Anda di halaman 1dari 19

Laporan Kasus

ACUTE SCROTAL SWELLING EC HIDROKEL

Oleh:
Nazla Fakhirah, S. Ked
NIM: 71 2019 102

Pembimbing:
dr. H. Gunawan Tohir, Sp.B., MM.

DEPARTEMEN ILMU BEDAH


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PALEMBANG BARI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2021
BAB I
LAPORAN KASUS

A. Identifikasi
Nama : An. Ridwan Farid bin Ahmad Farid
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir : Palembang, 10 Januari 2018
Alamat : Jl. Banten 6 RT 4 RW 12 No. 87
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
MRS : 09 Maret 2021
No. RM : 67.86.90
Pembiayaan : BPJS
Orang tua:
Ibu:
Nama : Ny. Ningsih binti Abdul Dzikir
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Palembang, 10 Januari 1990
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : SMA
Alamat : Jl. Banten 6 RT 4 RW 12 No. 87
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Status : Menikah
Ayah:
Nama : Tn. Ahmad Farid bin Naufal Farid
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir : Palembang, 10 Januari 1988
Pekerjaan : PNS
Pendidikan Terakhir : Sarjana
Alamat : Jl. Banten 6 RT 4 RW 12 No. 87
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Status : Menikah

B. Anamnesis
Dilakukan autoanamnesis dan alloanamnesis pada hari Rabu, 17 Maret 2021 (pukul
10.00 wib).

Keluhan Utama
Bengkak pada daerah buah zakar kanan

Riwayat Perjalanan Penyakit


Pasien datang dibawa keluarganya ke IGD RSUD Palembang Bari dengan keluhan
bengkak pada daerah skrotum sebelah kanan. Ibu pasien mengatakan bengkak di buah
zakar kanan disadari sejak ± 1 bulan yang lalu ketika sedang memandikan pasien. Ibu
mengatakan benjolan sepertinya tidak nyeri karena pasien tidak terlalu rewel dan tidak
merasa kesakitan. Bengkak menetap dan tidak hilang pada malam hari ataupun saat pasien
sedang berbaring.
Sebelumnya pasien tidak ada demam dan juga tidak ada riwayat trauma. Lubang
kencing anaknya berada di ujung penis. Pancaran air kencing keluar dari ujung penis dan
penisnya lurus. Ibu mengatakan BAK pasien normal, lancar, tidak mengejan, penis tidak
menggelembung, tidak nyeri. Demam sebelumnya disangkal. Riwayat trauma (-), kencing
darah(-), kencing nanah (-).

Riwayat Penyakit Terdahulu:


Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. Ibu pasien mengatakan
anak tidak pernah mengkonsumsi obat dalam jangka waktu yang lama. Riwayat menjalani
sirkumsisi (-), operasi lain (-). Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan, alergi obat,
maupun penyakit jantung, kencing manis, darah tinggi, dan asma. Pasien juga tidak
memiliki riwayat trauma dan operasi sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga:


Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama dengan keluhan
pasien saat ini.
C. Pemeriksaan Fisik (17 Maret 2021)
Status Generalis
KU : Tampak gelisah
Kesadaran : Compos mentis (GCS: E4, V5, M6)
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 104 x/menit, isi dan tegangan cukup
RR : 28 x/menit
Suhu : 36,70C
Berat badan : 17,3 kg
Tinggi badan : 96 cm
IMT : 18,8 (BB Ideal)
Skala nyeri :0

Secondary survey
Kepala:
a. Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera kuning (-/-), refleks cahaya
(+/+), pupil isokor kanan kiri, oedem palpebral (-/-),
eksoftalmus (-/-)

b. Hidung :Napas cuping hidung (-), epistaksis (-), deviasi (-)


c. Telinga :Tidak ada kelainan
d. Mulut :Bibir kering (-), sianosis (-)
e. Leher :Tidak terlihat benjolan, vena jugularis datar (tidak distansi),
trakea di tengah, pembesaran KGB (-/-), massa(-),
JVP 5-2 cmH20
Thoraks :
a. Bentuk : Datar, barrel chest (-), simetris saat statis dan dinamis
b. Kulit : Pucat (-), ikterik (-), dan spider nevi (-)

Paru – Paru
Pemeriksaan ANTERIOR POSTER IOR

Inspeksi Kiri Simetris saat statis dan Simetris statis dan


dinamis, Retraksi iga: Supra saat
sternal (-/-), Intercostae (-/- dinamis
)
Kanan Simetris saat statis dan Simetris statis dan
saat
dinamis, Gerakan dinding
dinamis
dada cepat dan dalam,
Retraksi iga: Supra sternal (-
/-
), Intercostae (-/-)
Palpasi Kiri - Tidak ada benjolan - Tidak ada benjolan

