Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“ PENGELOLAAN MANAJEMEN PENDIDIKAN BERBASIS


SEKOLAH ”
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Asri Musandi W., M.Pd.

Disusun oleh:

1. Maghfira Ratu Paramiswari (2102103001)


2. Dilla Amelia (2102103002)
3. Arsyil Sephia Hayati (2102103022)
4. Muhammad Rakha Y. (2102103024)

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI MADIUN

TAHUN PELAJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengelolaan Manajemen
Pendidikan Berbasis Sekolah” ini dengan lancar dan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia, Program Studi Bimbingan dan Konseling,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Madiun. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Asri Musandi W., M.Pd. selaku dosen mata kuliah
Bahasa Indonesia, berkat tugas yang diberikan ini dapat menambah wawasan penulis
berkaitan dengan topik yang diberikan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini dapat kami susun sedemikian rupa. Kami
berharap makalah ini bisa menjadi sumber belajar yang bermanfaat. Namun terlepas dari itu,
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Madiun, 20 Juni 2022

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala
lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Pendidikan tersebut dapat
diperoleh melalui sekolah, karena disekolah peserta didik dibekali pengetahuan yang
tidak diperoleh diluar. Sekolah mempunyai manajemen untuk mengatur pelaksanaan
peningkatan mutu sekolah.
Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat
dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Manajemen sangat penting
untuk peningkatan mutu sekolah karena tidak mungkin tanpa manajemen yang baik
tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif, dan efisien. Konsep
tersebut berlaku di sekolah yang memerlukan manajemen yang efektif dan efisien.
Kerangka inilah tumbuh kesadaran akan pentingnya manajemen berbasis sekolah,
yang memberikan kewenangan penuh kepada sekolah dan guru dalam mengatur
pendidikan dan pengajaran, merencanakan, mengorganisasi, mengawasi,
mempertanggungjawabkan, mengatur, serta memimpin sumber-sumber daya insani
serta barang-barang untuk membantu pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan sekolah.
Manajemen berbasis sekolah juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat setempat. Manajemen berbasis sekolah merupakan faktor yang sangat
penting untuk meningkatkan mutu sekolah dan memudahkan dalam proses belajar
mengajar peserta didik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada makalah ini
adalah :
1. Apa pentingnya pengelolaan manajemen pendidikan berbasis sekolah?
2. Apakah tujuan pelaksanaan pengelolaan sekolah dengan pendekatan
manajemen berbasis sekolah?
3. Apa tujuan dan kegunaan manajemen pendidikan?
4. Apa saja komponen-komponen manajemen di dalam sekolah?
5. Bagaimanakah proses manajemen berbasis sekolah?
6. Apa pentingnya kemampuan manajerial untuk meningkatkan kualitas sekolah?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pentingnya pengelolaan manajemen pendidikan berbasis
sekolah.
2. Untuk mengetahui apa tujuan pelaksanaan pengelolaan sekolah dengan
pendekatan manajemen berbasis sekolah.
3. Untuk mengetahui apa tujuan dan kegunaan manajemen pendidikan.
4. Untuk mengetahui apa saja komponen-komponen manajemen di dalam
sekolah.
5. Untuk mengetahui bagaimana proses manajemen berbasis sekolah.
6. Untuk mengetahui pentingnya kemampuan manajerial untuk meningkatkan
kualitas sekolah.
7.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. PENTINGNYA PENGELOLAAN MANAJEMEN PENDIDIKAN BERBASIS


SEKOLAH
Dengan Pelaksanaan pengelolaan manajemen pendidikan berbasis sekolah, kepala
sekolah dapat mengatur dan mengurus sekolahnya sendiri sesuai dengan kondisi nyata
sekolah tersebut, demi kepentingan masyarakat yang dilayaninya, serta menurut
kemampuan dan prakarsa sendiri dari masyarakat dimana sekolah tersebut
dikembangkan. Hal seperti ini seharusnya menjadi kesadaran bersama antar warga
sekolah, jajaran dinas pendidikan, serta merupakan titik mulai yang sangat baik dan
strategis bagi upaya pelaksanaan otonomi sekolah yang sesungguh-sungguhnya.
Hanya kepala sekolah yang kreatif yang mampu menangkap setiap peluang dan
kesempatan seperti ini, untuk membuat dan mengantarkan sekolahnya menjadi
sekolah yang benar-benar otonom, dan pada akhirnya akan menjadi sekolah-sekolah
unggulan di daerahnya masing-masing.
Pihak yang mengetahui secara tepat kondisi nyata suatu sekolah adalah para
kepala sekolah dan para gurunya, serta masyarakat di sekitarnya yang menjadi
pelanggan bagi sekolah tersebut. Oleh karena itu, yang paling mengetahui bagaimana
cara untuk memperbaiki mutu sekolah itu, serta segala komponen pendukungnya
adalah kepala sekolah, guru-guru, para pegawai, para orangtua dan bekerja sama
dengan masyarakat di sekitarnya. Namun demikian masih diperlukan kesiapan dari
seluruh komponen sekolah, karena hal ini merupakan faktor-faktor yang sangat
menentukan terhadap berhasil tidaknya dalam pelaksanaan manajemen berbasis
sekolah tersebut.
Kebijakan ini masih memerlukan saran-saran dari berbagai pihak, terutama
mengenai proses sosialisasi program Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) secara
benar dan tepat. Para kepala sekolah dan guru-guru harus diyakinkan betul bahwa
mereka bisa melaksanakan MBS itu dengan baik, walaupun pada tahap awal otonomi
sekolah dilakukan secara bertahap di bawah bimbingan pihak atasan (Dinas
Pendidikan), ataupun para tokoh masyarakat yang memahami benar tentang otonomi
manajemen pendidikan tersebut. Hal yang harus ditegaskan kembali adalah
kesanggupan sekolah untuk mau bekerja secara benar dan taat pada peraturan yang
berlaku. Para pengawas sekolah harus mampu bekerja secara serius untuk
memberikan pendampingan kepada sekolah di wilayah binaannya sehingga kebijakan
MBS dapat dijalankan dengan baik.

B. TUJUAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN SEKOLAH DENGAN


PENDEKATAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Sekolah yang bertugas untuk mendidik anak-anak (murid-murid) yang telah
dititipkan oleh masyarakat kepada sekolah, dengan harapan dapat menghasilkan
generasi muda yang cerdas dan berbudaya, harus direspons secara positif dan
konstruktif oleh sekolah. Tentu harapan seperti ini menjadi sangat logis, mengingat
tugas pokok dan fungsi dari sekolah adalah untuk mendidik dan mengajarkan kepada
para siswa berbagai hal antara lain: etika, kebudayaan, dan berbagai ilmu
pengetahuan, serta keterampilan sebagaimana tercantum di dalam kurikulum sekolah
sesuai dengan tingkat dan jenjang sekolah tersebut.

Berikut ini adalah ulasan mengenai tujuan MBS :


1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif lebih besar
dari sekolah, di dalam mengelola dan memberdayakan berbagai sumber daya
yang tersedia di lingkungan sekolah dan masyarakat. Program-program
kegiatan pembelajaran yang telah dirancang oleh sekolah perlu
dikomunikasikan kepada pengurus komite sekolah, agar orangtua siswa
mengetahui perkembangan proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh
para guru di sekolah.
2. Meningkatkan kepedulian segenap warga sekolah dan warga masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan, melalui pengambilan keputusan
bersama/partisipatif, serta dipertanggungjawabkan bersama. Hal ini sangat
penting karena orangtua siswa kurang mendapatkan informasi yang
lengkap/cukup dari sekolah (guru), tentang perkembangan belajar anak-
anaknya.
3. Meningkatkan tanggung jawab pendidikan kepada para orangtua, masyarakat,
pemerintah, sekolah, terutama dalam peningkatan mutu di segala aspek
khususnya kualitas pembelajaran. Para orangtua murid maupun masyarakat
diharuskan untuk ikut memberikan motivasi kepada para siswa untuk belajar
lebih baik, ketika berada di lingkungan keluarga.
4. Meningkatkan kemampuan untuk dapat berkompetisi secara sehat antar
sekolah, untuk membangun mutu sekolah yang lebih baik secara berkelanjutan.

