Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

INTEGUMEN
OLEH KELOMPOK I
1. YENI INDA YANA
2. PANADI
3. WIWIK LINDIA
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN :
kulit adalah system organ yang membedakan,
memisahkan, melindungi, dan
menginformasikan manusia terhadap lingkungan
sekitarnya dan merupakan organ yang paling
luas, dimana orang dewasa luasnya mencapai
lebih dari 19.000 cm.
Lanjutan..
B. FUNGSI INTEGUMEN/ KULIT ;
1. Fungsi Proteksi :
2. Fungsi Absorbsi
3. Fungsi Ekskresi
4. Fungsi Persepsi
5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
6. Fungsi pembentukan Vitamin D
C. Bagian-bagian Sistem Integumen (Kulit)

1. Epidermis, merupakan permukaan kulit paling luar


dengan tebal ± 0,07 – 0,12mm, tersusun dari
lapisan epitelium bergaris, mengandung sel-sel
pigmen yang memberi warna pada kulit .
2. Dermis, terdiri dari ; 1)Lapisan papilar, 2) Lapisan
reticular. 3) Derivat kulit (rambut kuku dan
kelenjar kulit)
D. Jenis-Jenis Penyakit Sistem Integumen
1. Luka bakar
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas,
arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit,
mukosa dan jaringan yang lebih dalam. Klasifikasi luka bakar
meliputi tingkat I: Hanya mengenai epidermis, tingkat II:
dibagi menjadi superfisial dan dalam, tingkat III: Mengenai
seluhur tebal kulit, tidakada lagi sisa elemen epitelial.
2. Acne
Acne adalah penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan
menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya
komedo, papul, pustul, nodus, dan kista pada tempat
predileksinya.
Lanjutan..

3. Scabies
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau
Sarcoptes scabiei. Gejala yaitu Pruritus nokturna,
menyerang manusia secara kelompok, membentuk
terowongan garis lurus atau berkelok kurang lebih 1cm,
dan ditemukan tungau.
4. Ketombe (Dandruff)
Merupakan kelainan kulit kepala, dimana terjadi
perubahan pada sel stratum korneum epidermis dengan
ditemukannya hiperproliferasi, lipid interseluler dan
intraseluler yang berlebihan, serta parakeratosis yang
menimbulkan skuama halus, kering, berlapis-lapis, sering
mengelupas sendiri, serta rasa gatal.
Lanjutan…

5. Infeksi jamur pada kuku (onikomikosis)


Penyakit kulit yang disebabkan infeksi jamur
atau dermatomikosis merupakan penyakit yang
sering dijmpai terutama di Negara tropis karena
udara yang lembab dan panas sepanjang
tahun sangat cocok bagi berkembangnya
penyakit jamur khususnya mikosis superfisialis.
Misalnya : onikomikosis yaitu infeksi jamur pada
kuku.
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM INTEGUMEN

A. Pengkajian (Anamnesis), meliputi :


1. Tanggal dan waktu pengkajian,
2. Biodata: nama, umur (penting mengetahui angka
prevelensi), jenis kelamin, pekerjaan (pada
beberapa kasus penyakit kulit, banyak terkait
dengan factor pekerjaan, [misalnya, dermatitis
kontak alergi]),
3. Riwayat kesehatan: meliputi masalah kesehatan
sekarang, riwayat penyakit dahulu, status
kesehatan keluarga, dan status perkembangan.
LANJUTAN..
4. Riwayat pengobatan atau terpapar zat: obat apa saja
yang pernah dikonsumsi atau pernahkah klien terpapar
faktor-faktor yang tidak lazim. Terkena zat-zat kimia atau
bahan iritan lain, memakai sabun mandi baru, minyak
wangi atau kosmetik yang baru, terpapar sinar matahari.
5. Riwayat pekerjaan atau aktifitas sehari-hari:
bagaimana pola tidur klien, lingkungan kerja klien untuk
mengetahui apakah klien berkontak dengan bahan-
bahan iritan, gaya hidup klien (suka begadang, minum-
minuman keras, olah raga atau rekreasi, pola kebersihan
diri klien).
6. Riwayat psikososial: Stress yang berkepanjangan
Lanjutan..
Ada 7 ciri lesi kulit yang membantu menegakkan diagnosis,
yaitu:
1)Lokasi anatomis, tempat lesi pertama kali timbul.
2)Gejala dan riwayat penyakit
3)Urutan waktu perkembangan perubahan kulit atau gejala
sistemik yang berkaitan.
4)Perkembangan lesi atau perubahan lesi sejak timbul
pertama kali.
5)Waktu terjadinya lesi, atau kondisi seperti apa yang
menyebabkan lesi.
6) Riwayat pemaparan bahan kimia dan pemakaian obat-
obatan.
Pemeriksaan kulit

