Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

DERMATITIS

Kelompok I
Dekriani yushella
Vicky yunica septiani
Dermatitis adalah peradangan
pada kulit (inflamasi pada kulit)
yang disertai dengan
pengelupasan kulit ari dan
pembentukan sisik (Brunner dan
Suddart, 2008). Jadi dermatitis
adalah peradangan kulit yang
Definisi
ditandai oleh rasa gatal.
Etiologi
bahan kimia

Fisik

mikroorganisme

dermatitis atopik

faktor genetik

Alergi, stress, dan iritasi


Klasifikasi dermatitis

Dermatitis atopik

Dermatitis kontak alergi


Eksema tangan

Neurodermatitis

Dermatitis seboroik

Dermatitis stasis

Dermatitis medikamentosa

Dermatitis eksfoliatif
Pemeriksaan diagnostik

Hitung darah lengkap dengan hitung jenis

Jumlah total eosinophil.

Pemeriksaan apus eosinophil.

Kadar total serum IgE.

Patch test.

Tes kulit.

Tes provokasi.

Tes radioalergosorben.
Komplikasi

Komplikasi dengan
penyakit lain yang dapat
terjadi adalah sindrom
pernapasan akut,
gangguan ginjal, Infeksi
kulit oleh bakteri-bakteri
yang lazim dijumpai
terutama staphylococcus
aureus, jamur, atau oleh
virus misalnya herpes
simpleks.
ASUHAN KEPERAWATAN

Untuk menetapkan bahan


allergen penyebab dermatitis
Pengkajian diperlukan anamnesis yang
keperawatan teliti, riwayat penyakit yang
lengkap, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
Anamnesis ditujukan untuk
menegakkan diagnosis.
Karena hal ini penting untuk
menunjukkan terapi dan
tindak lanjutnya, yaitu
mencegah kekambuhan.
Diagnosa keperawatan

1. Kerusakan integritas kulit b.d


imunodefisiensi
2. Nyeri akut b.d gejala terkait
penyakit
3. Risiko infeksi b.d gangguan
integritas kulit
4. Gangguan citra tubuh b.d
penyakit
5. Gangguan rasa nyaman b.d
gejala terkait penyakit
6. Gangguan pola tidur b.d
imobilisasi
Intervensi keperawatan

Dx: Kerusakan integritas kulit b.d imunodefisiensi

Tujuan: Kriteria hasil:


Setelah dilakukan Klien dapat mempertahankan
intervensi kulit agar mempunyai hidrasi
keperawatan yang baik dan turunnya
3×24 jam peradangan, ditandai dengan
diharapkan peningkatan kenyamanan kulit,
integritas kulit berkurangnya derajat
kembali normal. pengelupasan kulit,
berkurangnya kemerahan,
berkurangnya lecet pada kulit
akibat garukan, penyembuhan
area kulit yang telah rusak.
Intervensi keperawatan

1. Tentukan penyebab dari pruritus (mis, dermatitis kontak, kelainan


sistemik, obat-obatan).
2. Lakukan pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi kerusakan kulit (mis,
lesi, ulserasi, dan abrasi).
3. Pasang perban atau balutan pada tangan atau siku ketika pasien tidur
untuk membatasi gerakan menggaruk yang tidak terkontrol, sesuai
kebutuhan.
4. Berikan losion dan krim yang mengandung obat, sesuai kebutuhan.
5. Berikan krim antihistamin, sesuai kebutuhan.
6. Berikan kompres dingin untuk meringankan iritasi.
7. Instruksikan pasien untuk memakai humidifier/ pelembab di rumah.
8. Instruksikan pasien untuk mempertahankan potongan kuku dalam
keadaan pendek.
9. Instruksikan pasien untuk meminimalisir keringat dengan menghindari
lingkungan yang hangat dan panas.
10. Instruksikan pasien untuk menghindari sabun mandi dan minyak yang
mengandung parfum.
Dx: Nyeri akut b.d gejala
terkait penyakit

Kriteria hasil:
Tujuan: Setelah dilakukan intervensi
Pasien tidak
mengeluh nyeri keperawatan 2×24 jam diharapkan
dan pasien skala nyeri pasien dalam rentang
merasa nyaman. normal/ menurun
Intervensi keperawatan:

