Anda di halaman 1dari 28

TEORI KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU PEMIMPIN YANG

EFEKTIF
MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Dosen Pengampu : Drs. Suprayitno, M.Si

Mata Kuliah : Leadership

Disusun Oleh :

Sri Bukaning Rahmi Yuniasih


(18222030)

Nita Nofianti Kusuma Wardhani


(18222031)

Anggun Fitria Paramitadevi


(18222039)

Edi Supriyanto
(18222040)
MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS SLAMET RIYADI
SURAKARTA
2020

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan memainkan peranan yang penting dalam
organisasi. Berhasil tidaknya suatu organisasi salah satunya
ditentukan oleh sumber daya yang ada dalam organisasi
tersebut. Di samping itu faktor yang sangat berperan penting
adalah faktor kepemimpinan. Peran utama kepemimpinan adalah
mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Pengembangan organisasi merupakan suatu
kegiatan mengadakan perubahan secara berencana yang
mencakup suatu diagnosa secara sistematis terhadap organisasi.
Seorang pemimpin harus ikut aktif dalam mengatur pelaksanaan
kegiatan usaha pengembangan organisasi. Keberhasilan
kegiatan usaha pengembangan organisasi sebagian besar
ditentukan oleh kualitas kepemimpinannya atau pengelola dan
komitmen pimpinan pucuk organisasi. Kepemimpinan
merupakan suatu hal yang seharusnya dimiliki oleh pemimpin
organisasi. Efektivitas seorang pemimpin ditentukan oleh
kepiawaiannya mempengaruhi dan mengarahkan para
anggotanya, tentunya pihak pimpinan harus mempunyai
kemampuan dalam mengelola, mengarahkan, mempengaruhi,
memerintah dan memotivasi bawahannya untuk memperoleh
tujuan yang diinginkan oleh perusahaan.Di dalam mengelola
karyawan yang ada dalam perusahaan harus diciptakan suatu
komunikasi kerja yang baik antara atasan dan bawahan agar
tercipta hubungan kerja yang serasi dan selaras. Dengan
meningkatnya semangat dan kegairahan kerja para karyawan
tersebut diharapkan akan mencapai prestasi yang tinggi di
bidang pekerjaan mereka masing-masing sehingga tujuan
perusahaan akan tercapai dengan hasil yang memuaskan.
A. Rumusan Masalah
1. Apa saja teori kepemimpinan itu ?
2. Bagaimana pemimpin yang efektif itu ?

B. Tujuan Makalah
1. Untuk menjelaskan apa saja teori kepemimpinan
2. Untuk mengetahui bagaimana pemimpin yang efektif itu

C. Manfaat Makalah
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja teori
kepemimpinan
2. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pemimpin yang
efektif

D. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai


berikut:

Pada BAB I Pendahuluan pemakalah menyajikan beberapa sub


bab yang berjudul latar belakang makalah, rumusan masalah,
tujuan makalah, manfaat makalah, dan serta sistematika
penulisan didalam makalah.

Pada BAB II Kajian Teori pemakalah menyajikan beberapa sub


bab yang berjudul apa saja teori kepemimpinan dan
bagaimana pemimpin yang efektif itu.

Pada BAB III Pembahasan pemakalah menyajikan sebuah


skripsi yang berjudul kepemimpinan dalam organisasi:
perspektif teoritik dan metodologi

Pada BAB IV PENUTUP pemakalah menyajikan beberapa sub


bab yang berjudul kesimpulan dan saran.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Teori Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh


individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah
kepada individu atau kelompok lain yang tergabung dalam wadah
tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya1.
Banyak ahli mengemukakan pendapat dan teorinya tentang
kepemimpinan. Teori yang mereka kemukakan berneka ragam.
Keragaman itu disebabkan antara lain oleh tiga hal. Pertama, teori
dirumuskan berdasarkan bukti empiris atau hasil penelitian.
Kedua, perbedaan sudut pandang para ahli mengenai manusia
organisasi. Ketiga, hakikat dan substansi tugas yang dilaukan dan
kerangka praktek kepemimpinan itu. Berikut ini disajikan
beberapa pendapat tentang teori kepemimpinan2.

