Anda di halaman 1dari 5

Evaluasi Perbandingan Teori Kontingensi

Selama bertahun-tahun, pandangan pribadi Fiedler tentang apa yang telah ia lakukan terutama
tampak dalam balasannya untuk serangan. Dia secara konsisten membela teorinya, dan dia
melakukannya dengan merujuk pada penelitian bahwa dia menjadi diyakini mendukung
posisinya. Baru-baru ini, mulai tahun 1990-an, Fiedler telah menjadi apa yang lebih reflektif
dan dalam prosesnya memberikan lebih banyak wawasan tentang dasar-dasar teorinya.Dia
percaya bahwa kontribusi terbesar adalah "konseptualisasi efektivitas kepemimpinan sebagai
produk dari interaksi antara faktor kepribadian dan situasional dan dukungan empiris untuk
ini
proposisi ”(Fiedler 1991, 503). Kritik yang dia rasakan sangat dibenarkan adalah bahwa
model gency sendiri adalah sesuatu dari "kotak hitam" yang tidak segera mengungkapkan
alasannya
hubungan yang dijelaskan dan diprediksi. Akibatnya, pemahaman yang benar adalah
minimal.
Meskipun ia menunjukkan penghargaan untuk teori deduktif, Fiedler mencatat bahwa ini
tidak mungkin baginya karena dia terus-menerus terganggu oleh data— “Bagi saya,
mengembangkan hipotesis selalu demikian sebuah proses posteriori yang induktif,
berantakan, ”(Fiedler 1995, 453). Lebih jauh ke titik ini ia berkata: Kelemahan terbesar
model muncul dari perkembangan induktifnya. Konstruk LPC memiliki sedikit wajah atau
validitas konkuren, dan bahkan bukti untuk validitas konstruknya memerlukan sedikit
iman. Kurangnya penjelasan berbasis proses untuk efek kinerja membuat keduanya
pemahaman dan penerapan model lebih sulit. (Ayman, Chemers, dan Fiedler 1995, 162)
Namun kekuatan utama juga ditekankan:1
1. Independensi konseptual dan statistik dari konstruksi pusat teori.
2. Penekanan teori pada independensi dan, jika mungkin, langkah-langkah objektif dari
hasil organisasi yang penting seperti produktivitas kelompok.
3. Kerentanan teori yang relatif lebih rendah terhadap pembatalan konstruksi dan temuannya.
ings sebagai hasil dari bias pemrosesan informasi dan kelemahan metodologi.
4 Teori validitas prediktif yang terbukti

Konsep Kepemimpinan Adaptif


1. Pengertian
1
Adaptif berarti cerdas menyesuaikan diri dengan perubahan. Kepemimpinan adaptif
berarti kepemimpinan yang mudah menyesuaikan dirinya dengan perubahan dan keadaan
baru. Perubahan selalu membentuk pandangan baru, dan pandangan baru akan mempengaruhi
berbagai peristiwa yang sedang berjalan. Bila pemimpin tidak menyiapkan kepribadiannya
untuk menjawab pandangan baru tersebut, maka dia akan menghadapi kesulitan untuk
mejalani perubahan itu. Kemampuan menata kepribadian pemimpin dalam sebuah perubahan,
akan membantu evolusi organisasi untuk menangani berbagai kompleksitas. Pemimpin
mewakili sejumlah organ organisasi dalam keberagaman fungsi dan peran, dari lalu lintas
proses kerja dan pelayanan. Kemampuan pemimpin untuk beradaptasi dengan keadaan baru,
dan memahami cara bagaimana mengembangkan bawahan untuk dapat lebih menangani
situasi yang kompleks, adalah hal besar yang harus menjadi kepedulian pemimpin dalam
perubahan.
Travis Bradberry & Jean Greaves, menjelaskan bahwa kepemimpinan adaptif adalah
kombinasi yang unik dari berbagai keterampilan, perspektif dan arah atau petunjuk yang akan
mampu mengarahkan pada keunggulan yang sesungguhnya. Seorang pemimpin adaptif
melibatkan kesanggupan, kemampuan, kepiawaian yang sangat efektif di semua tempat,
lingkungan dan keadaan.
Seorang pemimpin yang adaptif mampu mengantisipasi segala kejadian yang
mungkin timbul, mengelola masa depan dan mendorong orang lain utuk berbuat dengan
caracara yang tepat. Hal itu berarti, pemimpin yang adaptif mampu melihat tantangan dan
peluang sebelum keduanya terjadi sambil kemudian memposisikan organisasi mencapai
tujuan-tujuan terbaiknya.
Menurut Highsmith, H, (2011) mendefinisikan bahwa Kepemimpinan yang adaptif
adalah pemimpin yag cerdas dan tangkas dalam membuat model pengelolaan mental staff
dalam menjalankan proses organisasi dan mampu merespon kompleksitas serta kesulitan
organisasi dalam menjalankan fungsinya. Hal ini diperlukan mengingat dalam lingkungan
pendidikan yang terus dinamis sering menghadapi perubahan kebijakan dan perkembangan-
perkembagan yang mengharuskan lembaga pendidikan atau satuan pendidikan segera
melakukan penyesuaian secara cepat dan tepat. Mental pemimpin dan staff yang mampu
menghadapi kompleksitas dan kesulitan secara cepat dan tepat merupakan kekuatan tersendiri
bagi suatu organisasi untuk dapat beradaptasi dan bertahan dalam persaingan. Dengan
demikian kepemiminan yang adaptif merupakan kekuatan dan ketersediaan team kerja yang
cepat dan handal dalam menyampaikan nilai organisasinya secara terus menerus belajar dan
selalu mampu beradaptasi sesuai dengan perubahan lingkungannya. Dan pemimpin yang
adaptif tersebut perlu adanya tokoh yang mampu dan mau memberikan contoh dalam sikap
dan perilakunya dalam organisasi. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjadi
pemimpin yang adaptif yaitu
1. Menciptakan sistem manajemen performans yang cerdas dan tangkas
2. Sistem tersebut ditransformasikan dalam strategi organisasi
3. Menentukan tujuan, kecerdasan dan ketangkasan organisasi dalam sistem implementasi,
dan strategi organisasi.
4. Memberikan kemudahan dalam hal sentralisasi dan kewenangan secara kolaboratif 5.
Selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi

Sedangkan Thom berpendapat pendekatan yang dilakukan untuk menciptakan visi yaitu
dengan cara:
1. Pendekatan kreatif dengan visi yang tepat dimasa depan dengan langkah:
a. Memisahkan diri dari konsepsi ideal tentang realistas
b. Mengubah persepsi mereka tentang dunia
c. Berpikir tentang diri mereka sendiri terpisah dari objek dan situasi di lingkungan
d. Pergeseran pemikiran mereka dari awal sampai orang ketiga
e. Menciptakan apa yang penting bagi mereka bukan apa yang orang lain harapkan
f. Berfikir visual
2. Pendekatan Visi-Pelatihan Target dengan langkah:
a. Pemetaan, yaitu mengidentifikasi setiap aspek dari proyek yang dapat kita pikirkan.
b. Membangkitkan asumsi secara seri “bukankah lebih bagus jika…”
c. Menulis script
Pengertian tersebut diatas mengandung makna bahwa visi harus konsisten dengan kebutuhan
individu dan nilai-nilai dalam organisasi. Selain itu, tantangan masa depan sebagaimana yang
telah disebutkan sangat membutuhkan kepemimpinan adaptif. Kepemimpinan adaptif ini
muncul dalam teori kepemimpinan modern yang diungkapkan oleh Bambale (2011).
Dikatakan bahwa kepemimpinan adaptif adalah kepemimpinan yang melibatkan para
pemimpin untuk menyusun visi masa depan dan mengilhami orang lain untuk menerima
perubahan dan menjadi peserta dalam perjalanan kedepan dengan ciri: kompeten di
bidangnya; objektif dalam menangani keputusan dan masalah; reflektif dalam melihat sikap
dan perilaku sendiri; dapat dipercaya dalam menangani kepentingan lain; inovatif dalam
mengejar kinerja yang lebih baik; kegiatan yang efisien; berfikiran terbuka dalam
mempertimbangkan informasi yang relevan dan perspektif. Beberapa konsep kepemimpinan
diatas dapat digunakan dalam rangka menjalankan sebuah organisasi tergantung karakteristik
dari organisasi tersebut. Tindakan pemimpinan yang adaptif dan visioner tentunya terkait
dengan perubahan atas ketidakjelasan situasi masa depan. Rozan Anwar (2015) Tindakan
tersebut dapat dilakukan dengan cara:

1. Create a Felt Need for Change


2. Introduce the Change
3. Revise and Finalize the Change Plan
4. Stabilize and Sustain the Change

Kepemimpinan adaptif dan visioner serta tindakan perubahan adalah kepemimpinan dan
tindakan yang akan dibahas dalam tulisan ini guna untuk menjawab tantangan riil masa
depan.

Komponen Kepemimpinan Adaptif


Menurut Travis Bradberry & Jean Greaves kepemimpinan adaptif adalah kombinasi
yang unik dari berbagai keterampilan, perspektif dan arah atau petunjuk yang akan mampu
mengarahkan pada keunggulan yang sesungguhnya. Skill kepemimpinan adaptif mampu
membawa dan menjadikan seorang pemimpin dari sebuah level ke level lain dimana orang
lain tidak mampu mencapainya. Hanya butuh proses yang harus dilalui. Adapun hal yang
termasuk dalam bagian dari kepemimpinan adaptif tersebut antara lain :
1. Kecerdasan Emosi (Emotional intelligence) Kecerdasan Emosi sebagai salah satu
komponen dari kepemimpinan adaptif terbagi menjadi 4 (empat) bagian utama yakni :
Kesadaran diri (Self-Awareness), Pengelolaan diri (Self Management), kesadaran social
(social awarness), dan Manajemen hubungan (Relationship Management).
2. Keadilan Organisasi (Organizational Justice) Sementara itu Keadilan Organisasi
(Organizational Justice) terbagi menjadi 3 (tiga) bagian dalam kepemimpinan adaptif, antara
lain : Keterbukaan dalam pengambilan keputusan (decision fairness), Penyebaran informasi
(information sharing), konsern terhadap hasil (outcome concern).
3. Karakter (Character) Sedangkan karakter terbagi menjadi 3 (tiga) bagain dalam
kepemimpinan adaptif yakni : Integritas (integrity), Kredibilitas (credibility), Perbedaan-
perbedaan nilai (values differences)
4. Pengembangan (Development) Untuk pengembangan (development) terdiri dari 2 (dua)
bagain dalam kepemimpinan adaptif yaitu : belajar sepanjang hayat (lifelong learning) dan
saling membangun (developing others)

Anda mungkin juga menyukai