PENDAHULUAN
Saluran ini membawa udara ke paru – paru. Orang yang mengalami bronkitis sering
menderita batuk disertai lendir (mukus). Mukus merupakan cairan pelicin pada
saluran bronkial. Bronkitis juga dapat menyebabkan mengi (sebuah siulan atau suara
melengking ketika bernapas), nyeri dada atau ketidaknyamanan, demam, dan sesak
napas (1).
Klasifikasi bronkitis terdiri dari bronkitis akut dan bronkitis kronik. Karakter
bronkitis akut ditandai dengan adanya batuk dengan atau tanpa produksi sputum yang
berlangsung kurang dari 3 minggu. Bronkitis akut sering terjadi selama masa akut
akibat virus seperti influenza. Virus menyebabkan sekitar 90% kasus bronkitis,
Bronkitis kronik, salah satunya adalah jenis penyakit paru obstruktif kronik
(PPOK). ditandai dengan adanya batuk selama 3 bulan atau lebih pertahun sekurang-
kurangnya selama 2 tahun. Bronkitis kronik biasanya berkembang karena cedera yang
berulang pada saluran udara yang disebabkan oleh iritasi zat-zat yang dihirup.
Merokok merupakan penyebab paling umum, diikuti dengan paparan polutan udara
seperti sulfur dioksida atau nitrogen dioksida, pajanan iritasi pernapasan individu
yang terpapar asap rokok, iritasi paru-paru kimia, atau immunocompromised yang
1
Bronkitis sangat umum terjadi pada seluruh belahan dunia manapun dan
negara yang memang mengumpulkan data mengenai penyakit ini. Tidak ada
perbedaan ras terhadap kejadian bronkitis ini meskipun lebih sering terjadi pada
populasi dengan status sosioekonomi rendah dan orang-orang yang tinggal di daerah
Hal mengenai insidensi penyakit terkait jenis kelamin, bronkitis lebih sering
dialami oleh pria dibandingkan wanita. Di Amerika Serikat, hingga dua pertiga pria
bronkitis akut lebih sering didiagnosis pada anak-anak berumur kurang dari 5 tahun,
sementara prevalensi bronkitis kronis lebih sering terjadi pada orang tua yang berusia
lebih dari 40 tahun. Sementara itu, data epidemiologi di Indonesia itu sendiri masih
sangat minim(10;12).
Penegakan diagnosis dari bronkitis ini dapat ditegakkan dari gejala klinis,
yang penting dilakukan untuk mendiagnosis penyakit ini, yaitu seperti foto thoraks,
radiologi lainnya. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin meninjau lebih jauh
2
1.2 Tujuan Kegiatan
1.2.3 Sebagai salah satu tugas akhir dalam kepanitraan klinik Rotasi II di
keluarga binaan.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pernafasan adalah pergerakan oksigen (O2) dari atmosfer menuju sel dan
pengeluaran CO2 diperlukan untuk menjalankan fungsi normal sel di dalam tubuh;
tetapi sebagian besar sel-sel tubuh kita tidak dapat melakukan pertukaran gas-gas
langsung dengan udara karena sel-sel tersebut letaknya sangat jauh dari tempat
pertukaran gas tersebut. Karena itu, sel-sel tersebut memrlukan struktur tertentu
Saluran penghantar udara yang membawa udara ke dalam paru adalah rongga
hidung (cavum nasi), faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru-paru.
Saluran nafas ini terbagi atas saluran nafas bagian atas dan bawah. Saluran nafas atas
terdiri dari rongga hidung (cavum nasi) dan faring yang terbagi atas nasofaring,
orofaring, dan laringofaring. Sementara itu saluran nafas bagian bawah terdiri dari
laring, yang merupakan batas saluran nafas atas dan bawah, trakea, bronkus,
4
Bagian masing-masing dari saluran nafas atas dan bawah ini dijelaskan
sebagai berikut(13):
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga
menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu,
terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel
kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai
lendir yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ke dalam rongga
hidung.
b. Faring (Tenggorokan)
terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan
menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara. Makan sambil
5
berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena
saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara
Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi udara yang keluar
masuk dan juga sebagi jalan makanan dan minuman yang ditelan, faring juga
leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan
kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga
saluran pernapasan.
cabang lagi menjadi saluran yang sangat kecil disebut bronkiolus. Ujung
(alveolus).
Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan. Laring
berada diantara orofaring dan trakea, didepan laringofaring. Salah satu tulang
6
rawan pada laring disebut epiglotis. Epiglotis terletak di ujung bagian pangkal
laring.