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


Manajemen dalam lingkungan pendidikan adalah semua aspek kegiatan untuk
mendayagunakan berbagai sumber (manusia, sarana prasarana, dan metode) secara
optimal, relevan, efektif, dan efisien, guna menunjang pencapaian tujuan pendidikan.
Manajemen pendidikan bukanlah hanya kegiatan tulis menulis atau tata usaha belaka,
melainkan upaya pendayagunaan sumber daya pendidikan. Manajemen pendidikan
melibatkan unsur manusia dan non manusia untuk mencapai tujuan pendidikan, yang
di dalam kegiatan manajemen pendidikan terdapat perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, koordinasi, supervisi, dan pengendalian program.
Soetopo (1989:11) berpendapat bahwa manajemen pendidikan modern adalah
dengan menggunakan prinsip pengembangan dan pendayagunaan secara kooperatif
dan aktivitas-aktivitas yang melibatkan keseluruhan personel dan orang-orang sumber
dalam masyarakat. Dewasa ini berkembang manajemen pendidikan kepada arah
penetapan kebijakan dan praktik pendidikan secara demokratis dan kooperatif.
Implikasinya adalah perencanaan segala aspek pendidikan merupakan kebulatan yang
bersifat partnership dan terpadu. Lebih lanjut Soetopo (1989-11) menyatakan bahwa
tujuan manajemen pendidikan berkaitan erat dengan tujuan pendidikan secara umum,
sebab manajemen pendidikan pada hakikatnya merupakan instrumen untuk mencapai
tujuan pendidikan secara optimal.
Adapun tujuan dan kegunaan manajemen pendidikan menurut Usman (2009:13)
adalah: (1) terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif, menyenangkan, dan bermakna; (2) terciptanya peserta didik yang aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara; (3) terpenuhinya kompetensi
tenaga kependidikan (tertunjangnya kompetensi manajerial tenaga kependidikan
sebagai manajer); (4) tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien; (5)
terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi
pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen
pendidikan); (6) teratasinya masalah mutu pendidikan (karena 80% masalah mutu
disebabkan oleh manajemennya); (7) terciptanya perencanaan pendidikan yang
merata, bermutu, relevan, dan akuntabel; dan (8) meningkatkan citra positif
pendidikan.

D. KOMPONEN-KOMPONEN MANAJEMEN SEKOLAH


Menurut Mulyasa (2012:39) dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah ada
beberapa komponen manajemen sekolah yang perlu dikelola, yaitu:
1. Manajemen Kurikulum Pengajaran
Kurikulum Dan Program program pengajaran merupakan pijakan dalam
proses pendidikan yang diselenggarakan pada sebuah lembaga pendidikan,
Perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional telah dilakukan
Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Akan tetapi sekolah juga
bertugas dan berwenang mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai
dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat setempat (Mulyasa, 2012: 41
42)
2. Manajemen Tenaga Kependidikan
Peningkatan produktivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan dengan
meningkatkan sumber daya manusia, Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan
dengan cara mengikut sertakan pada kegiatan kegiatan yang menunjang pada
kinerja seluruh unsur sekolah. Manajemen tenaga kependidikan (guru dan
personil) mencakup beberapa hal yaitu: 1) perencanaan pegawai, 2) pengadaan
pegawai, 3) pembinaan dan pengembangan pegawai, 4) promosi dan mutasi,
5) pemberhentian pegawai, 6) kompensasi, dan 7) penilaian pegawai.
3. Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan atau manajemen kemuridan (peserta didik) merupakan
salah satu bidang operasional MBS dalam hal penataan dan pengaturan
terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai
dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Menurut Sutisna
(Mulyasa, 2012: 46) ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam mencapai
tujuan manajemen kesiswaan, yaitu: 1) penerimaan murid baru, 2) kegiatan
pelaporan kemajuan belajar murid, dan 3) bimbingan dan pembinaan disiplin
murid.
4. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan
Menurut Mulyasa (2012: 48) bahwa Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
memberi kewenangan pada sekolah untuk menggali dan menggunakan sumber
dana sesuai keperluan sekolah. Sumber dana dalam proses pendidikan dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu: 1) pemerintah pusat dan atau
pemerintah daerah; 2) orang tua/wali atau peserta didik; dan 3) masyarakat,
baik mengikat maupun tidak mengikat.
5. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan bertugas mengatur dan menjaga
sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara
optimal dan berarti pada jalannya.proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini
meliputi: 1) kegiatan perencanaan; 2) pengadaan; 3) pengawasan; 4)
penyimpanan inventarisasi; 5) penghapusan; dan 6) penataan.
6. Manajemen Hubungan Masyarakat
Sekolah dengan Sekolah dan orang tua/wali murid
memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau
pendidikan secara efektif dan efisien. Mulyasa (2012: 50) menyatakan, bahwa
hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan antara lain: 1) memajukan
kualitas pembelajaran dan pertumbuhan murid; 2) memperkokoh tujuan serta
meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat dan 3)
menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.

