Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

Diajukan untuk memenuhi tugas Laporan Pkk Gerontik

Putri Ratna Safitri

191FK01091

3C

Asep Aep Indarna, SPd.,SKep.,Ners.,MPd

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

TAHUN 2022
 KONSEP TEORI DERMATITIS
1. Pengertian
Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan penyakit kulit yang
mengalami peradangan kerena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis,
terutama kulit yang kering, umumnya berupa pembengkakan, memerah, dan gatal
pada kulit (Widhya, 2011).
2. Manifestasi Klinis
 Ruam merah atau benjolan

 Lepuhan berisi air

 Sensasi terbakar dan panas pada ruam

 Kulit terasa gatal

 Kulit membengkak.

3. Etiologi
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia

(contoh: detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (contoh: sinar, suhu), mikro-
organisme (bakteri, jamur); dapat pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis

atopik.

4. Patofisiologi
Dermatitis merupakan peradangan pada kulit, baik pada bagian dermis ataupun

epidermis yang disebabkan oleh beberapa zat alergen ataupun zat iritan. Zat
tersebut masuk kedalam kulit yang kemudian menyebabkan hipersensitifitas pada

kulit yang terkena tersebut. Masa inkubasi sesudah terjadi sensitisasi permulaan
terhadap suatu antigen adalah 5-12 hari, sedangkan masa reaksi setelah terkena

yang berikutnya adalah 12-48 jam. Bahan iritan ataupun allergen yang masuk ke
dalam kulit merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak

lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit. Keadaan ini akan merusak sel
dermis maupun sel epidermis sehingga menimbulkan kelainan kulit atau

dermatitis.
5. Klasifikasi
Klasifikasi dermatitis (Djuanda Adhi, 2010), yaitu:

 Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak ialah dermatitis karena kontaktan eksternal, yang

menimbulkan fenomen sensitisasi (alergik) atau toksik (iritan).


 Dermatitis Kontak Iritan

DKI ialah erupsi yang timbul bila kulit terpajan bahan-bahan yang bersifat
iritan primer melalui jalur kerusakan yang non-imunologis. Bahan iritan

antara lain deterjen, bahan pembersih peralatan rumah tangga, dan


sebagainya

 Dermatitis Kontak Alergik


DKA ialah respons alergik yang didapat bila berkontak dengan bahan-

bahan yang bersifat sensitiser/alergen. Contoh bahan yang dapat memicu


DKA antara lain adalah beberapa jenis pewangi, pewarna, nikel, obat

obatan, dan sebagainya


 Dermatitis Atopik

Dermatitis Atopik (DA) adalah kelainan kulit kronis yang sangat gatal,
umum dijumpai, ditandai oleh kulit yang kering, inflamasi dan eksudasi,

yang kambuh-kambuhan. Dermatitis atopik disebabkan oleh rinitis alergik,


asma bronkial, reaksi abnormal terhadap perubahan suhu (hawa udara

panas, dingin) dan ketegangan (stress), resistensi menurun terhadap


infeksi virus dan bakteri, lebih sensitif terhadap serum dan obat.
6. Pathway
7. Pemeriksaan Diagnostik

 Pemeriksaan Lab.
Hipersensitivitas terhadap antigen spesifil dapat diperiksa in vitro dengan
percobaan pada kulit/dengan test. Pada percobaan kulit antigen dipakai
kepada kulit, intra dermal, goresan/test tempel (patch test).
8. Penatalaksanaan Medik
1. Sistemik
Pada kasus dermatitis ringan diberi antihistamin, atau kombinasi
antihistamin-antiserotonin, antibradikinin, anti-SRS-A, dan sebagainya.
Pada kasus berat dapat dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.
2. Topikal
Prinsip umum terapi topikal diuraikan di bawah ini:
 Dermatitis basah (madidans) harus diobati dengan kompres terbuka
Dermatitis kering (sika) diobati dengan krim atau salep.
 Makin berat atau akut penyakitnya, makin rendah presentase obat spesifik.
 Bila dermatitis akut, diberi kompres. Bila subakut, diberi losio (bedak
kocok), pasta, krim, atau linimentum (pasta pendingin). Bila kronik, diberi
salep.
 Pada dermatitis sika, bila superfisial, diberikan bedak, losio, krim, atau
pasta; bila kronik diberikan salep. Krim diberikan pada daerah berambut,
sedangkan pasta pada daerah yang tidak berambut. Penetrasi salep lebih
besar dari pada krim.

