Anda di halaman 1dari 43

KEPALA SEKOLAH

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi Tenaga
Kependidikan

Dosen Pengampuh : Dr. Suryadi

Disusun Oleh:
MP 2018 A
Kelompok XI

1. Afifah Damayanti (1103618029)


2. Dellya Lutfi Fitriana (1103618067)
3. Mohamad Sadikin (1102618042)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kepala Sekolah”
Kami menyadari bahwa selesainya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu kami menyampaikan
ucapan banyak terima kasih kepada:

(1) Dr. Suryadi, selaku dosen pengampu mata kuliah Profesi Tenaga
Kependidikan
(2) Teman-teman sekelas yang membantu dan mendukung kami dalam
menyelesaikan laporan ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi Tenaga
Kependidikan. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, kami berharap makalah ini bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya civitas akademika Universitas Negeri Jakarta.

Jakarta, 31 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
A. Kepala Sekolah...........................................................................................................3
1. Pengertian Kepala Sekolah....................................................................................3
2. Kualifikasi Kepala Sekolah...................................................................................7
3. Kompetensi Kepala Sekolah..................................................................................8
4. Pembinaan Kepala Sekolah.................................................................................27
BAB III.................................................................................................................................37
PENUTUPAN.......................................................................................................................37
A. Kesimpulan...............................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................38

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah merupakan organisasi kerja yang mewadahi sejumlah orang dalam
bekerja samauntuk mencapai tujuan tertentu. Berbeda dengan organisasi kerja
yang lain dengan volume dan beban kerja yang pada umumnya tidak menyangkut
manusia. Sehubungan dengan itu meskipun terdapat kesamaan dengan semua
bentuk organisasi kerja yang memerlukan pimpinan bagi sekelompok orang yang
harus mewujudkan beban kerja masing-masing,namun terdapat perbedaan
didalam kepemimpinan di sekolah yang menyentuh juga objek beban tugasnya
yang terdiri dari sekelompok siswa sebagai siswa.
Kepemimpinan disekolah untuk mencapai tujuannya, tidak sekedar
dipengaruhi oleh kemampuan mengarahkan dan mendayagunakan manusia
sebagai pelaksana kerja, tetapi juga dipengaruhi oleh manusia yabg dikenai
pekerjaan dan atau pelaksanaan kerja. Oleh karena itulah maka masalah
kepemimpinan sekolah menjadi rumit dari pada kepemimpinanlingkungan
organisasi kerja yang lainnya. Kepala sekolah memegang peranan penting dalam
perkembangan sekolah. Oleh karena itu, ia harus memiliki jiwa kepemimpinan
untuk mengatur para guru, pegawai tata usaha, dan pegawai sekolah lainnya.
Dalam hal ini, kepala sekolah tidak hanya mengatur para guru saja, melainkan
juga ketatausahaan sekolah, siswa, hubungan sekolah dengan masyarakat dan
orang tua siswa.
Kepala sekolah sebagai unsur vital bagi efektivitas dalam lembaga pendidikan
menentukan tinggi rendahnya kualitas lembaga tersebut, kepala sekolah
diibaratkan sebagai panglima pendidikan yang melaksanakan fungsi
kontrol berbagai pola kegiatan pengajaran dan pendidikan didalamnya,
sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah mempunyai pengaruh yang

1
dominan dalam meningkatkan mutu hasil belajar, dan merupakan orang
yang bertanggung

2
3

jawab terhadap keberhasilan sekolah yang dipimpinnya dalam mencapai


tujuan pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Kepala Sekolah?
2. Apa saja syarat/kualifikasi Kepala Sekolah?
3. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki Kepala Sekolah?
4. Apa saja Program dari pembinaan kepala sekolah yang profesional?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi kepala sekolah
2. Mengetahui apa saja kualifikasi sebagai kepala sekolah
3. Mengetahui apa saja kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah
4. Mengetahui program pembinaan kepala sekolah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kepala Sekolah
1. Pengertian Kepala Sekolah
Secara etimologis, kepala sekolah merupakan padanan dari school
principal yang bertugas menjalankan principalship atau kekepala
sekolahan. Istilah kekepalasekolahan artinya segala sesuatu yang berkaitan
dengan tugas pokok dan fungsi sebagai kepala sekolah. Selain sebutan
kepala sekolah, ada juga sebutan lain yaitu administrator sekolah (school
administrator), pimpinan sekolah (school leader ), manajer sekolah (
school manajer)1.

Kata Kepala Sekolah berasal dari dua kata yaitu, kepala dan
sekolah. Kata kepala dapat diartikan “ketua” atau pemimpin dalam
suatu organisasi atau suatu lembaga. Sedangkan sekolah adalah sebuah
lembaga pendidikan dimana menjadi tempat menerima dan memberi
pelajaran. Secara sederhana Kepala Sekolah adalah seorang tenaga
fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di
mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana
terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang
menerima pelajaran.2 Kata memimpin dari rumusan tersebut
mengandung makna luas, yaitu kemampuan untuk menggerakkan segala
sumber yang

1
Rusydi Ananda, Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, (Medan: (LPPPI, 2018), hal 72
2
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teori dan Permasalahannya, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2005), hal 83

4
5

ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal


untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Mulyasa mengartikan Kepala Sekolah merupakan salah satu


komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan
kualitas pendidikan. Kepala Sekolah adalah penanggung jawab atas
penyelenggaraan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga
pendidikan lainnya, pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan
prasarana juga sebagai supervisor pada sekolah yang dipimpinnya. 3
Sedangkan menurut M Daryanto bahwa Kepala sekolah merupakan
personel sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan-
kegiatan sekolah, mempunyai wewenang dan tanggung jawab
untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam
lingkungan sekolah yang dipimpinnya dengan dasar pancasila yang
bertujuan untuk Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, Meningkatkan kecerdasan dan ketrampilan, Mempertinggi budi
pekerti, Memperkuat kepribadian, Mempertebal semangat kebangsaan dan
cinta tanah air.4

Adapun pengertian Kepala Sekolah sesuai dengan Peraturan Menteri


Pendidikan Nasional No.28 Tahun 2010 tentang Penugasan
Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah, Pasal 1 ayat 1 yaitu :

Kepala Sekolah/Madrasah adalah guru yang diberi tugas


tambahan untuk memimpin taman kanak-kanak/raudhotul athfal
(TK/RA), taman kanak-kanak luar biasa (TKLB), sekolah/madrasah
ibtidaiyah (SD/MI), sekolah dasar luar biasa (SDLB), sekolah
menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), sekolah

3
Mulyasa E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hal
24
4
Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta:Reneka Cipta, 2010), hal. 80
6

menengah pertama luar biasa (SMPLB), sekolah menengah


atas/madrasah Aliyah (SMA/MA), sekolah menengah
kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK), sekolah menengah
atas luar biasa (SMALB) yang bukan sekolah bertaraf
internasioanal (SBI) atau yang tidak dikembangkan menjadi
sekolah bertaraf internasional (SBI).