1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi,


karateristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, dan faktor
pencetus.
2. Tentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup
pasien.
3. Bantu keluarga dalam mencari dan meyediakan dukungan.
4. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri.
5. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (seperti, biofeedback,
hypnosis, relaksasi).
6. Tentukan lokasi, karateristik, kualitas dan keparahan nyeri sebelum
mengobati pasien.
7. Cek adanya riwayat alergi.
8. Tentukan pilihan obat analgesik, berdasarkan tipe dan keparahan
nyeri.
9. Berikan kebutuhan kenyamanan dan aktivitas lain yang dapat
membantu relaksasi untuk memfasilitasi penurunan nyeri.
Dx: Risiko infeksi b.d
gangguan integritas kulit

Tujuan: Intervensi keperawatan:


setelah dilakukan
tindakan
1. Bersihkan lingkungan dengan baik setelah
keperawatan 2×24
digunakan untuk setiap pasien.
jam diharapkan infeksi
2. Batasi jumlah pengunjung.
tidak terjadi.
3. Pakai sarung tangan steril dengan tepat.
Kriteria hasil:
4. Pastikan perawatan luka yang tepat.
pasien tidak
5. Tingkatkan intake nutrisi yang tepat.
menunjukkan tanda
6. Dorong untuk beristirahat.
dan gejala infeksi.
7. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai
tanda dan gejala infeksi dan kapan harus
melaporkannyakepada penyedia
perawatan kesehatan.
8. Ajarkan pasien dan anggota keluarga
bagaimana menghindari infeksi.
Dx: Gangguan citra tubuh
b.d penyakit
Gunakan bimbingan antisipatif
menyiapkan pasien terkait dengan
perubahan-perubahan citra tubuh yang
Intervensi keperawatan: telah diprediksikan.

Tujuan: Tentukan jika terdapat perasaan tidak suka


setelah dilakukan tindakan terhadap karateristik fisik khusus yang
keperawatan 1×24 jam menciptakan disfungsi paralisis social untuk
diharapkan pasien dapat remaja dan kelompok resiko tinggi lain.
beradaptasi pada
perubahan fisik akibat
penyakit. Bantu pasien memisahkan penampilan fisik dari
perasaan berharga secara pribadi, dengan
Kriteria hasil: cara yang tepat.
pasien turut berpartisipasi
dalam tindakan perawatan Monitor frekuensi dari pernyataan mengkritisi
mandiri, menunjukkan sikap diri.
positif terhadap diri sendiri.
Bantu pasien untuk mengidentifikasi
tindakan-tindakan yang akan
meningkatkan penampilan.
Dx: Gangguan rasa nyaman
b.d gejala terkait penyakit
1. Ciptakan lingkungan yang aman bagi
pasien
2. Sediakan tempat tidur dengan ketinggian
Tujuan:
yang rendah, yang sesuai
setelah dilakukan
3. Hindari dari paparan dan aliran udara
tindakan
yang tidak perlu, terlalu panas, atau
keperawatan 1×24
terlalu dingin
jam diharapkan rasa
4. Sesuaikan suhu lingkungan dengan
nyaman pasien dapat
kebutuhan pasien
terpenuhi.
5. Sediakan sarana langsung dan
Kriteria hasil:
berkesinambungan untuk memanggil
Klien menunjukkan
perawat, dan informasikan pasien dan
berkurangnya pruritus,
keluarga bahwa mereka akan dijawab
ditandai dengan
segera
berkurangnya lesi
6. Izinkan keluarga/orang terdekat untuk
akibat garukan,
tinggal dengan pasien
kualitas tidur pasien
7. Fasilitasi tindakan-tindakan kebersihan
kembali normal, dan
untuk menjaga kenyamanan individu
adanya peningkatan
8. Monitor kulit terutama daerah tonjolan
rasa nyaman.
tubuh terhadap adanya tanda-tanda
tekanan/ iritasi
Dx: Gangguan pola tidur
b.d imobilisasi Tentukan pola tidur/ aktivitas
pasien

Perkiraan tidur/ siklus bangun


Intervensi keperawatan: pasien didalam perawatan
perencanaan
Tujuan: setelah dilakukan Monitor atau catat pola tidur
tindakan keperawatan 2×24 jam pasien dan jumlah jam tidur
diharapkan pola tidur pasien pasien
normal.
Sesuaikan lingkungan

