Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MANAJEMEN SEKOLAH

NAMA : MARTHA HERLINDA MEI

NIM : 2018280980

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI BIOLOGI

UNIVERSITAS FLORES

ENDE
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang MahaEsa karena atas berkat dan
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “ Manajemen
Sekolah”.yang mencakup 7 pembahasan yaitu :

1. Manajemen kurikulumk dan program pengajaran


2. Manajemen tenaga kependidikan
3. Manajemen kesiswaan
4. Manajemen keuangan dan pembiayaan
5. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan
6. Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat
7. Manajemen layanan khusus

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk pembuatan makalah-
makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

\
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen sekolah merupakan faktor yang paling penting dalam menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya diukur oleh prestasi yang di
dapat. Oleh karena itu, dalam menjalankan kepemimpinan harus menggunakan suatu sistem
artinya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang di dalamnya terdapat komponen-
komponen terkait seperti guru, staf tata usaha,orang tua siswa, masyarakat,pemerintah,anak
didik dan lain-lain harus berfungsi optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja
pimpinan.
Tantangan lembaga pendidikan adalah mengejar ketertinggalan artinya kompetisi dalam
meraih prestasi terlebih dalam menghadapi persaingan global. Keinginan pemerintah untuk
melaksanakan reformasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di bidang pendidikan
lebih nampak lagi dengan dikeluarkannya Undang-Undang Pendidikan sebagai pranata sosial
yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan ( Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional ). Adapun substansi dari Undang-Undang Sikdiknas yang baru tersebut
nampak dari visinya yaitu :
“ terwujudnya sistem semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang
berkualitas sehingga mampu proaktif menjawab tantangan zaman”. Salah satu upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan yang ada adalah melakukan pemberdayaan kepala sekolah.
Hal ini karena kepala sekolah merupakan motor penggerak bagi sumber daya sekolah
terutama guru-guru dan karyawan sekolah. Begitu besarnya peranan kepala sekoah dalam
proses pencapaian tujuan pendidikan, sehingga dapat dikatakan bahwa sukses tidaknya
kegiatan sekolah sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepala sekolah itu sendiri. Dalam
makalah ini akan dibahas tugas dari tiap-tiap manajemen untuk meningkatkan mutu sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari manajemen sekolah ?
2. Apa pengertian manajemen kurikulum, orgnanisasi kurikulum,struktur program
pengajaran,dan kegiatan manajemen kurikulum ?
3. Apa pengertian manajemen tenaga kependidikan,jenis-jenis,dan tugas tenaga
kependidikan ?
4. Apa pengertian dari manajemen kesiswaan, ruang lingkup,dan peranan guru dalam
manajemen kesiswaan ?
5. Apa pengertian dari manajemen keuangan dan pembiayaan, fungsi,konsep,dan prinsip,
serta faktor yang mempengaruhi manajemen keuangan dan pembiayaan ?
6. Apa pengertian dari manajemen sarana dan prasarana pendidikan, ruang lingkup,proses
administrasi, dan pengelolaan ?
7. Apa pengertian dari manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat, fungsi,prinsip,dan
teknik ?
8. Apa pengertian dari manajemen layanan khusus, jenis-jenis,dan peran ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari manajemen sekolah.
2. Untuk memahami dan mengetahui pengertian dari manajemen kurikulum, orgnanisasi
kurikulum,struktur program pengajaran,dan kegiatan manajemen kurikulum.
3. Untuk memahami dan mengetahui pengertian manajemen tenaga kependidikan,jenis-
jenis,dan tugas tenaga kependidikan.
4. Untuk memahami dan mengetahui pengertian dari manajemen kesiswaan, ruang
lingkup,dan peranan guru dalam manajemen kesiswaan.
5. Untuk memahami dan mengetahui pengertian dari manajemen keuangan dan pembiayaan,
fungsi,konsep,dan prinsip, serta faktor yang mempengaruhi manajemen keuangan dan
pembiayaan.
6. Untuk memahami dan mengetahui pengertian dari manajemen sarana dan prasarana
pendidikan, ruang lingkup,proses administrasi, dan pengelolaan.
7. Untuk memahami dan mengetahui pengertian dari manajemen hubungan sekolah dengan
masyarakat, fungsi,prinsip,dan teknik.
8. Untuk memahami dan mengetahui pengertian dari manajemen layanan khusus, jenis-
jenis,dan peran.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Manajemen Kurikulum Dan Program Pengajaran