 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


A.Pengkajian Keperawatan
1.Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama : Gatal-gatal/pruritis di daerah yang terkena kontak langsung
dengan bahan iritan terasa panas dan bertambah panas bila dimanipulasi/digaruk.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pada umumnya klien dengan dermatitis kontak datang ke RS dengan keluhan
gatal-gatal, terasa panas, timbul bentol-bentol merah.
d. Riwayat penyakit dahulu
Haruslah diketahui apakah klien pernah menderita sakit yang sama, riwayat alergi
atau kontak dengan bahan iritan sebelumnya.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Sistem pernapasan
Inspeksi : Letak hidung simetris, tidak ada pernapasan cuing hidung, tidak ada
deformitas dan lesi, gerak dad simetris kanan dan kiri.
Palpasi : Fokalo vremitus teraba merata, tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : Suara resonan
Auskultasi : Tidak ada suara napas tambahan seperti ronchi, whezzing.
2. Sistem cardiovas kulerinspeksi: ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ics 5-6 mid davicular, tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : Suara pekak
Auskultasi : S1, S2 terdengar tunggal, tidak ada suara tambahan seperti mur-
mur.
3. Sistem pencernaan dan eliminasi alvi : Pada klien dengan dermatitis tidak
terjadi gangguan pencernaan dan eliminasi elvi, frekuensi BAB 1-2x/hari,
konsistensi lembek.
4. Sistem perkemihan : Tidak terjadi gangguan sistem urinarius, jumlah urin 0,5-
1 cc/kg BB/jam, bau khas amoniak.
5. Sistem endokrin : Tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid.
6. Sistem persarafan : GCS = 4-5-6, kesadaran composmetis. Pada klien dengan
dermatitis tidak terjadi gangguan persarafan.
7. Sistem reproduksi : Pada klien dengan dermatitis, tidak terjadi gangguan
reproduksi
8. Sistem otot, integumen, dan muskuloskeletal : Klien dengan dermatitis tidak
terjadi gangguan otot dan muskuloskeletal. Tetapi pada sistem integumen
terjadi kelainan/gangguan yaitu : pruritis, eritema, tersa panas, kemerahan
kadang timbul vesikel/bula. Jika lama tidak diatasi akan terjadi fungtiolaesa
pada kulit.

C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (gatal) berhubungan dengan iritasi kulit
2. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan status kesehatan kulit
3. Cemas berhubungan dengan penurunan status kesehatan
4. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan ekskoriasi akibat manipulasi
terhadap kulit (garukan)
5. Kerusakan integritas kulit b.d inflamasi dermatitis, respon menggaruk

D. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Tindakan Rasional


Keperawatan

1. Gangguan Setelah dilakukan 1. Beri penjelasan pada 1. Klien paham dan kooperatif
rasa nyaman tindakan asuhan klien sebab-sebab gatal terhadap tindakan keperawatan
(gatal) keperawatan dan tindakan yang yang akan dilakukan
berhubungan 1×30 jam, gatal- akan dilaksanakan
dengan gatal berkurang
iritasi kulit sampai hilang. 2. Bersihkan kulit yang 2. Kulit yang kering dapat
Dengan kriteria kering merangsang pusat sinyal gatal
hasil :
- Klien 3. Steroid dapat mengganti
mengatakan gatal- 3. Gunakan lemak yang tersingkirkan pada
gatal hilang lotion/cream yang lapisan tanduk
- Ekspresi wajah mengandung steroid
tenang
- Klien tidak
terlihat 4. Mandi rendam 4. Air hangat dapat menekan
menggaruk-garuk dengan menggunakan sinyal gatal.
daerah yang gatal air hangat
lagi

2. Gangguan Setelah dilakukan 1. Beri penjelasan 1. Klien bisa menerima


konsep diri asuhan pada klien tentang keadaan dirinya dan kooperatif
berhubungan keperawatan 2×24 penyebab dan proses dengan tindakan keperawatan
dengan jam, konsep diri penyakit serta tindakan yang akan dilakukan
perubahan kembali seperti yang akan dilakukan
status sebelum klien
kesehatan sakit. Kriteria 2. Bersikap realistik 2. Meningkatkan kepercayaan
kulit hasil : dan positif selama antara pasien dan perawat
- Klien tidak lagi pengobatan,
mengisolasi diri penyuluhan kesehatan
dari lingkungan dan menyusun tujuan
sosial dalam keterbatasan
- Klien 3. Meningkatkan perilaku
mengatakan tidak 3. Berikan harapan positif dan memberikan
merasa malu lagi dalam parameter kesempatan untuk menyusun
situasi individu, jangan tujuan dan rencana untuk masa
memberikan depan berdasarkan realitas
keyakinan yang salah

4. Mempertahankan/membuka
garis komunikasi dan
4. Dorong interaksi memberikan dukungan terus-
keluarga dan kesehatan menerus pada klien dan
keluarga

3 Cemas Setelah dilakukan 1. Beri 1. Penjelasan/informasi dapat


berhubungan tindakan penjelasan/informasi menurunkan takut sehingga
dengan keperawatan 2×24 sehubungan dengan memahami kondisi dinamis
penurunan jam, cemas penyakit dan proses dan pentingnya intervensi
status berkurang sampai pengobatan
kesehatan hilang setelah 2. Identifikasi/evaluasi
diberikan 2. Identifikasi/evaluasi persepsi merupakan alat untuk
penjelasan dan persepsi pengobatan mendefinisikan lingkup
pendidikan yang ditujukan oleh masalah
kesehatan. situasi
Kriteria hasil :
- Klien tidak lagi 3. Pantau respon fisik 3. Membantu menentukan
bertanya-tanya derajat cemas sesuai status
tentang
penyakitnya 4. Libatkan 4. Keterlibatan akan
- Ekspresi wajah pasien/orang terdekat memfokuskan perhatian pasien
rilex dalam rencana dalam arti positif dan memberi
keperawatan rasa kontrol

5. Anjurkan pasien 5. Nafas dalam dapat


melakukan tehknik memberikan arti penghilang
relaksasi dengan nafas respon cemas, serta
dalam meningkatkan kemampuan
koping.

4. Resiko terjadi Setelah dilakukan 1. Beri penjelasan pada 1. Klien paham dan kooperatif
infeksi tindakan asuhan klien dan keluarga terhadap tindakan yang akan
berhubungan keperawatan 2×24 tentang tindakan yang dilakukan
dengan jam, infeksi akan dilakukan
ekskoriasi teratasi. Kriteria
akibat hasil : 2. Beri perawatan pada
manipulasi - Klien tidak daerah yang teriritasi 2. Perawatan yang diberikan
terhadap kulit demam. dapat meminimalkan resiko
(garukan) - Luka tidak infeksi
terjadi dan tidak 3. Anjurkan pada klien
timbul tanda- untuk menjaga 3. Kebersihan kulit dapat
tanda infeksi. kebersihan kulit mencegah terjadinya infeksi

4. Kolaborasi dengan 4. Antibiotik dapat


dokter dengan menurunkan resiko terjadinya
pemberian talk/cream infeksi
dan antibiotik

5. Kerusakan Setelah dilakukan 1. Inspeksi kulit 1. Untuk menentukan


integritas tindakan asuhan pasien setiap keefektifan regimen perawatan
kulit b.d keperawatan 1×30 pergantian tugas kulit
inflamasi menit diharapkan jaga, jelaskan dan
dermatitis, kerusakan dokumentasikan
respon integritas kulit kondisi kulit dan
menggaruk dapat membaik. laporkan perubahan 2. Untuk meningkatkan
Kriteria hasil : 2. Bantu pasien dalam kenyamanan dan kesejahteraan
-Pasien melakukan
menunjukkan tindakan hygiene 3. Pengurangan nyeri
tidak adanya dan kenyamanan diperlukan untuk
kerusakan 3. Berikan obat nyeri mempertahankan kesehatan
kulit sesuai program dan
- Pasien pantau 4. Untuk meningkatkan rasa
menunjukkan keefektifannya sejahtera pasien
turgor kulit yang 4. Pertahankan
normal lingkungan yang 5. Tindakan tersebut
- Pasien tidak nyaman mengurangi tekanan,
menggaruk, kulit 5. Atur posisi pasien meningkatkan sirkulasi dan
tidak lesi dan supaya nyaman mencegah kerusakan kulit
tidak ada
kemerahan 6. Untuk mendorong
kepatuhan.
6. Berikan pengarahan
pada pasien dan
anggota keluarga
atau pasangan
dalam program
perawatan kulit

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Djuanda, Adhi. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI : Jakarta

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran jilid 2 . FKUI : Jakarta

Dorland.1988. Kamus Saku Kedokteran. EGC : Jakarta

Dr. Med. Ramli, Ahmad. 2000. Kamus Kedokteran. Djambatan : Jakarta

Guyton dan Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran Edisi 9. EGC : Jakarta

Dongoes, E. Marilynn. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai