Anda di halaman 1dari 3

Definisi dan konsep euthanasia

Euthanasia adalah tindakan mengakhiri dengan sengaja kehidupan makhluk (orang ataupun hewan
piaraan) yg sakit berat atau luka parah dengan kematian yg tenang dan mudah atas dasar
perikemanusiaan. Euthanasia sering disebut : mercy killing (mati dengan tenang). Euthanasia bisa
muncul dari keinginan pasien sendiri, permintaan dari keluarga dengan persetujuan pasien (bila pasien
masih sadar), atau tanpa persetujuan pasien (bila pasien sudah tidak sadar).

Landasan hukum euthanasia


1. Hukum Indonesia
Secara yuridis formal dalam hukum pidana positif di Indonesia hanya dikenal satu bentuk euthanasia,
yaitu euthanasia yang dilakukan atas permintaan pasien/korban itu sendiri (voluntary euthanasia)
sebagaimana secara eksplisit diatur dalam Pasal 344 KUHP. Pasal 344 KUHP secara tegas
menyatakan : “Barang siapa merampas nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri yang jelas
dinyatakan dengan kesungguhan hati diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.”
2. Hukum Islam
Syariah Islam mengharamkan euthanasia aktif, karena termasuk dalam kategori pembunuhan sengaja
(al-qatlu al-‗amad), walaupun niatnya baik yaitu untuk meringankan penderitaan pasien. Hukumnya
tetap haram, walaupun atas permintaan pasien sendiri atau keluarganya.Dalil-dalil dalam masalah ini
sangatlah jelas, yaitu dalil-dalil yang mengharamkan pembunuhan. Baik pembunuhan jiwa orang lain,
maupun membunuh diri sendiri. Misalnya firman Allah SWT :―Dan janganlah kamu membunuh jiwa
yang diharamkan Allah (untuk membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar.‖ (QS Al-
An‘aam : 151)―Dan tidak layak bagi seorang mu`min membunuh seorang mu`min (yang lain), kecuali
karena tersalah (tidak sengaja)…‖ (QS AnNisaa` : 92)―Dan janganlah kamu membunuh dirimu,
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.‖ (QS An-Nisaa` : 29).
3. KODEKI
Kode Etik Kedokteran Indonesia menggunakan euthanasia dalam tiga arti:
a. Berpindahnya ke alam baka dengan tenang & aman tanpa penderitaan, buat yang beriman dengan
nama Tuhan di bibir.
b. Waktu hidup akan berakhir, diringankan penderitaan si sakit dengan memberi obat penenang.8
c. Mengakhiri penderitaan & hidup seorang sakit dengan sengaja atas permintaan pasien sendiri &
keluarganya.

Jenis-jenis euthanasia
1. Euthanasia agresif, disebut juga eutanasia aktif, adalah suatu tindakan secara sengaja yang dilakukan
oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya untuk mempersingkat atau mengakhiri hidup seorang pasien.
Eutanasia agresif dapat dilakukan dengan pemberian suatu senyawa yang
mematikan, baik secara oral maupun melaluisuntikan.
Salah satu contoh senyawa mematikan tersebut adalah tablet sianida.
2. Euthanasia non agresif, kadang juga disebut eutanasia
otomatis (autoeuthanasia) digolongkan sebagai eutanasia
negatif, yaitu kondisi dimana seorang pasien menolak secara
tegas dan dengan sadar untuk menerima perawatan medis
meskipun mengetahui bahwa penolakannya akan
memperpendek atau mengakhiri hidupnya. Penolakan
tersebut diajukan secara resmi dengan membuat sebuah
codicil (pernyataan tertulis tangan).
3. Euthanasia pasif dapat juga dikategorikan sebagai tindakan
eutanasia negatif yang tidak menggunakan alat-alat atau
langkah-langkah aktif untuk mengakhiri kehidupan seorang
pasien. Eutanasia pasif dilakukan dengan memberhentikan
pemberian bantuan medis yang dapat memperpanjang hidup
pasien secara sengaja.

