Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGELOLAAN SATUAN PENDIDIKAN

Diajukan untuk memenuhi tugas individu Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan

Dosen Pengampu : Imelda Helsy, M. Pd

Disusun oleh :

Kelompok 1

Desi Rahmawati 1192080012

Rahmi Dwi 11920800

Sri Badriah 1192080068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, serta
kepada kita selaku umatnya.

Adapun tujuan utama penulisan makalah ini untuk memenuhi mata kuliah Bimbingan
Konseling semester ganjil, dan judul masalah ini adalah “Pengolaan Satuan Pendidikan “

Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Imelda Helsy. selaku dosen pengampu
Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan dan kepada semua pihak yang sudah membantu dalam
penulisan makalah dari awal hingga selesai.

Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah dan kami
juga sangat mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca untuk bahan pertimbangan
berbaikan makalah.

Bandung, September 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang terdiri atas kepala sekolah, guru-
guru, pegawai tata usaha, an murid-muid memerlukan adanya pengelolaan tenaga pendidik yang
baik agar dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan. Pengelolaan pendidikan yang baik,
dimaksudkan agar pembagian tugas dan tanggung jawab dapat merata kepada semua orang
sesuai engan kecakapan dan fugsinya masing-masing. Dengan demikian dapat dihindari pula
adanya tindakan yang sewenang-wenang dari kepala sekolah dan sebaliknya dapat diciptakan
adanya suasana yang demokratis.

Dalam proses kegiatan belajar mengajar sebelumnya, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan baik pengajar maupun peserta didik, termasuk pengolaan dalam satuan pendidikan.
Hal tersebut penting sekali karena diharapkan dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang
diciptakan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapat rumusan masalah:

1. Apa yang dimaksud pengelolaan satuan Pendidikan?


2. Apa saja standar pengelolaan Pendidikan oleh satuan Pendidikan dasar dan menengah?
3. Bagaimana cara mengelola organisasi, organisasi kelas, dan ruang lingkup pengelolaan
sekolah?
4. Apa faktor penentu keberhaslan pengelolaan satuan pendidikan
5. Apa saja hambatan yang ditemukan dalam pengelolaan satuan pendidikan?
6. Apa landasan hukum dalam pengelolaan Pendidikan?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pegertian pengelolaan satuan pendidika


2. Untuk mengetahui standar pengelolaan Pendidikan oleh satuan Pendidikan dasar dan
menengah

3. Untuk mengetahui cara mengelola organisasi, organisasi kelas, dan ruang lingkup
pengelolaan sekolah

4. Untuk mengetahui faktor penentu keberhaslan pengelolaan satuan pendidikan

5. Untuk mengetahui hambatan yang ditemukan dalam pengelolaan satuan pendidikan

6. Untuk mengetahui landasan hukum dalam pengelolaan Pendidikan


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengelolaan Satuan Pendidikan

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, satuan
pendidikan adalah kelompok layanan pendidkan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur
formal, nonformal, dan informal pada setiap jenang dan jenis pendidikan.

Pengelolaan satuan pendidikan merupakan suatu ranah bidang ilmu yang menarik untuk
dikaji khususnya dalam rangka menghasilkan mencetak insan yang memiliki keunggulan sebagai
insan atau mahluk yang memiliki potensi untuk bisa dididik. (Nurochmah, Sutisnawati, &
Wardana, 2019)

Pengelolaan satuan pendidikan atau pengelolaan sekolah adalah pengelolaan pendidikan


yang berada pada unit paling bawah untuk merencanakan program pendidikan dan membuat
keputusan yang berada pada tindakan-tindakan nyata yang dilakukan secara komprehensif untuk
meng-coer seluruh kebutuhan-kebutuhan sekolaj, visi, misi dan tujuan pendidikan sekolah
(Diding nurdin dan imam sibaweh, 2015 : 45)

Pengelolaan satuan pendidikan bermuara kepada mutu sekolah, mutu sekolah yang
mencakup input, proses, output dan outcome tentunya diharapkan ideal sesuai engan standar
pelayanan minimal PP Nomor 15 Tahun 2010, siapapu pelaku pengelolaan satuan pendidikan
harus ada kesadaran diri untuk mempersiapkan lulusan yang siap menghadapi kehidupan
nyatanya yang sedang dijalani.

B. Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Menurut PP No. 19 Tahun 2005 Bab 1 Pasal 1 butir 1, Standar nasional pendidikan
adalah kriteria minimal system pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Standar penelolaan adalah standar nasional pendidikan yang beraitan denan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendiikan pada tingkat satuan pendidikan,
kabupaten/Kota, provinsi atau nasional agar tercapai efeisiensi dan efektivitas penyelenggaraan
pendidikan.

Standar pengelolaan oleh satuan pendidik diatur oleh pasal 49 dan pasal 50 sebagai berikut :
1. Pengelolaan satuan pendidika pada jenjang pendidikan daar dan menengah menerapkan
manajemen berbasis di sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, partisipasi, keterbukaan.

2. Pengelolaan pada satuab pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi menerapkan otonomi
perguruan tinggi dalam batas yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku
dan memberikan kebebasab serta mendorong kemandirian

3. Setiap satuan pendidikan dipimpin oleh kepala satua sebagai penanggung jawab pengelolaan
pendidikan

Standar pengelolaan terdiri dari tiga bagian yaitu standar pengelolaan oleh satuan pendidikan,
standar pengelolaan oleh pemerintah daerah dan standar pengelolaan oleh pemerintah. Setiap
satuan pendidikan harus memiliki pedoman yang mengatur tentang :

1. Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus

2. Kalender akademik

3. Struktur organisasi satuan pendidikan

4. Pembagian tugas diantara pendidik

5. Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan

6. Peraturan akademik

7. Tata tertib satuan pendidikan

8. Kode etik

9. Biaya operasinal satuan pedidikan

C. Mengelola Organisasi, Organisasi Kelas, dan Ruang Lingkup Pengelolaan Sekolah

1. Konsep Organisasi
Menurut Hendyat Soetoepo (2012:7), organisasi secara umum, dapatdijabarkan menjadi
tiga diantaranya: organisasi dalam suatu kelompok harusmemiliki keputusan dan tindakan
kolektif, organisasi dalam mengambilkeputusan dan tindakan kolektif atas dasar berkelanjutan
sehingga menjaditindakan kolektif secara terus menerus, dan organisasi mengatur tugas
yangkompleks ke dalam komponen-komponen yang lebih sederhana yang secararegular
dapat didelegasikan kepada individu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa organisasi merupakan suatu
kelompok yang telah memiliki keputusan dantindakan kolektif yang berkelanjutan dan mengatur
tugas ke dalam komponen-komponen yang lebih sederhana
2. Organisasi Sekolah
Organisasi sekolah merupakan sistem terbuka yang merupakan sebuah kesatuan
yang utuh. Secara struktural sekolah diorganisasikan den gan strukturtertentu sehingga
komunitas sekolah ada yang menduduki posisi kepalasekolah, wakil kepala sekolah,
kordinator bimbingan konseling, kepala sun bagian tat usaha, staf tata usaha, wali kelas,
guru, organisasi siswa, dan lain-lain. Tahap-tahap dalam mengorganisasikan sekolah yatu
persiapan, perencanaan, pelatihan, pelaksanaan, dan pengawasan
3. Ruang Lingkup Sekolah
Ruang lingkup dalam pengelolaan sekolah dapat dibedakan menjadi dua
yaitu pengelolaan sekolah yang bersifat fisik dan pengelolaan sekolah yang bersifat nonfi
sik. Pertama, pengelolaan sekolah yang bersifat fisik terdiri dari pengelolaangedung,
ruang guru, dan ruang belajar, pengelolaan tanah yang sudah digunakan dan belum
digunakan pengelolaan kursi dan meja guru dan siswa, papan tulis untukkegiatan belajar
mengajar, jumlah siswa, jumlah guru, tenaga administrasi, penjaga sekolah, ruang wc,
ruang laboratorium, alat-alat laboratorium, buku-buku sumber belajar dan sebagainya,
kedua pengelolaan sekolah yang bersifat non fisik terdiri dari kurikulum, jadwal
pelajaran, hasil belajar, hasil pendidikan, silabus, RPP,evaluasi belajar, penilaian kinerja
guru, penilaian kepala sekolah, penilaian hasil belajar, dan sebagainya
Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
(SPM)lebih menekankan kepada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
kemudian diganti oleh Kurikulum 2013 hal ini ini berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan danKebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 tahun 2013 tentang Kerangka
Dasar danStruktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah dan
lampiran peraturan Mentri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesaia Nomor 68
Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Pertamaatau Madrasah Tsanawiyah. Yang mana pembahasan kurikulum akan lebih
diperjelas pada materi berikutnya
D. Faktor Penentu Keberhasilan Pengelolaan Satuan Pendidikan

