Gagal jantung kongestif (Congestive Heart Failure) adalah sindrom klinis yang disebabkan oleh gagalnya
mekanisme kompensasi otot miokard sehingga tidak mampu memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan tubuh.
Fibrilasi atrium adalah takiaritmia supraventrikular khas dengan aktivasi atrium yang tidak terkoordinasi.
Salah satu penegakan diagnosis adanya gagal jantung adalah pemeriksaan foto rontgen toraks yang dapat
menggambarkan ukuran dan bentuk jantung serta kondisi kedua paru.
LAPORAN KASUS
IDENTIFIKASI PASIEN
MR : 13.94.09
Nama : Ny. H
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 10 Juni 1955
Usia : 64 tahun
Alamat : Jl. Imam Bonjol Gg. Satria Lk II RT/RW 001 – Kemiling - Bandar Lampung
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan: Tidak Bekerja
Pendidikan : SD
Masuk IGD RSPBA : Senin, 20 Januari 2020, pukul : 09.35 WIB
Masuk Rawat Inap : Senin, 20 Januari 2020, pukul : 14.30 WIB
LAPORAN KASUS
Anamnesa :
Keluhan Utama : Nyeri dada kiri +/- 1 hari yang lalu, nyeri dirasakan semakin memberat
Keluhan Tambahan : Dada berdebar debar, sesak napas, mual dan muntah +/- 4 kali
Riwayat Perjalanan Penyakit :
Os datang ke IGD RSPBA dengan keluhan nyeri pada dada bagian kiri sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai
dada berdebar debar dan sesak napas jika tidur. Nyeri dirasakan os semakin memberat. Keluhan dirasakan oleh os
tiba-tiba. Os juga merasakan mual dan muntah +/- 4 kali sejak kemarin. Os diketahui mempunyai riwayat penyakit
gagal jantung. os mengaku mengkonsumsi obat jantung sejak didiagnosa oleh dokter 1 tahun yang lalu, namun os
kadang suka lupa minum obat. Sebelumnya os sudah tidak minum obat +/- 1 bulan.
LAPORAN KASUS
Riwayat Penyakit Dahulu Os memiliki riwayat didiagnosa penyakit gagal jantung +/- 1 tahun yang lalu.
Riwayat hipertensi (+), riwayat kencing manis disangkal.
Riwayat Pengobatan Os mengkonsumsi obat obatan rutin seperti Furosemide, Aspilet, V Block,
dan Candesartan. Riwayat alergi obat disangkal oleh os
Kepala : DBN
Thorax : Inspeksi sela iga melebar. Palpasi vocal fremitus meningkat. Perkusi redup pada kedua lapang paru. Auskultasi ronki basah (+)
Jantung : Inspeksi ictus cordis tidak terlihat. Palpasi ictus cordis teraba. Perkusi batas jantung kiri melebar. Auskultasi irama S3/Gallop
(+)
Abdomen : DBN
Laboratorium
nmol/l)
Pemeriksaan Penunjang :
Radiografi Thorax PA
KESAN:
1. Kardiomegali (LV,LA) disertai bendungan paru
2. Perbecakan lunak di lapang bawah paru kanan
ec. DD/ - Bronkopneumoni
- Edema paru
(Bagaimana klinis dan lab?)
LAPORAN KASUS
Follow Up
Follow Up Senin, 20 Januari 2020 (RPD) 19.30 WIB
Senin, 20 Januari 2020 (IGD) 09.30 WIB S : Sesak napas berkurang, nyeri dada berkurang, nyeri
S : Nyeri dada sebelah kiri +/- 1 hari yang lalu, nyeri perut disertai mual
dirasakan semakin memberat O : TD 110/70 mmHg, N 60x/menit, RR 24x/menit, T 36,0
O : TD 120/70 mmHg, N 40x/menit, RR 24x/menit, T 36,0 A : CHF + AF SVR
Hasil EKG : AF Hasil Lab : DBN P:
A : CHF + Bradikardi - Vemplon - PCT 500 mg 3x1 tab
P: - Inj.Ondansentron 2x1 amp/IV - Ro Thorax PA
- Vemplon - Aspilet 1x1 tab/oral - Inj. Omeprazole 2x1 vial/IV - Evaluasi EKG ulang
- Candesartan 8 mg 1x1 tab/oral - ISDN 2x1 tab/oral - Sucralfat syr 3x1 C/oral - cek u/c, elektrolit
- V Bloc 12,5 mg ½ tab/oral - cek EKG, DL, GDS - ISDN 12,5 mg 1x1/2 tab/sublingual (bila perlu)
LAPORAN KASUS
Follow Up Follow Up
Selasa, 21 Januari 2020 (RPD) 07.30 WIB Selasa, 21 Januari 2020 (RPD) 14.00 WIB
S : Pusing bila tidur, jika duduk tidak pusing, sesak napas (-) S : Pasien tidak pusing, linglung, sesak napas maupun nyeri
nyeri dada (-) dada
O : TD 140/80 mmHg, N 56x/menit, RR 24x/menit, T 36,0
O : TD 140/80 mmHg, N 52x/menit, RR 19x/menit, T 36,2
A : CHF + AF SVR
A : CHF + AF SVR
P:
P:
- Vemplon - PCT 500 mg 3x1 tab
- Vemplon - PCT 500 mg 3x1 tab
- Inj.Ondansentron 2x1 amp/IV
- Inj.Ondansentron 2x1 amp/IV
- Inj. Omeprazole 2x1 vial/IV
- Inj. Omeprazole 2x1 vial/IV