1) Pengertian Manajeman Kurikulum Dan Program Pengajaran
Menurut Robbins dan Coulter (2007) manajemen adalah proses
pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut
terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
Efisiensi mengacu pada memperoleh output terbesar dengan input terkecil;
digambarkan sebagai “melakukan segala sesuatu secara benar.” Sedangkan
efektivitas mengacu pada menyelesaikan kegiatan-kegiatan sehingga sasaran
organisasi dapat tercapai; digambarkan sebagai “melakukan segala sesuatu yang
benar.”
2) Organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang
akan disampaikan kepada murid-murid. Organisasi kurikulum sangat erat
berhubungan dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai karena pola-pola
yang berbeda akan mengakibatkan ini dan cara penyampaian pelajaran-pelajaran
berbeda pula (Prof. Dr. Nasution, 80).
Pola-pola pengorganisasian kurikulum ada banyak macamnya, tetapi yang
kami pandang perlu untuk dikemukakan pada kesempatan ini ada tiga macam,
yaitu:
a. Separated Subject Curikulum
b.Correlated Curriculum
c. Integrated Curriculum
3) Struktur Program Kurikulum
Untuk melengkapi pengertian kita mengenai organisasi kurikulum baiklah kita
lanjutkan pembicaraan tersebut tentang struktur program kurikulum.
Kita jumpai bahwa kurikulum pada garisbesarnya diperinci dalam beberapa
program pendidikan. Untuk sekolah-sekolah umum program pendidikan itu meliputi 3
macam
a. program pendidikan umum
b. program akademis, yang memberikan dasar-dasar untuk melanjutkan studi.
c. program pendidikan keterampilan.
Selanjutnya, setiap program memperoleh alokasi (penjatahan) waktu tertentu
yakni berapa jumlah jam pelajaran per minggu untuk setiap bidang studi bagi kelas-kelas
tersebut.
Sehubungan dengan struktur program ini, ada beberapa hal yang perlu
dipahami:
a. GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran)
Ialah ikhtisar dari seluruh program pengajaran yang terdiri dari tujuan-tujuan
kurikuler, tujuan instruksional dengan ruang lingkup bahan-bahan pengajaran
yang disusun secara berurutan dan disusun menurut jangka waktu tertentu
(semester atau caturwulan), GBPP ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman
bagi para Pembina pendidikan, kepala sekolah, dan guru dalam rangka
peningkatan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.
b. Jam Pelajaran
Ialah waktu pemberian jam pelajaran yang berlangsung 45 menit untuk
sekolah-sekolah lanjutan, di SD kelas 1 dan 2 hanya 30 menit, sedangkan pada
kelas 3 sampai dengan kelas 4, 40 menit.
c. Semester
Ialah satuan waktu pemberian jam pelajaran yhang berlangsung selama 120
hari belajar efektif, sedang pengertian “caturwulan” yang digunakan di SD
adalah satuan waktu yang berlangsung rata-rata 80 hari belajar efektif.
d. Program Pendidikan Umum
Ialah program pendidikan yang diberikan kepada semua siswa yang mencakup
pendidikan moral pencasila yang berfungsi bagi pembinaan warga Negara yang
baik, jadi program umum wajib diikuti oleh semua siswa.
e. Program Pendidikan Akademis
Ialah program pendidikan yang diperlukan sebagai dasar untuk melanjutkan
studi ketingkat pendidikan selanjutnya.
f. Program Pendidikan Keterampilan
Ialah program pendidikan yang dapat dipilih siswa (keterampilan bebas) dan
ada juga yang bersifat terikat.
Bagi SD program keterampilan ini berfungsi untuk mengembangkan kesukaan
dan penghargaan kepada pekerjaan tangan dan sebagai bekal untuk mempelajari
keterampilan-keterampilan yang lebih kompleks.
Disekolah lanjutan program ini dimaksudkan untuk memberikan keterampilan
pra-vokasional dengan penghargaan agar bisa dikembangkan sendiri untuk bekal
bekerja dalam masyarakat apabila siswa tidak mampu melanjutkan studi nya.
Program pendidikan keterampilan memanglah kita jumpai terutama pada
sekolah-sekolah umum seperti : SD, SMP dan SMA. Sedangkan pada sekolah-
sekolah kejuruan seperti AMKK, STM, SMEA dan lain-lain kita akan jumpai
program pendidikan kejuruan disamping program pendidikan umum.
g. Program Pendidikan Kejuruan
Ialah program yang wajib diikuti siswa sesuai dengan jurusannya dan program
ini terdiri atas dasar kejuruan, teori dan praktik kejuruan.
Menurut Kurikulum tahun 1984 yang pernah diberlakukan bagi SMA (sekolah
menengah tingkat atas), struktur program kurikulum mengalami perubahan yang
cukup mendasar, yakni meliputi dua jenis program :
Program Inti
Program Pilihan
Program pilihan meliputi pilihan A (jalur untuk menakjutkan studi pada
bidang yang sejenis) dan pilihan B (jalur keterampilan).

2. Manajemen Tenaga Kependidikan


a. Pengertian manajemen kependidikan
John D. Millet memberi pengertian manajemen sebagai suatu proses pengarahan
dan pemberian fasilitas kerja kepada orang-orang yang telah di organisasi dalam
kelompok-kelompok formal untuk mencapai tujuan yang di harapkan.sedangkan
menurut stoner dan freeman mengemukakan bahwa manajemen merupakan proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian semua sumber
daya organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
manajemen yang didefinisikan sebagai suatu proses, adalah cara sistematis untuk
melakukan pekerjaan. proses tersebut berupa kegiatan-kegiatan dalam manajemen (tidak
ada kesepakatan dari para ahli dalam menentukannya), seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian atau pengawasan. Definisi tersebut
menunjukan bahwa manajemen di lakukan untuk mencapai tujuan. Dari berbagai definisi
manajemen tersebut dapat di jelaskan bahwa Manajemen pendidikan adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,dan pengendalian usaha-usahapersonal
pendidikan dalam mendayungkan semua sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan
b. Fungsi-fungsi Manajemen Pendidikan
 perencanaan
 pengorganisasian
 pengarahan
c, Jenis-jenis Tenaga Kependidikan
tenaga kependidikan merupan seluruh komponen yang terdapat dalam instansi atau
lembaga pendidikan yang tidak hanya mencakup guru saja melainkan keseluruhan yang
berpartisipasi dalam pendidikan. dilihat dari jabatannya, tenaga kependidikan di bedakan
menjadi tiga yaitu:
1. tenaga structural: merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabata-jabatan
eksekutif umum (pimpinan) yang bertanggung jawab baik langsung maupun tidak
langsung atas satuan pendidikan. misalnya:
a. tingkat sekolah
 kepala sekolah;
 wakil kepala sekolah;
b. tingkat pusat
 menteri;
 wakil menteri;
 sekjen/inspektorat jendral (eselon 1);
 kepala biro/dirjen/sesditjen (eselon II);
 kabag/kasubdit (eselon III)
 kasubbag/kepala seksi (esselon IV)
c. tingkat wilayah provinsi
 kakanwil/kepala dinas (eselon II)
 kormin/sekretaris kepala dinas (eselon IIa)
 pengawasan (supervisi)
 kepala bidang/kepala subdin (eselon III)
 kepala seksi/kepala subbag (eselon IVb)
d. tingkat daerah
 kepala kantor kemdiknas kabupaten/kecamatan.
 kasi urusan kurikulum.
 kasi urusan sarana dan prasarana.
 kasi urusan pelayanan khusus.
2. tenaga fungsional: merupakan tenaga kependidikan yang menempatijabatan
fungsional yaitu jabatan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mengandalkan
keahlian akademis kependidikan. misalnya adalah:
 guru
 pembibimbing/penyuluhan (guru BP)
 pengembangan kurikulum dan tenologi kependidikan
 penilik
 pengawas
 pelatih
 tutor dan fasilitator
 pengembang pendidikan
 pengembang tes
 pustakawan