faktor yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan suatu sekolah, yaitu: 1) terkait
dengan pendidik dan tenaga kependidikan (strong eduational leadership); 2) terkait dengan
kurikulum (emphasis on acquiring basic skills); 3) terkait dengan konteks/ lingkungan
(Anorderly and secure environment); 4) terkait dengan peserta didik (high expectations of pupil
attainment) dan 5) terkait dengan proses pembelajaran (frequent assessment of pupil progress).
Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan suatu sekolah ditentukan oleh faktor pendidik dan
tenaga kependidikan, kurikulum, konteks/lingkungan, peserta didik dan proses pembelajaran.

Jelas bahwa dalam kaitannya dengan faktor penentu keberhasilan suatu sekolah
dipengaruhi oleh faktor majemuk. Faktor yang satu saling berpengaruh terhadap faktor yang
lainnya. Namun demikian, faktor yang paling penting, terlihat dari pengelola yang melakukan
pengelolaan atau penyelenggaraan. Adapun yang terkait langsung dengan pengelolaan
pendidikan di sekolah tersebut adalah kepala sekolah, pendidik (guru), tenaga kependidikan (staf
tata usaha), siswa, komite sekolah, dan dinas pendidikan, dalam hal ini pengawas sekolah.

Kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah memiliki tanggung jawab yang tinggi dan
penuh, secara langsung dalam membangun komitmen dan bekerja sama dengan semua
komponenkomponen di sekolah dalam upaya mencapai keberhasilan sekolah. Kepala Sekolah
sebagai pemimpin mempunyai potensi menciptakan visi dan menterjemahkannya kedalam
kenyataan serta berperan sebagai kekuatan sentral dalam menggerakkan kehidupan sekolah, juga
memahami tugas dan fungsi dalam mengembangkan keberhasilan sekolah. Keberhasilan kepala
sekolah menunjukkan bahwa kepala sekolah adalah seorang yang menentukan titik pusat dan
irama suatu sekolah. Pepatah mengatakan “keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala
sekolah”. Menurut James dkk (1985:1) kepala sekolah dilukiskan sebagai orang yang memiliki
harapan tinggi bagi para staf dan siswanya.

Selain kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan juga merupakan faktor penting
dalam mencapai keberhasilan suatu penididkan di sekolah. Khususnya guru, dengan kompetensi
yang dimilikinya merupakan unsur penting dibidang kependidikan yang berperan secara aktif
dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, dalam mencapai keberhasilan
dalam pengelolaan sekolah. Guru dalam menjalankan peran, fungsi dan tugasnya di lingkungan
sekolah memberikan konstribusi nyata utamanya dalam aspek pelaksanaan pembelajaran kepada
siswa sehingga tujuan sekolah dan tujuan pendidikan nasional yang diinginkan dapat tercapai
secara optimal. Guru harus mampu mengubah dan membentuk karakter siswa supaya mampu
bersaing dalam dunia Pendidikan dalam hal kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Komponen lainnya yang menjadi penentu pengelolan sekolah adalah siswa. Siswa atau
peserta didik sendiri menurut ketentuan umum undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi
diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Siswa merupakan komponen masukan dalam sistem Pendidikan yang selanjutnya akan diproses
dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai tujuan pendidikan
nasional. Dengan demikian jelas bahwa guru dan siswa adalah dua komponen yang tidak dapat
dipisahkan dalam dunia pendidikan.

