Anda di halaman 1dari 17

ISLAM DAN DUNIA KONTEMPORER (AUTHANASIA)

Disusun Oleh:
Kelompok 9

Cindai (2220201142)
Dhea Azzahra Putri (2230201146)
Okta Triana (2230201167)

Dosen Pengampu:

Miftahul Husni,M.Pd.I

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah,Tuhan semesta alam yang telah memberikan banyak limpahan
nikmatnya,nikmat sehat maupun nikmat kecerdasan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.kedua kalinya tak lupa sholawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada sang pembawa kebenaran Nabi Muhammad SAW,yang telah
mengantarkan kita kejalan yang diridhoi oleh Allah. Makalah ini dapat terselesaikan
tentunya melewati banyak proses,tidak terlepas dari usaha kami guna memenuhi tugas
mata kuliah Studi Keislaman.makalah ini mengangkat tentang Islam dan Dunia
Kontemporer (Authanasia).

Palembang, November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul………………………..……………………………………….

Kata Pengantar ……………………………………………………………….

Daftar Isi………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………………...
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN……………..………………………………………

1. Pengertian Authanasia………………………………………………….
2. Macam-Macam Authanasia……………………………………………
3. Authanasia yang boleh dan yang tidak boleh dalam islam…………….

BAB III PENUTUP…………………………………………………………...

A. Kesimpulan…………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Authanasia
2. Macam-macam Authanasia
3. Authanasia yang boleh dan yang tidak boleh dalam islam

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian authanasia
2. Untuk mengetahui macam-macam authanasia
3. Untuk mengetahui authanasia yang boleh dan tidak boleh dalam
islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AUTHANASIA

Istilah euthanasia berasal dari kata yunani yaitu eu dan thanatos. Kata
eu berarti indah, bagus, terhormat, atau gracefully and dignity, sedangkan
thanatos berarti mati, mayat. Jadi secara etimologis, euthanasia dapat
diartikan sebagai mati dengan baik (a good death). Seorang penulis romawi
yang bernama Seutonis, dalam bukunya yang berjudul Vitaceasarum,
mengatakan bahwa euthanasia berarti “mati cepat tanpa derita” . Meminjam
istilah Philo, seorang filsuf kenamaan (50-20 SM), euthanasia merupakan
mati dengan tenang dan baik. Sementara dalam analisis St. Thomas,
euthanasia adalah bentuk pengakhiran hidup orang penuh sengsara secara
bebas dan dengan berhenti makan atau dengan minum racun yang
membinasakan. Sejak abad 19, terminologi euthanasia dipakai untuk
menyatakan penghindaran rasa sakit dan peringanan pada umumnya bagi
yang sedang menghadapi kematian dengan pertolongan dokter. Menurut
istilah kedokteran, euthanasia berarti tindakan agar kesakitan atau
penderitaan yang dialami seseorang yang akan meninggal diperingan. Juga
berarti mempercepat kematian seseorang yang ada dalam kesakitan dan
penderitaan hebat menjelang kematiannya Pemakaian terminologi
euthanasia ini mencakup tiga kategori, yaitu :

1. Pemakaian secara sempit


Secara sempit euthanasia dipakai untuk tindakan menghindari rasa
sakit dari penderitaan dalam menghadapi kematian. Dalam hal ini
euthanasia berarti perawatan dokter yang bertujuan untuk
menghilangkan penderitaan yang dapat dicegah sejauh perawatan itu
tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah hukum, etika, atau adat yang
berlaku.
2. Pemakaian secara lebih luas Secara lebih luas, terminologi
euthanasia dipakai untuk perawatan yang menghindari rasa sakit
dalam penderitaan dengan resiko efek hidup diperpendek.
3. Pemakaian paling luas Dalam pemakaian paling luas ini,
euthanasia berarti memendekkan hidup yang tidak lagi dianggap
sebagai side effect, melainkan sebagai tindakan untuk
menghilangkan penderitaan pasien.
Menurut kode etik kedokteran Indonesia, kata eutahanasia
dipergunakan dalam tiga arti :
1) Berpindahnya ke alam baka dengan tenang dan aman
tanpa penderitaan, buat yang beriman dengan menyebut
nama Allah di bibir.
2) Waktu hidup akan berakhir, diringankan penderitaan si
sakit dengan memberinya obat penenang.
3) Mengakhiri penderitaan dan hidup seorang sakit dengan
sengaja atas permintaan pasien sendiri dan keluarganya.

B. MACAM-MACAM AUTHANASIA

Dalam praktik kedokteran, dikenal dua macam euthanasia, yaitu:

1. Euthanasia Aktif
Euthanasia aktif adalah tindakan dokter mempercepat
kematian pasien dengan memberikan suntikan ke dalam
tubuh pasien tersebut. Suntikan diberikan pada saat keadaan
penyakit pasien sudah sangat parah atau sudah sampai pada
stadium akhir, yang menurut perhitungan medis sudah tidak
mungkin lagi bisa sembuh atau bertahan lama. Alasan yang
biasanya dikemukakan dokter adalah bahwa pengobatan
yang diberikan hanya akan memperpanjang penderitaan
pasien serta tidak akan mengurangi sakit yang memang
sudah parah. Contoh euthanasia aktif, misalnya ada
seseorang menderita kanker ganas dengan rasa sakit yang
luar biasa sehingga pasien sering kali pingsan. Dalam hal
ini, dokter yakin yang bersangkutan akan meninggal
duniaKemudian dokter memberinya obat dengan takaran
tinggi (overdosis) yang sekiranya dapat menghilangkan rasa
sakitnya, tetapi menghentikan pernapasannya sekaligus.

2. Euthanasia Pasif
Euthanasia pasif, adalah tindakan dokter menghentikan
pengobatan pasien yang menderita sakit keras, yang secara
medis sudah tidak mungkin lagi dapat disembuhkan.
Penghentian pengobatan ini berarti mempercepat kematian
pasien. Alasan yang lazim dikemukakan dokter adalah
karena keadaan ekonomi pasien yang terbatas, sementara
dana yang dibutuhkan untuk pengobatan sangat tinggi,
sedangkan fungsi pengobatan menurut perhitungan dokter
sudah tidak efektif lagi. Terdapat tindakan lain yang bisa
digolongkan euthanasia pasif, yaitu tindakan dokter
menghentikan pengobatan terhadap pasien yang menurut
penelitian medis masih mungkin sembuh. Alasan yang
dikemukakan dokter umumnya adalah ketidakmampuan
pasien dari segi ekonomi, yang tidak mampu lagi membiayai
dana pengobatan yang sangat tinggi. Contoh euthanasia
pasif, misalkan penderita kanker yang sudah kritis, orang
sakit yang sudah dalam keadaan koma, disebabkan benturan
pada otak yang tidak ada harapan untuk sembuh. Atau orang
yang terkena serangan penyakit paru-paru yang jika tidak
diobati maka dapat mematikan penderita. Dalam kondisi
demikian, jika pengobatan terhadapnya dihentikan, akan
dapat mempercepat kematiannya.

Berbagai Bentuk Euthanasia


1) Euthanasia murni Adalah usaha untuk meringankan
kematian seseorang tanpa memperpendek hidupnya.
Di situ termasuk semua perawatan dan pastoral agar
yang bersangkutan dapat mati dengan baik.
2) Euthanasia pasif Adalah kalau tidak dipergunakan
semua kemungkinan teknik kedokteran yang
sebetulnya tersedia untuk memperpanjang kehidupan
3) Euthanasia tidak langsung Adalah usaha untuk
memperingan kematian dengan efek samping bahwa
pasien barangkali meninggal dalam waktu lebih cepat.
Di sini termasuk pemberian segala macam obat
narkotika, hipnotika, dan anelgetika yang barangkali
secara de facto memperpendek kehidupan walaupun
hal itu disengaja.
4) Euthanasia aktif (mercy killing) Adalah proses
kematian diringankan dengan memperpendek
kehidupan secara terarah dan langsung. Dalam
euthanasia aktif ini masih perlu dibedakan, apakah
pasien menginginkannya, tidak menginginkannya,
atau tidak berada dalam keadaan di mana
keinginannya dapat diketahui
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Adji, Oemarsono.. Profesi Dokter. (Jakarta: Erlangga, 1991).

Assyaukanie, Luthfi, Politik, HAM, Dan Isu-Isu Teknologi Dalam Fikih


Kontemporer(Bandung: Pustaka Hidayah, 1998).
Basyir, Ahmad Azar, Ikhtisar Fiqh Jinayah Hukum Pidana Islam,
(Yogyakarta: UII Press, 2001).

Djazuli, Fiqh Jinayat Upaya Menanggulangi Kejahatan dalam Islam,


(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000).

Hardinal, Euthanasia dan Persentuhannya dengan Hukum Kewarisan Islam,


(Jakarta: Ditbanpera Islam, 1996).

Hasan, M.Ali, Masail Fiqhiyah Al-Haditsah Pada Masalah-Masalah


Kontemporer Hukum Islam. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995).

Kartono, Muhammad, Teknologi Kedokteran dan Tantangannya Terhadap


Bioetika. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992).

Majalah Panji Masyarakat, No. 846. Tgl. 01-15 Januari 1996.

Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1982).

Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, (Jakarta: PT. Rineka


Cipta2005).

Prakoso, Djoko, Euthanasia Hak Asasi Manusia, Manusia Dan Hukum,


(Medan: Pustaka Bangsa Press, 1984).

Prodjodikoro,Wirjono, Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia. Jakarta:


Refika Aditama, 1977.

Shihab, Alwi. Islam Inklusif. (Bandung: Mizan, 1999).

Simorangkir, Euthanasia Dan Penerapan Hukumnya Di Indonesia. (Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama, 2003).

Utomo, Setiawan Budi, Fikih Aktual Jawaban Tuntas Masalah Kontemporer,


(Jakarta: Gema Insani Press, 2003).

Watik, Ahmad, Islam Etika dan Kesehatan, (Jakarta: Rajawali, 1986).

Wibudi, Aris, Euthanasia, (Bogor: ITB, 2002).

Yanggo, Chuzaimah, Problematika Hukum Islam Kontemporer, (Jakarta:


PT. Pustaka Firdaus, 1995).
Yunanto, Ari, Hukum Pidana Malpraktik Medik, (Yogyakarta: CV Andi
Offset, 2010).

Zuhdi, Masjfuk, Masail Fiqhiyah. (Jakarta : PT. Gunung Agung, 1996)

Anda mungkin juga menyukai