Pasal 12 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang


Pendidikan Dasar menyatakan bahwa kepala sekolah bertanggung
jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah,
pembinaan tenaga kependidikans lainnya dan pendayagunaan serta
pemeliharaan sarana dan prasarana.

Kepala Sekolah merupakan faktor penentu dalam mengelola


pendidikan di sekolahnya demi terciptanya tujuan pendidikan. Oleh
karena itu, kepala Sekolah dituntut untuk memiliki berbagai
kemampuan dalam memimpin pengelolaan pendidikan, pengetahuan
dan keterampilan yang memadai. Kepala Sekolah adalah salah satu
komponen pendidikan yang sangat berperan penting dalam
meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh
Tim Dosen Adpend dalam Ahmad Susanto 5 bahwa kepemimpinan
pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan
pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat
tercapai secara efektif dan efesien.

Sebagai pemimpin pendidikan, dilihat dari status dan cara


pengangkatannya tergolong pemimpin resmi, formal leader, atau status
leader. Status leader bisa meningkat menjadi fungsional leader.
Tergantung dari prestasi dan kemampuan di dalam memainkan

5
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2016), hal 13
7

peranannya sebagai pemimpin pendidikan sekolah yang telah diserahkan


pertanggungjawaban kepadanya. Pada tingkat operasional, Kepala
Sekolah adalah orang yang berada digaris terdepan yang
mengkoordinasikan upaya meningkatkan pembelajaran yang bermutu.
Kepala Sekolah diangkat untuk menduduki jabatan bertanggung
jawab mengkoordinasikan upaya bersama mencapai tujuan pendidikan
pada level sekolah yang dipimpin.

Kepala Sekolah sebagai agen perubahan dalam sekolah


mempunyai peranan aktif dalam meningkatkan mutu pendidikan. Oleh
karena itu, kepala sekolah harus mempunyai kemampuan leadership
yang baik. Kepala Sekolah yang baik adalah kepala sekolah yang
mampu dan dapat mengelola semua sumber daya pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Kepala Sekolah hendaknya mampu
menciptakan iklim organisasi yang baik agar semua komponen sekolah
dapat memerankan diri secara bersama untuk mencapai sasaran dan
tujuan organisasi.6

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah


merupakan pimpinan tertinggi dalam lembaga pendidikan yang
bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan
kelancaran jalannya sekolah demi terwujudnya tujuan sekolah
tersebut.

Kepala sekolah sebagai unsur vital bagi efektivitas dalam lembaga


pendidikan menentukan tinggi rendahnya kualitas lembaga tersebut,
kepala sekolah diibaratkan sebagai panglima pendidikan yang
melaksanakan fungsi kontrol berbagai pola kegiatan pengajaran dan
pendidikan didalamnya, sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah
6
Baharuddin, “Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Era Otonomi Pendidikan”.Jurnal el-Harakah,
Vol.63.No.1, Januari-April 2006, hlm 20.
8

mempunyai pengaruh yang dominan dalam meningkatkan mutu hasil


belajar, dan merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap
keberhasilan sekolah yang dipimpinnya dalam mencapai tujuan
pendidikan.

William menyatakan “The leader behavior of school principal is one


determinant of the ability of a school to attain its stated eduacational
goals”. Pendapat tersebut menggambarkan bahwa setiap perilaku
kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan diarahkan untuk
membantu pencapaian tujuan pendidikan, sehingga kepala sekolah
berkewajiban dalam membina, mengarahkan, menugasi, memeriksa,
mengukur hasil kerja para guru di sekolah yang dipimpinnya.7

2. Kualifikasi Kepala Sekolah

Adapun secara rincian isi Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tersebut


adalah sebagai berikut:

a) Kualifikasi Umum:
1) Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat
(D-IV) kependidikan atau nonkependidikan pada perguruan tinggi
yang terakreditasi;
2) Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-
tingginya 56 tahun;
3) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima)
tahun menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman
Kanak-kanak /Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman
mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA; dan

7
Mujtahid, Pengembangan Profesi Guru, (Malang: UIN-Maliki Press, 2011), hal 65.
9

4) Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri


sipil (PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan
yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.
b) Kualifikasi Khusus menyangkut:
1) Berstatus sebagai guru sesuai jenjang mana akan menjadi kepala
sekolah;
2) Mempunyai sertifikat pendidik sebagai guru sesuai jenjangnya;
3) Mempunyai sertifikat kepala sekolah sesuai jenjangnya yang
diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah.8

3. Kompetensi Kepala Sekolah


Selanjutnya dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah disyaratkan kompetensi yang melekat pada diri seorang
kepala sekolah adalah sebagai berikut:9

1) Kompetensi Kepribadian.
a. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak
mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di
sekolah/madrasah.
b. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin. Rinciannya
sebagai berikut:
 Selalu konsisten dalam berpikir, bersikap, berucap, dan
berbuat dalam setiap melaksanakan suatu tugas pokok dan
fungsi.

8
Om makplus,“Standar Kualifikasi dan Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah”, (http://www.definisi-
pengertian.com/2015/05/standar-kualifikasi-kompetensi-kepala-sekolah.html ), diakses tanggal 31
maret 2020 pukul 17.00)
9
Rusydi Ananda, Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, (Medan: (LPPPI, 2018), hal 75
10

 Memiliki komitmen/loyalitas/dedikasi/etos kerja yang


tinggi dalam setiap melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya.
 Tegas dalam mengambil sikap dan tindakan sehubungan
dengan pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsi.
 Disiplin dalam melaksanakan suatu tugas pokok dan
fungsi.
c. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri
sebagai kepala sekolah/madrasah. Rinciannya sebagai berikut:
 Memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terhadap
kebijakan, teori, praktek baru sehubungan dengan
pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsinya.
 Mampu secara mandiri mengembangkan diri sebagai upaya
pemenuhan rasa keingintahuannya terhadap kebijakan,
teori, praktek baru sehubungan dengan pelaksanaan suatu
tugas pokok dan fungsi.
d. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsi. Rinciannya sebagai berikut:
 Kecenderungan untuk selalu menginformasikan secara
transparan dan proporsional kepada orang lain atas segala
rencana, proses pelaksanaan dan keefektifan, kelebihan dan
kekurangan pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsi.
 Terbuka atas saran dan kritik yang disampaikan oleh atas,
teman sejawat, bawahan, dan pihak lain atas pelaksanaan
suatu tugas pokok dan fungsi.
e. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam
pekerjaan sebagai kepala sekolah/ madrasah. Rinciannya
sebagai berikut:
11

