Anda di halaman 1dari 9

Makalah

Euthanasia

Dosen Pengampu:
Dwi Deby Tampa’i,S.Kep Ns M.M

Disusun Oleh:
Vindy Meilin Mbesikene (21010031)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA MANDIRI POSO


S1 KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR

Puj isyukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME,telah memberikan Rahmat


dan karunia-Nya
Sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul Euthanasia
Makalah ini dibuat untuk memenuh itugas dari ibu Dwi Deby Tampa’i Selaku
dosen yang mengajar mata kuliah Etika Dan Hukum Keperawatan.
Tujuan penyusunan makalah ini untuk menambah pengetahuan mahasiswa
mengenai Euthanasia.

Poso,12 Oktober 2021


DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang....................................................................................
B.Rumusan Masalah..............................................................................
C.Tujuan................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
A.Pengertian Euthanasia
B. Euthanasia Dalam Perspektif Medis
C.Macam-Macam Euthanasia
D.Euthanasia Dalam Pandangan Hukum Dan HAM di indonesia
E.Hukum Euthanasia Di Berbagai Negara
BAB 3 PENUTUP
A.Kesimpulan..........................................................................................

BAB 1
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Eutanasia merupakan upaya untuk mengakhiri hidup orang lain dengan tujuan
untuk menghentikan penderitaan yang dialaminya karena suatu penyakit atau
keadaan tertentu. Di jaman modern ini, tercatat telah banyak sekali kasus-kasus
eutanasia, baik yang ter-ekspose maupun yang tersembunyikan. Terdapat dua unsur
utama yang menjadikan eutanasia menjadi bahan perdebatan yang sengit di
kalangan dokter dan bahkan masyarakat umum. Yang pertama, eutanasia jelas-jelas
suatu tindakan yang dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain, namun selain
itu justru alasan dilakukannya eutanasia adalah untuk menghindarkan pasien dari
rasa sakit atau penderitaan yang dianggap terlalu menyiksa.

Di beberapa Negara di dunia, eutanasia merupakan suatu tindakan yang


dilegalkan, sehingga seorang dokter memiliki kewenangan untuk menjalankan
prosedur eutanasia, namun tentu saja dengan seijin pihak keluarga dan melalui
prosedur perijinan yang sangat ketat. Sedangkan di beberapa Negara yang lain,
pelaku eutanasia ditangkap karena dianggap melakuka

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pandangan Euthanasia dari sudut medis?

2. Bagaimanakah pandangan Euthanasia dani udut HAM dan hukum positif di


Indonesia?

3. Bagaimnanakah pengaturan Euthanasia di negara lain?

C.Tujuan

I. Untuk mengetahui bagaimanakah pandangan Euthanasia dari sudut medis

2. Untuk mengetahui bagaimanakah pandangan Euthanasia dari sudut HAM dan hukum
positif di Indonesia

3. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaturan Euthanasia di negara lain.

STIKES HUSADA MANDIRI POSO. VINDY MEILIN MBESIKENE


BAB 2
PEMBAHASAN

A.Pengertian Euthanasia
Euthanasia secara bahasa berasal dari bahasa Yunani cu yang berarti “baik”, dan thanatos,
yang berarti “kematian” (Utomo, 2003377). “ Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah
qatlu ar-rahma atau taysir al-maut. Menurut istilah kedokteran, Euthanasia. berarti tindakan
agar kesakitan atau penderitaan yang dialami seseorang yang akan meninggal diperingan.
Juga euthanasia berarti mempercepat kematian seseorang yang ada dalam kesakitan dan
penderitaan hebat menjelang kematiannya" (Hasan, 1995:145).
Dalam praktik kedokteran, dikenal dua macam euthanasia, yaitu aktif dan euthanasia
pasif. Euthanasia aktif adalah tindakan dokter mempercepat kematian pasien dengan
memberikan suntikan ke dalam tubuh pasien tersebut. Suntikan diberikan pada saat
keadaan penyakit pasien sudah sangat parah atau sudah sampai pada stadium akhir, yang
menurut perhitungan medis sudah tidak mungkin lagi bisa sembuh atau bertahan lama.
Contoh euthanasia aktif, misalnya ada seseorang menderita kanker ganas dengan rasa sakit
yang luar biasa sehingga pasien sering kali pingsan. Kemudian dokter memberinya obat
dengan takaran tinggi (overdosis) yang sekiranya dapat menghilangkan rasa sakitnya, tetapi
menghentikan pernapasannya sekaligus (Utomo, 2003:178).
Adapun euthanasia pasif, adalah tindakan dokter menghentikan pengobatan pasien yang
menderita sakit keras, yang secara medis sudah tidak mungkin lagi dapat disembuhkan.
Penghentian pengobatan ini berarti mempercepat kematian pasien. Alasan yang lazim
dikemukakan dokter adalah karena keadaan ekonomi pasien yang terbatas, sementara dana
yang dibutuhkan untuk pengobatan sangat tinggi. Contoh euthanasia pasif, misalkan
penderita kanker yang sudah kritis, orang sakit yang sudah dalam keadaan koma,
disebabkan benturan pada otak yang tidak ada harapan untuk sembuh. Atau, orang yang
terkena serangan penyakit paru-paru yang jika tidak diobati maka dapat mematikan
penderita.