Faktor lainnya yang juga menjadi penentu keberhasilan sekolah adalah komite sekolah.
Keberadaan komite sekolah sangat penting untuk menunjang keberhasilan suatu sekolah. Dengan
adanya komite sekolah maka sekolah akan mendapat wadah dalam menfasilitasi sekolah dengan
orang tua siswa dan masyarakat. Ini sejalan dengan keberadaan komite sekolah itu sendri yaitu
untuk mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan
dan program pendidikan di satuan pendidikan, meningkatkan tanggung jawab dan peran serta
aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, dan menciptakan
suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan
pelayanan pendidikan yang bermutu di daerah kabupaten/kota dan satuan pendidikan.

E. Hambatan yang Ditemukan dalam Pengelolaan Satuan Pendidika

Dalam pelaksanaan pengelolaan kelas akan ditemui berbagai faktor penghambat.


Hambatan tersebut bisa datang dari guru sendiri, dari peserta didik, lingkungan keluarga
ataupun karenafaktor fasilitas. Dari uraian di atas tampaklah bahwa kewenangan
penanganan masalah pengelolaandapat kita klasifikasikan ke dalam tiga kategori yaitu:
a. Masalah yang ada dalam wewenang guru
Ada sejumlah masalah pengelolaan kelas yang ada dalam ruang lingkup
wewenang seorangguru bidang studi untuk mengatasinya. Hal ini berarti bahwa
seorang guru bidang studiyang sedang mengelola proses belajar mengajar dituntut
untuk dapat menciptakan,memperhatikan dan mengembalikan iklim belajar
kepada kondisi belajar mengajar yangmenguntungkan jika ada gangguan,
sehingga peserta didik berkesempatan untuk dapatmengambil manfaat yang
optimal dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Kegiatantersebut meliputi cara
mengatur tempat duduk peserta didik disesuaikan dengan formatbelajar, membina
raport yang baik dengan peserta didik, memberi pujian, memberi hadiah(barang)
kepada peserta didik yang menyelesaikan tugas dengan benar sebelum
waktunya,menegur peserta didik yang mengganggu teman di sebelahnya,
mendamaikan peserta didikyang bertengkar pada jam pelajaran yang sedang
berlangsung sampai kepada melaporkanpelanggaran tata tertib oleh peserta didik
yang sudah diberi teguran dan peringatan baikkepada wali kelas, kepala sekolah
ataupun orang tua peserta didik
b. Masalah yang ada dalam wewenang sekolah
Dalam kenyataan sehari-hari di kelas, akan ditemukan masalah
pengelolaan yang lingkupwewenang untuk mengatasinya berada di luar jangkauan
guru bidang studi. Masalah iniharus diatasi oleh sekolah sebagai suatu lembaga
pendidikan. Bahkan mungkin juga adamasalah pengelolaan yang tidak bisa hanya
di atasi satu lembaga pendidikan akan tetapimenuntut penanganan bersama antar
sekolah. Masalah-masalah yang ada di bawahwewenang sekolah antara lain
pembagian ruangan yang adil untuk setiap tingkat ataujurusan, pengaturan
upacara bendera pada setiap hari Senin dan bila pada hari tersebuthujan lebat,
menegur peserta didik yang selalu terlambat pada saat apel bendera,mengingatkan
peserta didik yang tidak mau memakai seragam sekolah, menasehati pesertadidik
yang rambutnya gondrong, memberikan peringatan keras kepada peserta didik
yangmerokok di kelas atau di sekolah dan suka minum-minuman keras, sampai
kepadamendamaikan peserta didik jika terjadi perselisihan antar sekolah.
c. Masalah-masalah yang ada di luar kekuasaan guru dan sekolah
Masih ada satu masalah pengelolaan yang berada di luar wewenang guru
bidang studi atausekolah untuk mengatasinya. Dalam mengatasi masalah
semacam ini mungkin yang harusterlibat adalah orang tua, lembaga-lembaga yang
ada dalam masyarakat seperti karangtaruna, bahkan para penguasa dan lembaga
pemerintahan setempat. Pihak- pihak tersebutdi atas dituntut untuk turut membina
ketertiban melalui pembiasaan yang baik di rumah pengawasan orang tua,
menyediakan fasilitas rekreasi yang sehat bagi remaja dansebagainya. Juga pada
mereka dituntut untuk turut mengatasi berbagai masalahpengelolaan kalau terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan yang dilakukan oleh peserta didik.Masalah
pengelolaan kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang dilakukan oleh
parapeserta didik pengelolaan tersebut mungkin berupa minum-minuman keras di
luar rumah,nonton film di luar batas umur yang sudah ditentukan, bergerombol di
jalan dan membuatkeributan, ngebut di jalan umum sehingga membahayakan
pemakai jasa jalan yang lainnya,perkelahian antar sekolah, sampai kepada hal-hal
yang bisa digolongkan lagi kepadakenakalan akan tetapi sudah masuk kejahatan
seperti pencurian, penjambretan,penodongan dan pemerasan. Masalah semacam
ini benar-benar sudah berada di luarjangkauan guru dan sekolah untuk
mengatasinya walaupun sampai batas-batas tertentuusaha pencegahan dan
penyembuhan selalu dilakukan baik oleh guru bidang studi, walikelas, ataupun
sekolah sebagai lembaga Pendidikan.