 Memiliki stabilitas emosi dalam setiap menghadapi


masalah sehubungan dengan suatu suatu tugas pokok dan
fungsi.
 Teliti, cermat, hati-hati dan tidak tergesa-gesa dalam
melaksanakan suatu tugas pokok dan fungsi.
 Tidak mudah putus asa dalam menghadapi segala bentuk
kegagalan sehubungan dengan pelaksanaan suatu tugas
pokok dan fungsi.
f. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin
pendidikan. Rinciannya sebagai berikut:
 Memiliki minat jabatan untuk menjadi kepala sekolah yang
efektif.
 Memiliki jiwa kepemimpinan yang sesuai dengan
kebutuhan sekolah.
2) Kompetensi Manajerial.
a. Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai
tingkatan perencanaan. Rinciannya sebagai berikut:
 Menguasai teori perencanaa dan seluruh kebijakan
pendidikan nasional sebagai landasan dalam perencanaan
sekolah, baik perencanaan strategis, perencanaan
operasional, perencanaan tahunan, maupun perencanaan
anggaran pendapatan dan belanja sekolah.
 Mampu menyusun rencana strategi pengembangan sekolah
berlandaskan pada keseluruhan kebijakan pendidikan
nasional melalui pendekatan, strategi, dan proses
penyusunan perencanaan strategis yang memegang teguh
prinsip-prinsip penyusunan rencana strategis yang baik.
12

 Mampu menyusun rencana operasional pengembangan


sekolah berlandaskan pada keseluruhan rencana strategis
yang telah disusun, melalui pendekatan, strategi dan proses
penyusunan perencanaan operasional yang memegang
teguh prinsip-prinsip penyusunan rencana operasional yang
baik.
 Mampu menyusun rencana tahunan pengembangan sekolah
berlandaskan pada keseluruhan rencana operasional yang
telah disusun, melalui pendekatan, strategi dan proses
penyusunan perencanaan tahunan yang memegang teguh
prinsip-prinsip penyusunan rencana tahunan yang baik.
 Mampu menyusun rencana anggaran pendapatan dan
belanja sekolah berdasarkan keseluruhan rencana tahunan
yang telah disusun, melalui pendekatan, strategi dan proses
penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja yang
memegang teguh prinsip-prinsip penyusunan yang baik.
 Mampu menyusun perencanaan program kegiatan
berlandaskan pada keseluruhan rencana tahunan dan
rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah yang
telah disusun, melalui pendekatan, strategi, dan proses
penyusunan perencanaan program kegiatan yang
memegang teguh prinsipprinsip penyusunan perencanaan
program yang baik.
 Mampu menyusun proposal kegiatan melalui pendekatan,
strategi dan proses penyusunan perencanaan program
kegiatan yang memegang teguh prinsip-prinsip penyusunan
proposal yang baik.
13

b. Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan


kebutuhan. Rinciannya sebagai berikut:
 Menguasai teori dan seluruh kebijakan pendidikan nasional
dalam pengorganisasian kelembagaan sekolah/madrasah
sebagai landasan dalam mengorganisasikan kelembagaan
maupun program insidental sekolah.
 Mampu mengembangkan struktur organisasi formal
kelembagaan sekolah yang efektif dan efisien sesuai
dengan kebutuhan melalui pendekatan, strategi, dan proses
pengorganisasian yang baik.
 Mampu mengembangkan deskripsi suatu tugas pokok dan
fungsi setiap unit kerja melalui pendekatan, strategi dan
proses pengorganisasian yang baik.
 Menempatkan personalia yang sesuai dengan kebutuhan.
 Mampu mengembangkan standar operasional prosedur
pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsi setiap unit kerja
melalui pendekatan, strategi dan proses pengorganisasian
yang baik.
 Mampu melakukan penempatan pendidik dan tenaga
kependidikan sesuai dengan prinsip-prinsip tepat
kualifikasi, tepat jumlah, dan tepat persebaran.
 Mampu mengembangkan aneka ragam organisasi informal
sekolah/madrasah yang efektif dalam mendukung
implementasi pengorganisasian formal sekolah/madrasah
dan sekaligus pemenuhan kebutuhan, minat, dan bakat
perseorangan anak didik dan tenaga kependidikan.
14

c. Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan


sumber daya sekolah/ madrasah secara optimal. Rinciannya
sebagai berikut:
 Mampu mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, sasaran dan
program strategis sekolah/madrasah kepada keseluruhan
guru dan staf.
 Mampu mengoordinasikan guru dan staf dalam
merealisasikan keseluruhan rencana untuk mengapai visi,
mengemban misi, menggapai tujuan dan sasaran
sekolah/madrasah.
 Mampu berkomunikasi, memberikan pengarahan
penugasan, dan memotivasi guru dan staf agar
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya masing- masing
sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah
ditetapkan.
 Mampu membangun kerjasama tim (team work ) antar
guru, antar staf, dan antara guru dengan staf dalam
memajukan sekolah/madrasah.
 Mampu melengkapi guru dan staf dengan keterampilan-
keterampilan profesional agar mereka mampu melihat
sendiri apa yang perlu dilakukan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya masingmasing.
 Mampu melengkapi staf dengan keterampilanketerampilan
agar mereka mampu melihat sendiri yang perlu
diperbaharui untuk kemajuan sekolahnya.
 Mampu memimpin rapat dengan guru-guru, staf, orang tua
siswa dan komite sekolah.
15

 Mampu melakukan pengambilan keputusan dengan


menggunakan strategi yang tepat.
 Mampu menerapkan manajemen konflik.
d. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah
menuju organisasi pembelajar yang efektif.
e. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang
kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
f. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber
daya manusia secara optimal. Rinciannya sebagai berikut:
 Mampu merencanakan kebutuhan guru dan staf
berdasarkan rencana pengembangan sekolah.
 Mampu melaksanakan rekrutmen dan seleksi guru dan staf
sesuai tingkat kewenangan yang dimiliki oleh
sekolah/madrasah.
 Mampu mengelola kegiatan pembinaan dan pengembangan
profesional guru dan staf.
 Mampu melaksanakan mutasi dan promosi guru dan staf
sesuai kewenangan yang dimilki sekolah/madrasah.
 Mampu mengelola pemberian kesejahteraan kepada guru
dan staf sesuai kewenangan dan kemampuan
sekolah/madrasah.
g. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/ madrasah dalam
rangka pendayagunaan secara optimal. Rinciannya sebagai
berikut:
 Mampu merencanakan kebutuhan fasilitas (bangunan,
peralatan, perabot, lahan, infrastruktur) sekolah sesuai
dengan rencana pengembangan sekolah/madrasah.
16

 Mampu mengelola pengadaan fasilitas sesuai dengan


peraturan yang berlaku.
 Mampu mengelola pemeliharaan fasilitas baik perawatan
preventif maupun perawatan terhadap kerusakan fasilitas
sekolah.
 Mampu mengelola kegiatan inventaris sarana dan prasarana
sekolah/madrasah sesuai sistem pembukuan yang berlaku.
 Mampu mengelola kegiatan penghapusan barang inventaris
sekolah.
h. Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam
rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan
pembiayaan sekolah/ madrasah. Rinciannya sebagai berikut:
 Mampu merencanakan kerjasama dengan lembaga
pemerintah, swasta dan masyarakat.
 Mampu melakukan pendekatan-pendekatan dalam rangka
mendapatkan dukungan dari lembaga pemerintah, swasta
dan masyarakat.
 Mampu memelihara hubungan kerjasama dengan lembaga
pemerintah, swasta dan masyarakat.
i. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta
didik baru dan penempatan dan pengembangan kapasitas
peserta didik. Rinciannya sebagai berikut:
 Mampu mengelola penerimaan siswa baru terutama dalam
hal perencanaan dan pelaksanaan penerimaan siswa sesuai
kebutuhan sekolah.
 Mampu mengelola penempatan dan pengelompokkan siswa
dalam kelas sesuai dengan maksud dan tujuan
pengelompokkan tersebut.
17

