fungsi ginjal yang progresif dan berakhir pada gagal ginjal atau End
Stage Renal Disease (ESRD). Penyakit ini terutama disebabkan oleh nefropati
diabetic dan hipertensi. Manifestasi klinis yang sering terjadi berupa sindrom
cairan, neuropati perifer, pruritus, uremic frost, perikarditis, kejang sampai, gejala
44
hiper/hipokloremia, hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis metabolic,
dengan foto polos abdomen, USG, CT-scan, MRI, pielografi antegrad dan
indikasi.
adalah dengan USG. Sedangkan pemeriksaan lain dapat dideteksi dengan adanya
batu ginjal. Dilakukan biopsi pada ginjal. Terapi dapat dilakukan sesuai dengan
gagal jantung atau hipoalbunimek karena gagal ginjal. Risiko infeksi seperti
45
DAFTAR PUSTAKA
Penyakit Dalam. 4th ed. Jilid 1 Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007.
FKUI; 2005.
3. dr. H. Sidharta. Atlas Ultrasonografi . 3rd ed. Jakarta: Balai penerbit FKUI;
2006.
Kuliah).Semarang : 2005.
Anatomi.Surabaya
46
47