F. Landasan Hukum dalam Pengelolaan Pendidikan

Landasan Hukum Pengelolaan Satuan Pendidikan


1. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Pasal 49dan 50.
2. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 50 dan 51c.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 19 Tahun 2007
tentangStandar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 satuan
pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
pada jalurformal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan.Pengelolaan satuan pendidikan atau pengelolaan sekolah merupakan
pengelolaan pendidikan yang berada pada unit paling bawah untuk merencanakan
program pendidikan dan membuat keputusanyang berada pada tindakan-tindakan nyata
yang dilakukan secara komprehensif untuk meng-cover seluruh kebutuhan-kebutuhan
sekolah, visi, misi, dan tujuan pendidikan sekolah (Diding Nurdindan Imam Sibaweh,
2015: 45).
BAB III
KESIMPULAN

Pengelolaan satuan pendidikan atau pengelolaan sekolah adalah pengelolaan pendidikan yang berada
pada unit paling bawah untuk merencanakan program pendidikan dan membuat keputusan yang berada
pada tindakan-tindakan nyata yang dilakukan secara komprehensif untuk meng-coer seluruh kebutuhan-
kebutuhan sekolaj, visi, misi dan tujuan pendidikan sekolah. Standar penelolaan adalah standar nasional
pendidikan yang beraitan denan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendiikan pada
tingkat satuan pendidikan, kabupaten/Kota, provinsi atau nasional agar tercapai efeisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan pendidikan.

organisasi merupakan suatu kelompok yang telah memiliki keputusan dantindakan kolektif yang
berkelanjutan dan mengatur tugas ke dalam komponen-komponen yang lebih sederhana, Organisasi
sekolah merupakan sistem terbuka yang merupakan sebuah kesatuan yang utuh Ruang lingkup
dalam pengelolaan sekolah dapat dibedakan menjadi dua
yaitu pengelolaan sekolah yang bersifat fisik dan pengelolaan sekolah yang bersifat nonfisik

faktor yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan suatu sekolah, yaitu: 1) terkait
dengan pendidik dan tenaga kependidikan (strong eduational leadership); 2) terkait dengan
kurikulum (emphasis on acquiring basic skills); 3) terkait dengan konteks/ lingkungan
(Anorderly and secure environment); 4) terkait dengan peserta didik (high expectations of pupil
attainment) dan 5) terkait dengan proses pembelajaran (frequent assessment of pupil progress).

Dalam pelaksanaan pengelolaan kelas akan ditemui berbagai faktor penghambat.


Hambatan tersebut bisa datang dari guru sendiri, dari peserta didik, lingkungan keluarga ataupun
karenafaktor fasilitas

Anda mungkin juga menyukai