191FK01091
3C
TAHUN 2022
KONSEP TEORI DERMATITIS
1. Pengertian
Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan penyakit kulit yang
mengalami peradangan kerena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis,
terutama kulit yang kering, umumnya berupa pembengkakan, memerah, dan gatal
pada kulit (Widhya, 2011).
2. Manifestasi Klinis
Ruam merah atau benjolan
Kulit membengkak.
3. Etiologi
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia
(contoh: detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (contoh: sinar, suhu), mikro-
organisme (bakteri, jamur); dapat pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis
atopik.
4. Patofisiologi
Dermatitis merupakan peradangan pada kulit, baik pada bagian dermis ataupun
epidermis yang disebabkan oleh beberapa zat alergen ataupun zat iritan. Zat
tersebut masuk kedalam kulit yang kemudian menyebabkan hipersensitifitas pada
kulit yang terkena tersebut. Masa inkubasi sesudah terjadi sensitisasi permulaan
terhadap suatu antigen adalah 5-12 hari, sedangkan masa reaksi setelah terkena
yang berikutnya adalah 12-48 jam. Bahan iritan ataupun allergen yang masuk ke
dalam kulit merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak
lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit. Keadaan ini akan merusak sel
dermis maupun sel epidermis sehingga menimbulkan kelainan kulit atau
dermatitis.
5. Klasifikasi
Klasifikasi dermatitis (Djuanda Adhi, 2010), yaitu:
Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak ialah dermatitis karena kontaktan eksternal, yang
DKI ialah erupsi yang timbul bila kulit terpajan bahan-bahan yang bersifat
iritan primer melalui jalur kerusakan yang non-imunologis. Bahan iritan
Dermatitis Atopik (DA) adalah kelainan kulit kronis yang sangat gatal,
umum dijumpai, ditandai oleh kulit yang kering, inflamasi dan eksudasi,
Pemeriksaan Lab.
Hipersensitivitas terhadap antigen spesifil dapat diperiksa in vitro dengan
percobaan pada kulit/dengan test. Pada percobaan kulit antigen dipakai
kepada kulit, intra dermal, goresan/test tempel (patch test).
8. Penatalaksanaan Medik
1. Sistemik
Pada kasus dermatitis ringan diberi antihistamin, atau kombinasi
antihistamin-antiserotonin, antibradikinin, anti-SRS-A, dan sebagainya.
Pada kasus berat dapat dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.
2. Topikal
Prinsip umum terapi topikal diuraikan di bawah ini:
Dermatitis basah (madidans) harus diobati dengan kompres terbuka
Dermatitis kering (sika) diobati dengan krim atau salep.
Makin berat atau akut penyakitnya, makin rendah presentase obat spesifik.
Bila dermatitis akut, diberi kompres. Bila subakut, diberi losio (bedak
kocok), pasta, krim, atau linimentum (pasta pendingin). Bila kronik, diberi
salep.
Pada dermatitis sika, bila superfisial, diberikan bedak, losio, krim, atau
pasta; bila kronik diberikan salep. Krim diberikan pada daerah berambut,
sedangkan pasta pada daerah yang tidak berambut. Penetrasi salep lebih
besar dari pada krim.
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (gatal) berhubungan dengan iritasi kulit
2. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan status kesehatan kulit
3. Cemas berhubungan dengan penurunan status kesehatan
4. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan ekskoriasi akibat manipulasi
terhadap kulit (garukan)
5. Kerusakan integritas kulit b.d inflamasi dermatitis, respon menggaruk
D. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan 1. Beri penjelasan pada 1. Klien paham dan kooperatif
rasa nyaman tindakan asuhan klien sebab-sebab gatal terhadap tindakan keperawatan
(gatal) keperawatan dan tindakan yang yang akan dilakukan
berhubungan 1×30 jam, gatal- akan dilaksanakan
dengan gatal berkurang
iritasi kulit sampai hilang. 2. Bersihkan kulit yang 2. Kulit yang kering dapat
Dengan kriteria kering merangsang pusat sinyal gatal
hasil :
- Klien 3. Steroid dapat mengganti
mengatakan gatal- 3. Gunakan lemak yang tersingkirkan pada
gatal hilang lotion/cream yang lapisan tanduk
- Ekspresi wajah mengandung steroid
tenang
- Klien tidak
terlihat 4. Mandi rendam 4. Air hangat dapat menekan
menggaruk-garuk dengan menggunakan sinyal gatal.
daerah yang gatal air hangat
lagi
4. Mempertahankan/membuka
garis komunikasi dan
4. Dorong interaksi memberikan dukungan terus-
keluarga dan kesehatan menerus pada klien dan
keluarga
4. Resiko terjadi Setelah dilakukan 1. Beri penjelasan pada 1. Klien paham dan kooperatif
infeksi tindakan asuhan klien dan keluarga terhadap tindakan yang akan
berhubungan keperawatan 2×24 tentang tindakan yang dilakukan
dengan jam, infeksi akan dilakukan
ekskoriasi teratasi. Kriteria
akibat hasil : 2. Beri perawatan pada
manipulasi - Klien tidak daerah yang teriritasi 2. Perawatan yang diberikan
terhadap kulit demam. dapat meminimalkan resiko
(garukan) - Luka tidak infeksi
terjadi dan tidak 3. Anjurkan pada klien
timbul tanda- untuk menjaga 3. Kebersihan kulit dapat
tanda infeksi. kebersihan kulit mencegah terjadinya infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Djuanda, Adhi. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI : Jakarta