Laring diselaputi oleh membrane mukosa yang terdiri dari epitel berlapis
pipih yang cukup tebal sehingga kuat untuk menahan getaran-getaran suara
pada laring. Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan juga sebagai
tenggorok dan pada waktu bernapas katu membuka. Pada pangkal tenggorok
terdapat selaput suara yang akan bergetar bila ada udara dari paru-paru,
Pemisah saluran nafas atas dan bawah adalah laring yang kemudian akan
a. Trakea
b. Bronkus
Merupakan percabangan trakea kanan dan kiri. Tempat percabangan ini disebut
carina. Bronkus kanan lebih pendek, lebar, dan lebih dekat dengan trakea
7
superior, medius, dan inferior sedangkan bronkus kiri terdiri dari lobus superior dan
inferior.
c. Paru
Keadaan fisiologi paru seseorang dikatakan normal jika hasil kerja proses
ventilasi, distribusi, perfusi, difusi, serta hubungan antara ventilasi dengan perfusi
pada orang tersebut dalam keadaan normal (jantung dan paru tanpa beban kerja
yang berat) menghasilkan tekanan aerosol gas darah arteri ( PaO2 sekitar 96
mmHg dan PaCO2 sekitar 40 mmHg) yang normal. Tekanan parsial ini
yaitu saat tidur kebutuhan oksigen 100 mL/menit dibandingkan dengan saat ada
8
Respirasi adalah suatau proses pertukaran gas (pengambilan oksigen dan
1. Proses yang berkaitan dengan volume udara napas dan distribusi ventilasi
2. Proses yang berkaitan dengan volume darah di paru dan distribusi aliran
darah
(www. virtualmedicalcentre.com)
caviti, oral cavity, pharynx, epiglotis, larynx) dan bagian bawah (trachea,
9
Terdapat tiga langkah dalam proses oksigenasi yaitu : ventilasi, perfusi,
1) Ventilasi
inspirasi dan ekspirasi. Udara yang masuk dan keluar terjadi karena adanya
pada saat inspirasi tekanan intrapleural lebih negatif (752 mmHg) dari pada
Hukum Boyle’s :
10
positif dan paru-paru mengempis sehingga tekanan intrapulmonal
2) Perfusi paru
Perfusi paru adalah gerakan darah yang melewati sirkulasi paru untuk
mengalir dalam arteri pulmonaris dari ventrikel kanan jantung. Darah ini
memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaran
merupakan 8-9% dari curah jantung. Sirkulasi paru bersifat fleksibel dan
darah sistemik.
ventilasi dan perfusi. Pada orang dewasa sehat pada saat istirahat ventilasi
11
kapiler pulmonal (Q) sekitar 5,0 lt/menit, sehingga rasio ventilasi dan
perfusi adalah :
Misalnya jika ada penurunan ventilasi karena sebab tertentu maka rasio
3) Difusi
Difusi adalah pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke area
konsentrasi rendah. Oksigen terus menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke
dalam aliran darah dan karbondioksida (CO2) terus berdifusi dari darah ke dalam
alveoli. Difusi udara respirasi terjadi antara alveolus dengan membran kapiler.
Perbedaan tekanan pada area membran respirasi akan mempengaruhi proses difusi.
Misalnya pada tekanan parsial (P) O2 di alveoli sekitar 100 mmHg sedangkan tekanan
parsial pada kapiler pulmonal 60 mmHg sehingga oksigen akan berdifusi masuk
dalam darah. Berbeda halnya dengan CO2 dengan PCO2 dalam kapiler 45 mmHg
12
membengkak (edema) dan menebal sehingga akan mempersempit saluran nafas yang
menuju paru-paru. Hal ini dilihat dari gejala batuk yang diikuti pengeluaran dahak
dan dapat juga disertai keluahn lainnya seperti sesak nafas. Bentuk dari penyakit ini
terdiri dari 2 bentuk, yaitu bronkitis akut (berlangsung kurang dari 3 minggu) dan
bronkitis kronik yang frekuensinya hilang timbul selama periode lebih dari 2 tahun(8).
2.4 Klasifikasi
1) Bronkitis Akut
Bronkitis akut biasanya terjadi dalam waktu yang cepat (kurang dari 3
minggu) dan membaik dalam beberapa minggu. Bentuk dari bronkitis akut ini
sering menyebabkan serangan batuk dan produksi sputum yang dapat juga
disertai oleh infeksi saluran nafas atas. Dalam beberapa kasus, virus
2) Bronkitis Kronik
selama paling kurang selama 3 bulan dalam periode waktu 2 tahun. Bronkitis
kronik ini merupakan gangguan jangka panjang yang serius yang sering
menyebabkan penyempitan dan obstruksi jalur udara yang masuk. Inflamsi ini
13
nafas yang lebih berat lagi dan akan meningkatkan resiko infeksi oleh bakteri
pada paru-paru.(9;10)
2.5 Epidemiologi
pembanding, berdasarkan estimasi dari National Center for Health Statistics tahun
2006 di Amerika Serikat, terdapat sekitar 9,5 juta orang atau 4% dari jumlah
bawah taksiran dari prevalensi penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yaitu sebesar
50%. Hal ini dikarenakan tidak tercatatnya laporan gejala dan kondisi bronkitis ini
klinisi. Bagaimanapun juga istilah bronkitis sering dianggap sebagai peradangan paru
yang tidak spesifik serta gejala batuk yang dialami bersifat self-limiting atau sembuh
Dalam sebuah studi, bronkitis akut diderita oleh 44 dari 1000 orang dewasa
setiap tahunnya, dan 82% episodenya terjadi pada musim gugur atau dingin.
Perbandingannya yaitu 91 juta kasus influenza, 66 juta kasus deman flu biasa, dan 31
juta kasus dengan infeksi saluran nafas atas lainnya yang terjadi pada tahun itu.(11)
. Bronkitis akut sangat umum terjadi pada seluruh belahan dunia manapun dan
negara yang memang mengumpulkan data mengenai penyakit ini. Tidak ada
perbedaan ras terhadap kejadian bronkitis ini meskipun lebih sering terjadi pada
14
populasi dengan status sosioekonomi rendah dan orang-orang yang tinggal di daerah
Hal mengenai insidensi penyakit terkait jenis kelamin, bronkitis lebih sering
dialami oleh pria dibandingkan wanita. Di Amerika Serikat, hingga dua pertiga pria
Meskipun dapat ditemukan hampir pada semua usia, bronkitis akut lebih sering
bronkitis kronis lebih sering terjadi pada orang tua yang berusia lebih dari 50 tahun.
Sementara itu, data epidemiologi di Indonesia itu sendiri masih sangat minim.(13;16)
Batuk merupakan gejala klinis yang sering diamati. Bronkitis akut mungkin
akan sulit dibedakan dari infeksi saluran nafas atas lainnya pada beberapa hari
pertama. Meskipun demikian, jika batuk berlangsung lebih dari 5 hari maka bisa
Pasien dengan bronkitis akut, dapat biasanya dapat terjadi selama lebih dari 10-
20 hari. Produksi sputum hampir dialami pada seluruh orang yang mengeluhkan
batuk akibat bronkitis akut ini. Warna sputum biasanya jernih, kuning, hijau, atau
bahkan seperti seperti warna darah. Sputum purulen dilaporkan pada 50% orang
oleh leukosit dalam sputum. Karena itulah, warna sputum tidak dapat menjasi
Demam bukan merupakan tanda khas dan biasanya ketika disertai dengan batuk
akan lebih mengarah pada influenza ataupun pneumonia. Mual, muntah, dan diare
15
jarang dikeluhkan. Kasus yang berat mungkin akan menyebabkan malaise dan nyeri
dada. Ketika keluhan berat hingga mengenai trakea, gejala dengan sensasi terbakar
pada daerah substernal akan dirasakan dan nyeri dada berhubungan pada saat batuk
Sesak nafas dan sianosis tidak teramati pada penyakit bronkitis ini kecuali
pasien memiliki penyakit paru obstruktif kronik ataupun kondisi lainnya yang
mengganggu fungsi paru. Gejala lain dari bronnkitis akut ini meliputi nyeri
tenggorokan, hidung berair atau tersumbat, nyeri kepala, nyeri otot dan kelelahan.
(12;18)
2.7 Patofisiologi
Selama episode bronkitis akut, jaringan yang melapisi lumen bronkus megalami
iritasi dan membran mukosa menjadi hiperemis dan edema sehingga mengganggu
fungsi mukosiliar bronkus. Akibatnya, saluran nafas menjadi menjadi sempit akibat
debris dan proses inflamasi. Respon akibat produksi mukus yang banyak ini akhirnya
kurang lebih 10 hari. Jika inflamasinya terus berlajut ke bawah hingga ujung cabang
bronkopneumonia(12).
sehingga menyebabkan batuk berdahak selama lebih dari 3 bulan atau lebih dalam
16
periode waktu minimal 2 tahun. Epitel alveoli merupakan target maupun tempat awal
kemotaktik serta sitokin proinflamatori lainnya. Sel epitel saluran nafas akan
melepaskan mediator inflamasi ini sebagai respon terhadap toksin, agen infeksi, dan
stimulus inflamasi lainnya serta untuk mengurangi pelepasan produk regulasi seperti
sputum purulen yang persisten ataupun berulang tanpa adanya penyakit supuratif
bronkitis kronik dengan obstruksi memilki riwayat batuk produktif yang lama dan
memiliki asma dengan obstruksi kronik lebih dulu mengalami mengi (wheezing)
Bronkitis kronik dapat terjadi akibat serangan dari bronkitis akut berulang atau
dapat juga muncul perlahan-lahan karena merokok berat atau inhalasi dari udara yang
terkontaminasi oleh polutan di lingkungan. Jika orang tersebut lebih sering batuk
17
sudah mengalami penebalan dan penyempitan saluran nafas yang menyebabkan sulit
untuk bernafas. Karena fungsi silia untuk menyaring udara bersih dari zat iritan dan
benda asing terganggu, saluran bronkus akan cenderung mengalami infeksi lebih jauh
2.8 Diagnosis
1. Anamnesa
a. Batuk berdahak.
pasien mengalami batuk produktif di pagi hari dan tidak berdahak, tetapi
1-2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau mukoid,
b. Sesak nafas
18
Bila timbul infeksi, sesak napas semakin lama semakin hebat.
d. Wheezing (mengi).
lambat disertai mengi yang semakin hebat pada episode infeksi akut
hidung meler, lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri
tenggorokan. Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik,
kadang terjadi demam tinggi selama 3-5 hari dan batuk bisa menetap selama beberapa
minggu
2. Pemeriksaan Fisik
1) Bila ada keluhan sesak, akan terdengar ronki pada waktu ekspirasi maupun
4) Perkusi dada hipersonor, peranjakan hati mengecil, batas paru hati lebih
19
5) Pada pembesaran jantung kanan, akan terlihat pulsasi di dada kiri bawah di
pinggir sternum.
6) Pada kor pulmonal terdapat tanda-tanda payah jantung kanan dengan
peninggian tekanan vena, hepatomegali, refluks hepato jugular dan edema kaki
3. Pemeriksaan Penunjang
Kultur dan gram stainning dari dahak sering dilakukan, meskipun tes ini
2. Kadar Procalcitonin.
3. Sitologi sputum.
4. Radiografi Dada.
20
Radiografi dada harus dilakukan bagi pasien yang fisik temuan pemeriksaan
pneumonia, karena itu, radiografi dada dapat dibenarkan pada pasien, bahkan
tanpa tanda-tanda klinis lain infeksi. Pemeriksaan radiologi Ada hal yang
yang paralel keluar dari hilus menuju apeks paru dan corakan paru yang
dinding bronkus.
5. Bronkoskopi.
benda asing, tuberkulosis, tumor, dan penyakit kronis lainnya dari pohon
6. Tes Influenza.
Tes influenza mungkin berguna. Tes serologi tambahan, seperti bahwa untuk
7. Spirometri.
ekspirasi paksa dalam satu detik (FEV1). Ini biasanya menyelesaikan lebih 4-
6 minggu.
8. Laringoskopi.
9. Temuan histologis.
21
Sel piala hiperplasia, sel-sel inflamasi mukosa dan submukosa, edema, fibrosis
1. Bronkitis akut
Radang akut bronkus berhubungan dengan infeksi saluran nafas bagian atas.
Penyakit ini biasanya tidak hebat dan tidak ditemukan komplikasi. Juga tidak
terdapat gambaran roentgen yang positif pada keadaan ini. Tetapi foto
1. Bronkitis kronik
dapat ditegakkan diagnosisnya. Pada foto hanya tampak corakan yang ramai
oleh penebalan dinding bronkus dan peribronkus. Corakan yang ramai di basal
paru ini dapat merupakan variasi normal foto thoraks. Tidak ada kriteria yang
pasti untuk menegakkan diagnosis bronkitis kronik pada foto thoraks biasa.
22
Infeksi merupakan penyebab kedua tersering terjadinya bronkitis kronik.
Infeksi ini dapat spesifik maupun tidak spesifik. Penyakit bronkitis kronik dan
spasme bronkus(22).
paru yang kronik dan sering ditemukan pada bronkitis asma kronik(22).
sedang, dan berat. Pada golongan yang ringan ditemukan corakan paru yang
ramai di bagian basal paru. Pada golongan yang sedang, selain corakan paru
di pericardial kanan dan kiri, sedangkan golongan yang berat ditemukan hal-
hal tersebut di atas dan disertai cor pulmonale sebagai komplikasi bronkitis
kronik(22).
a. Thorak
kecil mungkin akan terlihat pada semua tempat di seluruh lapangan paru
23
namum penilaian gambaran ini bersifat subjektif. Terdapat beberapa
peribronkial, inflamasi kronik dan fibrosis. Jika gambaran ini terlihat jelas,
dengan beberapa bayangan linear dan opasitas nodular yang berat, maka
maupun bronkiektasis.
Gambaran tramline maupun tubular shadow yang tipis lebih mengarah pada
merupakan tanda khas bronkitis kronik yang paling sering ditemukan pada
foto thoraks(23).
24
Gambaran Tubular Shadow menunjukkan adanya bayangan garis-garis
yang paralel keluar dari hilus menuju basal paru dari corakan paru yang
bertambah
25
Struktur bronkovaskular yang irreguler
Gambar 2.8. Sisi lapangan paru kiri atas yang diperbesar menunjukkan struktur
bronkovaskuler yang irregular dengan diameter yang bervariasi.
Gambar 2.9. Menunjukkan foto thoraks yang diperbesar dari bagian kiri paru. Garis
yang membujur secara kranio-kaudal adalah batas medial skapula. Anak panah
menunjukkan pola stuktur bronkovaskular dengan pola irregular.
26
Gambar 2.10 Foto thoraks laki-laki yang memilki riwayat merokok lama. Terlihat
adanya corakan bronkovaskular ramai disertai emfisema. Volume paru tampak
membesar, sela iga melebar, dan difragma mendatar.
Helms & William (2007)
bronkus.
27
Penebalan dinding bronkus akibat bronkitis kronis berdasarkan gambaran
Computed Tomography (CT) scan juga terlihat pada panah merah dan
2.10 Penatalaksanaan
mengenali sifat penyakit secara lebih baik. Termasuk dalam penatalaksanaan umum
ini adalah pendidikan buat penderita untuk mengenal penyakitnya lebih baik,
napas, hidup dalam lingkungan yang lebih sehat, makanan cukup gizi dan mencukupi
kebutuhan cairan.6
28
Penatalaksanaan khusus dilakukan untuk mengatasi gejala dan
rehabilitasi.6,
o Modifikasi batuk
Tujuan ini dapat dicapai oleh sejumlah farmakologis dan sarana nonfarmakologis
adalah10:
Menghindari infeksi dan mengobati infeksi sedini mungkin agar tidak terjadi
eksaserbasi akut.
Menegakkan diagnosis secara dini agar kelainan paru yang masih reversibel dapat
1. Non medikamentosa
29
dengan menurunkan hiperplasia. Berhenti merokok juga telah terbukti
plasebo 6%. Obat ini ditoleransi dengan baik dan hanya menimbulkan efek
b. Rehabilitasi
efektif. Latihan relaksasi berguna untuk menghilangkan rasa takut dan cemas
30
dan mengurangi kerja otot yang tidak perlu. Rehabilitasi psikis perlu untuk
2. Medikamentosa
(SABA)
regulator
31
juga dengan merangsang frekuensi silia beat, menambah saluran napas
d. Anticholinergics
32
CB. Bromide Ipratropium telah ditunjukkan untuk mengurangi kuantitas
e. Glucocorticoids
ekspresi gen musin gen MUC5AC di sel epitel bronkial manusia. Mereka
f. Phosphodiesterase-4 Inhibitors
33
inhibitor PDE - 4 hanya sedikit meningkat FEV1 ( 45.59 ml , 95 % CI ,
FEV1 dan penurunan tingkat sedang sampai parah eksaserbasi dalam uji
( 109 ) . Dalam dua uji coba 24 - minggu, 933 pasien dengan PPOK sedang
atau salmeterol saja , dan 743 pasien secara acak ditugaskan untuk
g. Antioksidan
Oksidan yaitu zat yang terdapat pada asap rokok dan udara yang terpolusi
yang diproduksi oleh sel radang. Anti oksidan dapat mengubah oksidan
parenkim paru oleh efek oksidan yang terdapat dalam asap rokok. Di
34
samping sebagai anti oksidan, obat ini bersifat mukolitik yaitu
h. Antibiotik
bronkokonstriksi. 16
35
TABLE 4. SUMMARY OF THERAPEUTIC INTERVENTIONS FOR CHRONIC
BRONCHITIS
Intervention Mechanism of Action
Anticholinergics Improves lung function, decreases mucus secretion
Glucocorticoids Reduces inflammation and mucus production
PDE-4 inhibitors Reduces inflammation, improves lung function
Breaks down mucin polymers, reduces mucus
Antioxidants
production
Macrolides Reduces inflammation, reduces goblet cell secretion
Methylxanthines
Aminophylline 200-600mg 240mg 24
(pil)
Theophylline 100-600mg 24
(pil)
Kombinasi adrenergik & antikolinergik
Fenoterol/Ipatropium 200/80 (MDI) 1,25/0,5 6-8
Salbutamol/Ipatropium 75/15 (MDI) 0,75/4,5 6-8
Inhalasi Glukortikosteroid
Beclomethasone 50-400(MDI&DPI) 0,2-0,4
36
Budenosid 100,200,400(DPI) 0,20, 0,25, 0,5
Futicason 50-500(MDI &DPI)
Triamcinolone 100(MDI) 40 40
Kombinasi β2 kerja panjang plus glukortikosteroid dalam satu inhaler
Formoterol/ 4,5/160; 9/320
Budenoside (DPI)
50/100,250,500(DPI)
Salmoterol/Fluticasone
25/50,125,250(MDI)
Sistemik Glukortikosteroid
Prednisone 5-60 mg(Pil)
4, 8 , 16 mg
Methy-Prednisone (Pil)
1) Tuberkulosis paru ( penyakit ini dapat disertai kelainan anatomis paru berupa
bronkitis )
2) Abses paru ( terutama bila telah ada hubungan dengan bronkus besar )
menjadi diagnosis banding dari bronkitis kronik ini. Gambaran khas bronkiektasis
yang berupa tramline shadow pada foto thoraks juga dapat ditemukan pada bronkitis
kronik.