 Mampu mengelola layanan bimbingan dan konseling dalam


membantu penguatan kapasitas belajar siswa.
 Mampu menyiapkan layanan yang dapat mengembangkan
potensi siswa sesuai dengan kebutuhan, minat, bakat,
kreativitas dan kemampuan.
 Mampu menetapkan dan melaksanakan tata tertib
sekolah/madrasah dalam memelihara kedisiplinan siswa.
 Mampu mengembangkan sistem monitoring terhadap
kemajuan belajar siswa.
 Mampu mengembangkan sistem penghargaan dan
pelaksanaanya kepada siswa yang berprestasi.
j. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan
nasional. Rinciannya sebagai berikut:
 Menguasai seluk beluk tujuan nasional, tujuan
pembangunan nasional, dan tujuan pendidikan nasional,
regional dan lokal secaratepat dan komprehensif sehingga
memiliki sikap positif terhadap pentingnya tujuan-tujuan
tersebut sebagai arah penyelenggaraan pendidikan dan
terampil menjabarkannya menjadi kompetensi lulusan dan
kompetensi dasar.
 Memiliki wawasan yang tepat dan komprehensif tentang
kedirian peserta didik sebagai manusia yang berkarakters,
berharkat, dan bermartabat dan mampu mengembangkan
layanan pendidikan sesuai dengan karakter, harkat dan
martabat manusia.
18

 Memiliki pemahaman yang komprehensif dan tepat dan


sikap yang benar tentang esensi dan tugas profesional guru
sebagai pendidik.
 Menguasai seluk-beluk kurikulum dan proses
pengembangan kurikulum nasional sehingga memiliki
sikap positif terhadap keberadaan kurikulum nasional yang
selalu mengalami pembaharuan, serta terampil dalam
menjabarkannya menjadi kurikulum satuan pendidikan.
 Mampu mengembangkan rencana dan program
pembelajaran sesuai dengan kompetensi lulusan yang
diharapkan.
 Menguasai metode pembelajaran efektif yang dapatt
mengembangkan kecerdasan intelektual, spiritual, dan
emosional sesuai dengan materi pembelajaran.
 Mampu mengelola kegiatan pengembangan sumber belajar
dan alat pembelajaran di sekolah/madrasah dalam
mendukung pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
 Menguasai teknik-teknik penilaian hasil belajar dan
menerapkannya dalam pembelajaran.
 Mampu menyusun program pendidikan pertahun dan
persemester.
 Mampu mengelola penyusunan jadwal pembelajaran
persemester.
 Mampu melaksanakan monitoring dan evaluasi program
pembelajaran dan melaporkan hasilhasilnya kepada
stakeholder sekolah/madrasah.
19

k. Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip


pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.
Rinciannya sebagai berikut:
 Mampu merencanakan kebutuhan keuangan
sekolah/madrasah sesuai dengan rencana pengembangan
sekolah/madrasah, baik untuk jangka pendek maupun
untuk jangka panjang.
 Mampu mengupayakan sumber-sumber keuangan,
terutama yang bersumber dari luar sekolah dan dari unit
usaha sekolah.
 Mampu mengoordinasikan pembelanjaan keuangan sesuai
dengan peraturan dan perundang-undangan berdasarkan
asas prioritas dan efisiensi.
 Mampu mengoordinasikan kegiatan pelaporan keuangan
sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
l. Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung
pencapaian tujuan sekolah/madrasah. Rinciannya sebagai
berikut:
 Mampu mengelola administrasi surat masuk dan surat
keluar sesuai dengan pedoman persuratan yang berlaku.
 Mampu mengelola administrasi sekolah/madrasah yang
meliputi administrasi akademik, kesiswaan,
sarana/prasarana, keuangan dan hubungan
sekolah/madrasah-masyarakat.
 Mampu mengelola administrasi kearsipan
sekolah/madrasah, baik arsip dinamis maupun arsip
lainnyaa.
20

 Mampu mengelola administrasi akreditasi sekolah sesuai


dengan prinsip-prinsip tersedianya dokumen dan bukti-
bukti fisik.
m. Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam
mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik
di sekolah/madrasah. Rinciannya sebagai berikut:
 Mampu mengelola laboratorium sekolah/madrasah
sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal bagi
kepentingan pembelajaran siswa.
 Mampu mengelola bengkel kerja sehingga dapat
dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan
pembelajaran keterampilan siswa.
 Mampu mengelola usaha kesehatan sekolah/madrasah dan
layanan sejenis untuk membantu siswa dalam pelayanan
kesehatan yang diperlukan.
 Mampu mengelola kantin sekolah/madrasah berdasarkan
prinsip kesehatan, gizi dan keterjangkauan.
 Mampu mengelola koperasi sekolah/madrasah, baik
sebagai unit usaha maupun sebagai sumber belajar siswa.
 Mampu mengelola perpustakaan sekolah/madrasah dalam
menyiapkan sumber belajar yang diperlukan siswa.
n. Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam
mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan.
Rinciannya sebagai berikut:
 Mampu mengembangkan prosedur dan mekanisme layanan
sistem informasi.
 Mampu menyusun format data base sekolah/madrasah
sesuai kebutuhan.
21

 Mampu mengoordinasikan penyusunan data base sekolah


sesuai kebutuhan pendataan sekolah/madrasah.
 Mampu menerjemahkan data base untuk merencanakan
program pengembangan sekolah/madrasah.
o. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi
peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.
Rinciannya sebagai berikut:
 Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan dan
komunikasi dalam manajemen sekolah.
 Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pembelajaran, baik sebagai sumber
belajar maupun sebagai alat pembelajaran.
p. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
program kegiatan sekolah/ madrasah dengan prosedur yang
tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya. Rinciannya sebagai
berikut:
 Mampu menyusun standar kinerja program pendidikan
yang dapat diukur dan dinilai.
 Mampu melakukan monitoring dan evaluasi kinerja
program pendidikan dengan menggunakan teknik yang
sesuai.
 Mampu menyusun laporan sesuai dengan standar pelaporan
monitoring dan evaluasi.

3) Kompetensi Kewirausahaan.
a. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan
sekolah/madrasah. Rinciannya sebagai berikut:
22

 Mampu bertindak kreatif dan inovatif dalam melaksanakan


pekerjaan melalui cara berpikir dan cara bertindak.
 Mampu memberdayakan potensi sekolah/madrasah secara
optimal dalam berbagai kegiatan produktif yang
menguntungkan sekolah/ madrasah.
 Mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan (kreatif,
inovatif dan produktif) di kalangan warga
sekolah/madrasah.
b. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah
sebagai organisasi pembelajar yang efektif.
c. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin
sekolah/madrasah.
d. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam
menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.
e. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan
produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta
didik. Rinciannya sebagai berikut:
 Mampu merencanakan kegiatan produksi/jasa sesuai
dengan potensi sekolah/madrasah.
 Mampu membina kegiatan produksi/jasa sesuai dengan
prinsip-prinsip pengelolaan yang profesional dan
akuntabel.
 Mampu melaksanakan pengawasan kegiatan produksi/jasa
dan menyusun laporan.
 Mampu mengembangkan kegiatan produksi/jasa dan
pemasarannya.
23

4) Kompetensi Supervisi.
a. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru.
b. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan
menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
c. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam
rangka peningkatan profesionalisme guru. Rinciannya sebagai
berikut:
 Mampu menindaklanjuti hasil supervisi kepada guru
melalui karya inovasi
 Mampu menindaklanjuti hasil supervisi kepada guru
melalui penelitian tindakan kelas.

5) Kompetensi Sosial.
a. Bekerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan
sekolah/madrasah. Rinciannya sebagai berikut:
 Mampu bekerjasama dengan atasan bagi pengembangan
dan kemajuan sekolah.
 Mampu bekerjasama dengan guru, staf/karyawan, komite
sekolah dan orang tua siswa bagi pengembangan dan
kemajuan sekolah.
 Mampu bekerjasama dengan sekolah lain dan instansi
pemerintah terkait dalam rangka pengembangan sekolah.
 Mampu bekerjasama dengan dewan pendidikan
kota/kabupaten dan stakeholder sekolah lainnya bagi
pengembangan sekolah.
b. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
Rinciannya sebagai berikut:
24

 Mampu berperan aktif dalam kegiatan informal di luar


sekolah.
 Mampu berperan aktif dalam organisasi sosial
kemasyarakat.
 Mampu berperan aktif dalam kegiatan keagamaan,
kesenian, olahraga atau kegiatan masyarakat lainnya.
 Mampu melibatkan diri dalam pelaksanaan program
pemerintah.
c. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.
Rinciannya sebagai berikut:
 Mampu menggali persoalan dari lingkungan sekolah
(berperan sebagai problem finder ).
 Mampu dan kreatif menawarkan solusi (berperan sebagai
problem solver ).
 Mampu melibatkan tokoh agama, masyarakat dan
pemerintah dalam memecahkan masalah kelembagaan.
 Mampu bersikap objektif/tidak memihak dalam mengatasi
konflik.
 Mampu bersikap simpatik/tenggang rasa terhadap orang
lain.
 Mampu bersikap empatik/sambung rasa terhadap orang
lain.

Adapun standar kompetensi menurut Peraturan Menteri Pendidikan


Nasional diatas khususnya pada kompetensi manajerial, menurut Akhmad
Sudrajat kalau dijabarkan/dikembangkan lagi seorang kepala madrasah
dituntut menguasai hal-hal sebagai berikut: 
25

1. Mampu menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan


perencanaan, dalam hal ini seorang kepala madrasah dituntut
mempunyai keahlian diantaranya adalah:
a) Menguasai teori perencanaan dan seluruh kebijakan pendidikan
nasional sebagai landasan dalam perencanaan sekolah, baik
perencanaan strategis, perencanaan operasional, perencanaan
tahunan, maupun rencana angaran pendapatan dan belanja
sekolah,
b) Mampu menyusun rencana strategis (renstra) pengembangan
sekolah berlandaskan kepada keseluruhan kebijakan
pendidikan nasional, melalui pendekatan, strategi, dan proses
penyusunan perencanaan strategis yang memegang teguh
prinsip-prinsip penyusunan rencara strategis baik
c) Mampu menyusun rencana operasional (Renop)
pengembangan sekolah berlandaskan kepada keseluruhan
rencana strategis yang telah disusun, melalui pendekatan,
strategi, dan proses penyusunan perencanaan renop yang
memegang teguh prinsip-prinsip penyusunan rencana
operasional yang baik.
d) Mampu menyusun rencana tahunan pengembangan sekolah
berlandaskan kepada keseluruhan rencana operasional yang
telah disusun, melalui pendekatan, strategi, dan proses
penyusunan perencanaan tahunan yang memegang teguh
prinsip-prinsip penyusunan rencana tahunan yang baik.
e) Mampu menyusun rencana anggaran belanja sekolah (RAPBS)
berlandaskan kepada keseluruhan rencana tahunan yang telah
disusun, melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan
RAPBS yang memegang teguh prinsip-prinsip penyusunan
RAPBS yang baik.
26

f) Mampu menyusun perencanaan program kegiatan


berlandaskan kepada keseluruhan rencana tahunan dan RAPBS
yang telah disusun, melalui pendekatan, strategi, dan proses
penyusunan perencanaan program kegiatan yang memegang
teguh prinsip-prinsip penyusunan perencanaan program yang
baik.
g) Mampu menyusun proposal kegiatan melalui pendekatan,
strategi, dan proses penyusunan perencanaan program kegiatan
yang memegang teguh prinsip-prinsip-prinsip penyusunan
proposal yang baik.
2. Mampu mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan:
a) Menguasai teori dan seluruh kebijakan pendidikan nasional
dalam pengorganisasian kelembagaan sekolah sebagai landasan
dalam mengorganisasikan kelembagaan maupun program
insidental sekolah.
b) Mampu mengembangkan struktur organisasi formal
kelembagaan sekolah yang efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan melalui pendekatan, strategi, dan proses
pengorganisasian yang baik.
c) Mampu mengembangkan deskripsi tugas pokok dan fungsi
setiap unit kerja melalui pendekatan, strategi, dan proses
pengorganisasian yang baik.
d) Menempatkan personalia yang sesuai dengan kebutuhan
e) Mampu mengembangan standar operasional prosedur
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi setiap unit kerja melalui
pendekatan, strategi, dan proses pengorganisasian yang baik
f) Mampu melakukan penempatan pendidik dan tenaga
kependidikan sesuai dengan prinsip-prinsip tepat kualifikasi,
tepat jumlah, dan tepat persebaran.
27

g) Mampu mengembangkan aneka ragam organisasi informal


sekolah yang efektif dalam mendukung implementasi
pengorganisasian formal sekolah dan sekaligus pemenuhan
kebutuhan, minat, dan bakat perseorangan pendidikan dan
tenaga kependidikan.
3. Mampu memimpin guru dan staf dalam rangka pendayagunaan
sumber daya manusia secara optimal:
a) Mampu mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, sasaran, dan
program strategis sekolah kepada keseluruhan guru dan staf.
b) Mampu mengkoordinasikan guru dan staf dalam
merelalisasikan keseluruhan rencana untuk mengapai visi,
mengemban misi, mengapai tujuan dan sasaran sekolah.
c) Mampu berkomunikasi, memberikan pengarahan penugasan,
dan memotivasi guru dan staf agar melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya masing-masing sesuai dengan standar
operasional prosedur yang telah ditetapkan;
d) Mampu membangun kerjasama tim (team work) antar guru,
antar- staf, dan antara guru dengan staf dalam memajukan
sekolah;
e) Mampu melengkapi guru dan staf dengan keterampilan-
keterampilan profesional agar mereka mampu melihat sendiri
apa yang perlu dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya masing-masing;
f) Mampu melengkapi staf dengan ketrampilan-ketrampilan agar
mereka mampu melihat sendiri apa yang perlu dan
diperbaharui untuk kemajuan sekolahnya;
g) Mampu memimpin rapat dengan guru-guru, staf, orang tua
siswa dan komite sekolah;
28

h) Mampu melakukan pengambilan keputusan dengan


menggunakan strategi yang tepat;
i) Mampu menerapkan manajemen konflik;
4. Mampu mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber
daya manusia secara optimal:
a) Mampu merencanakan kebutuhan guru dan staf berdasarkan
rencana pengembangan sekolah;
b) Mampu melaksanakan rekrutmen dan seleksi guru dan staf
sesuai tingkat kewenangan yang dimiliki oleh sekolah;
c) Mampu mengelola kegiatan pembinaan dan pengembangan
profesional guru dan staf;
d) Mampu melaksanakan mutasi dan promosi guru dan staf sesuai
kewenangan yang dimiliki sekolah;
e) Mampu mengelola pemberian kesejahteraan kepada guru dan
staf sesuai kewenangan dan kemampuan sekolah.10

4. Pembinaan Kepala Sekolah


Adapun program yang dilakukan untuk pembinaan kepala sekolah antara
lain :
1) Teknik Analisis Manajemen.
Analisis manajemen adalah suatu proses merinci dan menilai
keadaan lingkungan guna memperoleh informasi kemampuan dan
sumber daya yang berpengaruh kuat terhadap keberhasilan organisasi
meraih visi, misi, dan dasar menentukan tujuan, sasaran yang rasional,
logis dicapai. Teknik adalah suatu metode atau prosedur. Teknik

10
Om makplus, “Standar Kualifikasi dan Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah”,
(http://www.definisi-pengertian.com/2015/05/standar-kualifikasi-kompetensi-kepala-sekolah.html),
diakses tanggal 31 maret 2020 pukul 17.00)
29

Analisis Manajemen (TAM) adalah cara menerapkan metode ilmiah


dalam merinci dan menilai keadaan lingkungan secara komprehensif
guna memperoleh informasi faktor kunci keberhasilan organisasi
dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi, sehingga menghasilkan
strategi, program, kegiatan yang tepat dilakukan. 11
Analisis manajemen yang meliputi faktor internal maupun
eksternal diperlukan saat sekolah melaksanakan siklus pemetaan mutu
pada Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dengan kegiatan
utamanya adalah melakukan evaluasi diri sekolah (EDS) dengan cara
mengisi instrumen pemetaan mutu menggunakan aplikasi pemetaan
mutu. Dari kegiatan ini dihasilkan rapor mutu yang menggambarkan
capaian SNP di satuan pendidikan sebagai gambaran kekuatan dan
kelemahan sekolah. Hasil analisis rapor mutu inilah dikembangkan
rencana pengembangan sekolah.
Kegiatan analisis membutuhkan alat atau teknik analisis yang
tepat. Dalam melakukan analisis yang lengkap sampai pada proses
pengambilan keputusan yang rasional, logis dan dalam menentukan
cara yang tepat,untuk mencapainya dibutuhkan beberapa alat analisis.
Ada ragam alat analisis yang dapat digunakan dalam melakukan
kegiatan analisis manajemen. salah satu alat yang digunakan adalah
teknik analisis Strength Weakness, Opportunity Threats (SWOT).
2) Pengembangan RKS atau Rencana Kerja Sekolah.
Permendiknas No.19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
menjelaskan bahwa Rencana Kerja Sekolah (RKS) terdiri atas
Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) menggambarkan tujuan
yang akan dicapai sekolah dalam kurun waktu empat tahun yang
berkaitan dengan mutu lulusan, dan Rencana Kerja Tahunan (RKT)

11
Sri Mulyono, dkk., Teknik Analisis Manajemen, (Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan, 2019) hal 6
30

merupakan kegiatan sekolah selama satu tahun yang tidak lepas dari
RKJM.
Kepala sekolah sebagai manajer sekolah mampu menentukan
target capaian dan tonggak keberhasilan dalam melaksanakan RKS,
baik dalam Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) 4 tahun maupun
Rencana Kerja Tahunan (RKT) 1 tahun sehingga pelaksanaan
perencanaan program lebih operasional dan terukur pencapaiannya.
Secara konkret, kepala sekolah menentukan tujuan atau sasaran 1
tahunan dan 4 tahun ke depan dalam program RKJM dan RKAS,
sekaligus merumuskan tonggak keberhasilan dan output yang akan
dihasilkan, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif dan strategi
pencapaiannya.12
Rencana kerja sekolah terdiri atas RKJM yang
menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu 4 tahun
yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan
komponen yang mendukung peningkatan mutu, dan RKT yang
dinyatakan dalam rencana kegiatan dan anggaran sekolah yang
pelaksanaannya berdasarkan rencana jangka menengah yang sudah
lebih dulu dibuat merupakan bagian tugas perencanaan kepala sekolah
3) Pengelolaan Keuangan.
Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kepala
sekolah dalam pengelolaan keuangan sekolah, maka kepala sekolah
harus memahami serangkaian proses perencanaan, pelaksanaan,
pelaporan, dan monitoring serta evaluasi penggunaan keuangan yang
sesuai dengan regulasi yang berlaku. Pengelolaan keuangan sekolah
yang memperhatikan regulasi dan dilaksanakan secara akuntabel,
transparan, dan efisien akan menciptakan suasana sekolah yang

