Anda di halaman 1dari 12

DERMATITIS

KEL 5

OLEH
AISYAH FITRI
FIRMANSYAH
KEMAL
PARUNISA
SITI MUTIAH KUSDIANA
Latar Belakang

dermatitis adalah peradangan hebat yang menyebabkan pembentukan lepuh atau


gelembung kecil (vesikel) pada kulit hingga akhirnya pecah dan mengeluarkan cairan. Istilah
eksim juga digunakan untuk sekelompok kondisi yang menyebabkan perubahan pola pada
kulit dan menimbulkan perubahan spesifik di bagian permukaan. Istilah ini diambil
dari Bahasa Yunani yang berarti 'mendidih atau mengalir keluar’. (Mitchell dan
Hepplewhite, 2005)
TUJUAN

1 Tujuan Penulisan
Mengetahui definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik pada klien
Dermatitis.
Mengetahui pemeriksaan penunjang, komplikasi, penatalaksanaan pada klien
Dermatitis.
Mengetahui diagnosa dan rencana keperawatan pada klien Dermatitis.
TANDA DAN GEJALA
1. Contact Dermatitis
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada
kulit. (Adhi Djuanda,2005)
Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi)
2. Neurodermatitis
Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih
menonjol (likenifikasi)
3. Seborrheich Dermatitis
Kulit terasa berminyak dan licin; melepuhnya sisi-sisi dari hidung, antara kedua alis,
4. Statis Dermatitis
Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena (atau hipertensi vena) tungkai
bawah. (Adhi Djuanda,2005)
5. Atopic Dermatitis
Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal yang umumnya sering terjadi
selama masa bayi dan anak-anak
PENYEBAB

Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar(eksogen), misalnya


bahan kimia (contoh : detergen, asam, basa, oli, semen), fisik
(sinar dan suhu), mikroorganisme (contohnya : bakteri, jamur)
dapat pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopik.
(Adhi Djuanda,2005)
MANIFESTASI KLINIK
Subyektif ada tanda–tanda radang akut terutama priritus ( sebagai pengganti dolor). Selain itu
terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema atau pembengkakan dan
gangguan fungsi kulit (function laisa). Obyektif, biasanya batas kelainan tidak tegas dan
terdapat lesi polimorfi yang dapat timbul scara serentak atau beturut-turut. Pada permulaan
eritema dan edema.

. KOMPLIKASI

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit


2. Infeksi sekunder khususnya oleh Stafilokokus aureus
3. Hiperpigmentasi atau hipopigmentasi post inflamasi
4. Jaringan parut muncul pada paparan bahan korosif atau ekskoriasi
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas Pasien
2. Keluhan Utama.
Biasanya pasien mengeluh gatal, rambut rontok.
1. Riwayat Kesehatan.
a. Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan
pasien untuk menanggulanginya.
a. Riwayat penyakit dahulu
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
a. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
a. Riwayat psikososial
Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang mengalami stress yang berkepanjangan.
a. Riwayat pemakaian obat
Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau pernahkah pasien tidak tahan (alergi)
terhadap sesuatu obat
Pola kognitif/persepsi

 Kaji nyeri : Gejalanya yaitu timbul gatal-gatal atau bercak merah pada kulit.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kekeringan pada kulit
2. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas
3. Kurang pengetahuan tentang program terapi berhubungan dengan
kurangnya informasi
. RENCANA KEPERAWATAN

No DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC


Kerusakan integritas kulit berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan,  Lakukan inspeksi lesi setiap hari
1.
dengan kekeringan pada kulit kulit klien dapat kembali normal dengan  Pantau adanya tanda-tanda infeksi
kriteria hasil:  Ubah posisi pasien tiap 2-4 jam
 Kenyamanan pada kulit meningkat  Bantu mobilitas pasien sesuai kebutuhan
 Derajat pengelupasan kulit berkurang  Pergunakan sarung tangan jika merawat lesi
 Kemerahan berkurang  Jaga agar alat tenun selau dalam keadaan bersih dan
 Lecet karena garukan berkurang kering
·  Libatkan keluarga dalam memberikan bantuan pada
pasien
 Gunakan sabun yang mengandung pelembab atau
sabun untuk kulit sensitive
 Oleskan/berikan salep atau krim yang telah diresepkan
2 atau tiga kali per hari.
Resiko infeksi berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan keperawatan  Lakukan tekni aseptic dan
penurunan imunitas diharapkan tidak terjadi infeksi dengan antiseptic dalam melakukan
kriteria hasil: tindakan pada pasien
 Hasil pengukuran tanda vital dalam batas  Ukur tanda vital tiap 4-6 jam
normal.  Observasi adanya tanda-tanda
-RR :16-20 x/menit infeksi
- N : 70-82 x/menit  Batasi jumlah pengunjung
- T : 37,5 C  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
- TD : 120/85 mmHg pemberian diet TKTP
 Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi  Libatkan peran serta keluarga
(kalor,dolor, rubor, tumor, infusiolesa) dalam memberikan bantuan pada
 Hasil pemeriksaan laborat dalam batas klien
normal Leuksosit darah : 5000-  Kolaborasi dengan dokter dalam
10.000/mm3 terapi obat
Kurang pengetahuan tentang Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan  Kaji apakah klien memahami dan
program terapi berhubungan terapi dapat dipahami dan dijalankan dengan mengerti tentang penyakitnya.
dengan kurangnya informasi kriteria hasil:  Jaga agar klien mendapatkan
 Memiliki pemahaman terhadap perawatan kulit. informasi yang benar, memperbaiki
 Mengikuti terapi dan dapat menjelaskan alasan kesalahan konsepsi/informasi.
terapi.  Peragakan penerapan terapi seperti,
 Melaksanakan mandi, pembersihan dan balutan mandi dan penggunaan obat-obatan
basah sesuai program lainnya.
 .Menggunakan obat topikal dengan tepat.  Nasihati klien agar selalu menjaga
 Memahami pentingnya nutrisi untuk kesehatan hygiene pribadi juga lingkungan.
kulit.
TERIMAKASIH…

Anda mungkin juga menyukai