Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Revita Dwi Cahyani (2220201141)
2. Cindai (2220201142)
3. Riska Febrianti (2220201143)
Dosen Pengampu :
Drs. Ahmad Syarifuddin, M.Pd.I
1
Ahmad Rohani dkk, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Sekolah,(Jakarta, Bumi Aksara : 2003) h.7
2
Ari H Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro,(Jakarta:Renika Cipta, 2011), h.
diusahakan secara sengaja serta pembinaan yang kontinu terhadap seluruh peserta didik
(dalam lembaga yang bersangkutan) agar dapat mengikuti Proses Belajar Mengajar (PBM)
secara efektif dan efisien, demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Secara kronologis operasional, rentangan kegiatannya dari penerimaan peserta didik baru
sampai mereka meninggalkan sekolah.
Administrasi peserta didik menunjuk pada kegiatan-kegiatan diluar kelas dan didalam
kelas. Kegiatan di luar kelas yaitu :
a. Penerimaan peserta didik baru.
b. Pencatatan peserta didik baru dalam buku induk dan dalam buku Klapper.
c. Pembagian seragam sekolah beserta perlengkapannya, seragam pratikum, seragam
pramuka, dengan tata tertib penggunaannya.
d. Pembagian kartu OSIS beseta tata tertib sekolah yang harus dipatuhi (dan sanksi
terhadap pelanggarannya).
e. Pembinaan peserta didik, dan pembinaan kesejateraan peserta didik.
3. Administrasi Kurikulum
3
Herabudin, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 2009), h.134
4
Ibid, h. 133
5
Ari H Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: Renika Cipta, 2011), h.
Yaitu6:
a. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru.
1) Pembagian tugas guru yang dijabarkan dalam struktur program pengajaran, dan
ketentuan tentang baban mengajar wajib bagi guru.
2) Tugas guru dalam mengikuti jadwal pelajaran.
3) Tugas guru dalam kegiatan KBM.
b. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas peserta didik.
1) Mengikuti dengan tertib jadwal pelajaran sekolah.
2) Mengikuti dengan konsisten dan konsekuen jadwal belajar kegiatan-kegiatan
seharihari yang telah disusun sendiri, sesuai kemampuan dan kesempatan masing-
masing.
3) Mengunjungi perpustakaan untuk perlengkapan bahan belajar dan pengayaan yang
diperlukan.
4) Mengikuti kegiatan kelompok belajar untuk berdiskusi kelompok sebagai
pemantapan
Pemahaman.
5) Mengikuti les privat.
c. Kegiatan yang berhubungan dengan seluruh sivitas akademik.
d. Kegiatan-kegiatan penunjang PBM.
1) Faktor kegiatan fisik
2) Faktorr kegiatan non fisik.
3) Faktor pelengkapan bahan bacaan.
KBM/PBM akan semakin baik dan berhasil bila ditunjanga dengan sarana dan prasarana
pendidikan. Maka timbullah garapan yang keempat yaitu administrasi sarana dan
prasarana. Secara otimologis prasarana adalah alat tidak langsung untuk mencapai tujuan.
Dalam pendidikan misalnya: tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dan
sebagainya. Sarana adalah alat langsung untuk pencapai tujuan pendidikan7. Secara
kronologis-operasional kegiatan administrasi sarana dan prasarana pendidikan meliputi8:
a. Perencanaan penggandaan barang.
b. prakualifikasi rekanan.
c. Penggandaan barang.
d. Penyimanan, Investarisasi, penyaluran.
e. Pemeliharaan dan rehabilitasi.
f. Penghapusan dan penyingkiran.
g. Pengendalian.
KBM/PBM akan semakin baik dan berhasil bila ditunjang dengan anggaran biaya yang
memadai. Maka timbullah garapan kelima yaitu administrasi anggaran biaya. Administrasi
6
Ibid, h. 81
7
Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Renika Cipta, 2014), h. 51
8
H. Hari Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, ( Jakarta: Renika Cipta, 2011), h.116
Anggaran Biaya Pendidikan merupakan seluruh proses kegiatan yangdirencanakan dan
diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh, serta pembinaan secara kontinu
terhadap biaya operasional sekolah/pendidikan sehingga kegiatan operasional pendidikan
semangkin efektif dan efisien, demi menbantu tercapainya tujuan Pendidikan yang telah
ditetapkan. Secara garis besar kegiatan meliputi pengumpulan dan penerimaan dana yang
sah (dana rutin, SPP, sumbur BP3, Donasi dan usaha-usaha lainnya), penggunaan dana,
dan pertanggung jawaban dana kepada pihak-pihak terkait yang berwenang.
Dana yang masuk itu disebut dana masukan (input) yang kemudian setelah dilakukan
perencanaan Anggaran (budgeting), lalu digunakan dalam pelaksanaan proses/operasional
pendidikan (throughput), dan akhirnya dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan yang
barlaku bersama hasil usaha (output) yang dihasilkannya.
KBM/PBM akan semakin baik dan berhasil bila ditunjang dengan tata laksana yang
baik. Kegiatan ini sering disebut administrasi dalam arti sempit atau kegiatan tulis menulis.
Garapan keenam ini yang disebut dengan administrasi Tata Usaha, yang menunjang
seluruh garapan yang ada. Tata usaha menurut pedoman pelayanan tata usaha untuk
perguruan tinggi sebagai berikut :“Tata Usaha adalah segenap kegiatan pengelolaan surat-
menyurat yang dimulai dari penghimpunan, mencatat, mengelola, mengadakan
pengiriman, dan menyimpan semua bahan keterangan yang diperlukan oleh organisasi”.
7. Administrasi Organisasi
Akhirnya pendidikan sebagai lembaga sosial akan semakin lancar dan berhasil dalam
tugasnya, dan mendapat simpati dari publiknya bila dapat menjalin hubungan yang akrab
dan serasi terhadap seluruh publiknya, yang disebut Husemas (Hubungan Sekolah dan
Masyarakat), sehingga kegiatan operasional pendidikan semakin efektif dan efisien, demi
membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah di terapkan. Kegiatan kedelapan atau
Administrasi Husemas ini pun harus senantiasa diprogram, dilaksanakan dan dievaluasi
demi keberhasilan selanjutnya. Fungsi pokok dari husemas adalah untuk menarik simpati
masyarakat pada umumnya sera publik (masyarakat terdekat atau terkait) khususnya
sehingga dapat meningkatkan relasi masyarakat terhadap sekolah tersebut.
Tujuan Husemas adalah meningkatkan popularitas sekolah di mata masyarakat,
sehingga prestasi sekolah dapat meningkat. Manfaat Husemas adalah menambah simpati
masyarakat yang dapat meningkatkan harga diri sekolah, serta dukungan masyarakat
terhadap sekolah secara spiritual dan material.
C. Kesimpulan
Ruang lingkup adalah segala hal yang dapat memperlancar dan membantu
penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pendidikan di lingkungan sekolah (lembaga
pendidikan formal) sehingga tujuan pendidikan dapat ditempuh melalui bentuk-bentuk
kegiatan secara tertib dan teratur yang pada akhirnya sampai pada pencapaian tujuan
itu sendiri.
D. Saran
9
Ibid, h.94
DAFTAR PUSTAKA