0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan10 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang euthanasia, yang didefinisikan sebagai kematian yang disengaja untuk mengakhiri penderitaan pasien. Euthanasia dibedakan menjadi aktif, pasif, dan autoeuthanasia, serta dipandang berbeda dalam hukum dan etika kedokteran Indonesia. Euthanasia dianggap melanggar hukum dan etika kedokteran di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang euthanasia, yang didefinisikan sebagai kematian yang disengaja untuk mengakhiri penderitaan pasien. Euthanasia dibedakan menjadi aktif, pasif, dan autoeuthanasia, serta dipandang berbeda dalam hukum dan etika kedokteran Indonesia. Euthanasia dianggap melanggar hukum dan etika kedokteran di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang euthanasia, yang didefinisikan sebagai kematian yang disengaja untuk mengakhiri penderitaan pasien. Euthanasia dibedakan menjadi aktif, pasif, dan autoeuthanasia, serta dipandang berbeda dalam hukum dan etika kedokteran Indonesia. Euthanasia dianggap melanggar hukum dan etika kedokteran di Indonesia.
Mia Nuraeni Rezty Zalza Putry Tia Sri Nurwahyuni Euthanasia Kata euthanasia berasal dari bahasa yunani yaitu “eu” berarti baik dan “thanatos” yang berarti kematian, yang apabila digabungkan berarti “kematian yang baik”.
Euthanasia adalah kematian yang
dikatakan sebagai bantuan untuk meringankan penderitaan dari individu yang akan mengakhiri hidupnya. Euthanasia dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Euthanasia aktif yaitu suatu tindakan secara sengaja yang dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lain untuk mempersingkat atau mengakhiri hidup si pasien. 2. Eutanasia otomatis (autoeuthanasia) yaitu kondisi dimana seorang pasien menolak secara tegas dan dengan sadar untuk menerima perawatan medis. Penolakan tersebut diajukan secara resmi dengan membuat sebuah codicil (pernyataan tertulis tangan). 3. Euthanasia Pasif Yaitu dilakuka dengan tidak menggunakan alat-alat atau langkah- langkah aktif untuk mengakhiri kehidupan seorang pasien. Eutanasia pasif dilakukan dengan memberhentikan pemberian bantuan medis yang dapat memperpanjang hidup pasien secara sengaja. Euthanasia ditinjau dari sudut pemberian izin 1. Euthanasia di luar kemauan pasien yaitu suatu tindakan euthanasia yang bertentangan dengan keinginan si pasien untuk tetap hidup. 2. Euthanasia secara tidak sukarela 3. Euthanasia secara sukarela dilakukan atas persetujuan si pasien sendiri Bunuh Diri Bunuh diri (Suicide) dapat didefinisikan sebagai upaya seseorang untuk membunuh dirinya sendiri dengan sengaja Contoh Kasus Euthanasia Kasus Hasan Kusuma-Indonesia
Sebuah permohonan untuk melakukan euthanasia pada tanggal 22
oktober 2004 telah diajukan oleh seorang suami bernama Hasan Kusuma karena tidak tega menyaksikan istrinya yang bernama Again Isna Nauli, 33 tahun,tergolek, selama 2 bulan dan di samping itu, ketidak mampuan untuk menanggung beban biaya perawatan merupakan suatu alas an pula. Permohonan untuk melakukan euthanasia ini diajukan ke pengadilan negeri Jakarta pusat. Kasus ini merupakan salah satu contoh bentuk euthanasia yang di luar keinginan pasien. Permohonan ini akhirnya ditolak oleh pengadilan negeri Jakarta pusat dan setelah menjalani perawatan intensif maka kondisi terakhir pasien (7 januari 2005) telah mengalami kemajuan dalam pemulihan kesehatannya Euthanasia menurut Islam Firman Alloh dalam QS. An-Nisa ayat 29 yang berbunyi:
“…. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu” Nyawa merupakan barang titipan Allah SWT, oleh karenanya tidak boleh diabaikan apalagi untuk menghilangkan secara sengaja. Islam menghendaki setiap muslim untuk dapat selalu optimis sekalipun ditimpa suatu penyakit yang sangat berat. Bunuh Diri Menurut Islam Nabi Shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barang siapa yang menjatuhkan dirinya dari sebuah gunung lalu
bunuh diri, maka ia akan masuk ke dalam api neraka Jahannam, tinggal lama dan dijadikan berada di dalam sana selama-lamanya. Dan barangsiapa yang meminum racum lalu membunuh dirinya sendiri, maka racunnya akan berada di tangannya yang akan diminum seterusnya di dalam neraka Jahannam, tinggal lama, dijadikan tinggal lama selama lamanya di dalam neraka Jahannam. Dan barang siapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besinya akan selalu berada di tangannya, menikam perutnya, tinggal lama dan dijadikan oleh Allah tinggal lama selama- selamanya di dalam neraka Jahannam (HR. Al-Bukhâri, no. 5778; Muslim, no. 109; lafazh bagi Al-Bukhâri) Aspek Legal dan Etik Euthanasia di Indonesia 1. Aspek Legal Berdasarkan hukum di Indonesia maka euthanasia adalah suatu perbuatan yang melawan hukum, hal ini dapat di lihat pada peraturan perundang-undangan pada : Pasal 344 Barangsiapa merampas nyawa orang atas permintaan orang itu sendiri yang jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun. Selain itu, beberapa undang-undang lainnya yaitu: Pasal 338 KUHP, Pasal 340, Pasal 345, Pasal 359. 2. Aspek Etik Dalam pasal 9, bab II Kode Etik Kedokteran Indonesia tentang kewajiban dokter kepada pasien, disebutkan bahwa seorang dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani. Ini berarti bahwa menurut kode etik kedokteran, dokter tidak diperbolehkan mengakhiri hidup seorang yang sakit meskipun menurut pengetahuan dan pengalaman tidak akan sembuh lagi.