12
Sutar, dkk., Pengembangan Rencana Kerja Sekolah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan, 2019) hal 22.
31

kondusif bagi peningkatan kinerja dan kualitas sekolah. Selain itu


kepercayaan stake holder terhadap pengelolaan keuangan sekolah
dapat meningkat, yang berimplikasi pada adanya kepedulian untuk
membantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah, hal ini akan
berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa.13
4) Pengelolaan Sarana Prasarana.
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber
daya yang penting dan utama dalam menunjang proses pembelajaran
di sekolah. Agar tujuan itu tercapai, maka perlu adanya pengelolaan
sarana dan prasarana sekolah yang baik.
Kepala sekolah harus mampu menganalisis ketersediaan sarana
dan prasarana pada satuan pendidikan sesuai peraturan yang berlaku. 14
Untuk itu diperlukan kepala sekolah yang mampu dan memahami
tentang pengelolaan sarana dan prasarana sekolah. Hal ini sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007
tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah dimana salah satu
kompetensi manajerial kepala sekolah adalah memiliki pengetahuan,
keterampilan dan sikap dalam mengelola sarana prasarana sekolah
sesuai prinsip pencapaian tujuan, efisiensi, administratif, kejelasan
tanggungjawab, dan kekohesifan sesuai peraturan perundangan setiap
satuan pendidikan yang berlaku.
5) Pengelolaan Peserta Didik
Pengelolaan peserta didik adalah suatu pengaturan terhadap
peserta didik di sekolah, sejak peserta didik masuk sampai dengan
peserta didik lulus, bahkan setelah menjadi alumni (Knezevich, 1984).
Aktivitas yang ada di sekolah sudah seharusnya mempertimbangkan
13
Erna, dkk., Pengelolaan Keuangan, (Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
2019) hal 1
14
Yohanes, dkk., Pengelolaan Sarana Prasarana Sekolah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan, 2019) hal 8
32

semua potensi baik jasmani dan rohani serta kapasitas yang ada pada
diri mereka.
Peran kepala sekolah dalam mengelola peserta didik
diharapkan menjadi bagian dari pengelolaan sekolah secara
keseluruhan untuk mendukung semua tahapan pengelolaan peserta
didik yang meliputi dari tahap perencanaan, penempatan serta
pengembangan kapasitas bakat, minat dan kreativitas. Wawasan,
gagasan dan kompetensi manajerial kepala sekolah khususnya di
bidang pengelolaan peserta didik perlu senantiasa ditingkatkan untuk
mendukung terciptanya budaya iklim sekolah yang kondusif dan
inovatif bagi pembelajaran peserta didik. Kepala sekolah hendaknya
secara handal dapat mengatur setiap kegiatan maupun perangkat yang
berada di dalam lingkungan sekolah untuk menjamin fungsi
pendidikan di sekolah berjalan sesuai tujuan yang diharapkan.
a) Pengelolaan peserta didik merupakan suatu penataan atau
pengaturan segala aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik,
yaitu dari mulai masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya
peserta didik tersebut dari suatu satuan pendidikan/sekolah.
b) Tujuan umum pengelolaan peserta didik adalah mengatur kegiatan-
kegiatan peserta didik secara efektif agar seluruh kegiatan tersebut
menunjang proses pembelajaran di sekolah.
c) Fungsi pengelolaan peserta didik adalah sebagai wahana bagi
peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik
yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosial,
aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainnya.
d) 8 (delapan) tahapan pengelolaan peserta didik yaitu, (1) analisis
kebutuhan peserta didik; (2) rekruitmen peserta didik; (3) seleksi
peserta didik; (4) orientasi calon peserta didik; (5) penempatan
peserta didik: (6) pembinaan dan pengembangan peserta didik; (7)
33

pencatatan dan pelaporan kemajuan peserta didik; serta (8)


kelulusan dan alumni.
6) Pengelolaan Profesi Tenaga Kependidikan
Pendidik dan tenaga kependidikan merupakan salah satu
sumber daya yang penting dan utama dalam menunjang proses
pembelajaran di sekolah, untuk itu perlu dilakukan peningkatan dalam
pemberdayaan dan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan
agar tujuan sekolah dapat tercapai secara maksimal.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, sejalan dengan amanat
Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah, seorang kepala sekolah perlu menguasai
kompetensi untuk mengelola pendidik dan tenaga kependidikan sesuai
dengan peraturan yang berlaku, baik dari aspek merencanakan
kebutuhan, membina, memberikan kesempatan perkembangan profesi
pendidik dan tenaga kependidikan.
7) Supervisi dan Penilaian Kinerja Guru
Kepala sekolah adalah pemimpin dan sekaligus penanggung
jawab terselenggaranya pembelajaran yang berkualitas di sekolah.
Pembelajaran yang tinggi yang ditandai dengan kinerja yang baik.
Oleh karena itu, kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk
menjamin adanya proses peningkatan profesionalisme guru sekaligus
melakukan penilaian kinerjanya. Salah satu upaya penting dalam
pengembangan pengembangan profesionalisme dan peningkatan
kinerja guru di sekolah adalah supervisi kepada guru. Oleh karena itu
kepala sekolah harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
pelaksanaan supervisi kepada guru. Pada sisi lain, guru harus dinilai
kinerjanya melalui mekanisme Penilaian Kinerja Guru (PK Guru).
Merujuk pada Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun
2009, PK Guru adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama
34

Guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya.


Dua kegiatan tersebut memiliki tujuan dan pendekatan yang berbeda.
Supervisi kepada guru lebih bersifat membantu guru dalam mengatasi
kesulitan yang dihadapi agar dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran, sedangkan PK Guru lebih condong pada justifikasi
kinerja guru. Berbagai pendekatan, teknik dan model supervisi kepada
guru yang dilaksanakan secara simultan di sekolah diharapkan
berdampak pada peningkatan motivasi dan profesionalisme guru.
Salah satu bentuk peningkatan profesionalisme guru adalah kinerja
guru, yang diukur dengan mekanisme PK Guru. Penyampaiannya
harus mempertimbangkan social inclusion (inklusi sosial) sekaligus
penguatan pendidikan karakter (PPK) dengan nilai utama
Nasionalisme (sub nilai taat azaz/peraturan) dan kemandirian (sub
nilai kreatif dan teguh prinsip). Kedua hal tersebut menyatu dalam
proses pembelajaran sebagai upaya penguatan karakter bangsa.
8) Supervisi dan Penilaian Kinerja Tenaga kependidikan
Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar
mengajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu di
antaranya adalah proses pemantauan dan pengawasan terhadap
kependidikan yang dilakukan secara efektif dan optimal. Untuk
memberikan pemahaman tentang kegiatan supervisi tenaga
kependidikan dan penilaian kinerja tenaga kependidikan.
Kegiatan tersebut sesuai dengan amanat Permendikbud nomor
6 tahun 2018 tentang penugasan guru menjadi kepala sekolah. Lebih
lanjut tugas kepala sekolah tersebut disesuaikan dengan permendikbud
nomor 15 tahun 2018 tentang pemenuhan beban kerja guru, kepala
sekolah dan pengawas sekolah. Program ini membahas tentang
supervisi tenaga kependidikan dan penilaian kinerja tenaga
kependidikan. Pada proses pembelajaran peserta diharapkan dapat
35

menumbuhkan nilai-nilai karakter yaitu nasionalisme (sub nilai taat


azaz/ peraturan) dan kemandirian (sub nilai kreatif dan teguh prinsip).
9) Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah
pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan, secara bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan
profesionalitas guru. PKB dilaksanakan agar guru dapat memelihara,
meningkatkan, dan memperluas pengetahuan dan keterampilannya
untuk melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
Pembelajaran yang berkualitas diharapkan mampu meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta.
Secara umum PKB bertujuan untuk meningkatkan kualitas
layanan pendidikan di sekolah dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan. Sedangkan secara khusus PKB bertujuan (1)
Meningkatkan kompetensi guru untuk mencapai standar kompetensi
yang ditetapkan dalam peraturan perundangan yang berlaku; (2)
Memutakhirkan kompetensi guru untuk memenuhi kebutuhan guru
dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk
memfasilitasi proses pembelajaran peserta didik; (3) Meningkatkan
komitmen guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai tenaga professional; (4) Menumbuhkan rasa cinta dan bangga
sebagai penyandang profesi guru; (5) Meningkatkan citra, harkat, dan
martabat profesi guru di masyarakat; (6) Menunjang pengembangan
karir guru.
10) Kepemimpinan Perubahan
Kepemimpinan perubahan adalah sebuah upaya untuk
menciptakan revolusi dalam perubahan organisasi, sehingga membawa
perubahan yang menjadikan semua komponen dalam organisasi itu
36

menyatu dan saling berempati untuk membawa perubahan agar lebih


bermanfaat dan memiliki nilai positif terhadap organisasi.
Kepala sekolah memiliki peran strategis untuk membuat
perubahan di sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin dituntut
memiliki alternatif solusi yang tepat untuk memperbaiki kondisi
sekolah yang ada. Namun demikian, untuk melakukan perubahan
memerlukan pertimbangan dan cara yang tepat. Jika seorang kepala
sekolah melakukan perubahan di sekolah dengan cara yang tidak tepat,
bisa menjadi sebuah masalah besar baik bagi kepala sekolah sendiri,
guru, staf, dinas pendidikan dan masyarakat luas. Oleh karena itu,
kepala sekolah perlu memadukan konsep, prinsip dan prosedur untuk
melaksanakan perubahan di sekolah, sehingga perubahan itu bisa
berjalan dengan baik dan alamiah. Perubahan di sekolah diarahkan
pada 3 sasaran, yakni penguatan supervisi akademik di sekolah,
pengembangan kapasitas tenaga kependidikan di sekolah dan
pengembangan kurikulum di sekolah. Oleh karena itu materi
kepemimpinan perubahan ini dipadukan dengan kepemimpinan
pembelajaran.
Kepemimpinan perubahan yang terintegrasi dengan
kepemimpinan pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan kondisi
baru yang lebih baik. Jika kepemimpinan perubahan dapat diwujudkan
di sekolah, maka budaya lama akan tergantikan dengan budaya baru.
Pola pikir lama akan digantikan oleh pola pikir baru. Perilaku lama
akan diubah menjadi perilaku baru. Kebiasaan lama akan digantikan
oleh kebiasaan baru. Sekolah menjadi berwajah baru. Sekolah yang
melahirkan generasi baru lebih baik dan semakin baik dari waktu ke
waktu. Kepemimpinan Perubahan ini membekali kepala sekolah agar
mampu memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan
sumberdayasekolah/ madrasah secara optimal (Permendiknas Nomor
37

13 Tahun 2007, kompetensi 2.3); dan mengelola perubahan dan


pengembangan sekolah menuju organisasi pembelajar yang efektif
(Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007, kompetensi 2.4).
11) Pengembangan Kewirausahaan
Program ini memberikan pemahaman kepada kepala sekolah
tentang berbagai aspek kewirausahaan, antara lain: jiwa
kewirausahaan, nilai-nilai kewirausahaan, serta cara menumbuhkan
nilai-nilai kewirausahaan dalam diri kepala sekolah, pendidik dan
tenaga kependidikan maupun peserta didik di sekolah. Di samping itu,
dibahas pula upaya apa saja yang bisa dilakukan oleh kepala sekolah
untuk membangun kemitraan dengan semua stakeholder pendidikan,
seperti dengan orang tua, komite, perorangan, organisasi/lembaga
kemasyarakatan, instansi pemerintahan, dunia usaha dan industri, dan
lain sebagainya. Kepala sekolah hendaknya berperan aktif dalam
upaya pengembangan sekolah sehingga pengelolaan pendidikan di
sekolah semakin bermutu dari waktu ke waktu.
Kewirausahaan adalah salah satu kompetensi yang wajib
dimiliki kepala sekolah, sebagaimana tercakup di dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah. Dimensi kompetensi kewirausahaan
sebagai berikut; (1) Menciptakan Inovasi; (2) Bekerja Keras; (3)
Memiliki motivasi yang kuat; (4) Pantang Menyerah dan selalu
mencari solusi; (5) Memiliki Naluri kewirausahaan dalam mengelola
kegiatan produksi/jasa sekolah/ madrasah.
38
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Kepala Sekolah merupakan faktor penentu dalam mengelola
pendidikan di sekolahnya demi terciptanya tujuan pendidikan. Oleh karena
itu, kepala Sekolah dituntut untuk memiliki berbagai kemampuan dalam
memimpin pengelolaan pendidikan, pengetahuan dan keterampilan yang
memadai. Kepala Sekolah adalah salah satu komponen pendidikan yang
sangat berperan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Adapun kompetensi kepala sekolah yang harus dimiliki diantaranya :


kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi,
kompetensi kepibadian, dan kompensi sosial, yang didalamnya seorang kepala
sekolah harus memiliki rasa tanggung jawab yang besar atas terlaksananya
seluruh kegiatan yang mendukung tercapainya tujuan sekolah/pendidikan,
memiliki kemampuan untuk memotivasi orang untuk melaksanakan tugasnya
dengan penuh tanggung jawab dan ikhlas, memiliki rasa percaya diri, keteladanan
yang tinggi dan kewibawaan, dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan
masyarakat dan dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan
tujuan sekolah, mampu membimbing, mengawasi dan membina bawahan (guru)
sehingga masing-masing guru memperoleh tugas yang sesuai dengan
keahliannya, berjiwa besar, memiliki sifat ingin tahu dan memiliki pola pikir
berorientasi jauh ke depan, berani dan mampu mengatasi kesulitan dan yang
terakhir selalu melakukan inovasi di segala hal. menjadi tuntutan yang perlu
dimiliki oleh seorang kepala sekolah sehingga menjadi kepala sekolah yang
kompeten.

39
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, R. (2018). Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Medan: LPPPI.

Baharuddin. (2006). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Era Otonomi Pendidikan. Jurnal
el-Harakah, 20.

Daryanto. (2010). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Reneka Cipta.

E, M. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Erna, d. (2019). Pengelolaan Keuangan. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan.

Makplus, O. (2015, 05). Standar Kualifikasi dan Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah.


Diambil kembali dari http://www.definisi-pengertian.com/2015/05/standar-
kualifikasi-kompetensi-kepala-sekolah.html

Mujtahid. (2011). Pengembangan Profesi Guru. Malang: UIN-Maliki Press.

Sri Mulyono, d. (2019). Teknik Analisis Manajemen. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan.

Susanto, A. (2016). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.

Sutar, d. (2019). Pengembangan Rencana Kerja Sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan.

Wahjosumidjo. (2005). Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teori dan


Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Yohanes, d. (2019). Pengelolaan Sarana Prasarana Sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal


Guru dan Tenaga Kependidikan.

40

Anda mungkin juga menyukai