STIKES HUSADA MANDIRI POSO VINDY MEILIN MBESIKENE


B.Euthanasia dalam Persfektif Medis
Tugas seorang dokter adalah untuk menolong jiwa seorang pasien, padahal hal itu sudah
tidak bisa dilanjutkan lagi dan jika hal itu diteruskan, kadang-kadang akan menambah
penderitaan pasien.
Berdasarkan pada cara terjadinya, ilmu pengetahuan membentukan kematian kedalam tiga
jenis:
a. Orthothansia, merupakan kematian yang terjadi karena proses alamiah,
b. Dysthanasia, adalah kematian yang terjadi secara tidak wajar
c. Euthanasia, adalah kematian yang terjadi dengan pertolongan atau tidak dengan
pertolongan dokter.
Contoh euthanasia positif yang dilakukan secara aktif oleh medis
Nyonya Agian yang mengalami koma selama tiga bulan dan dalam hidupnya
membutuhkan alat bantu pernafasan, sehingga dia hanya bisa melakukan pernafasan
dengan bantuan alat pernafasan. Jika alat pernafasan tersebut dicabut otomatis jantungnya
akan berhenti memompakan darahnya keseluruh tubuh, maka tanpa alat tersebut pasien
tidak akan bisa hidup, namun, ada yang menganggap bahwa arang sakit seperti ini sebagai
“orang mati” yang tidak mampu melukukan aktifitas. Maka memberhentikan alat
pernapasan itu sebagai cara yang positif untuk memudahkan proses kematiannya.
Contoh euthanasia negatif dalam proses tersebut tenaga medis tidak melakukan tindakan
secara aktif
Penderita kanker yang sudah kritis, orang sakit yang sudah dalam keadaan koma,
disebabkan benturan pada bagian kepalanya atau terkena semacam penyakit pada otak
yang tidak ada harapan untuk sembuh, atau orang yang terkena serangan penyakit paru-
paru yang jika tidak diobati (padahal masih ada kemungkinan untuk diobati) akan dapat
mematikan pendenita.
C.Macam-Macam Euthanasia
Ada berbagai macam jenis euthanasia menurut cara melakukannya serta alasan
diberlakukan euthanasia itu sendiri, anatara lain:
1. Euthanasia sukarela Apabila si pasien itu sendiri yang meminta untuk diakhiri hidupnya.
2. Euthanasia non-sukarela apabila pesien tersebut tidak mengajukan permintaan atau
menyetujui untuk diakhiri hidupnhnya.
3. Involuntary Euthanasia Pada prinsipnya sama seperti euthanasia nonsukarela, tapi pada
kasus ini, si pasien menunjukkan permintaan euthanasia lewat ekspresi.

STIKES HUSADA MANDIRI POSO. VINDY MEILIN MBESIKENE


4. Assisted suicide Atau bisa dikatakan proses bunuh diri dengan bantuan suatu pihak.
Seseorang memberi informasi atau petunjuk pada seseorang untuk mengakhiri hidupnya
sendiri. Jika aksi ini dilakukan oleh dokter maka disebut juga, “physician assisted suicide”.
5. Euthanasia dengan aksi Dengan sengaja menyebabkan kematian seseorang dengan
melakukan suatu aksi, salah satu contohnya adalah dengan melakukan suntik mati.
6. Euthanasia dengan penghilangan Dengan sengaja menyebabkan kematian seseorang
dengan menghentikan semua perawatan khusus yang dibutuhkan seorang pasien.
Tujuannya adalah agar pasien itu dapat dibiarkan meninggal secara wajar.
Dari beberapa macam jenis euthanasia tersebut. masing-masing negara memiliki idealisme
sendiri dalam hal melegalkan aksi euthanasia.