a. Perubahan menyeluruh : Turgor kulit umumnya


mencerminkan status dehidrasi. Pada klien yang
dehidrasi dan lansia, kulit terlihat kering, Tekstur
kulit, dapat berubah-ubah di bawah pengaruh
banyak variabel. Jenis tekstur kulit dapat meliputi
kasar, kering atau halus. Perubahan warna kulit,
meliputi : warna gelap atau lebih terang dari kulit
sekitarnya, kulit albino, dan kulit Ikterus,
Lanjutan..
b. Teknik palpasi, untuk merasakan permukaan kulit dan
kelembapannya, tekstur kulit, Turgor, dan ada tidaknya
oedema. (tekan kuat area pitting selama 5 detik dan
lepaskan. Catat kedalaman pitting dalam millimeter,
edema +1 kedalaman 2 mm, edema +2 kealaman 4 mm).
c. Ruam kulit :
1) Ruam primer adalah kelainan yang pertama timbul,
berbentuk macula, papula, plak, nodula, vesikula, bula,
pustule, irtika, dan tumor.
2) Ruam sekunder adalah kelainan berbentuk skuama,
krusta, fisura, erosion, ekskoriasio, ulkus, dan parut.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan lesi


dan respon peradangan
2. Perubahan kenyamanan yang berhubungan dengan
erupsi dermal dan pruritus
3. Nyeri akut yang berhubungan dengan inflamasi jaringan
4. Gangguan konsep diri yang berhubungan dengan
perubahan penampilan diri sekunder akibat penyakit kronis.
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus/
gatal.
C. Intervensi
1. Diagnosa Kerusakan integritas,
Hasil yang diharapkan:
a. Lesi mulai pulih, integritas jaringan kembali normal dan area bebas dari
infeksi.
b. Kulit bersih dan area sekitar bebas dari edema, Rencana tindakan:
Kaji kembali tentang lesi, bentuk, ukuran, jenis, dan distribusi lesi.
Anjurkan klien untuk banyak istirahat
Pertahankan integritas jaringan kulit dengan jalan mempertahankan
kebersihan dan kekeringan kulit.
Lakukan perawatan kulit setiap hari. Untuk mencegah pecahnya vesikel
sehingga tidak terjadi infeksi sekunder, diberikan bedak salisil 2% bila
erosis dapat diberikan kompres terbuka.
Pertahankan kebersihan dan kenyamanan tempat tidur
Jika terjadi ulserasi, kolaborasikan dengan tim medis untuk pemberian
salep antibiotic.
2. Diagnosa : Perubahan Kenyamanan
Hasil yang diharapkan:
a. Klien mengatakan nyeri dan ketidaknyamanan berkurang dalam batas
yang dapat ditoleransi
b. Menampakkan ketenangan,ekspresi muka relaks
c. Kebutuhan istirahat tidur/istirahat terpenuhi Rencana tindakan:
 Kaji lebih lanjut intensitas nyeri dengan menggunakan skala/peringkat
nyeri
 Jelaskan penyebab nyeri dan pruritus
 Bantu dan ajarkan penanganan terhadap nyeri, penggunaan teknik
imajinasi, teknik relaksasi, dan lainnya.
 Tingkatkan aktivitas distraksi
 Jaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekitar klien
 Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian terapi: 1) Analgesik
untuk pereda/penawar rasa sakit. 2) Larutan kalamin untuk mengurangi
rasa gatal. 3) Steroid untuk mengurangi serangan neuralgia.
3. Diagnosa : Nyeri Akut

Hasil yang diharapkan:


a. Klien mengungkapkan nyeri berkurang/hilang
b. Menunjukkan koping mengontrol nyeri secara benar, Rencana
tindakan :
1) Kaji kembali faktor yang menurunkan toleransi nyeri.
2) Kurangi atau hilangkan faktor yang meningkatkan pengalaman nyeri.
3) tunjukkan empati
4) Beri informasi atau penjelasan pada klien dan keluarga tentang
penyebab rasa nyeri.
5) Diskusikan dengan klien tentang penggunaan terapi distraksi,
relaksasi dan imajinasi, dan ajarkan teknik/metode yang dipilih.
6) Jaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekitar klien.
7) Kolaborasikan dengan tim medis untuk pemberian analgesic.
8) Pantau tanda-tanda vital.
4. Diagnosa Gangguan Konsep Diri

Hasil yang diharapkan :


a. Klien mampu menilai dirinya terhadap hal-hal yang realistis.
b. Dapat menyatakan dan menunjukan peningkatan konsep diri.
c. Dapat menunjukan adaptasi yang baik dan menguasai kemampuan diri.
Rencana keperawatan :
1) Bina hubungan saling percaya antara perawat dan klien.
2) Dorong klien untuk menyatakan perasaannya.
3) Berikan kesempatan bertanya mengenai masalah kesehatan,
pengobatan, dan kemungkinan hasilnya.
4) Beri informasi kesehatan (penkes) yang sesuai.
5) Hindari kata-kata yang mengecam dan memojokan klien.
6) Lindungi privasi (hak-hak pribadi) dan jamin lingkungan yang kondusif.
7) Kaji kembali tanda dan gejala gangguan harga diri, gangguan citra tubuh,
dan perubahan penampilan peran.
8) Beri penjelasan dan penyuluhan tentang konsep diri yang positif.
5. Diagnosa Gangguan Pola Tidur
Rencana Tindakan :
a. Identifikasi faktor-faktor penyebab tidak bisa tidur dan
penunjang keberhasilan tidur
b. Beri penjelasan pada klien dan keluarga penyebab
gangguan pola tidur.
c. Kurangi atau hilangkan distraksi lingkungan
d. Atur prosedur tindakan medis atau keperawatan untuk
member sedikit mungkin gangguan selama periode tidur.
e. Hindari prosedur yang tidak penting selama waktu tidur.
f. Anjurkan klien mandi air hangat sebelum tidur dan
mengoleskan obat salep pada daerah lesi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai