Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Pengelolaan


Sistem Full Day School Di Lingkungan Madrasah”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester


Mata Kuliah Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Dosen : Dr. H. Muhammad Farid, M.Si

Arisyah Zeny Ektitri


NIM : 23010002

PROGRAM PASCA SARJANA


MAGISTER PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DARUL ULUM
JOMBANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
“Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Pengelolaan Sistem Full Day School Di
Lingkungan Madrasah”tugas makalah ini sebagai persyaratan dalam menyelesaikan ujian
akhir Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.Tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih
yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu
penulis selama proses penyelesaian tugas akhir ini hingga selesainya makalah ini. Ucapan
terima kasih penulis sampaikan pada : Bapak Dr. H. Muhammad Farid, M.Si selaku dosen
pembimbing atas bimbingan dan tugas yang diberikan. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna serta kesalahan yang penulis yakini di luar
batas kemampuan penulis. Maka dari itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.

Jombang , 7 Februari 2024

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 3

BAB II PEMBAHASAN 4
A. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Sistem Full Day School di Madrasah 4
B. Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan dalam Sistem Full
Day School di Madrasah 5

BAB III PENUTUP 7


1. Kesimpulan 7
2. Saran 8

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-


undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan zaman (Undang-undang
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003). Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab, (UU No. 20/ 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Lembaga pendidikan memiliki peran yang sangat strategis, karena pendidikan
menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM). Peran strategis pendidikan tersebut
melibatkan tenaga kependidikan, yang mempunyai peran dalam pembentukan pengetahuan,
keterampilan, dan karakter peserta didik. Oleh karena itu, tenaga kependidikan yang
profesional akan melaksanakan tugasnya secara profesional, sehingga menghasilkan kualitas
peserta didik yang bermutu. Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada
kecakapan dan kebijaksanaan kepala sekolah sebagai pemimpin. Kepala sekolah merupakan
pejabat profesional yang ada dalam organisasi sekolah, yang bertugas untuk mengatur semua
sumber daya sekolah dan bekerjasama dengan guru-guru, staf, dan pegawai lainnya dalam
mendidik peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan keprofesionalan kepala
sekolah, pengembangan profesionalisme tenaga kependidikan akan lebih mudah dilakukan.
Konsep pendidikan Madrasah yang berorientasi pada mutu harus dilakukan sesuai
dengan perkembangan zaman. Di era globalisasi sekarang ini, dimana perubahan terus
terjadi, menuntut perubahan yang cepat pula dalam dunia pendidikan, apabila
penyelenggaraan pendidikan tidak sesuai dengan perkembangan zaman, maka dapat
dikatakan proses pendidikan tersebut akan mengalami kegagalan. Untuk mengikuti

iv
perkembangan zaman, pendidikan perlu mengadakan perubahan yang intensif meliputi;
strategi, struktur, teknologi, dan SDM. Perubahan strategi ditujukan agar pendidikan lebih
sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Perubahan struktur dapat dilakukan dengan
penataan kembali struktur lembaga pendidikan dan meningkatkan komunikasi. Sementara itu,
perkembangan teknologi yang semakin maju harus pula diikuti oleh lembaga pendidikan,
baik dalam segi administrasi maupun pembelajaran sehingga pendidik maupun peserta didik
tidak gagap teknologi. Sedangkan perubahan SDM lebih ditekankan pada peningkatan
kompetensi pendidik serta mengubah sikap, persepsi dan perilaku demi tercapainya tujuan.
Banyak madrasah swasta saat ini saling berlomba untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dengan cara melakukan perubahan sistem, model, pemenuhan fasilitas yang
dibutuhkan dalam proses pembelajaran, menggunakan sumber daya manusia yang profesinal,
ruang belajar yang kondusif dan lain sebagainya guna menarik wali murid unuk
menyekolahkan anak-anaknya di sekolah tersebut. Ada beberapa lembaga pendidikan secara
khususnya madrasah yang memiliki karakteristik tersendiri berbeda dari biasanya bahkan
menjadi trend masa kini, seperti adanya madrasah unggulan, madrasah terpadu, maupun
adanya sistem Full Day School di sebuah lembaga Madrasah.
Model pendidikan semacam ini, pada masa sekarang mulai semakin banyak digemari
masyarakat di tengah suasana magnetis dua kutub yang berbeda, kualitas dan kuantitas.
Sebagai alternatif pendidikan unggulan, Full Day School berusaha menempatkan aspek
kualitas di atas segalanya. Awal mula diberlakukannya sistem pembelajaran Full Day School
adalah karena banyaknya aktivitas orang tua (parent career), dan adanya kenyataan bahwa
kebanyakan siswa menghabiskan sebagian besar waktu luang mereka di luar rumah dan
menggunakannya untuk kegiatan yang kurang bermanfaat. Maraknya media massa dan
kemudahan mengakses berbagai acara dan tayangan yang tidak mendidik dan jauh dari nilai
akhlakul karimah yang dapat membahayakan perkembangan kepribadian, sikap, dan perilaku
moral anak. Untuk melakukan penerapan tersebut perlu adanya peran kepala sekolah agar
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Sistem Full Day School di
Madrasah?
2. Bagaimana peran Kepala Sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan dalam
Sistem Full Day School di Madrasah?

v
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini berdasarkan latar belakang dan focus penelitian di atas
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Bagaimana Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Sistem Full
Day School?
2. Untuk mengatahui peran Kepala Sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan
dalam Sistem Full Day School di Madrasah?

vi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Sistem Full Day School di Madrasah

Kepala sekolah berperan penting dalam menerapkan visi pendidikan. Dalam


hal ini, kepala sekolah memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas praktik
pengajaran dan pencapaian belajar peserta didik di sekolah. Kepala sekolah fungsi
kepemimpinan, yang melibatkan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya, dalam
rangka memetakan arah pendidikan sekolah di masa yang akan datang,
mengembangkan pencapaian kualitas sekolah yang diharapkan, memelihara fokus
perhatian terhadap proses pengajaran dan pembelajaran yang efektif serta membangun
lingkungan belajar yang kondusif untuk menghasilkan peserta didik yanag unggul.
Kepemimpinan kepala sekolah menjadi faktor penentu dalam proses pendidikan yang
berlangsung di sekolah.
Dengan demikian, segenap pihak dapat mendukung peran, tanggung jawab dan
kinerja kepala sekolah dalam memimpin proses pembelajaran di sekolah. Hal tersebut
menekankan bagaimana membangung tanggung jawab kepala sekolah untuk
membentuk kepemimpinannya dalam tingkatan kualitas tertinggi, membangun
kemampuan kepemimpinan dan mendistribusikannya dan memahami kompleksitas
kepemimpinan dalam ragam konteks belajar di sekolah.
Di era reformasi sekarang ini berbagai macam model tersedia, dan sekolah
tersebut menawarkan keunggulannya masing-masing agar tidak dapat memenuhi
kebutuhan dari masyarakat. Full Day School adalah satu contohnya, dalam sistem Full
Day School durasi jam belajar lebih lama dibandingkan dengan sekolah pada
umumnya, pelajarannya pun lebih banyak dan variatif serta dikemas sedemikian rupa
agar terasa menyenangkan. Selain itu kegiatan ekstrakurikuler dan keagamaan
mendapat porsi yang lebih besar pada sekolah model ini.
Kata full day school berasal dari bahas inggris yakni dari kata full day dan
school. Full day artinya hari penuh dan kata school artinya sekolah. Full day school
berarti sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang diberlakukan dari
pukul 07.00-15.30 WIB. Dengan durasi istirahat setiap dua jam sekali. Sekolah bisa

vii
leluasa mengatur jadwal pelajaran menyesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan
ditambah dengan model-model pendalamannya. Jadi Fullday School adalah kegiatan
sehari penuh di sekolah. Sekolah dengan sistem Fullday School adalah bentuk satuan
pendidikan yang diselenggarakan berdasarkan kurikulum Kemendiknas dan ditambah
dengan kurikulum kemenag. Model yang dikembangkan adalah pengintegrasian antara
pendidikan agama dan umum dengan memaksimalkan perkembangan aspek kognitif,
afektif serta psikomotorik.
Sebuah riset mengatakan bahwa siswa akan memperoleh banyak keuntungan
secara akademik dan sosial dengan adanya full day. Lamanya waktu belajar juga
merupakan salah satu dari dimensi pengalaman anak. Full Day School selain bertujuan
mengembangkan mutu pendidikan yang paling utama adalah full day school bertujuan
sebagai salah satu upaya pembentukan akidah dan akhlak siswa dan menanamkan
nilai-nilai positif.
Penerapan sistem ini saat ini sudah banyak dilakukan di lingkungan Madrasah
baik di pesantren atau madrasah diluar lingkungan pesantren. Beberapa sekolah yang
menerapkan full day school agar para guru dapat mengajarkan nilai-nilai spiritualitas
dalam frekuensi yang lebih banyak. Misalnya, Madrasah yang mengadakan shalat
dhuha, salat dzuhur, dan salat ashar berjamaah. Pada akhirnya, orang tua
menginginkan anak-anaknya dibekali dengan pengetahuan agama yang lebih baik.
Sedangkan kebanyakan orang tua merasa kurang untuk mengajarkan hal ini kepada
anak-anak.

B. Peran Kepala Sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan dalam Sistem


Full Day School di Madrasah

Dalam konteks pendidikan modern kepemimpinan kepala sekolah termasuk jabatan


strategis dalam mencapai tujuan pendidikan sebagaimana yang sudah tercantum dalam
undang-undang. Dalam menjalankan perannya sebagai pimpinan pada satuan pendidikan,
kepala sekolah mempunyai tugas pokok dan fungsi yang lebih banyak terutama dalam
peningkatan kualitas pendidikan.

Konsep peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu unsur dari paradigma
baru pengelolaan pendidikan di Indonesia. Paradigma tersebut mengandung atribut pokok
yaitu relevan dengan kebutuhan masyarakat pengguna lulusan, suasana akademik yang
kondusif dalam penyelenggaraan program studi, adanya komitmen kelembagaan dari para

viii
pimpinan dan staf terhadap pengelolaan organisasi yang efektif dan produktif, keberlanjutan
program studi, serta efisiensi program secara selektif berdasarkan kelayakan dan kecukupan.
Dimensi-dimensi tersebut mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat strategis untuk
merancang dan mengembangkan usaha penyelenggaraan pendidikan yang berorientasi
kualitas hasil pada masa yang akan datang.

Mutu sama dengan arti kualitas dapat diartikan sebagai kadar atau tingkatan dari
sesuatu, oleh karena itu kualitas mengandung pengertian: 1. Tingkat baik dan buruknya suatu
kadar. Derajat atau taraf (kepandaian, kecakapan, dan sebagainya); mutu. Dalam konteks
pendidikan pengertian mutu, dalam hal ini mengacu pada proses pendidikan dan hasil
pendidikan. Dalam "proses pendidikan" yang bermutu terlibat berbagai input, seperti; bahan
ajar (kognitif, afektif, atau psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru),
sarana, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta
penciptaan suasana yang kondusif. Dari sisi guru, kualitas dapat dilihat dari seberapa optimal
guru mampu memfasilitasi proses belajar siswa. Bahwa setiap guru atau tenaga pengajar
memiliki tanggung jawab terhadap tingkat keberhasilan siswa belajar dan keberhasilan guru
mengajar. belajar hanya dapat terjadi apabila murid sendiri telah termotivasi untuk belajar
guru harus secara bertahap dan berencana memperkenalkan manfaat belajar sebagai sebuah
nilai kehidupan yang terpuji, sehingga murid belajar karena didasari oleh nilai yang lebih
tinggi bagi kehidupan murid sendiri. Walaupun proses ini tidak sederhana, guru harus tetap
berusaha menanamkan sikap positif dalam belajar, karena ini merupakan bagian yang sangat
penting didalam proses belajar untuk mampu belajar. Sementara itu dari sudut kurikulum dan
bahan belajar kualitas dapat dilihat dari seberapa relevan kurikulum dan bahan belajar
mampu menyediakan aneka stimulus dan fasilitas belajar secara berdiversifikasi (dengan
penganekaragaman, penerapan beberapa cara, perbedaan) Dari aspek iklim pembelajaran,
kualitas dapat dilihat dari seberapa besar suasana belajar mendukung terciptanya kegiatan
pembelajaran yang menarik, menantang, menyenangkan dan bermakna bagi pembentukan
profesionalitas kependidikan. Dari sisi media belajar kualitas dapat dilihat dari seberapa
efektif media belajar digunakan oleh guru untuk meningkatkan intensitas belajar siswa. Dari
sudut fasilitas belajar kualitas dapat dilihat dari seberapa kontributif (memberi sumbangan)
fasilitas fisik terhadap terciptanya situasi belajar yang aman dan nyaman. Sedangkan dari
aspek materi, kualitas dapat dilihat dari kesesuainnya dengan tujuan dan kompetensi yang
harus dikuasi siswa. Oleh karena itu kualitas pembelajaran secara operasional dapat diartikan
sebagai intensitas keterkaitan sistemik dan sinergis guru, mahasiswa, kurikulum dan bahan

ix
ajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar
yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler.

Dengan demikian guru sebagai pendidik harus kreatif dan mampu menerapkan sistem
pembelajarannya dengan baik, dengan adanya suatu sistem pembelajaran yang baik guru
dapat meningkatkan kualitas belajar peserta didik agar peserta didik mendapatkan hasil
belajar yang baik pula. Dari pemaparan tersebut dapat diketahui bahwa pelaksanaan sistem
full day school banyak manfaatnya. Selain bertambahnya jam pelajaran yang diajarkan juga
guru dapat mengontrol keadaan pesera didik. Sekolah dengan sistem Fullday School adalah
bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan berdasarkan kurikulum Kemendiknas dan
ditambah dengan kurikulum kemenag. Model yang dikembangkan adalah pengintegrasian
antara pendidikan agama dan umum dengan memaksimalkan perkembangan aspek kognitif,
afektif serta psikomotorik.

x
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Perencanaan yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam mengelola sistem
full day school mellingkupi bidang kurikulum, sarana prasarana, tenaga
kependidikan, peserta didik, dan keuangan. Selanjutnya dalam
pengorganisasian kepala sekolah selalu melihat kemampuan dan keahlian
anggotanya dalam membagi tugas. Kemudian penggerakan yang dilakukan
kepala sekolah meliputi motivasi, kepimpinan kepala sekolah, serta
pengambilan keputusan. Sedangkan dari pengawasan yang dilakukan kepala
sekolah melalui rapat evaluasi, laporan bulanan, ebsensi, dalam pembelajaran
tolak ukur pengawasannya melalui KBM, setiap semester kepala sekolah
melakukan supervisi kepada guru-guru di sekolah.
2. Faktor pendukungnya secara garis besar mencakup kepimpinan, tenaga
kependidikan, pelayanan yang baik, dukungan serta tanggapan positif dari
wali murid, sarana prasarana, budaya.
B. Saran
1. Perlu ada perkembangan dan inovasi untuk program atau kegiatan yang
berhubungan sistem full day school
2. Perlu memberi tambahan fasilitas yang lebih cukup lagi untuk menunjang penerapan
sistem full day school

xi
DAFTAR PUSTAKA

Aedi., Nur, 2014, Pengawasan Pendidikan: Tinjauan Teori dan Praktik, Jakarta:
Rajawali Pers

Amtu., Onisimus, 2013, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah,

Bandung: Alfabeta
Arikunto., Suharsimi dan Lia Yuliana, 2008,
Manajemen Pendidikan,Yogyakarta: AdityaMEdia

Hidayat., Ara & Imam Machali, 2012, Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip,

dan Aplikasi dalamMengelola Sekolah dan Madrasah, Yogyakarta:

Kaubaka
Karwati., Euis & Donni Juni Priansa, 2013, Kinerja dan profesionalisme Kepala
Sekolah, Bandung: Alfabeta

Siregar, Lis Yulianti Syafrida. Prosiding Seminar Nasional: Penerapan Full Day
School dalam Multi Perspektif (Manajemen, Karakter, Religi, Kultural, dan
Sosial). Malang: Pascasarjana Universitas Negeri Malang. 2017.

Soapatty, Lisnawati. Pengaruh Sistem Sekolah Sehari Penuh (Full Day School)
terhadap Prestasi Akademik Siswa. Dalam Jurnal Kajian Moral dan
Kewarganegaraan. Vol.2. No.2. 2014.

Umiarso dan Imam Gojali. Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan.
Jogjakarta: IRCiSoD. 2010

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas &


Peraturan Pemerintah RI Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan
serta Wajib Belajar Bandung: Citra Umbara, 2014

xii
xiii

Anda mungkin juga menyukai