Kriteria hasil: pasien dapat tidur Bantu untuk menghilangkan


nyenyak, gatal-gatal pada kulit situasi stress sebelum tidur
hilang, mempertahankan kondisi
lingkungan yang tepat. Mulai/ terapkan langkah-
langkah kenyamanan
seperti pijat, pemberian
posisi, dan sentuhan afektif
Hasil

a. menunjukkan adanya perbedaan JURNAL TERKAIT TERAPI


Immunoglobulin E (Ig.E) sebelum terapi KOMPLEMENTER DERMATITIS
akupunktur dengan Immunoglobulin E
(Ig.E) sesudah terapi akupunktur; dan
menunjukkan perbedaan nilai gatal “Pengaruh terapi
kulit sebelum terapi akupunktur dan akupunktur pada titik
nilai gatal kulit sesudah terapi bl 13, li 11, sp10, st36
akupunktur. Berdasar nilai table uji t
dan ht7 terhadap
dan F pada p<0.005 jumlah sampel 15
adalah 0.066162. perbaikan IgE pasien
pruritus dermatitis
b. bahwa terapi akupunktur titik Qu Chi (Li pada santri pondok
11), Xuehai (Sp 10), Zusanli (St 36) dan pesantren di
Shen Men (Ht7)menggambarkan Surakarta”
adanya pengaruhterhadap - Penelitian dilakukan
penurunan konsentrasi Immunoglobulin
oleh :
E (Ig.E) dan intensitas skore rasa gatal
kulit pada Santri yang merasa gatal sumanto, maria dewi
Kulit secara signifikan. christiyowati
kementerian
c. Dari hasil di atas maka terapi kesehatan politeknik
akupunktur dapat memperbaiki kesehatan surakarta
Immunoglobulin E (Ig.E) pada pasien jurusan akupunktur
pruritus dermatitis pada santri ponpes di
tahun 2017
Surakarta.
Hasil Penelitian
“Pengaruh Perianal
penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam Hygiene Dengan Air
penurunan derajat diaper dermatitis dipengaruhi Rebusan Daun Sirih
oleh perianal hygiene dengan air rebusan daun Terhadap Derajat
sirih selama tiga hari setiap pagi dan sore adalah Diaper Dermatitis
sebelum pemberian perianal hygiene derajat Pada Anak
diaper dermatitis ringansebanyak 6 anak, diaper Pengguna Diapers
dermatitis sedang sebanyak 18 anak, diaper Usia 6-24 Bulan Di
dermatitis berat 6 dengan air rebusan daun sirih Rsud Tugurejo
derajat diaper dermatitis ringan menjadi 20 anak, Semarang”Penelitian
diaper dermatitis sedang menjadi 10 anak, dilakukan oleh
sedangkan diaper dermatitis berat tidak ada :Anasita Diah Astuti,
responden. Dera Alfiyanti, Ulfa
Hal ini disebabkan karena pemberian perianal Nurullita, Alumni
hygiene dengan air rebusan daun Program Studi S.1 Ilmu
sirihmengandung mengandung minyak atsiri di Keperawatan STIKES
mana komponen utamanya terdiri atas fenol dan Telogorejo Semarang,
senyawa turunannya seperti kavikol,cavibetol, Dosen Jurusan Ilmu
carvacrol, eugenol, dan allilpyrocatechol dengan Keperawatan
sifat antiseptiknya, sirih sering digunakan untuk Universitas
menyembuhkan kaki yang luka dan mengobati Muhammadiyah
pendarahan hidung atau mimisan. Semarang, tahun
2016
Hasil Penelitian

Hasil uji normalitas data setelah dilakukan tes


Shapiro-Wilk didapatkan nilai signifikansi sebesar “Efektifitas Ekstrak Bunga
0,3 (p > 0,05) sehingga H1 diterima dan berarti Cengkeh (Syzygium
data jumlah pembuluh darah kapiler pada aromaticum) terhadap
kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol Jumlah Pembuluh Darah
terdistribusi normal. Pengujian dapat dilanjutkan Kapiler pada Proses
dengan uji homogenitas atau keragaman data Penyembuhan Luka Insisi
menggunakan test ofhomogeneity of Fase Proliferasi”
variance.Hasil tes inimenunjukkan nilai signifikansi Penelitian dilakukan
p adalah 0,100 (p> 0,05). Jadi dapat disimpulkan oleh
bahwa data tersebut mempunyai ragam yang :Fatimatuzzahroh,Novi
homogeny.Rata-rata jumlah pembuluh darah Khila Firani, Heri Kristianto
kapiler luka insisi fase proliferasi yang dirawat tahun 2015
dengan povidone iodine adalah 1,44; normal
saline adalah 1,32; ekstrak bunga cengkeh dosis
20%, 40% dan 60% adalah 1,56, 1,72, dan 2,32.

Anda mungkin juga menyukai