E. PROSES MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH


Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efisien apabila didukung
oleh sumber daya manusia yang profesional untuk mengoperasikan sekolah, dana
yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan fungsinya, sarana dan
prasarana (sarpras) yang memadai untuk mendukung proses belajar mengajar, serta
dukungan masyarakat (orang tua dan komite sekolah). Masyarakat dituntut
partisipasinya agar mereka lebih memahami kompleksitas pendidikan, membantu,
serta turut mengontrol pengelolaan pendidikan.
Dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), menurut Amiruddin
Siahaan dkk setidak-tidaknya terdapat beberapa hal yang harus dipenuhi oleh sekolah,
yaitu:
1. pemilihan kepala sekolah dan guru profesional,
2. bentuk partisipasi orang tua,
3. motivasi dan kemauan orang tua,
4. kemampuan alokasi dana/keuangan,
5. kualitas pembelajaran dan hasil lulusan,
6. komitmen pemerintah sebagai lembaga eksekutif,
7. komitmen politikus dan praktisi,
8. opini yang dibentuk lembaga media/pers, serta keterlibatan semua
stakeholders pendidikan.

Dalam mempertahankan mutu dan kinerja sekolah dengan prinsip quality


assurance dan akuntabilitas peran pusat dan sekolah dalam memonitoring evaluasi
merupakan suatu sistem dalam upaya perbaikan mutu. Namun demikian masing
masing mempunyai kewenangan, dan tanggungjawab yang berbeda.
F. PENTINGNYA KEMAMPUAN MANAJERIAL UNTUK MENINGKATKAN
KUALITAS SEKOLAH
Hersey dan Blanchard mendefinisikan manajemen sebagai berikut, "management
as the process of working with and through individuals and groups and other
resources to accomplish organizational goals... The achievement of organizational
objectives through leadership is management". Berdasarkan pengertian itu maka
dapat dipahami bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi melalui
kegiatan orang-orang dengan memanfaatkan peralatan yang tersedia, dan di dalamnya
terdapat kepemimpinan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan
tersebut secara efektif dan efisien.
Dalam pelaksanaan manajemen pada organisasi manapun, aspek manusia
(pemimpin dan bawahan) menjadi komponen sentral yang memerankan upaya
pencapaian tujuan organisasi. Demikian juga dalam pengelolaan biaya pendidikan, ia
bukan sekadar persoalan uang saja, namun bagaimana perilaku orang di balik uang
tersebut. Uang itu pun tidak akan mempunyai arti apa apa, apabila orang yang ada di
belakangnya kurang memiliki kemampuan mengelola uang tersebut dengan baik.
Sebaliknya, dengan uang yang terbatas, jika orang yang mengelola dan mengaturnya
itu memiliki kemampuan yang baik maka komponen biaya akan secara efektif dapat
mendukung kegiatan pencapaian tujuan organisasi.
Dalam pepatah sering dikatakan “the man behind the gun”, bahwa bermanfaat
atau tidaknya sesuatu instrumen atau alat (senjata ataupun uang) akan tergantung dari
siapa yang mengelola, menggunakan dan mengaturnya. Oleh sebab itu, para aktor di
balik proses belajar dan mengajar harus disiapkan dengan baik sehingga kegiatan
belajar dan mengajar berjalan dengan baik, dengan harapan hasil belajar pun akan
baik.
Istilah manajemen sekolah sering digunakan secara bergantian dengan istilah
pengelolaan sekolah, bahkan ada buku yang menyamakannya dengan administrasi
sekolah. Jadi, kata manajemen digunakan secara bergantian dan mempunyai makna
yang sama dengan kata pengelolaan.
Sumber daya lain yang penting bagi upaya pengembangan sekolah adalah biaya
pendidikan yang memadai jumlah dan jenisnya, transportasi pendukung bagi siswa,
fasilitas dan sarana pembelajaran, dan sumber daya masyarakat sebagai pelanggan
(costumer). Masyarakat yang diposisikan sebagai pelanggan sekolah harus dilayani
dengan baik oleh sekolah, bahwa masyarakat dapat memberikan dukungan
semaksimal mungkin dalam pengembangan sekolah tersebut. Caranya adalah sekolah
harus dapat menyusun dan menjelaskan program sekolah yang sangat rasional dan
mudah untuk dipahami oleh para orangtua dan masyarakat sekitarnya.
Dengan penjelasan ini maka apabila kepala sekolah dan para guru dapat
melakukan kolaborasi yang kompak dan harmonis dengan masyarakat dan para
orangtua siswa maka banyak hal yang dapat dilakukan oleh sekolah, khususnya pada
kegiatan-kegiatan sekolah yang berkaitan dengan berbagai kepentingan masyarakat
tersebut.
Andrew J. Dubrin menyatakan bahwa "the term management is refer to the
process of using organizational resources to achieve organizational objectives
through the functions of planning and decision making, organizing, leading, and
controlling" Dijelaskan oleh Dubrin bahwa pada dasarnya manajemen adalah suatu
proses pemanfaatan semua sumber daya organisasi yang dimilikinya, untuk dapat
mencapai tujuan organisasi dengan melaksanakan fungsi-fungsi dari manajemen
seperti: perencanaan, pengambilan keputusan, pengorganisasian dari semua kegiatan,
dan sumber-sumber yang dimiliki oleh organisasi, kepemimpinan, serta pengawasan
terhadap semua aktivitas organisasi.
Fungsi-fungsi manajemen tersebut merupakan hal-hal sangat penting yang harus
diperhatikan oleh para pemimpin sekolah Hal itu karena dengan cara memahami dan
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen itu, semua kegiatan diharapkan dapat
berjalan dengan benar sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Tujuan menjadi sentral bagi suatu lembaga, karena semua kegiatan
lembaga difokuskan untuk dapat mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
dan disepakati bersama oleh anggota organisasi tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan Pelaksanaan pengelolaan manajemen pendidikan berbasis sekolah, kepala
sekolah dapat mengatur dan mengurus sekolahnya sendiri sesuai dengan kondisi
nyata sekolah tersebut, demi kepentingan masyarakat yang dilayaninya, serta
menurut kemampuan dan prakarsa sendiri dari masyarakat dimana sekolah tersebut
dikembangkan. Hanya kepala sekolah yang kreatif yang mampu menangkap setiap
peluang dan kesempatan seperti ini, untuk membuat dan mengantarkan sekolahnya
menjadi sekolah yang benar-benar otonom, dan pada akhirnya akan menjadi
sekolah-sekolah unggulan di daerahnya masing-masing.
Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan bertugas mengatur dan menjaga
sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal
dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Manajemen Hubungan Masyarakat
Sekolah dengan Sekolah dan orang tua/wali murid memiliki hubungan yang sangat
erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien.
Dengan penjelasan ini maka apabila kepala sekolah dan para guru dapat
melakukan kolaborasi yang kompak dan harmonis dengan masyarakat dan para
orangtua siswa maka banyak hal yang dapat dilakukan oleh sekolah, khususnya pada
kegiatan-kegiatan sekolah yang berkaitan dengan berbagai kepentingan masyarakat
tersebut.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, masih perlu ditingkatkan pelaksanaan
manajemen untuk Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Pengelolaan
Sarana dan Prasarana dan Manajemen Pembiayaan Berbasis Sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Agustinus Hermino, (2017), Manajemen Berbasis Sekolah, Alfabeta:bandung.


Bedjo Sujanto, (2018), Pengelolaan Sekolah: Permasalahan Dan Solusi, Bumi
Aksara:Jakarta Timur.
Imam Gunawan dan Djum Djum Noor Benty, (2017), Manajemen Pendidikan,
Alfabeta:Bandung.
Agus Dian Mawardi, (2019), Evaluasi Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah Di
Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 6 Banjarmasin Timur Menggunakan Model CIPP, Vol. 5
No. 2, universitas Achmad Yani.
Musbir, (2014), Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan Di SMP Negeri 4 Peusangan Kabupaten Bireuen, Vol. 104 No. 2, jurnal ilmiah
DIDAKTIKA Februari 2014.

Anda mungkin juga menyukai