PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nutrien merupakan zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam
makanan dan diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya.
Nutrien tersebut diabsorpsi di saluran pencernaan kemudian didistribusikan ke
sel-sel tubuh. Didalam sel-sel tubuh nutrien digunakan untuk proses
fungsional sel tersebut, sumber energi, dan sintesis protein.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
C. Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Postur
Tanda nutrisi yang baik dapat lihat dari postur yang tegak, lengan dan tungkai
lurus. Gejala yang timbul jika nutrisi kurang baik adalah bahu kendur, dada
cekung dan punggung bungkuk.
3. Otot
Tanda yang dapat dilihat jika nutrisi terpenuhi dengan baik adalah otot
berkembang dengan baik, kuat, dan terdapat lemak dibawah kulit.
Sedangkan gejala yang dapat dilihat jika kecukupan nutrisi buruk adalah
penampilan lemah, sering merasa nyeri dan edema.
Gejala yang timbul jika kecukupan nutrisi kurang baik adalah iritabilitas,
bingung, tangan dan kaki terasa terbakar dan kesemutan.
5. Fungsi kardiovaskuler
Tanda kecukupan nutrisi: laju denyut dan irama jntung normal, tekanan darah
normal.
Tanda nutrisi kurang : laju denyut janung cepat (di atas 100 kali/menit),irama
tidak normal dan tekanan darah meningkat.
6. Vitalitas umum
Tanda kecukupan nutrisi : bertenaga, penampilan kuat
Tanda nutrisi kurang : mudah lelah, kurang energi, mudah tertidur dan mudah
capek.
7. Rambut
Tanda kecukupan nutrisi baik: rambut berkilau, kuat, kulit kepala sehat.
Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : rambut kusam, kusut, kering, tipis dan
kasar, mudah rontok.
8. Kulit
Tanda kecukupan nutrisi yang baik : kulit halus dan sedikit lembab dengan
warna baik.
Gejala yang dapat dilihat jika nutrisi tidak baik : kasar, kering, bersisik, pucat
Gejala yang dapat dilihat jika nutrisi buruk : wajah berminyak, bersisik, kulit
gelap di pipi dan dibawah mata, wajah kasar disekitar hidung dan mulut.
10. Bibir
Tanda kecukupan nutrisi yang baik : halus, penampilan lembab (tidak pecah-
pecah atau bengkak).
Gejala jika nutrisi buruk : kering, lesi angular pada sudut mulut.
11. Gusi
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : warna merah muda, tidak bengkak atau
berdarah.
Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : gusi bengkak dan mudah berdarah.
12. Lidah
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : warna merah muda, halus.
13. Gigi
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : gigi tidak berlubang dan nyeri.
14. Mata
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : mata terang, jernih, penampilan bersinar
Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : kekeringan membran mata, kemerahan,
kering.
15. Kuku
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : penampilan keras, merah muda
Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : kuku mudah patah.
Gejala jika kecukupan nutrisi tidak baik : edema betis, kesemutan dan lemah.
B. Metabolisme Abnormal
Perubahan metabolisme karena kekurangan protein adalah
kekurangan pengaruh cairan dan elektrolit, protein, lemak, vitamin
dan moneral.
C. Cairan dan Elektrolit
Karakteristik kwashiorkor adalah gangguan spesifik terhadap
metabolisme cairan dan elektrolit. Total cairan tubuh meningkat,
ditandai dengan reduksi total kalium tubuh dan retensi natrium.
Gangguan cairan dan elektrolit ini ditandai dengan terjadinya
hipoalbuminemia, gangguan fungsi hormon, depresi fungsi sel enzim,
dan sirkulasi gagal.
2.2.1.3 Etiologi
Indikasi yang jelas pada kwashiorkor yaitu kekurangan protein
(protein malnutrisi), baik kualitas maupun kuantitas protein ataupun
kedua-duanya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan , perbaikan sel
yang rusak, tetapi umumnya cukup kebutuhan kilo kalori. Kilo kalori
dipenuhi oleh pati dari foodstuffs.
C. Metabolisme Abnormal
Dalam Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1979, telah diungkapkan bagan
dari Call dan Levinson (1974) oleh Tarwotjo, dkk sebagai bahan untuk mengadakan
analisis secara seksama masalah gizi di Indonesia.
Dalam bagan, jelas terlihat bahwa status gizi seseorang/masyarakat dipengaruhi oleh
dua faktor utama, yaitu konsumsi makanan dan tingkat kesehatan, terutama adanya
penyakit infeksi. Kedua faktor itu adalah penyebab langsung, sedangkan penyebab
tidak langsung adalah kandungan zat gizi dalam bahan makanan, ada tidaknya
program pemberian makanan di luar keluarga, daya beli masyarakat, kebiasaan
makanan, pemeliharaan, kesehatan, serta lingkungan fisik dan sosial.
2.3.2 Konsep Laura Jane Harper
2.3.3 Faktor yang Meningkatkan Kebutuhan Nutrisi
a. Pertumbuhan yang cepat, seperti bayi, anak-anak, remaja, dan ibu hamil.
b. Selama perbaikan jaringan atau pemulihan kesehatan karena proses suatu
penyakit.
c. Peningkatan suhu tubuh. Setiap kenaikan suhu 1℉, maka kebutuhan kalori
meningkat 7%.
d. aktivitas yang meningkat
e. Stress. Sebagian orang akan makan sebagai kompensasi karena mengalami
stress.
f. Terjadi Infeksi
A. PENGKAJIAN
1. Komponen pengkajian nutrisi :
4. Riwayat diet
Mencakup data mengenai pola dan kebiasaan makan klien yang biasa;
pilihan makanan, alergi, dan intoleransi; frekuensi, jenis, dan kuantitas
makanan yang dikonsumsi; dan factor social, ekonomi, etnis atau agama
yang mempengaruhi nutrisi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.:
a. Kesulitan untuk mencerna makanan
b. Kesulitan untuk menelan makanan
c. Anoreksia, muntah
d. Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien
e. Depresi, stress, isolasi social
f. Peningkatan kebutuhan protein dan vitamin untuk penyembuhan luka
dan penurunan asupan sekunder akibat: pembedahan, medikasi ( mis.
kemoterapi), terapi radiasi, rekontruksi bedah mulut, kawat rahang
g. Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan mulut, akibat : terapi radiasi,
kemoterapi, tonsilektomi
Ditandai dengan:
Kriteria Hasil:
Intervensi Keperawatan :
Mandiri :
Kolaborasi :
Ditandai dengan :
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Intervensi Keperawatan :
Mandiri :
Kolaborasi :