Kelompok 2: 1. Moh. Ainul Mujib M. 2. Ronik Atul Anifah 3. Septi Nur Nayati A. Pengertian
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis
dan dermis ) sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, (Djuanda Adhi, 2010). B. Etiologi Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia (contoh : detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (contoh : sinar, suhu), mikroorganisme (bakteri, jamur), dapat pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopik. C. Klasifikasi 1. Dermatitis Kontak Peradangan di kulit karena kontak dengan sesuatu yang dianggap asing oleh tubuh. Terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Dermatitis kontak iritan b. Dermatitis kontak alergi
Tanda dan gejala : a. Lesi kemerahan yang muncul pada bagian kulit yang terjadi kontak. b. Kulit terasa gatal bahkan terasa terbakar. c. Dermatitis kontak iritan, gatal dan rasa terbakarnya lebih terasa dibandingkan dengan tipe alergi. d. Pada kasus berat, dapat terjadi bula (vesikel) pada lesi kemerahan tersebut. 2. Dermatitis Atopik Dermatitis atopik adalah kelainan kulit kronis yang sangat gatal, umum dijumpai, ditandai oleh kulit yang kering, inflamasi dan eksudasi, yang kambuh-kambuhan. Kelainan ini biasanya bersifat familial. Ada 3 fase dermatitis atopik : a. Dermatitis atopik infantil (2 bulan-2 tahun) b. Dermatitis atopik anak (2-10 tahun)
c. Dermatitis atopik pada remaja dan dewasa
Tanda dan gejala : a. Dermatitis atopik infantil (2 bulan-2 tahun) Lesi mula-mula tampak di daerah muka (dahi-pipi) berupa eritema, papul-vesikel pecah karena garukan sehingga lesi menjadi eksudatif. b. Dermatitis anak (2-10 tahun) Lokasi lesi dilipatan siku/lutut, bagian fleksor pergelangan tangan, kelompok mata dan leher. Ruam berupa papul likenifikasi, sedikit skuama, erosi, hiperkeratosis dan mungkin infeksi sekunder c. Dermatitis atopik pada remaja dan dewasa Lokasi lesi pada remaja adalah dilipatan siku/lutut, samping leher, dahi, sekitar mata. Lesi kering, agak menimbul, papul datar cenderung berkonfluens menjadi plak likenifikasi dan sedikit skuama. 3. Neurodermatitis = Lichen Simplex Chronicus (LSC) Istilah LSC diambil dari kata likenifikasi yang berarti penebalan kulit disertai gambaran relief kulit yang semakin nyata. Likenifikasi ini merupakan respons kulit terhadap gosokan dan garukan yang berulang-ulang. Tanda dan gejala : a. Kulit yang sangat gatal. b. Muncul tunggal di leher, pergelangan tangan, lengan bawah, pada atau mata kaki, kadang muncul pada alat kelamin. c. Rasa gatal sering hilang timbul. d. Terjadi perubahaan warna klit yang gatal, kulit yang bersisik akibat garukan atau penggosokan dan sudah terjadi bertahun-tahun. 4. Dermatitis Numularis
Dermatitis numularis lebih sering dijumpai pada usia
dewasa dibanding pada anak-anak. Dermatitis numularis merupakan kelainan yang kambuh- kambuhan. Pada setiap kekambuhan dapat muncul lesi tambahan, tetapi umumnya lesi awal selalu menjadi aktif kembali. Tanda dan gejala : a. Gatal yang kadang sangat hebat, sehingga dapat mengganggu. b. Lesi akut berupa vesikel dan papulovesikel (0,3-2,0 cm), kemudian membesar membentuk satu lesi karakteristik seperti uang logam c. Ukuran lesi bisa mencapai garis tengah 5 cm atau lebih, 5. Dermatitis Statis Kelainan ini merupakan akibat lanjutan hipertensi vena (yang umumnya terjadi di tungkai bawah) dan trombosis. Oleh karena itu, biasanya sebelum muncul dermatitis statis, pasien sering mengeluh rasa berat di tungkai disertai nyeri saat berdiri dan edem. Tanda dan gejala : a. Luka (kesi) kulit. b. Pembengkakan pada tungkai kaki. c. Rasa gatal di sekitar daerah terkena. d. Rasa kesemutan pada daerah yang terkena. (Djuanda, 2010) D. Pemeriksaan Diagnostik Menurut Djuanda 2010, pemeriksaan penunjang pada dermatitis meliputi : a. Percobaan asetilkolin (suntikan dalam intracutan, solusio asetilkolin 1/5000). b. Percobaan histamin hostat disuntikan pada lesi. Sedangkan tes laboratorium meliputi : a. Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulin. b. Urin : pemeriksaaan histopalogi. E. Penatalaksanaan 1. Dermatitis Kontak : Kortikosteroid 2. Dermatitis Atopik : Dapat diberi eritromisin, asitromisin atau kaltromisin. Bila ada infeksi virus dapat diberi asiklovir 3. Neurodermatitis : Kortikosteroid dan Antihistamin 4. Dermatitis Numularis : Secara topikal lesi dapat diobati dengan obat antiinflamasi 5. Dematitis Statis : Kortikosteroid ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS A. Pengkajian 1. Identitas Usia : dermatits dapat menyerang semua usia, namun yang paling banyak terkena adalah usia remaja-dewasa. Kecuali untuk dermatitis atopik. Pada dermatitis ini usia 2 bulan-2 tahun bisa terserang dengan jenis dermatitis atopik infantil. Jenis kelamin : dermatitis dapat menyerang semua jenis kelamin baik laki-laki maupun perempuan. Pekerjaan : beberapa pekerjaan yang dapat beresiko terkena dermatitis adalah petani, pekerja di pabrik kimia, petugas kebersihan, dll. 2. Keluhan utama Pasien mengeluh gatal baik disertai adanya eksudat maupun tidak. 3. Riwayat kesehatan sekarang Pasien mengeluh gatal setelah kontak dengan iritan. Dimana setelah itu akan timbul kemerahan, gatal, dan jika digaruk akan timbul peradangan yang ditandai dengan eksudat. 4. Riwayat kesehatan dahulu Biasanya pasien pernah mengalami hal yang sama karena alergi (dermatitis atopik & dermatitis numularis). Namun bisa jadi itu merupakan serangan pertama karena baru terpajan bahan baru misal detergen (dermatitis kontak iritan). Pada riwayat penderita hipertensi juga dapat menimbulkan dermatitis (dermatitis statis). 5. Pemeriksaan fisik head to toe Kepala : Pada bagian kepala, khusunya daerah pipi dan dahi adalah tempat sering ditemukannya dermatitis atopik infantil yang menyerang bayi usia 2bulan-2tahun. Dimana pada daerah tersebut akan tampak kemerahan dengan adanya papul dan akan diperparah karena garukan. Mata : Pada daerah sekitar mata adalah lokasi terserangnya dermatitis atopik pada remaja dan dewasa. Dimana akan terdapat lesi yang mengering. Hidung & telinga : Pada daerah ini jarang ditemukan dermatitis. Leher : Leher adalah tempat terserangnya dermatitis atopik dan neurodermatitis. Dimana pada daerah ini akan tampak kemerahan, terdapat lesi akibat garukan. Tangan : Daerah ini adalah daerah yang paling banyak terkena beberapa jenis dermatitis. Pada dermatitis kontak adanya lecet karena garukan. Pada dermatitis atopik terdapat papul. Serta pada dermatitisnumularis terdapat lesi akut berupa vesikel dan papula vesikel. Kaki : Kulit kaki tipis, dan bengkak pada dermatitis statis. B. Diagnosa Keperawatan 1. Kerusakan Intergritas Kulit berhubungan dengan iritasi kulit. 