- Vocal fremitus simetris - Vocal fremitus simetris

Kanan - Tidak ada benjolan - Tidak ada benjolan

- Vocal fremitus simetris - Vocal fremitus simetris

Perkusi Kiri Sonor pada seluruh lapang Sonor pada seluruh lapang
paru paru

Kanan Sonor pada seluruh lapang Sonor pada seluruh lapang


paru paru

Auskultasi Kiri Suara Nafas vesikular normal Suara Nafas vesikular


normal
Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Kanan Suara Nafas vesikular normal Suara Nafas vesikular
normal
Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak.
Palpasi : Ictus kordis tidak teraba, trill (-)
Perkusi
Batas kanan : ICS IV, linea sternalis dextra
Batas kiri : ICS V, midklavikularis sinistra
Batas atas : ICS II, línea parasternalis sinistra
Auskultasi

Suara dasar : S1-S2 murni, regular, irama teratur, frekuensi 84x/menit


Suara tambahan : murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
a. Inspeksi ` : datar, lemas,massa (-), hemtoma (-), venektasi (-), scar (-),
b. Palpasi : lemas, nyeri tekan (-), benjolan/massa (-)
c. Perkusi : timpani, nyeri ketok (-)
d. Auskultasi : bising usus 6x/menit normal, tidak ada bunyi tambahan

Genitalia Eksterna :
• Inspeksi :
Pada regio skrotalis dextra skrotum terlihat oedem(+) pada sebelah kanan, hiperemis(-),
perdarahan (-), scar (-), ulkus (-), hiperpigmentasi (-),warna kedua skrotum sama dengan
kulit, dorsal Chordee (-), penis terlihat lurus, meatus externus tampak di ujung penis (+).
Transiluminasi testis dextra (+)
• Palpasi: Nyeri tekan gland penis dan corpus penis (-), nyeri tekan testis (-/-), pembesaran
KGB inguinal -/-, testis teraba (+/+), testis kanan teraba bengkak dengan ukuran 5x4 cm,
konsistensi lunak, mobile, licin (-), pulsasi (+), testis kanan kiri teraba sama tinggi, Phren
test (-), refleks M. Cremaster (+).

Ekstremitas :
Eritema (-), nyeri otot dan sendi (-), gerakan ke segala arah, atrofi (-), edema pada kedua lengan
dan tangan (-), hiperpigmentasi (-), pitting edema pretibia (-).

Status Lokalis Skrotalis


Genitalia Eksterna
• Inspeksi :
Pada regio skrotalis dextra skrotum terlihat oedem(+) posisi testis memanjang, pada
sebelah kanan, hiperemis(-), perdarahan (-), scar (-), ulkus (-), hiperpigmentasi (-
),warna kedua skrotum sama dengan kulit, dorsal Chordee (-), penis terlihat lurus,
meatus externus tampak di ujung penis (+). Transiluminasi testis dextra (+)
• Palpasi: Nyeri tekan gland penis dan corpus penis (-), nyeri tekan testis (-/-),
pembesaran KGB inguinal -/-, testis teraba (+/+),testis kanan kiri teraba sama tinggi,
testis kanan teraba massa dengan ukuran 5x4 cm, permukaan rata, tepi tak jelas
konsistensi lunak, mobile, licin (-), pulsasi (+), fluktuasi (+), testis kanan kiri teraba
sama tinggi Phren test (-), refleks M. Cremaster (+).
Pemeriksaan Transiluminasi

D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 14.0 g/dL 12.0-14.0
Leukosit 7.8 /mm3 5.000 – 10.000
Eritrosit 5.2 juta/uL 3.6-5.8
Trombosit 300 ribu/mm3 150-450
Hematokrit 25 % 35-47
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0 % 0.1-1
Eosinofil 1 % 1-6
Batang 0 % 3-5
Segmen 63 % 40-70
Limfosit 35 % 30-45
Monosit 5 % 2-10
E. Diagnosis Banding
1. Acute scrotal swelling ec Hidrokel
2. Acute scrotal swelling ec Torsio testis
3. Acute scrotal swelling ec Hernia skrotalis
4. Acute scrotal swelling ec tumor testis

F. Diagnosis Kerja
Acute scrotal swelling ec Hidrokel

G. Penatalaksanaan
A. Non Farmakologi
- Informed consent untuk dilakukannya rencana tindakan
- Edukasi kepada pasien tentang penyebab munculnya penyakit
- Edukasi tentang penatalaksanaan definitif yang perlu dilakukan

B. Farmakologi (setelah pembedahan), jika diperlukan


- Pemberian analgetik dapat berupa : Inj. Ketorolac 0,5 mg/kgBB tiap 6 jam IV
- Pemberian antibiotic profilaksis : Inj. Cefotaxime 50 mg/kgBB tiap 6 jam IV

C. Operatif
Rujuk ke bagian dokter spesialis bedah umum untuk dilakukannya tindakan operasi.

H. Komplikasi
- Infertilitas
- Atrofi testis
- Infeksi Sekunder

I. Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi
Testis adalah organ genitalia pria yang terletak di skrotum. Ukuran testis pada orang
dewasa adalah 4×3×2,5 cm dengan volume 15-25 ml berbentuk ovoid. Kedua buah testis
terbungkus oleh jaringan tunika albuginea yang melekat pada testis. Diluar tunika albuginea
terdapat tunika vaginalis yang terdiri atas lapisan viseralis dan parietalis, serta tunika dartos.
Otot kremaster yang berada disekitar testis memungkinkan testis dapat digerakan mendekati
rongga abdomen untuk mempertahankan temperatur testis agar tetap stabil

Gambar 2. Anatomi testis

Secara histopatologis, testis terdiri atas kurang lebih 250 lobuli dan tiap lobulus terdiri
atas tubuli seminiferi. Di dalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel spermatogenia dan sel
Sertoli, sedang diantara tubulus seminiferi terdapat sel-sel Leydig. Sel-sel spermatogenia pada
proses spermatogenesis menjadi sel spermatozoa. Sel-sel Sertoli berfungsi memberi makanan
pada bakal sperma, sedangkan sel-sel Leydig atau disebut sel interstisial testis berfungsi dalam
menghasilkan hormon testosteron. Sel-sel spermatozoa yang diproduksi di tubuli seminiferi
testis disimpan dan mengalami pematangan atau maturasi di epididimis, setelah mature
(dewasa) sel-sel spermatozoa bersama-sama dengan getah dari epididimis dan vas deferens
disalurkan menuju ke ampula vas deferens. Sel-sel itu setelah dicampur dengan cairan-cairan
dari epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, serta cairan prostat menbentuk cairan semen
atau mani.
Vaskularisasi

Testis mendapatkan darah dari beberapa cabang arteri, yaitu :

1. Arteri spermatika interna yang merupakan cabang dari aorta

2. Arteri deferensialis cabang dari arteri vesikalis inferior

3. Arteri kremasterika yang merupakan cabang arteri epigastrika.

Pembuluh vena yang meninggalkan testis berkumpul membentuk pleksus


Pampiniformis. Plesksus ini pada beberapa orang mengalami dilatasi dan dikenal sebagai
varikokel.

2.2. Definisi Hidrokel


Hidrokel adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang berlebihan di antara lapisan
parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam
rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh
sistem limfatik di sekitarnya.

Gambar 2: hidrokel

2.3. Etiologi
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena belum sempurnanya
penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus vaginalis
atau belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi
cairan hidrokel. Pada bayi laki-laki hidrokel dapat terjadi mulai dari dalam rahim. Pada usia
kehamilan 28 minggu ,testis turun dari rongga perut bayi ke dalam skrotum, dimana setiap
testis ada kantong yang mengikutinya sehingga terisi cairan yang mengelilingi testis tersebut.

Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder.
Penyebab sekunder dapat terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang
menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di kantong hidrokel.
Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi, atau trauma pada testis atau epididimis.
Kemudian hal ini dapat menyebabkan produksi cairan yang berlebihan oleh testis, maupun
obstruksi aliran limfe atau vena di dalam funikulus spermatikus.

2.4. Klasifikasi Hidrokel


Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis1
a. Hidrokel Testis
Kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak dapat
diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari.

Gambar 4. Hidrokel testis


b. Hidrokel Funikulus
Kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di sebelah cranial dari testis,
sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada diluar kantong hidrokel. Pada
anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari.
c. Hidrokel Komunikan
Terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum
sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada anamnesis kantong
hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah pada saat anak menangis.
Pada palpasi kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan kedalam
rongga abdomen.

Gambar 5. Hidrokel Komunikan

2.5. Patofisiologi Hidrokel


Hidrokel adalah pengumpulan cairan pada sebagian prosesus vaginalis yang masih
terbuka. Kantong hidrokel dapat berhubungan melalui saluran mikroskopis dengan rongga
peritoneum dan berbentuk katup. Dengan demikian cairan dari rongga peritoneum dapat
masuk ke dalam kantong hidrokel dan sukar kembali ke rongga peritoneum. Pada kehidupan
fetal, prosesus vaginalis dapat berbentuk kantong yang mencapai scrotum.
Hidrokel disebabkan oleh kelainan kongenital (bawaan sejak lahir) ataupun
ketidaksempurnaan dari prosesus vaginalis tersebut menyebabkan tidak menutupnya rongga
peritoneum dengan prosessus vaginalis. Sehingga terbentuklah rongga antara tunika vaginalis
dengan cavum peritoneal dan menyebabkan terakumulasinya cairan yang berasal dari sistem
limfatik disekitar. Cairan yang seharusnya seimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh
sistem limfatik di sekitarnya. Tetapi pada penyakit ini, telah terganggunya sistem sekresi atau
reabsorbsi cairan limfa. Dan terjadilah penimbunan di tunika vaginalis tersebut.Akibat dari
tekanan yang terusmenerus, mengakibatkan Obstruksi aliran limfe atau vena di dalam
funikulus spermatikus. Dan terjadilah atrofi testis dikarenakan akibat dari tekanan pembuluh
darah yang ada di daerah sekitar testis tersebut.
Hidrokel dapat ditemukan dimana saja sepanjang funikulus spermatikus, juga dapat
ditemukan di sekitar testis yang terdapat dalam rongga perut pada undensensus testis. Hidrokel
infantilis biasanya akan menghilang dalam tahun pertama, umumnya tidak memerlukan
pengobatan, jika secara klinis tidak disertai hernia inguinalis. Hidrokel testis dapat meluas ke
atas atau berupa beberapa kantong yang saling berhubungan sepanjang processus vaginalis
peritonei. Hidrokel akan tampak lebih besar dan kencang pada sore hari karena banyak cairan
yang masuk dalam kantong sewaktu anak dalam posisi tegak, tapi kemudian akan mengecil
pada esok paginya setelah anak tidur semalaman.
Pada orang dewasa hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder.
Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang
menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorpsi cairan di kantong hidrokel.
Kelainan tersebut mungkin suatu tumor, infeksi atau trauma pada testis atau epididimis. Dalam
keadaan normal cairan yang berada di dalam rongga tunika vaginalis berada dalam
keseimbangan antara produksi dan reabsorpsi dalam sistem limfatik.

2.6. Diagnosa
1. Anamnesis
Pada anamnesis keluhan utama pasien adalah adanya benjolan di kantong
skortum yang tidak nyeri. Biasanya pasien mengeluh benjolan yang berat dan
besar di daerah skortum. Benjolan atau massa kistik yang lunak dan kecil pada
pagi hari dan membesar serta tegang pada malam hari. Tergantung pada jenis dari
hidrokel biasanya benjolan tersebut berubah ukuran atau volume sesuai waktu
tertentu.
Pada hidrokel testis dan hidrokel funikulus besarnya kantong hidrokel tidak
berubah sepanjang hari. Pada hidrokel komunikan, kantong hidrokel besarnya
dapat berubah-ubah yang bertambah besar pada saat anak menangis. Pada riwayat
penyakit dahulu, hidrokel testis biasa disebabkan oleh penyakit seperti infeksi atau
riwayat trauma pada testis.
2. Pemeriksaan Fisik

Pada inspeksi Skrotum akan tampak lebih besar dari yang lain. Palpasi pada
skrotum yang hidrokel terasa ada fluktuasi, dan relatif kenyal atau lunak
tergantung pada tegangan di dalam hidrokel, permukaan biasanya halus. Palpasi
hidrokel seperti balon yang berisi air. Bila jumlah cairan minimum, testis relatif
mudah diraba. Sedangkan bila cairan minimum, testis relatif mudah diraba. Juga
penting dilakukan palpasi korda spermatikus di atas insersi tunika vaginalis.
Pembengkakan kistik karena hernia atau hidrokel serta padat karena tumor.
Normalnya korda spermatikus tidak terdapat penonjolan, yang membedakannya
dengan hernia skrotalis yang kadang-kadang transiluminasinya juga positif. Pada
Auskultasi dilakukan untuk mengetahui adanya bising usus untuk menyingkirkan
adanya hernia.
Langkah diagnostik yang paling penting adalah transiluminasi massa
hidrokel dengan cahaya di dalam ruang gelap. Sumber cahaya diletakkan pada sisi
pembesaran skrotum.Struktur vaskuler, tumor, darah, hernia, penebalan tunika
vaginalis dan testis normal tidak dapat ditembusi sinar. Trasmisi cahaya sebagai
bayangan merah menunjukkan rongga yang mengandung cairan serosa, seperti
hidrokel. Hidrokel berisi cairan jernih, straw-colored dan mentransiluminasi
(meneruskan) berkas cahaya.

