2. Neurodermatitis
Adalah Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit tebal dan
garis kulit tampak lebih menonjol menyerupai kulit batang kayu.Penyakit ini muncul
saat mengenakan pakaian yang menggores kulit sehingga timbul iritasi kemudian
memicu kita untuk menggaruk berulang-ulang pada bagian yang terasa gatal. Biasanya
muncul pada pergelangan kaki, pergelangan tangan, lengan dan bagian belakang dari
leher.
3. Dermatitis Seborrheic
Kulit terasa berminyak dan licin, melepuhnya sisi-sisi dari hidung, antara kedua alis,
belakang telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini seringkali diakibatkan faktor
keturunan, muncul saat kondisi mental dalam keadaan stres atau orang yang
menderita penyakit saraf seperti Parkinson.
4. Dermatitis Stasis
Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena(atau hipertensi
vena) tungkai bawah.Yang muncul dengan adanya varises.
5. Dermatitis Atopik
Keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal, kulit menebal, dan
pecah-pecah serta biasanya muncul saat alergi dan seringkali muncul pada
keluarga, yang salah satu anggota keluarganya memiliki asma. Biasanya dimulai
sejak bayi dan mungkin bisa bertambah atau berkurang tingkat keparahannya
selama masa kecil dan dewasa. Seringkali muncul di lipatan siku atau belakang
lutut.
6. Dermatitis Medikamentosa
Dermatitis medikamentosa memiliki bentuk lesi eritem dengan atau tanpa
vesikula, berbatas tegas, dapat soliter atau multipel. Terutama pada bibir, glans
penis, telapak tangan atau kaki. Penyebabnya dari obat-obatan yang masuk
kedalam tubuh melalui mulut, suntikan atau anal.
Penyebab dermatitis kadang-kadang tidak di ketahui.
Sebagian besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen,
misaknya zat kimia, protein, bakteri, fungus,alergi, faktor
genetik, fisik, stres, dan iritasi dapat menjadi penyebab eksim
1. Dermatitis Kontak
Patogenesisnya melalui dua fase yaitu fase indukdi (fase
sensitisasi) dan fase elisitasi. Fase induksi ialah saat kontak
pertama alergen dengan kulit sampai limfosit mengenal dan
memberikan respon, memerlukan 2-3 minggu. Fase elesitasin
ialah saat terjadi pajanan ulang dengan alergen yang sama atau
serupa sampai timbul gejala klinis.
2. Neurodermatitis
Kelainan terdiri dari eritema, edema, papel, vesikel, bentuk
numuler, dengan diameter bervariasi 5 – 40 mm. Bersifat
membasah (oozing), batas relatif jelas, bila kering membentuk
krusta bagian tubuh.
3. Dermatitis Seiboroika
Merupakan penyakit kronik, residif, dan gatal. Kelainan berupa
skuama kering, basah atau kasar; krusta kekuningan dengan
bentuk dan besar bervariasi.
4. Dermatitis Atopik
Belum diketahui secara pasti. Histamin dapat menghambat
kemotaktis dan menekan produksi sel T. Sel mast meningkat
pada lesi dermatitis atopi kronis. Histamin sendiri tidak
menyababkan lesi ekzematosa. Kemungkinan zat tersebut
menyebabkan prutisus dan eritema, mungkin karena gerakan
akibat gatal menimbulkan lesi ekzematosa.Pada pasien
dermatitis atopik, kapasitas untuk menghasilkan IgE secara
berlebihan diturunkan secara genetik.
5. Dermatitis Medikamentosa
Faktor lingkungan merupakan factor terpenting . Alergi paling
sering menyerang pada saluran nafas dan saluran pencernaan .
Tes Tempel Terbuka
Pada uji terbuka bahan yang dicurigai ditempelkan pada daerah belakang telinga selama
24 jam. Setelah itu dibaca dan dievaluasi hasilnya. Indikasi uji tempel terbuka adalah
alergen yang menguap.