Anda di halaman 1dari 3

Pertanyaan tutorial.

1. Apa itu euthanasia?


Euthanasia adalah , yaitu eu yang berarti indah, bagus, terhormat atau dalam bahasa
Inggris diartikan dengan grecefully and with dignit, dan thanatos yang berarti mati atau
mayat. Secara etimologis, euthanasia dapat diartikan sebagai ‘mati dengan baik’ atau
‘mati secara senang dan mudah tanpa mengalami penderitaan’.
2. Ada berapa macam euthanasia?
 Euthanasia pasif.
Menghentikan segala macam pengobatan yang sedang diterima oleh pasien,
biasanya hal ini di karenakan masalah financial. Atau membiarkan pasien mati
perlahan secara alami, mengghentikan pengobatan, menghentikan CPR, dsb.
 Euthanasia aktif.
Mematikan seseorang dengan tindakan langsung atau dengan tindakan yang
disengaja atas permintaan pasien.

3. Apa pandangan agama terhadap euthanasia?


 Agama islam.
Islam tentu saja menjunjung tinggi kehidupan seseorang, dimana banyak sekali
ancama hukuman mati bagi orang yang melakukan pembunuhan dengan
sengaja tanpa ada alas an yang jelas . sebagaimana yang di firmankan di QS. Al-
Baqarah 2:178) , dan menurut islam ini adalah sebuah pembunuhan.
 Agama Kristen
Menurut agama Kristen, euthanasia ini tidak berjalan beriringan dengan apa
yang tertulis dalam alkitab. Praktek euthanasia adalah salah karena melanggar
prinsip bahwa kehidupan itu diberikan oleh Allah. Allah tidak menyetujui
“tangan yang menumpahkan darah orang tidak bersalah”(Amsal 6:16,17).
Kehidupan berasal dari Allah. Adalah keputusan Allah untuk memberi kehidupan
dan mengambilnya kembali (Pengkhotbah 12:7; Ayub 1:21). Dalam Alkitab,
“menumpahkan darah orang yang tidak bersalah” disebut pembunuhan (1
Yohanes 3:15; Kejadian 9:6).
4. Bagaimana pandangan HAM dan hukum?
 Pandangan dalam HAM
Setiap orang didunia ini mempuyai hak mutlak sejak lahir yaitu hak untuk hidup,
maka praktek euthanasia sama saja dengan melanggar hak seseorang untuk
hidup.
 Pandangan dalam hukum
Dari sudut hukum pidana KUHP mengatur masalah euthanasia melalui beberapa
pasal khususnya pasal 344 yang sering disebut sebagai “pasal euthanasia”. Pasal
ini berbunyi “barangsiapa menghilangkan nyawa orang lain atas permintaan
orang itu sendiri, yang disebutkannya dengan nyata dan dengan sungguh-
sungguh, dihukum penjara selama-lamanya 12 tahun” . Jika dokter membiarkan
pasien meninggal atau tidak melakukan suatu tindakan medis (euthanasia pasif),
dokter dapat dituntut berdasarkan pasal 304 KUHP.

5. Bagaimana pandangan dalam aspek medis?


 Dalam pasal 9, bab II Kode Etik Kedokteran Indonesia tentang kewajiban dokter
kepada pasien, disebutkan bahwa seorang dokter harus senantiasa mengingat
akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani. Ini berarti bahwa menurut
kode etik kedokteran, dokter tidak diperbolehkan mengakhiri hidup seorang
yang sakit meskipun menurut pengetahuan dan pengalaman tidak akan sembuh
lagi. Tetapi apabila pasien sudah dipastikan mengalami kematian batang otak
atau kehilangan fungsi otaknya sama sekali, maka pasien tersebut secara
keseluruhan telah mati walaupun jantungnya masih berdenyut. Penghentian
tindakan terapeutik harus diputuskan oleh dokter yang berpengalaman yang
mengalami kasus-kasus secara keseluruhan dan sebaiknya hal itu dilakukan
setelah diadakan konsultasi dengan dokter yang berpengalaman, selain harus
pula dipertimbangkan keinginan pasien, kelurga pasien, dan kualitas hidup
terbaik yang diharapkan. Dengan demikian, dasar etik moral untuk melakukan
euthanasia adalah memperpendek atau mengakhiri penderitaan pasien dan
bukan mengakhiri hidup pasien.

Anda mungkin juga menyukai