Frakture Os Nasal
Tahta Rilo Mei
P
2017 4011 163
Tinjauan Pustaka
Anatomi
Hidung luar
piramid
a.) pangkal hidung (bridge),
b.) batang hidung (dorsum nasi),
c.) puncak hidung (tip),
d.) ala nasi,
e.) kolumella, dan
f.) lubang hidung (nares anterior).
Anatomi
a.) sepasang kartilago nasalis lateralis superior, a.) tulang hidung (os nasal),
b.) sepasang kartilago nasalis lateralis inferior b.) prosesus frontalis os. maksila,
(kartilago alar mayor), c.) prosesus nasalis os. frontal.
c.) tepi anterior kartilago septum.
Anatomi
Konka inferior (yang terbesar), konka media, dan Kavum nasi kanan dan kiri.
konka superior. Konka terkecil disebut konka
suprema. Nares anterior dan lubang belakang disebut nares
Rongga sempit yang disebut meatusPada meatus posterior (koana).
inferior terdapat ostium duktus nasolakrimalis.
Pada meatus media terdapat muara sinus frontal, Vestibulum yang dilapisi oleh kulit dengan banyak
dan sedangkan pada meatus superior terdapat kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang yang
muara sinus etmoid posterior dan sinus sfenoid. disebut vibrise.
Anatomi
Depan cabang-cabang a. fasialis.
Penghidu
Peran
Hidung dan sinus paranasal memiliki fungsi diantaranya :
a) fungsi penghidu karena terdapat mukosa olfaktorius dan reservoir udara untuk
menampung stimulus penghidu.
b) fungsi penyaring udara (air filtration),
c) fungsi pengaturan suhu,
d) fungsi humidifikasi,
e) fungsi proteksi dan mekanisme imunologik lokal,
f) fungsi fonetik untuk resonansi suara, membantu proses bicara, dan mencegah
hantaran suara sendiri melalui konduksi tulang, dan
g) refleks nasal. 1,2,4
Definisi
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan
sesuai jenis dan luasnya.
a. Hitung sel darah lengkap (CBC count). Pemeriksaan ini bertujuan untuk
memeriksa kadar hemoglobin dan trombosit pasien.
c. Pencocokan silang (Crossmatch) untuk sel darah merah (Packed Red blood
Cell) : Untuk keperluan transfusi jika dibutuhkan.
a. Foto polos kepala. Pemeriksaan yang dipilih adalah foto polos nasal gambaran
lateral (memakai film oklusi gigi), frontal, dan Water.
Gambaran lateral (lateral view) digunakan untuk melihat adanya separasi dan depresi
dari tulang dan tulang rawan hidung beserta tulang wajah disekitarnya.
Suatu penemuan yang sering pada kanker pankreas adalah double duct sign. Dimana kedua duktus pankreas dan
duktus biliaris komunis menyempit dan dilewati oleh tumor.
Penetuan stadium kanker pankreas juga merupakan faktor yang sangat penting untuk memilih jenis terapi dan
menilai prognosis penyakit.
Tatalaksana
1) Tujuan Penangananan Fraktur nasal :
3,6
Pembengkakan pada jaringan lunak dapat mengaburkan apakah patah yang terjadi
ringan atau berat dan membuat tindakan reduksi tertutup menjadi sulit dilakukan.
Jika edema menjadi permasalahan, penanganan ditunda 5 – 10 hari untuk orang
dewasa dan 4 – 7 hari untuk anak-anak, serta jika terdapat hematom septum nasal,
dan adanya kebocoran cairan serebrospinal. Jika tindakan ditunda setelah 7-10 hari
maka akan terjadi kalsifikasi. Pada kasus ini ahli bedah harus siap melakukan
refrakturasi (pematahan ulang tulang nasal) atau osteotomi untuk memobilisasi
hidung. Pada anak-anak fibrosis terjadi setelah 3 – 5 hari tergantung pada usia anak
tersebut. Bagaimanapun fraktur ini harus tetap direposisi. Untuk fraktur nasal yang
tidak disertai dengan perpindahan fragmen tulang, penanganan bedah tidak
dibutuhkan karena akan sembuh dengan spontan. Deformitas akibat fraktur nasal
sering dijumpai dan membutuhkan reduksi dengan fiksasi adekuat untuk
memperbaiki posisi hidung. 3,4,6,7,8,9
Reposisi dilakukan dengan cunam Walsham. Pada
penggunaan cunam Walsham ini, satu sisinya
Tatalaksana dimasukkan ke dalam kavum nasi sedangkan sisi
yang lain di luar hidung dia atas kulit yang
a. Teknik reduksi tertutup diproteksi dengan selang karet. Tindakan
manipulasi dilakukan dengan kontrol palpasi jari.
Jika terdapat deviasi piramid hidung karena
dislokasi karena dislokasi tulang hidung, cunam
Asch digunakan dengan cara memasukkan
masing-masing sisi (blade) ke dalam kedua rongga
hidung sambil menekan septum dengan kedua sisi
forsep. Sesudah fraktur dikembalikan pada posisi
semula dilakukan pemasangan tampon di dalam
rongga hidung. Tampon yang dipasang dapat
ditambah dengan antibiotika. Perdarahan yang
timbul selama tindakan akan berhenti, sesudah
pemasangan tampon pada kedua rongga hidung.
Fiksasi luar (gips) dilakukan dengan menggunakan
beberapa lapis gips yang dibentuk seperti huruf
“T” dan dipertahankan hingga 10-14 hari, atau
dengan menggunakan ”Splint Nasal”, lalu difiksasi
dengan Hipafix®.
Tatalaksana
a. Teknik reduksi tertutup
Tatalaksana
a. Teknik reduksi terbuka
(1)telah terjadi fraktur septal terbuka,
(2)fraktur dislokasi luas tulang hidung dan septum
nasal,
(3)terjadinya dislokasi fraktur septum kaudal,
(4)deviasi piramid lebih dari setengah lebar nasal
bridge,
(5)perubahan bentuk menetap setelah dilakukan
reposisi tertutup,
(6)karena reposisi perubahan bentuk septal yang
tidak adekwat,
(7)terjadinya hematoma septal,
(8)kombinasi perubahan bentuk septal dan tulang
rawan, serta
(9)terjadinya fraktur displace spina nasi anterior
dan adanya riwayat operasi intranasal.
A. Incisi transeptal (hemitransfixion dapat diperluas sampai dengan
interkartilago,
B. Variasi incisi kulit untuk mencapai tulang nasal,
C. Teknik rhinoplasti terbuka,
Komplikasi
1. Hematom septi
2. Fraktur dinding orbita
3. Fraktur septum nasal / perforasi septum
4. Epistaksis
5. Obstruksi nasal
6. Deformitas nasal (Poor Cosmetic Result of The
Nasal)
Prognosis
Kebanyakan fraktur nasal tanpa disertai dengan perpindahan posisi akan sembuh tanpa adanya kelainan
kosmetik dan fungsional. Dengan teknik reduksi terbuka dan tertutup akan mengurangi kelainan kosmetik
dan fungsional pada 70 % pasien
Rangkuman Kasus
Anamnesis
Nama : Nn. S
Usia : 15 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Dusun Wedi Lelo, Karang Duren, Tengaran
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Masuk Rumah Sakit: 4 April 2018
Keluhan Utama :
Hidung terasa nyeri dan bengkak
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien mengeluhkan nyeri dan bengkak pada daerah hidungnya. Keluhan nyeri
dan bengkak dirasakan setelah hidung pasien terbentur dengan stang motor
pada saat hendak mengeluarkan motornya dari garasi untuk pergi ke sekolah ±
1 minggu yang lalu. Pada saat kejadian sesaat setelah terbentur stang motor
hidung pasien bagian kiri menetes darah namun tidak banyak dan pasien
merasa lemas dan pusing. Darah yang menetes, pusing dan lemas mulai
menghilang beberapa jam kemudian. Pasien tidak mengeluhkan adanya
masalah dalam menghidu, tidak ada masalah dalam bernafas serta tidak
mengeluh adanya cairan yang keluar dari rongga hidung.
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat alergi makanan dan alergi obat disangkal
Riwayat Hipertensi dan DM disangkal
Pasien tidak pernah mengalami dan mengeluhkan hal yang serupa sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat Hipertensi dan DM dalam keluarga disangkal
Keluarga tidak ada yang mengalami hal serupa dengan keluhan dan
kejadian yang dialami pasien.
Fraktur Os Nasal
Fraktur Maksila
Pemeriksaan Radiologi
Diagnosis Kerja (Assesment)
Fraktur Os Nasal
Penatalaksanaan
Terapi (Operatif)
- Reduksi Tertutup
Ad Vitam
Bonam
Ad Functionam
Bonam
Ad Sanationam
Bonam
TERIMA KASIH