Contoh-contoh euthanasia
1. Contoh dari euthanasia aktif adalah Seseorang yang sedang menderita kangker ganas atau
sakit yang mematikan, yang sebenarnya dokter sudah tahu
bahwa seseorang tersebut tidak akan hidup lama lagi.
Kemudian dokter memberinya obat dengan takaran tinggi
(overdosis) yang sekiranya dapat menghilangkan rasa
sakitnya, tetapi justru menghentikan pernapasannya
sekaligus.
2. Contoh dari euthanasia pasif adalah dengan
tidak memberikan bantuan oksigen bagi pasien yang
mengalami kesulitan dalam pernapasan, tidak memberikan
antibiotika kepada penderita pneumonia berat, meniadakan
tindakan operasi yang seharusnya dilakukan guna
memperpanjang hidup pasien, ataupun pemberian obat
penghilang rasa sakit seperti morfin yang disadari justru
akan mengakibatkan kematian. Tindakan eutanasia pasif
seringkali dilakukan secara terselubung oleh kebanyakan
rumah sakit

Faktor yang mempengaruhi terjadinya euthanasia


Kebanyakan pihak yang menerima kaedah euthanasia berhujah bahwa proses tersebut
dapat membantu pasien yang sudah tidak ada harapan untuk sembuh. Ini disebabkan ia
dapat mengakhiri penderitaan yang dialami oleh pasient tersebut serta dapat
mengurangkan biaya perobatan yang terpaksa ditanggung oleh pasien untuk meneruskan
pengobatannya. Selain itu, pihak pro-euthanasia mendakwa bahwa pasien tidak boleh 'dipaksa'
untuk hidup dengan cara terus memasang peralatan tertentu sehingga menyiksa pasien.
Mereka juga berpendapat pasien mempunyai hak untuk menentukan sama ada mereka
perlu terus hidup atau mati.

Kematian
1. Secara biologis, kematian didefinisikan sebagai berhentinya semua fungsi vital tubuh meliputi detak
jantung, aktifitas otak, serta berhentinya pernapasan. Kematian dinyatakan terjadi saat napas dan
denyut jantung individu telah berhenti selama beberapa waktu yang signifikan atau ketika seluruh
aktifitas syaraf di otak telah berhenti bekerja.

Sikap dan tindakan terhadap euthanasia


Hasil analisis data kuantitatif menunjukkan bahwa 80% dokter menyatakan sikap tidak setuju dan
sangat tidak setuju rerhadap euthanasia, sementara 20% lainnya bersikap ragu-ragu terhadap praktek
euthanasia. Data kualitatif menunjukkan bahwa sikap negatif informan terbadap euthanasia lebih
disebabkan oleh keyakinan mereka bahwa hanya Tuhan yang berhak menentukan hidup dan mati
manusia, sehingga manusia tidak memiliki hak untuk mengakhiri kehidupannya.
apalagi hidup orang lain. Euthanasia juga dipandang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di
Indonesia serta melanggar ajaran agama.

Daftar pustaka
Hasan, M.Ali. 1995. Masail Fiqhiyah Al-Haditsah Pada Masalah-Masalah
Kontemporer Hukum Islam. Jakarta : RajaGrafindo Persada.
Soehino, kitab Undang-undang Hukum Pidana Indonesia. Politeia. Bogor.
Tongat, Hukum Pidana Materiil. Djambatan. 2003.
Utomo, Setiawan Budi. 2003. Fiqih Aktual Jawaban Tuntas Masalah
Kontemporer. Jakarta : Gema Insani Press
Dr Nagat Yunan , Medical physiology: Central Nervous System
Guyton & Hall, Text book of medical physiology, 10th edition
Dr Sherif , Anatomy: Head and Neck
Dr Ali Gamal El Din, Basic Forensic Medicine and Toxcology
Kumar & Clark, Clinical Medicine, 5th edition
Dr Mohd Ali Al-Bar, At-Tobib Adabuhu wa Fiqhuhu
Basri Ibrahim, Perubatan Moden Menurut Perspektif Islam
Kamus Advanced Learner's English-Malay, Penerbit Fajar Bakti, 2000
Dorland's Illustrated Medical Dictionary, 29th Edition
Lontar.ui.ac.id
Kbbi.web.id

Anda mungkin juga menyukai