Gambar 7. Pemeriksaan transiliminasi pada hidrokel

Hidrokel biasanya menutupi seluruh bagian dari testis.Jika hidrokel muncul


antar 18 – 35 tahun harus dilakukan aspirasi. Massa kistik yang terpisah dan
berada di pool atas testis dicurigai spermatokel. Pada aspirasi akan didapatkan
cairan kuning dari massa skortum. Berbeda dengan spermatokel, akan didapatkan
cairan berwarna putih, opalescent dan mengandung spermatozoa.
3. Pemeriksaan Penunjang

Ultrasonografi dapat mengirimkan gelombang suara melewati skrotum dan


membantu melihat adanya hernia, kumpulan cairan (hidrokel atau spermatokel),
vena abnormal (varikokel), dan kemungkinan adanya tumor.

2.7 Diagnosa Banding


Secara umum adanya pembengkakan skrotum memberikan gejala yang hampir sama
dengan hidrokel, sehingga sering salah terdiagnosis. Oleh karena itu diagnosis banding
hidrokel adalah :
a. Varikokel
Adalah varises dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran
darah balik vena spermatika interna.7
Gambaran klinis :
- Pasien biasanya mengeluh belum mempunyai anak setelah beberapa tahun
menikah.
- Terdapat benjolan di atas testis yang tidak nyeri
- Terasa berat pada testis
- Inspeksi dan Palpasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing di dalam
kantung, yang letaknya di sebelah kranial dari testis, permukaan testis licin,
konsistensi elastis.
b. Torsi Testis
Adalah keadaan dimana funikulus spermatikus terpuntir sehingga terjadi
gangguan vaskularisasi dari testis yang dapat berakibat terjadinya gangguan aliran
darah daripada testis.1
Gambaran klinis:
- Timbul mendadak, nyeri hebat dan pembengkakan skrotum.
- Sakit perut hebat, kadang mual dan muntah.
- Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal.
- Inspeksi: Testis bengkak, terjadi retraksi testis ke arah kranial, karena
funikulus spermatikus terpuntir dan memendek, testis pada sisi yang terkena
lebih tinggi dan lebih horizontal jika dibandingkan testis sisi yang sehat.
- Palpasi teraba lilitan / penebalan funikulus spermatikus.
c. Spermatokel
Adalah benjolan kistik yang berasal dari epididimis dan berisi sperma. 7
Gambaran klinis :
- Benjolan kecil, tidak nyeri
- teraba masa kistik
- Mobile
- Lokasi di cranial dari testis
- Transiluminasi (+)
- Aspirasi : cairan encer, keruh keputihan.
d. Hematokel
Adalah penumpukan darah di dalam tunika vaginalis, biasanya didahului oleh
trauma.7
Gambaran klinik :
- Benjolan pada testis
- Masa kistik
- Transiluminasi (-)
e. Hernia Skrotalis
Gambaran klinis :
- Benjolan di daerah inguinal/skrotal yang hilang timbul. Timbul saat
mengedan, batuk, atau menangis, dan hilang bila pasien tidur.
- Benjolan di lipat paha/ skrotum pada bayi saat menangis dan bila pasien
diminta untuk mengedan. Benjolan menghilang atau dapat dimasukkan
kembali ke rongga abdomen.
- Transiluminasi (-)
f. Tumor Testis
Keganasan pada pria terbanyak usia antara 15-35 tahun.1
Gambaran klinis :
- Keluhan adanya pembesaran testis yang tidak nyeri.
- Terasa berat pada kantong skrotum
- Benjolan pada testis yang padat, keras, tidak nyeri pada palpasi.
- Transiluminasi (-)
2.8 Tatalaksana
Hidrokel biasanya tidak berbahaya dan pengobatan biasanya baru dilakukan jika
penderita sudah merasa terganggu atau merasa tidak nyaman atau jika hidrokelnya sedemikian
besar sehingga mengancam aliran darah ke testis.
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan
harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri; tetapi jika hidrokel
masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi.
Pengobatannya bisa berupa aspirasi (pengisapan cairan) dengan bantuan sebuah jarum
atau pembedahan. Tetapi jika dilakukan aspirasi, kemungkinan besar hidrokel akan berulang
dan bisa terjadi infeksi. Setelah dilakukan aspirasi, bisa disuntikkan zat sklerotik tetrasiklin,
natrium tetra desil sulfat atau urea untuk menyumbat/menutup lubang di kantung skrotum
sehingga cairan tidak akan tertimbun kembali. Hidrokel yang berhubungan dengan hernia
inguinalis harus diatasi dengan pembedahan sesegera mungkin. Hidrokel pada bayi biasanya
ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan harapan setelah prosesus vaginalis
menutup, hidrokel akan sembuh sendiri, tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah
besar perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi.
Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah :
1. Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah

2. Indikasi kosmetik

3. Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien dalam
melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel bisa dilakukan
anestesi umum ataupun regional (spinal).
Hidrokelektomi

Pada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal karena seringkali hidrokel ini
disertai dengan hernia inguinalis sehingga pada saat operasi hidrokel, sekaligus
melakukanherniografi. Pada hidrokel testis dewasa dilakukan pendekatan scrotal dengan
melakukan eksisi dan marsupialisasi kantong hidrokel sesuai cara Winkelman atau plikasi
kantonghidrokel sesuai cara Lord. Pada hidrokel funikulus dilakukan ekstirpasi hidrokel secara
in toto. Pada hidrokel tidak ada terapi khusus yang diperlukan karena cairan lambat laun akan
diserap, biasanya menghilang sebelum umur 1 tahun.
Teknik Operasi

Secara singkat tehnik dari hidrokelektomi dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Dengan pembiusan regional atau umum.

b. Posisi pasien terlentang (supinasi).

c. Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik.

d. Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.

e. Insisi kulit pada raphe pada bagian skrotum yang paling menonjol lapis demi lapis
sampai tampak tunika vaginalis.

f. Dilakukan preparasi tumpul untuk meluksir hidrokel, bila hidrokelnya besar sekali
dilakukan aspirasi isi kantong terlebih dahulu.
g. Insisi bagian yang paling menonjol dari hidrokel, kemudian dilakukan: • Teknik
Jaboulay: tunika vaginalis parietalis dimarsupialisasi dan bila diperlukan diplikasi
dengan benang chromic cat gut.
• Teknik Lord: tunika vaginalis parietalis dieksisi dan tepinya diplikasi dengan
benang chromic cat gut.
• Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan benang chromic cat gut.

2.9 Komplikasi
1. Kompresi pada peredaran darah testis
2. Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma dan hidrokel
permagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke testis sehingga menimbulkan
atrofi testis.
3. Perdarahan yang disebabkan karena trauma dan aspirasi.
4. Infeksi Sekunder
DAFTAR PUSTAKA

1. Blandy, John. Lecture Notes on Urology. Third edition. Oxford : Blackwell Scietific
Publication. 2009. 277.
2. Purnomo, Basuki P. Dasar-dasar Urologi. Jakarta : Sagung Seto. 2006. 8,145148.
3. Scott, Roy, Deane, R.Fletcher. Urology Ilustrated. London and New York : Churchill
Livingstone. 2010. 324-325.
4. Sjamsuhidajat R, Wim De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah.. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran – EGC. 2014.
5. Dorland, W.A.N. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Alih Bahasa: Huriawati Hartanto.
Jakarta: EGC. 2018 pp: 1159, 1288, 1786 .
6. Fauzi, Braunwald., Kasper., Hauser., Longo., Jameson., Loscalzo. Harrison's Edisi 17.
United States of America : McGraw’s Hill.
7. Guyton, Arthur C., Hall, John E. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 29. Alih
Bahasa: Irawati setiawan et. al. Jakarta: EGC.
8. Mitchall P. Hamilton Bailey Ilmu Bedah Gawat Darurat, Edisi II, Gajah Mada Press,
Yogyakarta. 2013.
9. Reynard.J : Torsion of the testis and testicular appendages. In: Reynard.J, Brewster.S,
Biers.S (eds), Oxford Handbook of Urology, Oxford University Press, New York 2016:
452.
10. Informasi Obat Dokter Indonesia. PB IDI. Jakarta, 2012.
11. Master Index Medical Specialities. UBM Medica, 2012.

Anda mungkin juga menyukai