3 . tenaga teknis kependidikan: merupakan tenaga pendidikan yang dalam pelaksanaan


pekerjaannya lebih di tuntut kecakapan teknis operasional atau teknis administratif.
misalnya adalah:

 laboran
 teknisi sumber belajar
 pelatih (olahraga), kesenian, dan keterampilan
 teknisi sumber belajar/sangar belajar
 petugas TU
c. Tugas Tenaga Kependidikan
pasal 39 ayat (1) Undang-undang system pendidikan nasional No.20 tahun 2003
menjelaskan bahwa tugas tenaga kependidikan itu adalah melaksanakan
administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis
untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan

3. Manajemen Kesiswaan
1. Pengertian
Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan
dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari
suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta
didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu
upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di
sekolah.
2. Ruang Lingkup Manajemen Kesiswaan
Ruang lingkup mengenai manajemen kesiswaan adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan kesiswaan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan program kesiswaan


2. Penerimaan peserta didik
3. Orientasi siswa baru
4. Mengatur kehadiran, ketidak hadiran siswa di sekolah
5. Mengatur evaluasi peserta didik, baik dalam rangka memperbaiki proses belajar
mengajar, bimbingan dan penyuluhan maupun untuk kepentingan promosi peserta didik
6. Mengatur kenaikan tingkat siswa
7. Mengatur siswa yang mutasi dan drop out
8. Mengatur kode etik dan disiplin siswa
9. Mengatur layanan siswa yang meliputi:
a) Layanan kepenasehatan
b) Layanan bimbingan dan konseling siswa
c) Layanan kesehatan baik fisik maupun mental
d) Layanan kafetaria
e) Layanan koperasi
f) Layanan perpustakaan
g) Layanan laboratorium
h) Layanan asrama
i) Layanan transportasi
10.Mengatur organisasi siswa yang meliputi:

a) Organisasi pramuka di sekolah


b) Klub olah raga
c) Klub kesenian
d) Kelompok studi
e) Pringatan hari besar

3. Peran guru dalam manajemen kesiswaan


1. Pengertian
Siswa merupakan salah satu sub-sistem yang penting dalam sistem pengelolaan
pendidikan di sekolah menengah.manajemen kesiswaan dilakukan agar transformasi siswa
menjadi lulusan yang dikehendaki oleh tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, dapat
berlangsung secara efektif dan efisien. Administrasi kesiswaan merupakan proses pengurusan
segala hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolah mulai dari perencanaan penerimaan
siswa, pembinaan selama siswa berada di sekolah, sampai dengan siswa menamatkan
pendidikannya melalui penciptaan suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya proses
belajar-mengajar yang efektif. Tugas kepala sekolah dan para guru dalam hal ini adalah
memberikan layanan kepada siswa, dengan memenuhi kebutuhan mereka sesuai dengan
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Keterlibatan guru dalam administrasi kesiswaan
tidak sebanyak keterlibatannya dalam mengajar.
2. Fungsi
fungsi manajemen keuangan dan pembiayaan dalam pendidikan adalah dapat
menyediakan informasi kuantitatif, terutama mengenai keuangan, agar berguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi dalam entitas pendidikan, diantaranya fungsi tersebut
untuk stakeholder sebagai berikut:
1. Kepala sekolah
Untuk menyusun perencanaan sekolah yang dipimpinnya, mengevaluasi
kemajuan yang dicapai, dan melakukan tindakan-tindakan koreksi yang diperlukan.
2. Guru dan Karyawan
Merupakan kelompok yang tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan
portabilitas di institusi pendidikan. Ketertarikan tersebut berkaitan dengan balas jasa,
manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.
3. Kreditor/pemberi pinjaman
4. Orang tua siswa
Para orang tua siswa berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup
institusi pendidikan, tdan tingkat ketergantungan terutama mengenai perjanjian jangka
panjang dengan sekolah.
5. Suplier/pemasok
6. Pemerintah
Mengatur aktivitas sekolah, menetapkan kebijakan anggaran, dan mendasari
penyususnan anggaran untuk tahun-tahun berikutnya.
7. Masyarakat
Laporan keuangan institusi pendidikan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi tentang kecenderungan dan perkembangan terakhir pengelolaan keuangan Institusi
Pendidikan serta arangkaian aktivitasnya.