- Sucralfat syr 3x1 C/ora
- Sucralfat syr 3x1 C/ora
- ISDN 12,5 mg 1x1/2 tab/sublingual (bila perlu)
- ISDN 12,5 mg 1x1/2 tab/sublingual (bila perlu)
- Evaluasi EKG ulang lapor bila pasien pusing, linglung, nyeri
dada, dan sesak napas - Evaluasi EKG ulang
LAPORAN KASUS
Follow Up Follow Up
Rabu, 22 Januari 2020 (RPD) 07.30 WIB Kamis, 23 Januari 2020 (RPD) 07.30 WIB
S : Mata terasa pedih. Keluhan lain (-) S : Gatal gatal. Keluhan lain (-)
O : TD 160/90 mmHg, N 42x/menit, RR 22x/menit, T 36,4 O : TD 150/90 mmHg, N 50x/menit, RR 22x/menit, T 36,0
A : CHF + AF SVR A : CHF + AF SVR
P: P:
- Vemplon - PCT 500 mg 3x1 tab - Vemplon - PCT 500 mg 3x1 tab
- Inj.Ondansentron 2x1 amp/IV - Mobilisasi - Inj.Ondansentron 2x1 amp/IV - Amlodipin 10 mg 0-0-1
- Inj. Omeprazole 2x1 vial/IV - Amlodipin 5 mg 0-0-1 - Inj. Omeprazole 2x1 vial/IV - Cendolyteers 3x1 gtt
- Sucralfat syr 3x1 C/oral - Cendo lyteers 3x1 gtt - Sucralfat syr 3x1 C/oral - Ketokonazole cream 2x1
- ISDN 12,5 mg 1x1/2 tab/sublingual (bila perlu) - ISDN 12,5 mg 1x1/2 tab/sublingual (bila perlu)
- Evaluasi EKG ulang
LAPORAN KASUS
Resume :
Os datang ke IGD RSPBA dengan keluhan nyeri dada kiri tiba tiba sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai dada
berdebar debar dan sesak napas jika tidur. Nyeri dirasakan semakin memberat. Mual dan muntah (+). riwayat
penyakit gagal jantung. (+). Os mengaku mengkonsumsi obat jantung seperti furosemide, aspilet, v bloc. Os tidak
minum obat teratur.
Pemeriksaan fisik didapatkan bradikardi. Pada pemeriksaan thorax didapatkan inspeksi sela iga melebar, palpasi
vokal fremitus meningkat pada kedua lapang paru, perkusi redup pada kedua lapang paru, auskultasi terdapat
ronki pada kedua lapang paru. Pada pemeriksaan jantung didapatkan palpasi ictus cordis teraba, perkusi batas
jantung kiri melebar, serta pada auskultasi terdapat suara gallop (S3).
Pada pemeriksaan penunjang, didapatkan hasil EKG dengan irama sinus bradikardi tanpa deviasi axis, segmen P
tidak terlihat – kesan atrial fibrilasi, dan hipertrofi ventrikel kiri. Hasil Radiografi Thorax AP didapatkan kesan
kardiomegali (LV, LA) disertai bendungan paru, perbercakan lunak di lapang bawah paru kanan dengan diagnosa
banding yaitu bronkopneumonia dan edema paru.
LAPORAN KASUS
Diagnosis :
Diagnosis Kerja : Congestive Heart Failure – Atrial Fibrilation Slow Ventricular Respons
Diagnosis Banding :
Farmakologi
Vemplon Inj. Ondansentron 2x1 amp/IV
Candesartan 8 mg 1x1 tab/oral (IGD) Inj. Omeprazole 2x1 vial/IV
V - Bloc 12,5 mg ½ tab/oral (IGD) Sucralfat syr 3x1 c
Aspilet 80 mg 1x1 tab/oral (IGD) Cendo lyteers 3x1 gtt (bila mata gatal)
ISDN 5 mg 2x1 tab/sublingual (pukul 09.40 WIB dan 09.55 Ketokonazol cream 2x1 (bila kulit gatal)
WIB pada saat di IGD) selanjutnya diberikan bila perlu
Paracetamol 500 mg 3x1 tab/oral
LAPORAN KASUS
Prognosis :
Quo Ad Vitam : Dubia ad malam
Quo Ad Functionam : Dubia ad malam
Quo Ad Sanationam : Dubia ad malam
ANALISA KASUS
Pemeriksaan Penunjang
• EKG : irama sinus bradikardi tanpa deviasi
axis, segmen P tidak terlihat – kesan atrial
fibrilasi, dan hipertrofi ventrikel kiri.
• Radiografi Thorax : kardiomegali (LV, LA)
disertai bendungan paru, perbercakan lunak di
lapang bawah paru kanan
ANALISA KASUS
Maka, diagnosa Congestive Heart Failure – Atrial Fibrilation Slow Ventrikular Respons
dapat ditegakkan
ANALISA KASUS
Gambaran Radiologis :
Gambaran Klinis :
1. Gambaran jantung yang membesar ke
lateral kiri dengan apex tertanam pada 1. Batas jantung kiri yang
diafragma dan pinggang jantung melebar
mendatar 2. Peningkatan JVP
2. CTR>50% 3. Suara ronkhi basah
3. Kranialisasi 4. Serta irama gallop
4. Pengaburan perihilar
ANALISA KASUS
Nyeri dada, dada berdebar debar, 1. Kardiomegali (LV, LA) disertai bendungan paru
sesak napas, pergeseran batas jantung
kiri, peningkatan JVP, Irama gallop 2. Perbercakan lunak pada lapang bawah paru kanan
S3
CHF – AF SVR
TERIMAKASIH
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA