Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN

KEPERAWATAN
ALERGI OBAT
NAMA: 1. SITI MAHMUDAH
2. VIKY GITA LISMAWATI
3. NIRMALA SARI
Definisi

 Alergi obat adalah reaksi alergi dimana sistem kekebalan tubuh


bereaksi secara berlebihan (abnormal) terhadap obat-obatan
tertentu yang dikonsumsi oleh seseorang. (Honestdocs, 2019).
 Alergi obat adalah respon tubuh terhadap partikel-partikel asing
yang masuk kedalam tubuh. Tubuh mengadakan reaksi terhadap
partikel-partikel tersebut melalui sistem kekebalan dan daya
tahan tubuh seperti ketika penyakit memasuki tubuh. (Graha,
2010).
Faktor Resiko

 Faktor yang berhubungan dengan peningkatan risiko


terjadinya alergi obat. Termasuk usia, jenis kelamin,
polimorfisme genetik, infeksi virus, dan faktor terkait obat
(frekuensi paparan, rute administrasi, berat molekul).
Alergi obat secara khas terjadi pada usia muda dan
dewasa, dan lebih sering terjadi pada wanita daripada
laki-laki.
Etiologi

 Pada dasarnya hampir semua obat, makanan, atau apapun yang


dikonsumsi dapat berpotensi meimbulkan alergi. Setiap orang
memiliki jenis alergi yang berbeda-beda. Namun, dari bagian
ilmu penyakit kulit dan kelamin FK UI menyebutkan obat yang
sering menimbulkan alergi adalah antibiotik penisilin dan
turunannya ( Amphisilin, amoxisilin, kloksasilin), antibiotik
sulfonamide, obat anti demam dan anti nyeri ( seperti asam
salisilat, paracetamol, dll).
Patofisiologi

 Imun Dan Non-Imun Reaksi Hipersensitivitas Terhadap Obat


 Reaksi Cepat Hipersensitivitas Obat
 Reaksi Lambat Hipersensitivitas Obat
 Peran Virus Dalam Patogenesis Reaksi Hipersensitivitas Obat
Manifestasi Klinis

 1.Hives atau welts, ruam, blisters, atau masalah kulit disebut


eksim.
 2. Batuk, wheezing, hidung tersumbat dan kesulitan bernafas.
 3. Demam
 4. Kulit melepuh dan mengelupas, masalah ini disebut racun
 berhubungan dengan kulit nekrolysis, dan menyebabkan kematian.
 5. Anaphylaksis, merupakan reaksi paling berbahaya dapat
menyebabkan
 kematian.
Pemeriksaan penunjang

 1. RAST (Radio Allergo Sorbent Test) atau ELISA (Enzym Linked


 Immunosorbent Assay Test)
 2. Skin Prick Test, yaitu tes tusuk kulit
 3. Skin Test
 4. Patch Test (tes tempel)
 5. Test Provokasi
 6. Uji gores (scratch test)
 7. Uji intrakutan atau intradermal yang tunggal atau berseri (skin end-
 poin titration/SET)
  
Komplikasi

 Eritroderma eksfoliativa sekunder


 2. Abses limfedenopati
 3. Furunkulosis
 4. Rinitis
 5. Stomatitis
 6. Konjungtivitis
 7. Kolitis bronkolitis
 8. Hepatomegali
Asuhan Keperawatan

 Pengkajian
 1. Pasien
 Inisial
 Umur
 Pendidikan
 Pekerjaan
 Status Perkawinan
 Alamat
  
 Penanggung Jawab Pasien
 Inisial
 Umur
 Pendidikan 
 2. Keluhan Utama
 1. Keluhan utama datang ke rs :
 2. Riwayat penyakit saat ini :
 3. Riwayat kesehatan lalu :
 4. Riwayat kesehatan keluarga :
  
 3. Pengkajian Fisik
Diagnosa Keperawatan

 1. Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan


Disfungsi intestinal
 2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
kekurangan volume cairan
 3. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidak adekuatan
pertahanan tubuh primer : kerusakan integritas kulit
Intervensi

 Diagnosa Keperawatan
 1. Resiko Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan disfungsi intestinal
Tujuan dan Kriteria Hasil
 KESEIMBANGAN CAIRAN
 Tujuan: setelah dilakuan tindakan 3x24 jam, diharapkan keseimbangan cairan
meningkat criteria hasil :
  
 A. Asupan cairan meningkat
 B. Pengeluaran urine meningkat
 C. Edema menurun
 D. Asites menurun
 Intervensi
 managemen cairan
 Observasi:
 Imonitor status hidrasi
 Monitor berat badan
 Monitor berat badan sesudah dan sebelum dialysis
 Monitor hasil lab
 Monitor status dinamik
  
 Teraupetik:
 Catat intake output dan hitung balance cairan
 Berikan asupan cairan,sesuai dengan kebutuhan
 Berikan cairan intravena,jika perlu
 Kolaborasi:pemberian diereutik
 2. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan kekurangan volume cairan
 Tujuan Dan Kriteria Hasil
 integritas kulit dan jaringan
 Tujuan : Setelah di lakukan tindakan selama 3x24 jam di harapkan integritas
kulit dan jaringan meningkat
  
 Kriteria hasil:
 Elastisitas meningkat
 Hidrasi meningkat
 Kerusakan lapisan kulit menurun
 Hematoma menurun
Intervensi
 perawatan integritas kulit
 Observasi:
 Indentifikasi penyebab gangguan integritas kulit
 Teraupetik:
 Ubah posisi tiap 2 jam tirah baring
 Gunakan produk berbahan petroleum atau minyak pada kulit kering
 Edukasi:
 Anjurkan menggunakan pelembab
 Anjurkan minum yang cukup
 Anjurkan asupan nutrisi yang baik
 Anjurkan menghindari terpapar suhu ektream
 Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
 3. Resiko Infeksi Berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh
primer : kerusakan integritas kulit
 Tujuan Dan Kriteria Hasil
 Tingkat infeksi
 Tujuan : Setelah di berikan asuhan keperawatan selama 1x24 jam di harapkan
perawatan diri meningkat
 Criteria hasil :
 Demam menurun
 Kemerahan menurun
 Nyeri enurun
 Bengkak menurun
 Kadar sel darah putih
Intervensi

 pencegahan infeksi
 Observasi
 Monitor tanda dan gejala infeksi
 Teraupetik
 Batasi jumlah pengunjung
 Berikan perawatan kulit sekitar daerah edema
 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
 Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Anjurkan meningkatkan asupan cairan
 Kolaborasi
 imuniasasi
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai