0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
38 tayangan3 halaman
Teks tersebut membahas tentang euthanasia, yaitu tindakan mempercepat atau menyebabkan kematian seseorang dengan cara yang terhormat dan tanpa penderitaan. Teks tersebut menjelaskan dua jenis euthanasia, pandangan agama, HAM, hukum, dan aspek medis terhadap euthanasia. Secara umum, euthanasia dianggap melanggar hak untuk hidup namun dapat dipertimbangkan jika pasien sudah tidak tertolong lag
Teks tersebut membahas tentang euthanasia, yaitu tindakan mempercepat atau menyebabkan kematian seseorang dengan cara yang terhormat dan tanpa penderitaan. Teks tersebut menjelaskan dua jenis euthanasia, pandangan agama, HAM, hukum, dan aspek medis terhadap euthanasia. Secara umum, euthanasia dianggap melanggar hak untuk hidup namun dapat dipertimbangkan jika pasien sudah tidak tertolong lag
Teks tersebut membahas tentang euthanasia, yaitu tindakan mempercepat atau menyebabkan kematian seseorang dengan cara yang terhormat dan tanpa penderitaan. Teks tersebut menjelaskan dua jenis euthanasia, pandangan agama, HAM, hukum, dan aspek medis terhadap euthanasia. Secara umum, euthanasia dianggap melanggar hak untuk hidup namun dapat dipertimbangkan jika pasien sudah tidak tertolong lag
Euthanasia adalah , yaitu eu yang berarti indah, bagus, terhormat atau dalam bahasa Inggris diartikan dengan grecefully and with dignit, dan thanatos yang berarti mati atau mayat. Secara etimologis, euthanasia dapat diartikan sebagai ‘mati dengan baik’ atau ‘mati secara senang dan mudah tanpa mengalami penderitaan’. 2. Ada berapa macam euthanasia? Euthanasia pasif. Menghentikan segala macam pengobatan yang sedang diterima oleh pasien, biasanya hal ini di karenakan masalah financial. Atau membiarkan pasien mati perlahan secara alami, mengghentikan pengobatan, menghentikan CPR, dsb. Euthanasia aktif. Mematikan seseorang dengan tindakan langsung atau dengan tindakan yang disengaja atas permintaan pasien.
3. Apa pandangan agama terhadap euthanasia?
Agama islam. Islam tentu saja menjunjung tinggi kehidupan seseorang, dimana banyak sekali ancama hukuman mati bagi orang yang melakukan pembunuhan dengan sengaja tanpa ada alas an yang jelas . sebagaimana yang di firmankan di QS. Al- Baqarah 2:178) , dan menurut islam ini adalah sebuah pembunuhan. Agama Kristen Menurut agama Kristen, euthanasia ini tidak berjalan beriringan dengan apa yang tertulis dalam alkitab. Praktek euthanasia adalah salah karena melanggar prinsip bahwa kehidupan itu diberikan oleh Allah. Allah tidak menyetujui “tangan yang menumpahkan darah orang tidak bersalah”(Amsal 6:16,17). Kehidupan berasal dari Allah. Adalah keputusan Allah untuk memberi kehidupan dan mengambilnya kembali (Pengkhotbah 12:7; Ayub 1:21). Dalam Alkitab, “menumpahkan darah orang yang tidak bersalah” disebut pembunuhan (1 Yohanes 3:15; Kejadian 9:6). 4. Bagaimana pandangan HAM dan hukum? Pandangan dalam HAM Setiap orang didunia ini mempuyai hak mutlak sejak lahir yaitu hak untuk hidup, maka praktek euthanasia sama saja dengan melanggar hak seseorang untuk hidup. Pandangan dalam hukum Dari sudut hukum pidana KUHP mengatur masalah euthanasia melalui beberapa pasal khususnya pasal 344 yang sering disebut sebagai “pasal euthanasia”. Pasal ini berbunyi “barangsiapa menghilangkan nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutkannya dengan nyata dan dengan sungguh- sungguh, dihukum penjara selama-lamanya 12 tahun” . Jika dokter membiarkan pasien meninggal atau tidak melakukan suatu tindakan medis (euthanasia pasif), dokter dapat dituntut berdasarkan pasal 304 KUHP.
5. Bagaimana pandangan dalam aspek medis?
Dalam pasal 9, bab II Kode Etik Kedokteran Indonesia tentang kewajiban dokter kepada pasien, disebutkan bahwa seorang dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani. Ini berarti bahwa menurut kode etik kedokteran, dokter tidak diperbolehkan mengakhiri hidup seorang yang sakit meskipun menurut pengetahuan dan pengalaman tidak akan sembuh lagi. Tetapi apabila pasien sudah dipastikan mengalami kematian batang otak atau kehilangan fungsi otaknya sama sekali, maka pasien tersebut secara keseluruhan telah mati walaupun jantungnya masih berdenyut. Penghentian tindakan terapeutik harus diputuskan oleh dokter yang berpengalaman yang mengalami kasus-kasus secara keseluruhan dan sebaiknya hal itu dilakukan setelah diadakan konsultasi dengan dokter yang berpengalaman, selain harus pula dipertimbangkan keinginan pasien, kelurga pasien, dan kualitas hidup terbaik yang diharapkan. Dengan demikian, dasar etik moral untuk melakukan euthanasia adalah memperpendek atau mengakhiri penderitaan pasien dan bukan mengakhiri hidup pasien.