4. Manajemen Keuangan Dan Pembiayaan


A. Pengertian Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Pendidikan
manajemen keuangan pendidikan merupakan sejumlah uang yang dugunkan dan
dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan yang mencakup
beberapa hal diantaranya: gaji guru, penadaan sarana. prasarana, pengadaan ATK,
kegiatan ekstrakulikuler, supervise pendidikan dan peningkatan professional guru.1
Sehingga definisi dari manajemen keuangan pendidikan bisa kita artikan dengan
aplikasi konsep dan unsure-unsur manajemen dalam mengatur, memanfaatkan, dan
mendayagunakan keuangan organisasi/satuan pendidikan untuk memberikan fasilitas
terhadap pelaksanaan kegiatan pendidikan secara efektif dan efisien melalui proses
perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjwaban, dan pengawasan secara sistematis dan
sinergis.
B. Tujuan dan Fungsi Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Pendidikan
1. Tujuan Manajemen Pembiayaan
Manajemen pembiayaan pendidikan bertujuan untuk mewujudkan tertibnya
administrasi dalam penyelenggaraan pendidikan yang mencangkup kebutuhan pendidik,
sarana dan prasarana.
2. Tujuan Manajemen Keuangan
Adapun tujuan dari manajemen keuangan adalah untuk memperoleh, dan mencari
peluang sumber-sumber pendanaan bagi kegiatan sekolah, agar bisa menggunakan dana
secara efektif dan tidak melanggar aturan, dan membuat laporan keuangan yang
transparan dan akuntabel. Di sinilah peran seorang manager sekolah atau Kepala Sekolah
untuk mengelola keuangan dengan sebaik mungkin dengan memperdayakan sumber
daya manusia yang ada di lingkungan sekolah. Melalui kegiatan manajemen keuangan
maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan
pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai
pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu tujuan manajemen
keuangan adalah:
a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
b. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.
c. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Keuangan dan Pembiayaan


Pendidikan
1
Secara garis besar dipengaruhi oleh dua hal yaitu Faktor Eksternal dan Faktor Internal
1. Faktor Eksternal
Yaitu faktor yang ada di luar sistem pendidikan yang meliputi hal–hal sebagai
berikut:
a. Berkembangnya Demokrasi Pendidikan
Dahulu banyak negara yang masih dijajah oleh bangsa lain memperoleh penduduknya
untuk menempati pendidikan. Dengan lepasnya bangsa itu dari cengkraman penjajah,
terlepas pula kekangan atas keinginan memperoleh pendidikan. Di Indonesia
Demostrasi Pendidikan dirumuskan dengan jelas dalam pasal 31 UUD 1945 ayat (10)
dan ayat (2). Konsekuensi dari adanya demokrasi itu maka pemerintah menyediakan
dana yang cukup untuk itu.
b. Kebijaksanaan Pemerintah
Pemberian hak kepada warga Negara untuk memperoleh pendidikan merupakan
kepentingan suatu bangsa agar mampu mempertahankan dan mengembangkan
bangsanya. Namun demikian agar tujuan itu tercapai pemerintah memberikan
fasilitas-fasilitas berupa hal-hal yang bersifat meringankan dan menunjang pendidikan
misalnya, Pemberian pembiayaan yang besar bagi pendiri gedung dan
kelengkapannya, meringankan beban siswa dalam bentuk bantuan SPP dan
pengaturan pemungutan serta beasiswa, kenaikan gaji guru dan lain sebagainya.

5. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan


A. Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen Sarana Pendidikan
Manajemen Sarana adalah segenap proses penataan yang bersangkutan dengan
pengadaan, pendayagunaan dan pengelolaan sarana pendidikan agar tercapai tujuan yang
telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Menurut Tim Penyusun Pedoman Media Pendidikan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar
mengajar, baik yang bergerak, maupun tidak bergerak, agar pencapaian tujuan pendidikan
dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien.
Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen sarana pendidikan adalah suatu proses
penataan yang bersangkutan dengan pengadaan, pendayagunaan, an pengelolaan semua
fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak
bergerak agar tercapai tujuan pendidikansecara efektif dan efisien.
B. Prinsip Dasar Pengelolaan Sarana Prasarana Pendidikan
Dalam mengelola sarana dan prasarana sekolah, terdapat sejumlah prinsip yang perlu
diperhatikan agar tujuan bisa tercapai dengan maksimal. Prinsip-prinsip tersebut menurut
Bafadal adalah:
1. Prinsip Pencapaian Tujuan
Pada dasarnya manajemen perlengkapan sekolah dilakukan dengan maksud
agar semua fasilitas sekolah dalam keadaan kondisi siap pakai. Oleh sebab itu,
manajemen perlengkapan sekolah dapat dikatakan berhasil bilamana fasilitas
sekolah itu selalu siap pakai setiap saat, pada setiap ada seorang personel sekolah
akan menggunakannya.
2. Prinsip Efisiensi
Dengan prinsip efisiensi berarti semua kegiatan pengadaan sarana dan
prasarana sekolah dilakukan dengan perencanaan yang hati-hati, sehingga bisa
memperoleh fasilitas yang berkualitas baik dengan harga yang relatif murah.
Selain itu juga berarti bahwa pemakaian semua fasilitas sekolah hendaknya
dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat mengurangi pemborosan.
Dalam rangka itu maka perlengkapan sekolah hendaknya dilengkapi dengan
petunjuk teknis penggunaan dan pemeliharaannya. Petunjuk teknis tersebut
dikomunikasikan kepada semua personel sekolah yang diperkirakan akan
menggunakannya. Selanjutnya, bilamana dipandang perlu, dilakukan pembinaan
terhadap semua personel.
3. Prinsip Administratif
Di Indonesia terdapat sejumlah peraturan perundang-undangan yang
berkenaan dengan sarana dan prasarana pendidikan. Sebagai contohnya adalah
peraturan tentang inventarisasi dan penghapusan perlengkapan milik negara.
Dengan prinsip administratif berarti semua perilaku pengelolaan perlengkapan
pendidikan di sekolah itu hendaknya selalu memperhatikan undang-undang,
peraturan, instruksi dan pedoman yang telah diberlakukan oleh pemerintah.
Sebagai upaya penerapannya, setiap penanggung jawab pengelolaan
perlengkapan pendidikan hendaknya memahami semua peraturan perundang-
undangan tersebut dan menginformasikan kepada semua personel sekolah yang
diperkirakan akan berpartisipasi dalam pengelolaan perlengkapan pendidikan.

6. Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat


A. KonsepDasar Hubungan SekolahdenganMasyarakat
Secara etimologis, “hubungan masyarakat” diterjemahkan dari perkataanbahasa
Inggris “public relation”, yang berarti hubungan sekolah dengan masyarakat ialahsebagai
hubungan timbal balik antara suatu organisasi (sekolah) denganmasyarakatnya.

Sekolah mempunyai kewajiban secara legal dan moral untuk selalu memberikan
penerangan kepada masyarakat tentang tujuan-tujuan, program-program, kebutuhan-
kebutuhan dan keadaannya, dan sebaliknya sekolah harus mengetahui dengan jelas
kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakat.
Pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat dikenal pula dengan istilah “public
school relation” yang berarti hubungan timbal balik antara sekolah dan masyarakat atau
lingkungan terkait.

B. Prinsip-prinsip dan Metode dalam Membina Hubungan Sekolahdengan


Masyarakat

Adapun prinsip-prinsip hubungan sekolah dengan masyarakat dapatdirangkum


sebagaiberikut:

1. Kerjasama harus dimodali dengan itikad baik untuk menciptakan citra baiktentang
pendidikan.
2. Pihak awam dalam berperan serta membantu dan merealisasikan programsekolah,
hendaknya menghormati dan mentaati ketentuan/peraturan yang diberlakukandi
sekolah.
3. Berkaitan dengan prinsip dan teknis edukatif, sekolahlah yang lebih berkewajiban
dan lebih berhakmenanganinya.
4. Segala saran yang berkaitan dengan kepentingan sekolah harus disalurkanmelalui
lembaga resmi yang bertanggungjawab dalammelaksanakannya.
5. Partisipasi/peranserta masyarakat tidak saja dalam bentuk gagasan/usul/sarantetapi
juga berikut organisasi dan kepengurusannya yang dirasakan benar-
benarbermanfaat bagi kemajuansekolah.
6. Peransertamasyarakattidakdibatasiolehjenjangsekolahtertentu,sepanjangtidak
mencampuri urusan teknisedukatif/akademis.
7. Peran serta masyarakat akan bersifat konstruktif, apabila mereka sebagai
awamdiberi kesempatan mempelajari dan memahami permasalahan serta cara
pemecahannyabagi kepentingan dan kemajuansekolah.
8. Supaya sukses dalam “saling berperan serta”, haruslah dipahami betul nilai, cara
kerja dan pola hidup yang ada dalammasyarakat.
9. Kerjasama harus berkembang secara wajar, diawali dari yang palingsederhana,
berkembang hingga hal-hal yang lebihbesar.
10. Efektivitas keikutsertaan para awam perlu dibina hingga layakdalam
mengembangkan gagasan/penemuan, saran, kritik sampai pada usaha
pemecahandan pencapaian keberhasilan bagi kemajuansekolah.
C. Tujuan, Fungsi dan Manfaat Lembaga Sekolah danMasyarakat