D.Euthanasia dalam Pandangan Hukum dan HAM di Indonesia


Prinsip umum Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang berkaitan dengan masalah jiwa
manusia adalah memberikan perlindungan, sehingga hak hidup secara wajar sebagaimana
harkat kemanusiaannya menjadi terjamin, maka berdasarkan hukum di Indonesia
euthanasia adalah perbuatan yang melawan hukum.Hal ini dapat dilihat pada peraturan
perundang-undangan yang ada yaitu
pada Pasal 344 KUHP yang menyatakan bahwa “Barang siapa menghilangkan nyawa orang
lam atas permintaan orang itu sendiri, yang disebukannya dengan nyata dan sungguh-
sungguh. dihukum penjara selama-lamanya 12 tahun”.
Pasal 388 KUHP dinyatakan: “Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain,
dihukum, karena makar mati, dengan hukuman penjara selama-lamanya lima balas tahun.
Pada 340 KUHP “Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana lebih dulu merampas
nyawa orang lain diancam, karena pembunuhan berencana, dengan pidana mati atau
pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama duapuluh tahun”.
Pada pasal 345KUHP yang berbunyi “dengan sengaja menghasut orang lain untuk
membunuh din, menolongnya dalam perbuatan itu tau memberikan daya upaya itu jadi
bunuh diri, dihukum penjara selama-lamanya empat tahun”.
Pasal 359 KUHP, yang dinyatakan “Barangsiapa yang karena salahnya telah menyebabkan
meninggalnya orang lain. Dihukum dengan hukumun penjara selama-lamanya.

STIKES HUSADA MANDIRI POSO. VINDY MEILIN MBESIKENE


E.Hukum Euthanasia Di Berbagai Negara
1. Belanda
Pada tanggal 10 April 2001 Belanda menerbitkan undang-undang yang mengizinkan
eutanasia, undang-undang ini dinyatakan efektif berlaku sejak tanggal 1 April 2002 (6J, yang
menjadikan Belanda menjadi Negara pertama di dunia yang melegalisasi praktik eutanasia.
Pasien-pasien yang mengalami sakit menahun dan tak tersembuhkan, diberi hak untuk
mengakhiri penderitaannya. Tetapi perlu ditekankan, bahwa dalam Kitab Hukum Pidana
Belanda secara formal eutanasia dan bunuh diri berbantuan masih dipertahankan sebagai
perbuatan kriminal.
2. Belgia
Parlemen Belgia telah melegalisasi tindakan Euthanasia pada akhir September 2002. Para
pendukung Euthanasia menyatakan bahwa ribuan tindakan Euthanasia setiap tahunnya
telah dilakukan sejak dilegalisasikannya tindakan Euthanasia diNegara ini, namun mereka
juga mengkritik sulitnya prosedur pelaksanaan Euthanasia ini sehingga timbul suatu kesan
adaya upaya untuk menciptakan “birokrasi kematian”.
3. Australia
Negara bagian Australia, Northern Territory, menjadi tempat pertama di dunia dengan UU
yang mengizinkan eutanasia dan bunuh diri berbantuan, meski reputasi ini tidak bertahan
lama. Pada tahun 1995 Northern Territory menerima UU yang disebut “Right of the
terminally ill bil)” (UU tentang hak pasien terminal). Undang-undang baru ini beberapa kali
dipraktikkan, tetapi bulan Maret 1997 ditiadakan oleh keputusan Senat Australia, sehingga
harus ditarik kembali.
4. Amerika
Eutanasia agresif dinyatakan ilegal di banyak Negara bagian di Amerika. Saat ini satu-
satunya Negara bagian di Amerika yang hukumnya secara eksplisit mengizinkan pasien
terminaln (pasien yang tidak mungkin lagi disembuhkan) mengakhiri hidupnya adalah
Negara bagian Oregon, yang pada tahun 1997 melegalisasikan kemungkinan
5. Republik Ceko
Di Republik Ceko eutanisia dinyatakan sebagai suatu tindakan pembunuhan berdasarkan
peraturan setelah pasal mengenai eutanasia dikeluarkan dari rancangan Kitab Undang-
undang Hukum pidana. Sebelumnya pada rancangan tersebut, Perdana Menteri Jiri PospiSil
bermaksud untuk memasukkan eutanasia dalam rancangan KUHP tersebut sebagai suatu
kejahatan dengan ancaman pidana selama 6 tahun penjara, namun Dewan Perwakilan
Konstitusional dan komite hukum Negara tersebut merekomendasikan agar pasal
kontroversial tersebut dihapus dari rancangan tersebut.

STIKES HUSADA MANDIRI POSO. VINDY MEILIN MBESIKENE


BAB 3
PENUTUP
A.Kesimpulan
Euthanasia merupakan suatu proses penghilangan nyawa seseorang baik
dengan penghentian tindakan medis atau memberikan suntikan mati yang
dapat mempercepat kematian secara wajar. Sebagai tenaga medis dalam
melakukan euthanasia harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan yang
berlaku
Belum terdapat kesepakatan mengenai pengertian dan pelaksanaan
euthanasia .Dapat disimpulkan bahwa Euthanasia merupakan suatu tindakan
medis tertentu yang dengan sengaja dilakukan oleh dokter mau tenaga medis
hain untuk mengukhiri atau mempercepat kematian pasien yang menderita
sumu penyakit yang menurut ilmu kedokteran tidak dapat sembuh, atas atau
tanpa permintaan pasien dan atau keluarganya sendiri, demi kepentingan
pasien atau keluarganya.

Anda mungkin juga menyukai