Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan
DISUSUN OLEH :
Andriansyah 4338114201230332
Era Agustin 4338114201230321
Herdiansyah 4338114201230212
Nadya Rachmadayanti 4338114201230332
Ria perawati 4338114201230210
Yanti 4338114201230299
Ucapan puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang
hanya karena limpahan karunianya kami dapat menyusun makalah dengan judul
“EUTHANASIA” dengan baik.
Makalah ini dususun secara sistematis mengenai uraian singkat tentang
pengertian eutahanasia yang masih pro dan kontra dikalangan masyarakat. Pada
kesempatan ini,penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Uun Nurjanah M, Kep Selaku wali kelas S1 Keperawatan Non-
Reguler
2. Ibu Erlena M,Kep selaku dosen pengampu mata kuliah konsep dasar
keperawatan.
3. Teman-teman serta semua pihak yang telah membantu membuat
makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan atau ilmu
pengetahuan bagi para pembaca.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis sangat mengharap saran dan kritik yang membangan dari
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
A. LATAR BELAKANG
Dunia kesehatan akan selalu berkembang seiring perkembangan zaman.
Semakin banyak penemuan yang dilakukan oleh para ilmuan untuk
memperkaya dunia kesehatan. Salah satunya euthanasia istilah ini digunakan
untuk menyebutkan sesuatu tindakan mempercepat proses kematian
seseorang secara wajar. Hal ini dilakukan untuk mengakhiri penderitaan si
pasien dengan syarat ada persetujuan dan sesuai prosedur.
Sekitar tahun 400 sebelum Masehi,sebuah sumpah yang terkenal
dengan sebutan “The Aippocratie Oath”.mengatakan “saya tidak akan
memberikan obat mematikan pada siapapun,atau menyarankan hal tersebut
pada siapapun.”Sekitar abad ke-14 sampai abad ke-20,Hukum adat inggris
yang dipetik oleh Mahkamah Agung Amerika tahun 1997 dalam pidatonya :
“Lebih jelasnya,selama lebih dari 700 tahun,Orang Hukum Adat
Amerika Utara telah menghukum atau tidak menyetujui aksi bunuh diri
individual ataupun dibantu.”
Tahun 1955,Belanda sebagai Negara pertama yang mengeluarkan UU
yang menyetujui euthanansia dan diikuti oleh Australia yang melegalkan di
tahun yang sama,setelah dua Negara itu mengeluarkan undang-undang yang
sah tentang euthanansia beberapa Negara masih menganggapnya sebagai
konflik,namun ada juga yang ikut mengeluarkan undang-undang yang
sama,Hal ini akan dibahas lebih lanjut dibab berikutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan euthanasia?
2. Apa sajakah hukum yang mengatur euthanasia?
3. Mengapa dilakukan euthanasia?
4. Apa saja macam – macam eutanasia?
5. Apakah hubungan euthanasia dengan etika keperawatan?
6. Apakah syarat – syarat dilakukannya euthanasia?
C. Tujuan
Dalam penyusunan makalah ini penulis memiliki tujuan :
1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang euthanasia dalam
dunia kesehatan.
2. Menjelaskan kepada pembaca tentang hukum yang mengatur
euthanasia.
3. Menjelaskan kepada pembaca tentang alasan - alasan dilakukannya
euthanasia.
4. Menjelaskan kepada pembaca tentang jenis-jenis euthanasia.
5. Menjelaskan para pembaca tentang euthanasia menurut etika
keperawatan
6. Menjelaskan para pembaca tentang syarat – syarat dilakukannya
euthanasia
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN EUTHANASIA
Euthanasia secara bahasa berasal dari bahasa Yunani eu yang berarti
“baik”, dan thanatos, yang berarti “kematian” (Utomo, 2003;177). “ Dalam
bahasa Arab dikenal dengan istilah qatlu ar-rahma atau taysir al-maut.
Menurut istilah kedokteran, euthanasia berarti tindakan agar kesakitan atau
penderitaan yang dialami seseorang yang akan meninggal diperingan. Juga
euthanasia berarti mempercepat kematian seseorang yang ada dalam
kesakitan dan penderitaan hebat menjelang kematiannya” ;(Hasan, 1995;145).
Dalam praktik kedokteran, dikenal dua macam euthanasia, yaitu aktif
dan euthanasia pasif. Euthanasia aktif adalah tindakan dokter mempercepat
kematian pasien dengan memberikan suntikan ke dalam tubuh pasien
tersebut. Suntikan diberikan pada saat keadaan penyakit pasien sudah sangat
parah atau sudah sampai pada stadium akhir, yang menurut perhitungan
medis sudah tidak mungkin lagi bisa sembuh atau bertahan lama. Alasan yang
biasanya dikemukakan dokter adalah bahwa pengobatan yang diberikan
hanya akan memperpanjang penderitaan pasien serta tidak akan mengurangi
sakit yang memang sudah parah (Utomo, 2003;176).
Contoh euthanasia aktif, misalnya ada seseorang menderita kanker
ganas dengan rasa sakit yang luar biasa sehingga pasien sering kali pingsan.
Dalam hal ini, dokter yakin yang bersangkutan akan meninggal dunia.
Kemudian dokter memberinya obat dengan takaran tinggi (overdosis) yang
sekiranya dapat menghilangkan rasa sakitnya, tetapi menghentikan
pernapasannya sekaligus (Utomo, 2003;178).
Adapun euthanasia pasif, adalah tindakan dokter menghentikan
pengobatan pasien yang menderita sakit keras, yang secara medis sudah tidak
mungkin lagi dapat disembuhkan. Penghentian pengobatan ini berarti
mempercepat kematian pasien. Alasan yang lazim dikemukakan dokter
adalah karena keadaan ekonomi pasien yang terbatas, sementara dana yang
dibutuhkan untuk pengobatan sangat tinggi, sedangkan fungsi pengobatan
menurut perhitungan dokter sudah tidak efektif lagi. Terdapat tindakan lain
yang bisa digolongkan euthanasia pasif, yaitu tindakan dokter menghentikan
pengobatan terhadap pasien yang menurut penelitian medis masih mungkin
sembuh. Alasan yang dikemukakan dokter umumnya adalah ketidakmampuan
pasien dari segi ekonomi, yang tidak mampu lagi membiayai dana
pengobatan yang sangat tinggi (Utomo, 2003;176).
Contoh euthanasia pasif, misalkan penderita kanker yang sudah kritis,
orang sakit yang sudah dalam keadaan koma, disebabkan benturan pada otak
yang tidak ada harapan untuk sembuh. Atau, orang yang terkena serangan
penyakit paru-paru yang jika tidak diobati maka dapat mematikan penderita.
Dalam kondisi demikian, jika pengobatan terhadapnya dihentikan, akan dapat
mempercepat kematiannya (Utomo, 2003;177).
Menurut Deklarasi Lisabon 1981, euthanasia dari sudut kemanusiaan
dibenarkan dan merupakan hak bagi pasien yang menderita sakit yang tidak
dapat disembuhkan. Namun dalam praktiknya dokter tidak mudah melakukan
euthanasia, karena ada dua kendala. Pertama, dokter terikat dengan kode etik
kedokteran bahwa ia dituntut membantu meringankan penderitaan pasien
Tapi di sisi lain, dokter menghilangkan nyawa orang lain yang berarti
melanggar kode etik kedokteran itu sendiri. Kedua, tindakan menghilangkan
nyawa orang lain merupakan tindak pidana di negara mana pun. (Utomo,
2003;178).