Elsbree telah mengemukakan tujuan hubungan sekolah dengan masyarakatsebagai


berikut:

1. Untuk meningkatkan kualitas belajar dan pertumbuhan anak.


2. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikandan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
3. Untuk mengembangkan antusiasme/semangat saling bantu antara sekolahdengan
masyarakat demi kemajuan kedua belahpihak.
7. Manajemen layanan khusus
A. Pengertian administrasi layanan khusus
Administrasi layanan khusus adalah memberi layanan secara khusus atau suatu usaha
yang tidak secara langsung berkenaan dengan proses belajar mengajar di kelas. Tetapi
secara khusus diberikan oleh sekolah kepada para siswamnya agar mereka lebih
optimal dalam melaksanakan proses belajar.

B. Jenis-Jenis Layanan Khusus dan Pengelolahannya

Pelayanan khusus yang diberikan sekolah kepada peserta didik, antar sekolah satu
dengan sekolah lainnya pada umumnya sama, tetapi proses pengelolan dan pemanfaatannya
yang berbeda. Beberapa bentuk layanan khusus yang ada di sekolah antara lain yaitu:
1.      Pustaka
Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada peserta didik,
dengan maksud membantu dan menunjang proses pembelajaran di sekolah, melayani
informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberi layanan rekreatif melalui koleksi bahan
pustaka.
Menurut Supriyadi (1983) dalam buku Manajemen Peserta Didik oleh Ali Imron
mendefinisikan perpustakaan sekolah sebagai perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah
guna menunjang program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal seperti sekolah,
baik sekolah tingkat dasar maupun menengah, baik sekolah umum maupun kejuruan.
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola
sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah untuk
mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendinikan pada umumnya.
Ada beberapa jenis perpustakaan sekolah, yang pada dasarnya disesuaikan dengan
jenjang atau tingkat sekolah yang bersangkutan. Jenis perpustakaan sekolah tersebut adalah
perpustakaan taman kanak-kanak, perpustakaan sekolah dasar, perpustakaan sekolah lanjutan
tingkat pertama dan perpustakaan sekolah lanjutan tingkat atas. Semua jenis perpustakaan
sekolah yang disebutkan diatas dikelola berdasarkan tujuan khusus masing-masing jenis dan
jenjang sekolah.
Fungsi perpustakaan sekolah adalah:
a.    fungsi pendidikan
b.    fungsi informasi
c.    fungsi rekreasi
d.    fungsi penelitian
e.    fungsi penyaluran hobi
f.     fungsi penanaman rasa tanggung jawab

Pengelolaan bahan pustaka


Sebelum bahan pustaka dapat dipinjamkan kepada pengunjung bahan tersebut harus
diolah terlebih dahulu. Proses pengolahan bahan pustaka tersebut melalui tahap-tahap
berikut:
a.       Klasifikasi
b.      Katalogisasi
c.       Pemberian stempel
d.      Pemberian nomor buku
e.       Pengaturan buku dirak
DAFTAR PUSTAKA

Maulana Sulton. 2012. Menajemen Layanan Khusus Sekolah. (Onlien), http://


studentgoblog.blogspot.co.id/2012/04/manajemen-layanan-khusus-seko lah.html , diakses
tanggal 31 Oktober 2015 jam 20.35 Wib.

Made Pirdata, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004.

Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.


.

Anda mungkin juga menyukai