Anda di halaman 1dari 20

kelompok 10

DOSEN PENGAMPU
Usastiawaty C.A.S Isnainy,Ns.,M.kes

Disusun oleh :
Idfy Dwi Prayogo
Muhammad Rafli
Ni Wayan Okta Anjani
Anatomi sistem integumen

Anatomi Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu : epidermis (kulit ari), dermis (kulit
jangat atau korium) dan lapisan subkutan/hipodermis

1.Epidermis
Epidermis sering kita sebut sebagai kuit luar, epidermis juga tersusun atas lapisan:
• melanosit
• Sel langerhans
• Sel markel
• Keratinosit
Dermis
01 Lapisan yang mempunyai ketebalan 4kali lipat
dari lapisan epidermis (kira-kira 0.25-2.55mm
ketebalannya) tersusun dari jaringan
penghubung dan penyokong lapisan epidermis
dan mengikatkannya pada lapisan dalam
hipodermis. Lapisan ini terbagi atas :

1. Lapisan papiler
02 2. Lapisan retikuler
Subkutan
Jaringan Subkutan atau hipodermis
merupakan lapisan kulit yang paling
dalam. Lapisan ini terutama berupa
jaringan adiposa yang memberikan
bantalan antara lapisan kulit dan struktur
internal seperti otot dan tulang.
Mengandung pembuluh darah,
pembuluh limfe dan syaraf juga terdapat
gulungan kelenjar keringat dan dasar dari
folikel rambut.

Secara teknis membantu menempelkan


kulit ke tulang dan otot.
Eksim
Eksim atau sering disebut eksema, atau dermatitis adalah peradangan
hebat yang menyebabkan pembentukan lepuh atau gelembung kecil
(vesikel) pada kulit hingga akhirnya pecah dan mengeluarkan
cairan. Istilah eksim juga digunakan untuk sekelompok kondisi yang
menyebabkan perubahan pola pada kulit dan menimbulkan
perubahan spesifik di bagian permukaan. Istilah ini diambil dari
Bahasa Yunani yang berarti 'mendidih atau mengalir keluar
Etiologi
● Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar(eksogen), misalnya bahan kimia (contoh : detergen,
asam, basa, oli, semen), fisik (sinar dan suhu), mikroorganisme (contohnya : bakteri, jamur) dapat
pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopic.

● Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan iritasi dapat menjadi penyebab
eksim.
Patofisologi
Patofisiologi ?

Patofisiologi dermatitis atopi masih belum jelas


sampai saat ini . Dua hipotesis utama telah
diajukan mengenai perkembangan inflamasi yang
menyebabkan dermatitis atopi . Hipotesis pertama
menyatakan bahwa disfungsi imun primer yang
menyebabkan sensitisasi IgE dan gangguan barier
epitel sekunder . Hipotesis kedua menyatakan
bahwa defek primer pada barier epitel yang
menyebabkan disregulasi imunologis sekunder dan
menyebabkan inflamasi .
Pathway [woc]
Manifestasi Klinis
Subyektif ada tanda–tanda radang akut terutama
priritus ( sebagai pengganti dolor). Selain itu
terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan
(rubor), edema atau pembengkakan dan gangguan
fungsi kulit (function laisa).
Pemeriksaan
penunjang

1. Laboratorium
Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit,
elektrolit, protein total, albumin, globulin
Urin : pemerikasaan histopatologi
2. Penunjang (pemeriksaan Histopatologi
Penatalaksanaan Medis
Pada prinsipnya penatalaksanaan yang baik adalah
mengidentifikasi penyebab dan menyarankan
pasien untuk menghindarinya, terapi individual
yang sesuai dengan tahap penyakitnya dan
perlindungan pada kulit.
Yang diamana ada 2 prinsip yaitu:
1. Pencegahan
2. pengobatan

Komplikasi

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit


2. Infeksi sekunder khususnya oleh Stafilokokus
aureus
3.Hiperpigmentasi atau hipopigmentasi post
inflamasi
4.Jaringan parut muncul pada paparan bahan
korosif atau ekskoriasi
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Pengkajian
integumen
keperawatan
secara umum

1. Identitas pasien 1. Identitas pasien


2. Keluham utama 2. Keluhan utama
3. Riwayat kesehatan 3. Riwayat kesehatan
4. Pemeriksaan fisik 4. Pola hidup
Diagnosa keperawatan
● Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan perubahan turgor kulit
● Resiko infeksi berhubungan dengan
lesi, bercak-bercak merah pada kulit.
● Nyeri berhubungan dengan lesi kulit
Indikator keberhasilan (noc)
Kerusakan integritas kulit b/d perubahan turgor kulit.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, kulit klien dapat kembali normal
dengan kriteria hasil:
● Integritas kulit yang baik bias dipertahankan
(sensasi,elastisitas,suhu,hidrasi,pigmentasi)
● Tidak ada luka/lesi pada kulit
● Perfusi jaringan baik
● Pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya
cedera berulang
● Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan
perawatan alami
● Terjadinya proses penyembuhan luka
Lanjut....
Resiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercak-bercak merah pada kulit.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, kulit klien dapat kembali normal
dengan kriteria hasil:
● Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
● Mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi
penularan serta penatalaksanaannya
● Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
● Jumlah leukosit dalam batas normal
● Menunjukkan perilaku hidup sehat
Lanjut...
Nyeri berhubungan dengan lesi kulit
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, kulit klien dapat kembali normal dengan
Kriteria Hasil:
● Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
● Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
● Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
● Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
● Tanda vital dalam rentang normal
● Tidak mengalami gangguan tidur
Intervensi keperawatan (nic)
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan turgor kulit.

1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar


2. Inspeksi kulit terutama pada tulang-tulang yang menonjol dan titik-titik tekanan
ketika merubah posisi pasien.
3. Hindari kerutan padaa tempat tidur
4. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
5. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
lanjut,....
Resiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercak-bercak merah pada kulit.
Infection Control (Kontrol infeksi)

● Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain


● Pertahankan teknik isolasi
● Batasi pengunjung bila perlu
● Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung
dan setelah berkunjung meninggalkan pasien
● Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
lanjut
Nyeri berhubungan dengan lesi kulit

1.Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,


karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
2. dan faktor presipitasi
3. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
4. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan Tingkatkan istirahat
5.Kurangi faktor presipitasi nyeri
Evaluasi keperawatan
1. EVALUASI STRUKTUR
2. EVALUASI PROSES
3. EVALUASI HASIL
SUNGGUH LEZAT BUAH PEPAYA
TUMBUH DEKAT POHON KELAPA
SAMPAI SINI PRESENTASI SAYA
LAIN KALI KITA BERJUMPA

Anda mungkin juga menyukai