C. MACAM-MACAM EUTHANASIA
Euthanasia adalah pembunuhan dalam segi medis yang disengaja,
dengan aksi atau dengan penghilangan suatu hak pengobatan yang seharusnya
didapatkan oleh pasien, agar pasien tersebut dapat meninggal secara wajar.
Kata kuncinya adalah disengaja, artinya jika aksi tersebut dilakukan dengan
tidak sengaja, maka hal tersebut bukanlah euthanasia.
Aksi ini dilakukan secara legal menurut undang-undang untuk pertama
kali adalah di negara Belanda, negara pertama di dunia yang telah secara
hukum menyetujui euthanasia. Meskipun begitu, aksi tersebut dilakukan
dengan sangat hati-hati dan dengan berbagai perhitungan terlebih dahulu.
Ada berbagai macam jenis euthanasia menurut cara melakukannya
serta alasan diberlakukan euthanasia itu sendiri, anatara lain:
1. Euthanasia sukarela Apabila si pasien itu sendiri yang meminta untuk
diakhiri hidupnya.
2. Euthanasia non-sukarela qApabila pesien tersebut tidak mengajukan
permintaan atau menyetujui untuk diakhiri hidupnhnya.
3. Involuntary Euthanasia Pada prinsipnya sama seperti euthanasia non-
sukarela, tapi pada kasus ini, si pasien menunjukkan permintaan
euthanasia lewat ekspresi.
4. Assisted suicide Atau bisa dikatakan proses bunuh diri dengan bantuan
suatu pihak. Seseorang memberi informasi atau petunjuk pada seseorang
untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Jika aksi ini dilakukan oleh dokter
maka disebut juga, “physician assisted suicide”.
5. Euthanasia dengan aksi Dengan sengaja menyebabkan kematian
seseorang dengan melakukan suatu aksi, salah satu contohnya adalah
dengan melakukan suntik mati.
6. Euthanasia dengan penghilangan Dengan sengaja menyebabkan kematian
seseorang dengan menghentikan semua perawatan khusus yang
dibutuhkan seorang pasien. Tujuannya adalah agar pasien itu dapat
dibiarkan meninggal secara wajar.
Dari beberapa macam jenis euthanasia tersebut, masing-masing negara
memiliki idealisme sendiri dalam hal melegalkan aksi euthanasia.
Beberapanegara bahkan telah melegalkan aksi euthanasia dengan
suntik mati, namun di negara-negara lain hal tersebut adalah melanggar
hukum.
Euthanasia secara umum dapat dibagi menjadi dua macam yaitu :
1. Euthanasia aktif
Menjabarkan kasus ketika suatu tindakan dilakukan dengan tujuan
untuk menimbulkan kematian. Contoh dari kasus ini adalah memberikan
suntik mati. Hal ini ilegal di Britania Raya dan Indonesia.
2. Euthanasia pasif
Menjabarkan kasus ketika kematian diakibatkan oleh penghentian
tindakan medis. Contoh dari kasus ini adalah penghentian pemberian
nutrisi, air, dan ventilator.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Euthanasia merupankan suatu proses penghilangan nyawa seseorang
baik dengan penghentian tindakan medis atau memberikan suntikan mati yang
dapat mempercepat kematian secara wajar. Masalah euthanasia masih dalam
pro dan kontra dikalangan pemuka agama maupun hukum negara. Sebagai
tenaga medis dalam melakukan euthanasia harus memenuhi syarat-syarat dan
ketentuan yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Appel, Jacob. 2007. A Suicide Right for the Mentally Ill? A Swiss Case
Opens a New Debate. Hastings Center Report, Vol. 37, No. 3.
Fletcher, Joseph F. 1954. Morals and medicine; the moral problems of:
the patient's right to know the truth, contraception, artificial
insemination, sterilization, euthanasia. Princeton, N.J.: Princeton
University Press.
Horan, Dennis J., David Mall, eds. (1977). Death, dying, and euthanasia.
Frederick, MD: University Publications of America. ISBN 0-89093-
139-9.