Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TREND ISSUE KEPERAWATAN EUTHANASIA

Dosen Pembimbing: Ns. Hanim Mufarokhah.M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Fihri Amirul Hakim 221004


2. Sela Diana Puspita Sari 221015
3. Hana Amira Rahmawati 221036
4. Abdur Rafi Al Majid 221042
5. Siti Nur Faidah 221050

INSTITUT TEKNOLOGI, SAINS, DAN KESEHATAN (ITSK)


RS dr SOEPRAOEN KESDAM V/BRW MALANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang
marilah kita ucapkan puji serta rasa syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena berkat
rahmat, karunia, taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
pembuatan dan penyusunan makalah tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan
dengan judul “TREND ISSUE KEPERAWATAN EUTHANASIA” yang di bimbing oleh
ibu Ns. Hanim Mufarokhah .M.Kep
Kami berharap makalah ini dapat berguna dan juga bermanfaat untuk menambah
wawasan pembaca mengenai euthanasia yang diambil dari beberapa sumber yang
terkait. Selain itu, kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan proses pembuatan
dan penyusunan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat dengan mudah
dipahami serta dapat menambah wawasan bagi pembacanya. Kami juga memohon
maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan dari makalah ini apabila adanya
penjelasan yang kurang jelas, tidak lupa meminta kritik dan saran yang membangun
untuk makalah ini agar kedepannya kami dapat lebih baik lagi.

Malang, 29 November 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
1.4 Manfaat....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
2.1 Euthanasia................................................................................................................3
2.2 ethical trend dan issue keperawatan euthanasia.....................................................4
2.3 prinsip-prinsep etik keperawatan.............................................................................6
BAB III PENUTUP.....................................................................................................7
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................7
3.2 Saran........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................8

BAB I
PENDAHULUAN

3
1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk hidup tentu tidak akan terlepas dari kematian. Pasien
dengan penyakit terminal (terminal state) yang dinyatakan secara medis tidak dapat
disembuhkan dan resiko kematiannya sangat besar dalam waktu yang singkat, sering
kali dianggap tidak perlu lagi untuk melanjutkan terapi dan/atau pengobatan karena
dianggap sia-sia. Bahkan kerap kali keluarga pasien yang meminta untuk
dilakukannya prosedur euthanasia pada pasien yang sudah tidak sadarkan diri, tanpa
memikirkan hak untuk hidup pasien. Pasien yang dalam keadaan tidak sadar tidak
bisa mengungkapkan kata- katanya sehingga setiap tindakan medis yang akan
dilakukan ditentukan oleh keluarga terdekat pasien. Terlepas dirinya yang sudah tak
sadarkan diri, ia masih mempunyai hak untuk mempertahankan hidupnya dalam
keadaan apapun.
Di sisi lain, euthanasia masih menjadi polemik dan perdebatan di kalangan
masyarakat dan kalangan medis. Menurut Professor Jonathan Herring dari Oxford
University, setiap manusia memiliki “the right to die” atau “hak untuk mati”.
Menurut pandangan ini hak untuk mati adalah hak kebebasan. Dengan kata lain,
setiap orang memiliki hak untuk memilih pilihan hidupnya sendiri. Negara tidak
boleh berusaha mencegah seseorang untuk mengakhiri hidupnya jika keadaan sudah
terminal atau kritis dan dengan bantuan orang lain (tenaga medis) jika diperlukan.
Negara tidak boleh menghukum orang yang berupaya untuk mengakhiri hidupnya
karena keadaannya yang sudah terminal atau orang yang membantu prosedur
pengakhiran hidup. Pandangan ini dinilai positif karena setiap orang memiliki hak
untuk memutuskan kapan ia ingin mati dan Negara harus menghormati keputusan itu.
Istilah euthanasia dalam bahasa Yunani yaitu adalah “kematian yang baik”. Istilah ini
berarti mengakhiri hidup seseorang untuk melepaskan dirinya dari penderitaan.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan Euthanasia?


2. Apa saja ethical trend dan issue Euthanasia?
3. Bagaimana penerapan prinsip etik keperawatan dalam pengambilan keputusan
dalam Euthanasia?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Euthanasia
2. Untuk mengetahui apa saja ethical trend dan issue dalam euthanasia
3. Mengetahui prinsip-prinsep etik keperawatan

1.4 Manfaat

Dengan mengetahui apa yang dimaksud dengan euthanasia dan segala aspek yang
berkaitan dengan euthanasia, akan membantu dalam melaksanakan dan menerapkan
peran sebagai perawat serta mengetahui hal apa saja yang seharusnya dilakukan
sebagai tenaga kesehatan dalam pemberian asuhan keperawatan atau pelayanan
kesehatan kepada pasien dan pengambilan keputusan mengenai masalah euthanasia.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Euthanasia

Euthanasia adalah kata yang berasal dari Bahasa Yunani yaitu Euthanatos. Eu
memiliki makna baik dan Thanatos memiliki makna kematian. Pengertian baik dalam
hal ini adalah kematian yang berlangsung secara baik yaitu seseorang mati dalam
keadaan tidak menderita dan tidak kesakitan. Jadi euthanasia memiliki makna:
a. Kematian yang baik.
b. Mati secara tenang
c. Mati secar menyenangkan
Dalam dunia medis Euthanasia memiliki definisi :
a. Mati atas kemauannya sendiri dengan bantuan dokter.
b. Kematian karena rasa belas kasihan atau bisa disebut “mercy killing”.
c. Mengakhiri hidup sesesorang karena penyakitnya yang tidak dapat
disembuhkan
d. Perbuatan untuk mengakhiri hidup atau sengaja tidak memberikan perawatan
dan/atau pengobatan yang dapat memperpanjang hidup pasien.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebutkan bahwa, euthanasia
secara etimologi berarti mati gampang atau mati mudah. Sedangkan secara
terminologi euthanasia berarti tindakan mengakhiri dengan sengaja kehidupan
manusia yang sakit keras atau luka parah dengan kematian yang tenang dan mudah
atas dasar pertimbangan kemanusiaan.64 Dengan demikian menurut KBBI euthanasia
yaitu suatu tindakan yang mempermudah seseorang yang sakit keras dan tidak dapat
disembuhkan kembali dengan cara memperingan rasa sakit yang di deritanya secara
perlahan dengan cara medis atas dasar rasa belas kasihan terhadap pasien atas dasar
pertimbangan kemansusiaan.

6
2.2 ethical trend dan issue keperawatan euthanasia

Euthanasia dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, sesuai dengan dari mana
sudut pandangnya atau cara melihatnya

1. Dilihat dari cara pelaksanaanya, Euthanasia dapat dibedakaan atas


a. Euthanasia pasif
Euthanasia pasif adalah perbuatan menghentikan atau mencabut segala
tindakan atau pengobatan yang sedang berlangsung untuk mempertahankan
hidup pasien. Dengan kata lain, euthanasia pasif merupakan tindakan tidak
memberikan pengobatan lagi kepada pasien terminal untuk mengakhiri hidupnya.
Tindakan pada euthanasia pasif ini dilakukan secara sengaja dengan tidak lagi
memberikan bantuan medis yang dapat memperpanjang hidup pasien, seperti
tidak memberikan alat-alat bantu hidup atau obat-obat penahan rasa sakit, dan
sebagainya.Penyalahgunaan euthanasia pasif biasa dilakukan oleh tenaga medis
maupun keluarga pasien sendiri. Keluarga pasien bisa saja menghendaki
kematian anggota keluarga mereka dengan berbagai alasan, misalnya untuk
mengurangi penderitaan pasien itu sendiri atau karena sudah tidak mampu
membayar biaya pengobatan.
b. Euthanasia aktif atau Euthanasia agresif

Euthanasia aktif atau euthanasia agresif adalah perbuatan yang


dilakukan secara medik melalui intervensi aktif oleh seorang dokter dengan
tujuan untuk mengakhiri hidup manusia. Dengan kata lain, Euthanasia agresif
atau euthanasia aktif adalah suatu tindakan secara sengaja yang dilakukan oleh
dokter atau tenaga kesehatan lain untuk mempersingkat atau mengakhiri hidup si
pasien. Euthanasia aktif menjabarkan kasus ketika suatu tindakan dilakukan
dengan tujuan untuk mnimbulkan kematian dengan secara sengaja melalui obat-
obatan atau dengan cara lain sehingga pasien tersebut meninggal.

7
Euthanasia aktif ini dapat pula dibedakan atas :
1) Euthanasia aktif langsung (direct)
Euthanasia aktif langsung adalah dilakukannnya tindakan medis secara terarah
yang diperhitungkan akan mengakhiri hidup pasien, atau memperpendek
hidup pasien. Jenis euthanasia ini juga dikenal sebagai mercy killing.
2) Euthanasia aktif tidak langsung (indirect)
Euthanasia aktif tidak langsung adalah saat dokter atau tenaga kesehatan
melakukan tindakan medis untuk meringankan penderitaan pasien, namun
mengetahui adanya risiko tersebut dapat memperpendek atau mengakhiri
hidup pasien.
2. Ditinjau dari permintaan atau pemberian izin, Euthanasia dibedakan atas:
a. Euthanasia Sukarela (Voluntir)
Euthanasia yang dilakukan oleh tenaga medis atas permintaan pasien itu
sendiri. Permintaan pasien ini dilakukan dengan sadar atau dengan kata lain
permintaa pasien secara sadar dn berulang-ulang, tanpa tekanan dari siapapun
juga.
b. Euthanasia Tidak Sukarela (Involuntir)
Euthanasia yang dilakukan pada pasien yang sudah tidak sadar.
Permintaan biasanya dilakukan oleh keluarga pasien.Ini  terjadi ketika individu
tidak mampu untuk menyetujui karena faktor umur, ketidak mampuan fisik dan
mental, kekurangan biaya, kasihan kepada penderitaan pasien, dan lain
sebagainya.
Sebagai contoh dari kasus ini adalah menghentikan bantuan makanan
dan minuman untuk pasien yang berada di dalam keadaan vegetatif
(koma). Euthanasia ini seringkali menjadi bahan perdebatan dan dianggap
sebagai suatu tindakan yang keliru oleh siapapun juga. Hal ini terjadi apabila
seseorang yang tidak berkompeten atau tidak berhak untuk mengambil suatu
keputusan, misalnya hanya seorang wali dari pasien dan mengaku memiliki hak
untuk mengambil keputusan bagi pasien tersebut.

8
2.3 prinsip-prinsep etik keperawatan

rinsip-prinsip etika ini oleh profesi keperawatan secara formal


dituangkan dalam suatu kode etik yang merupakan komitmen profesi
keperawatan akan tanggung jawab dan kepercayaan yang diberikan oleh
masyarakat (Pangaribuan, 2016). Pelaksanaan prinsip etik dapat mencegah
terjadinya bahaya fisik dan emosional bagi pasien dalam asuhan keperawatan
Pelaksanaan prinsip etik merupakan salah satu dari 12 kompetensi dasar
yang harus dimiliki oleh seorang perawat. Tujuan penulisan ini adalah untuk
penerapan prinsip etik keperawatan dalam tahapan pengambilan keputusan.
Kinerja perawat menerapkan prinsip etik penting untuk dilakukan mengingat
perawat yang dalam melakukan asuhan keperawatan berperilaku tidak etik
dapat menimbulkan kerugian bagi pasien sebagai penerima asuhan
keperawatan yaitu dapat mengalami injury atau bahaya fisik seperti nyeri,
kecacatan atau kematian, serta bahaya emosional seperti perasaan tidak
berdaya atau terisolasi (CNA, 2004). Oleh karena itu, perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan wajib berpedoman terhadap prinsip-prinsip
etik keperawatan yaitu autonomy (penentuan diri), non maleficience (tidak
merugikan), beneficience (melakukan hal baik), justice (keadilan), veracity
(kejujuran) dan fidelity (menepati janji). (kozier, 2015, p.94).

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Telenursing membantu pasien dan keluarganya untuk berpartisipasi aktif dalam


perawatan, terutama sekali untuk self management pada penyakit kronis. Hal itu
memungkinkan perawat untuk menyediakan informasi secara akurat dan tepat waktu
dan memberikan dukungan secara langsung (online). Kesimambungan pelayanan
ditingkatkan dengan memberi kesempatan kontak yang sernng antara penyedia
pelayanan kesehatan dan pasien dan keluarga-keluarga merek Telenursing saat ini
semakin berkembang pesat di banyak Negara.

Tren paraktik keperawatan meliputi berbagai praktik di berbagai tempat praktik


dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar. Perawat secara terus
menerus meningkatkan otonomi dan penghargaan sebagai anggota tim asuhan
keperawatan. Peran perawat meningkat dengan meluasnya focus asuhan keperawatan.
Tren dalam keperawatan sebagai profesi meliputi perkembangan aspek-aspek dari
keperawatan yang mengkarakteristikan keperawatan sebagai profesi meliputi:
pendidikan, teori, pelayanan, otonomi, dan kode etik.

3.2 Saran

Diharapkan kepada mahasiswa ITSK Soepraoen Jurusan Keperawatan yang nantinya


sebagai tenaga kesehatan di masyarakat dapat mengetahui Trend dan Isu
Keperawatan dan dapat memberikan pengetahuan tersebut kepada masyarakat luas.

10
DAFTAR PUSTAKA
https://peacepalacelibrary.nl/blog/2010/euthanasia

http://ristalikestar.blogspot.com/2014

https://kbbi.lektur.id/eutanasia

11
12

Anda mungkin juga menyukai