2. Nyeri berhubungan dengan peradangan kulit. 3. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan gejala klinis : gatal, panas, dan kemerahan C. Intervensi 1. Kerusakan Intergritas Kulit berhubungan dengan iritasi kulit. Tujuan : pemeliharaan integritas kulit. Kriteria hasil : a. Mempertahankan integritas kulit b. Tidak ada tanda-tanda cidera termal. c. Tidak ada infeksi No. Intervensi Rasional 1. Mandiri : Mandiri : 1. Dermatitis kontak & atopik. 1. Pemberian salep atau krim Oleskan salep/krim kortikosteroid berfungsi sebagai kortikosteroid yang telah anti peradangan dan anti alergi. diresepkan. 2. Filaggrin adalah bahan yang 2. Dermatits atopik dan mampu mengembalikan dan neurodermatitis. mempertahankan integritas kulit. Berikan pelembab yang Serta mampu melembabkan mengandung filaggrin kulit. HE : HE : 1. Anjurkan pasien untuk 1. Menghindari sumber alergi dapat menghindari bahan-bahan iritan mengurangi resiko timbulnya (misal detergen) yang dapat dermatitis kembali. menjadi sumber alergi Kolaborasi : Kolaborasi : 1. Kolaborasi dengan dokter 1. Penggunaan anti histamine dapat dalam pemberian obat anti mengurangi respon gatal serta histamine dan salep kulit. mempercepat proses pemulihan. 2. Nyeri berhubungan dengan peradangan kulit. Tujuan : peredaan ketidaknyamanan Kriteria hasil : a. Mencapai peredaan gangguan rasa b. Mengutarakan dengan kata-kata bahwa gatal telah reda. c. Memperlihatkan tidak adanya gejala ekskoriasi kulit karena garukan. d. Menunjukkan kulit utuh: kulit menunjukkan kemajuan dalam Penampilan yang utuh. No. Intervensi Rasional 2. Mandiri : Mandiri : 1. Memberikan kompres 1. Memberikan kompres hangat hangat pada daerah nyeri. dapat mengurangi rasa nyeri karena dapat melebarkan pembuluh darah. HE : 1. Memberikan nasehat untuk HE : tidak membiasakan 1. Menggaruk dapat menggaruk, jika tidak bisa memperparah, bahkan dapat menahan gatal anjurkan membuat area meradang dan menggaruk dengan kapas ber-eksudat. atau kain yang lembut. Kolaborasi : Kolaborasi : 1. Kolaborasi yang tepat dapat 1. Kolaborasi dengan dokter mempercepat kesembuhan dalam pemberian obat antinyeri. 3. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan gejala klinis : gatal, panas, dan kemerahan. Tujuan : pencapaian tidur yang nyenyak. Kriteria hasil : a. Mencapai tidur yang nyenyak. b. Mempertahankan lingkungan yang tepat. c. Mengalami pola tidur/ istirahat yang memuaskan No. Intervensi Rasional 2. Mandiri : Mandiri : 1. Intruksikan pasien 1. Pakaian longgar dapat membuat menggunakan pakaian longgar. area luka tidak menempel pada 2. Gunakan salep/krim yang telah pakaian. diresepkan sebelum tidur. 2. Salep/krim yang telah diresepkan 3. Pantau sirkulasi ruangan. dapat menurunkan rasa gatal. Sehingga pasien dapat istirahat. HE: 3. Ruangan yang tidak pengap akan 1. Berikan edukasi pada pasien memberikan kenyamanan untuk menghindari minuman HE : yang mengandung kavein. 1. Minuman yang mengandung kavein dapat membuat pasien semakin susah tidur. Sehingga Kolaborasi : harus dihindari. 1. Kolaborasi dengan dokter Kolaborasi : dalam pemberian obat. 1. Kolaborasi dalam pemberian obat diberikan pada pasien yang mengalami gangguan pola tidur.