Euthanasia
Dosen Pengampu:
Dwi Deby Tampa’i,S.Kep Ns M.M
Disusun Oleh:
Vindy Meilin Mbesikene (21010031)
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Eutanasia merupakan upaya untuk mengakhiri hidup orang lain dengan tujuan
untuk menghentikan penderitaan yang dialaminya karena suatu penyakit atau
keadaan tertentu. Di jaman modern ini, tercatat telah banyak sekali kasus-kasus
eutanasia, baik yang ter-ekspose maupun yang tersembunyikan. Terdapat dua unsur
utama yang menjadikan eutanasia menjadi bahan perdebatan yang sengit di
kalangan dokter dan bahkan masyarakat umum. Yang pertama, eutanasia jelas-jelas
suatu tindakan yang dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain, namun selain
itu justru alasan dilakukannya eutanasia adalah untuk menghindarkan pasien dari
rasa sakit atau penderitaan yang dianggap terlalu menyiksa.
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
2. Untuk mengetahui bagaimanakah pandangan Euthanasia dari sudut HAM dan hukum
positif di Indonesia
A.Pengertian Euthanasia
Euthanasia secara bahasa berasal dari bahasa Yunani cu yang berarti “baik”, dan thanatos,
yang berarti “kematian” (Utomo, 2003377). “ Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah
qatlu ar-rahma atau taysir al-maut. Menurut istilah kedokteran, Euthanasia. berarti tindakan
agar kesakitan atau penderitaan yang dialami seseorang yang akan meninggal diperingan.
Juga euthanasia berarti mempercepat kematian seseorang yang ada dalam kesakitan dan
penderitaan hebat menjelang kematiannya" (Hasan, 1995:145).
Dalam praktik kedokteran, dikenal dua macam euthanasia, yaitu aktif dan euthanasia
pasif. Euthanasia aktif adalah tindakan dokter mempercepat kematian pasien dengan
memberikan suntikan ke dalam tubuh pasien tersebut. Suntikan diberikan pada saat
keadaan penyakit pasien sudah sangat parah atau sudah sampai pada stadium akhir, yang
menurut perhitungan medis sudah tidak mungkin lagi bisa sembuh atau bertahan lama.
Contoh euthanasia aktif, misalnya ada seseorang menderita kanker ganas dengan rasa sakit
yang luar biasa sehingga pasien sering kali pingsan. Kemudian dokter memberinya obat
dengan takaran tinggi (overdosis) yang sekiranya dapat menghilangkan rasa sakitnya, tetapi
menghentikan pernapasannya sekaligus (Utomo, 2003:178).
Adapun euthanasia pasif, adalah tindakan dokter menghentikan pengobatan pasien yang
menderita sakit keras, yang secara medis sudah tidak mungkin lagi dapat disembuhkan.
Penghentian pengobatan ini berarti mempercepat kematian pasien. Alasan yang lazim
dikemukakan dokter adalah karena keadaan ekonomi pasien yang terbatas, sementara dana
yang dibutuhkan untuk pengobatan sangat tinggi. Contoh euthanasia pasif, misalkan
penderita kanker yang sudah kritis, orang sakit yang sudah dalam keadaan koma,
disebabkan benturan pada otak yang tidak ada harapan untuk sembuh. Atau, orang yang
terkena serangan penyakit paru-paru yang jika tidak diobati maka dapat mematikan
penderita.