37
Gambar 2.13. Terlihat gambaran foto CT-Scan dan thoraks bronkiektasis. Gambaran
tramline appearance tampak pada foto thoraks.
2.14 Gambaran tuberkulosis paru primer yang menunjukkan adanya penebalan hilus
38
Gambar 2.15. Karsinoma Bronkus. Tampak tumor primer pada hilus kiri. Nodul pada
soft tissue merupakan proses metastasis
39
BAB 3
KELUARGA BINAAN
Keluarga Tn. Z merupakan keluarga yang kami pilih untuk dijadikan keluarga
binaan yang merupakan salah satu aktivitas yang diwajibkan saat menjalani Rotasi II
di Puskesmas Seberang Padang. Kami mengenal keluarga ini berawal dari kunjungan
fisik kami mendiagnosis pasien dengan diagnosis kerja bronkitis kronik eksaserbasi
akut. Penyakit pasien bukan termasuk penyakit menular namun penderita bronkitis
kronik memiliki faktor resiko menderita komplikasi lain pada dirinya. Hal-hal yang
Berikut berupa informasi yang kami peroleh mengenai anggota keluarga binaan kami:
40
3.2 Identifikasi Permasalahan
Permasalahan utama yang kami temui pada keluarga ini bermula dari
tanggal 11 Maret 2016 dengan keluhan utama batuk kering sejak 3 hari yang lalu,
lainnya kami lakukan di rumah pasien saat kunjungan rumah untuk pertama kalinya.
41
Berikut hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik yang kami lakukan terhadap
Tn. Z di Puskesmas:
1. Identitas Pasien
2. Anamnesis
- Keluhan Utama
Batuk kering sejak ± 3 hari yang lalu dan kontrol Tekanan Darah
Batuk kering sejak + 3 hari yang lalu. Batuk tidak dipengaruhi oleh
negatif
bertambah saat banyak berbicara dan cuaca dingin. Sesak nafas tidak
42
Riwayat demam lama tidak ada.
Pasien merokok sejak berusia 20 tahun dan secara rutin merokok setiap
- Riwayat Alergi
Riwayat hidung tersumbat di pagi hari dan bila cuaca dingin ada
Pasien telah menderita keluhan batuk berulang sejak 2 tahun yang lalu,
hilang timbul.
43
Pasien telah dikenal menderita hipertensi sejak tahun 2010, kontrol
mmHg.
Riwayat rawatan di rumah sakit ada, baik pasien pernah dirawat saat
- Riwayat Kebiasaan
sendiri.
Pasien merokok setiap hari rata-rata 10 batang per hari sejak setahun
lalu.
44
Pasien dulu bekerja sebagai sopir tanki minyak selama + 50 tahun dan
d. KB :-
e. Kondisi Rumah :
kurang rapi.
45
- Ventilasi dan pecahayaan rumah cukup, rumah mempunyai jendela
- Lantai rumah terbuat dari semen dan di alas dengan tikar yang terbuat
dari plastik.
mandi dan mencuci diambil dari air sumur yang terletak di sebelah
kamar mandi. Air minum menggunakan galon isi ulang. Septic tank
46
3. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Kesadaran : CMC
Nafas : 20x/menit
TD : 130/80 mmHg
Suhu : 36,7 0C
BB : 68 Kg
TB : 175 cm
Edema : (-)
Anemis : (-)
Sianosis : (-)
Dada :
Paru :
47
Perkusi : sonor
Jantung
Kanan : LSD
Atas : RIC II
Abdomen
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) N
Anggota gerak : akral hangat, perfusi baik CRT < 2 detik. Refleks fisiologis +
4. Diagnosis Kerja
5. Diagnosis Banding
Asma bronkial.
48
- Foto Roentgen thorax proyeksi PA-lateral
- Spirometri
7. Diagnosis
8. Managemen
a. Preventif :
petunjuk dokter.
resiko yang dimiliki oleh pasien yaitu berupa laki-laki dan riwayat
rokok.
berhubungan dengan pajanan asap rokok dan polusi udara. Apabila pasien
49
- Menjelaskan kepada pasien bahwa pengobatan hipertensi biasanya
dengan rutin.
- Jelaskan target tekanan darah yang harus dicapai pada pasien, dimana
sesuai dengan dosis dan aman untuk dikonsumsi, sehingga tidak perlu
takut bila harus memakan obat setiap hari. Pasien diberitahu mengenai
menimbulkan gejala sakit kepala, sulit tidur, hingga rasa berat di tengkuk.
50
dikontrol karena tidak dapat disembuhkan dan dapat menimbulkan
Otak dapat dipengaruhi dan dapat terjadi stroke. Kegagalan fungsi ginjal
mengenai hipertensi.
b. Promotif :
- Konsumsi makanan rendah lemak serta perbanyak asupan sayur dan buah.
menit, teratur, dan sangat baik bila dilakukan setiap hari, bila sulit
menggunakan masker
51
- Periksa kadar glukosa darah dan kolesterol total secara rutin 1 x 6 bulan
c. Kuratif :
d. Rehabilitatif :
monitoring terapi.
bertambah berat
RESEP
Dinas Kesehatan Kodya Padang
Puskesmas Lubuk Buaya
Dokter : Millah Fithriyah Zindany, Gustiva Sari, Ilham Rizka Putra
Tanggal : 15 Februari 2016
R/ Ambroxol syr 15 mg/5mL fls No.I
∫ 2 dd CII
R/ TabCTM 4 mg No. X
∫ 3 dd tab I
R/ Tab Amldipin 5mg No. XV
∫ 1 dd tab I
R/ Tab Vitamin B Kompleks No. X
∫ 2 dd tab I
Pro : Tn. Z
Umur : 72 tahun
Alamat : Jl. Seberang Padang Selatan III/3
52
Kesehatan individu pada anggota keluarga yang lain kami lakukan pada
kunjungan pertama ke rumah pasien dengan anamnesis ringkas pada tanggal 12 Maret
Berikut adalah kondisi lingkungan rumah yang kami temukan pada keluarga ini:
53
- Rumah terdiri dari 4 kamar tidur dengan ukuran (3x1,5)m2, 1 ruang
kurang rapi.
- Lantai rumah terbuat dari semen dan di alas dengan tikar yang terbuat
dari plastik.
mandi dan mencuci diambil dari air sumur yang terletak di sebelah
kamar mandi. Air minum menggunakan galon isi ulang. Septic tank
54
3.2.3 Kebiasaan Hidup Sehat
Berikut adalah permasalahan pokok yang kami temukan pada keluarga ini
Status sosial dan ekonomi pada keluarga ini cukup dengan penghasilan yang
didapat pasien dari anak-anak dan menantu, kira-kira + Rp 2.000.000,-/ bulan. Pasien
membantu anak bungsu pasien yang berdagang makanan di depan rumah. Pasien
sudah tidak memiliki beban tanggungan karena semua anak telah berkeluarga dan ada
yang tinggal di luar kota, semua anak cukup memperhatikan kebutuhan orangtua.
Permasalah psikologi yang dihadapi pasien dari hasil kabin kami yaitu tidak
ada. Kehidupan pasien dengan istri dan 2 keluarga anak-anaknya berjalan harmonis.
Istri pasien senang membantu memasak bila anak membutuhkan pertolongan, pasien
Setelah mengetahui pasti permasalahan yang ada pada keluarga ini kami
lakukan diskusi untuk pemecahan masalah yang dihadapi keluarga. Berikut adalah
55
solusi pemecahan masalah yang kami sampaikan pada keluarga binaan saat home visit
ke rumah berikutnya:
resiko yang dimiliki oleh pasien yaitu berupa laki-laki dan riwayat perokok
dengan pajanan asap rokok dan polusi udara. Apabila pasien mengalami
dengan mengganti sabun dengan sabun bayi yang bersifat melembabkan dan
56
3.3.1.2 Pada Anggota Keluarga Lainnya
rutin untuk menjaga kebugaran tubuh, minimal melakukan jalan pagi hari
dan konsumsi garam yang diperbolehkan hanya seujung sendok teh setiap
harinya.
57
- Menjelaskan efek dan komplikasi merokok terhadap kesehatan agar pasien
berhenti merokok dan menghemat ditambah lagi anak pasien yang masih
kematian sebagai komplikasi yang didapat sementara anak masih kecil dan
- Menjelaskan pentingnya aktivitas fisik bagi pasien dan sangat tidak sehat
keluarga inti karena telah memiliki anak yang sekarang berusia 5 tahun
yang masih butuh perhatian banyak baik dari segi kebersihan maupun
kesehatannya.
ajaran ini karena umur anak sudah cukup untuk masuk taman kanak-kanak.
mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah makan, setelah cebok, dan
58
setelah bermain kemudian juga mengajarkan untuk mengganti pakaian
- Aktivitas bermain anak tidak perlu dibatasi selama masih bisa diawasi oleh
Anggota keluarga lain yaitu Ny. ZE, Tn. D, dan An. P tidak berada di rumah setiap
permasalahannya belum bisa dilakukan. Ny. ZE dan Tn. D sedang bekerja dan tidak
berada di rumah pada saat kunjungan dilakukan, sementara An. P masih di sekolah.
3.4 Follow Up
terlalu berat.
59
- Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : CMC
Nafas : 20x/menit
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 37,0 0C
Edema : (-)
Anemis : (-)
Sianosis : (-)
Dada :
Paru :
Perkusi : sonor
Jantung
60
Perkusi : Kiri : 1 jari medial LMCS RIC V
Kanan : LSD
Atas : RIC II
Abdomen
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) N
Anggota gerak : akral hangat, perfusi baik CRT < 2 detik. Refleks
- Diagnosis Kerja
Hipertensi terkontrol.
- Manajemen
Edukasi pasien agar menggunakan sarung kaki tahan air saat mencuci.
hari.
61
Anjuran menguras bak mandi minimal sekali seminggu dan menaburkan
- Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : CMC
Nafas : 18x/menit
TD : 120/70 mmHg
Suhu : 36,5 0C
Edema : (-)
62
Anemis : (-)
Sianosis : (-)
Dada :
Paru :
Perkusi : sonor
Jantung
Kanan : LSD
Atas : RIC II
Abdomen
Perkusi : Timpani
63
Auskultasi : BU (+) N
Anggota gerak : akral hangat, perfusi baik CRT < 2 detik. Refleks fisiologis
- Diagnosis Kerja
Bronkitis Kronik
Hipertensi terkontrol
- Manajemen
beberapa tempat yang masih perlu dirapikan seperti ruang tamu depan
menghilangkan candu.
64
Pasien banyak mengonsumsi gorengan dalam seminggu ini.
Pasien masih mengonsumsi rokok sebanyak 3-4 batang per hari, sudah
- Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : CMC
Nafas : 20x/menit
TD : 130/80 mmHg
Suhu : 37,0 0C
Edema : (-)
Anemis : (-)
Sianosis : (-)
Kulit :
Dada :
Paru :
65
Perkusi : sonor
Jantung
Kanan : LSD
Atas : RIC II
Abdomen
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) N
Anggota gerak : akral hangat, perfusi baik CRT < 2 detik. Refleks fisiologis
- Diagnosis Kerja
Hipertensi terkontrol
- Manajemen
5 hari.
66
Menargetkan pengurangan konsumsi rokok pasien dalam minggu besok
hanya boleh maskimal 2 batang per hari dan diawasi oleh anak bungsu
pasien kedisiplinannya.
67
BAB 4
ANALISIS MASALAH
Faktor resiko :
Faktor biologis
pasien yang bisa diperbaiki apabila pasien memiliki tekad kuat untuk
melakukannya.
lebih terang untuk menjaga pasien dan istri dari risiko jatuh karena umur
68
- Menyusun pakaian-pakaian bersih ke dalam keranjang atau lemari yang
rokok.
Lingkungan rumah
rumah.
untuk menggunakan kayu-kayu yang tidak dipakai atau tali untuk membuat
tempat jemuran pakaian yang bisa diletakkan di belakang rumah agar bagian
Ventilasi dan penerangan cukup baik, dianjurkan untuk membuka jendela saat
siang, agar sirkulasi udara dapat berjalan baik, terutama bagian dapur yang
Bak mandi yang masih terbuat dari semen, dianjurkan untuk membersihkan
bak madi minimal ekali dalam seminggu agar bak mandi tidak berlumut dan
69