1. Teori Sifat (Traits Theory)


Pendekatan ini menekankan pada sifat pemimpin seperti
kepribadian, motivasi, nilai, dan keterampilan. Yang mendasari
pendekatan ini adalah asumsi bahwa beberapa orang
mempunyai bakat memimpin yang memiliki ciri tertentu yang
tidak dimiliki oleh orang lain. Teori kepemimpinan yang paling
awal menyatakan bahwa kenerhasilan manajerial disebabkan
oleh kemampuan luar biasa seperti memiliki energi yang
tidakk kenal lelah, intuisi kepengelolaan, pandangan masa

1
Sudarwan Danim. 2012. Motivasi, Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok.
Jakarta: Rineka Cipta. hlm 55-56
2
Sudarwan Danim. 2012,... hlm 68
depan, dan kekuatan untuk membujuk yang tidak dapat
ditolak3.
Teori ini mempercayai bahwa pemimpin memiliki cara
yang bervariasi karena mereka memiliki karakteristik atau
disposisi yang sudah melekat dalam dirinya. Teori tentang
analisis kepemimpinan berdasarkan ciri yang dalam bahasa
inggris dikenal dengan "traits theory" memberi petunjuk
bahwa ciri-ciri ideal tersebut ialah:
a. Pengetahuan umum yang luas
b. Kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang
c. Sifat inkuisitif
d. Kemampuan analitik
e. Daya ingat yang kuat
f. Kapasitas integratif
g. Keterampilan berkomunikasi secara efektif
h. Keterampilan mendidik
i. Rasionalitas
j. Objektivitas
k. Pragmatisme
l. Kemampuan menentukan skala prioritas
m. Kemampuan membedakan yang urgen dan yang penting
n. Rasa tepat waktu
o. Rasa kohesi yang tinggi
p. Naluri relevansi
q. Keteladanan
r. Kesediaan menjadi pendengar yang baik
s. Adaptabilitas
t. Fleksibilitas
u. Ketegasan
v. Keberanian
w. Orientasi masa depan

3
Gary Yukl. 2005. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Indeks. hlm 13-14
x. Sikap yang antisipatif4.

Teori kepemimpinan berdasarkan ciri-ciri ternyata tidak


bebas dari kelemahan tertentu, yang terpenting di antaranya
ialah adanya asumsi bahwa jika seseorang pemimpin memiliki
ciri-ciri tersebut, ia dengan sendirinya akan menjadi pemimpin
yang efektif. Tidak demikian halnya dengan teori
kepemimpinan berdasarkan ciri-ciri terlalu menekankan
pandangan bahwa bakat yang dibawa sejak lahir merupakan
jaminan keberhasilan seseorang menyelenggarakan fungsi-
fungsi kepemimpinannya.
Kelemahan lain dari teori kepemimpinan berdasarkan
ciri-ciri ialah adanya anggapan bahwa efektivitas
kepemimpinan seseorang dapat dialihkan in toto dari satu
situasi organisasional ke situasi organisasional yang lain
dengan tingkat keberhasilan yang sama. Dengan kata lain,
terdapat pandangan bahwa keberhasilan seseorang memimpin
satu organisasi sudah merupakan jaminan mutlak untuk
keberhasilannya memimpin organisasi yang lain, meski pun
tujuan, misi, fungsi, sasaran, dan kegiatannya berbeda5.

2. Teori Perilaku (Behaviors Theory)

Teori perilaku berusaha untuk mengidentifikasi perilaku-


perilaku pemimpin. Bila perilaku pemimpin ada perbedaan
yang berarti jika dibandingkan dengan perilaku yang dipimpin,
maka kepemimpinan akan dapat diajarkan. Bila kepemimpinan
bisa diajarkan, maka pasokan pemimpin bisa diperbesar.
Pendekatan ini menekankan bahwa pemimpin dan manager

4
Sondang P. Siagian. 2003. Teori Dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta,
hlm 75-76
5
Sondang P. Siagian. 2003,... hlm 118-119
secara nyata bekerja untuk pekerjaan dan hubungan
keefektifan managerial6.

Perbedaan yang paling mendasar antara teori karakter


dan teori perilaku adalah terletak pada asumsi yang
mendasarinya. Jika teori karakter yang benar, maka pada
dasarnya kepemimpinan dibawa dari lahir. Sedangkan jika
teori perilaku yang benar, maka kepemimpinan bisa diajarkan
atau ditanamkan7.

3. Teori Situasional (Situasional/Contingency Theory)

Salah satu model kepemimpinan yang paling banyak


digunakan dewasa ini adalah yang berdasarkan teori
situasional yang dikembangkan oleh paul harsey dan ken
blanchard. Teori ini terkadang disebut "teori kontijensi"
kepemimpinan. Teori ini sangat menarik untuk didalami karena
paling sedikit tiga alasan, yaitu: penggunaannya yang meluas,
daya tariknya secara intuitif dan karena tampaknya didukung
oleh pengalaman didunia nyata.

Pendekatan situasional menekankan pentingnya faktor


kontekstual yang mempengaruhi proses kepemimpinan 8.
Berbagai faktor situasional yang ditemukan berpengaruh pada
gaya kepemimpinan tertentu, antara lain ialah:

a. Kompleksitas tugas yang harus diselenggarakan,


b. Jenis pekerjaan, misalnya apakah bersifat rutin atau inovatif,
c. Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan,

6
Gary Yukl. 1989. Managerial Leadership: A Review of Theory and Research.
Journal of Management Vol 15 No 2
7
Fridayana Yudiaatmaja. 2013. Kepemimpinan: Konsep, Teori Dan
Karakternya. Universitas Pendidikan Ganesha. Jurnal Media Komunikasi Fis Vol
12, No 2
8
Gary Yukl. 2005. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Indeks, hlm 15
d. Persepsi, sikap dan gaya yang digunakan oleh para pejabat
pemimpin yang menduduki hirarki jabatan yang lebih tinggi,
e. Norma-norma yang dianut oleh kelompok kerja yang berada
di bawah pimpinan yang bersangkutan,
f. Rentang kendali yang paling tepat untuk diterapkan,
g. Ancaman yang datang dari luar organisasi yang mesti
dihadapi, misalnya dalam bentuk persaingan bagi suatu
organisasi niaga,
h. Tingkat stress yang mungkin timbul sebagai akibat beban
tugas, tingkat tanggung jawab, desakan waktu dan faktor-
faktor lainnya yang dapat menimbulkan ketegangan,
i. Iklim yang terdapat dalam organisasi9.

Pada intinya teori ini menekankan bahwa efektifitas


kepemimpinan seseorang tergantung pada dua hal, yaitu
pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi
situasi tertentu dan tingkat kematangan jiwa (kedewasaan)
para bawahan yang dipimpin. Dua dimensi kepemimpinan
yang digunakan dalam teori ini ialah perilaku seorang
pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya
dan hubungan atasan-bawahan. Tergantung pada orientasi
tugas kepemimpinan dan sifat hubungan atasan dan bawahan
yang digunakan, gaya kepemimpinan yang timbul apat
mengambil empat bentuk, yaitu:

a. Memberitahukan

Jika seorang pemimpin berperilaku memberitahukan,


hal ini berarti bahwa orientasi tugasnya dapat dikatakan
tinggi dan digabung dengan hubungan atasan-bawahan
yang tidak dapat digolongkan sebagai akrab, meskipun tidak
pula digolongkan sebagai hubungan yang tidak bersahabat.

9
Sondang P. Siagian. 2003. Teori Dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta,
hlm 129
Dengan kata lain, perilaku pemimpin terwujud dalam gaya
yang bersifat direktif.

b. "Menjual,"

Jika seorang pemimpin berperilaku "menjual" berarti


bertitik tolak dari orientasi perumusan tugasnya secara
tegas digabung dengan hubungan atasan-bawahan yang
bersifat intensif.

c. Mengajak bawahan berperan serta

Perilaku pimpinan dalam hal demikian ialah orientasi


tugas yang rendah digabung dengan hubungan atasan-
bawahan yang intensif. Artinya, pimpinan hanya memainkan
peranan selaku fasilitator untuk memperlancar tugas para
bawahan yang antara lain dilakukannya dengan
menggunakan saluran komunikasi yang ada secara efektif.

d. Melakukan pendelegasian.

Seorang pemimpin dalam menghadapi situasi tertentu


dapat pula menggunakan perilaku berdasarkan orientasi
tugas yang rendah digabung dengan intensitas hubungan
atasan-bawahan yang rendah pula10.

4. Teori Otokratis dan Pemimpin Otokratis


Kepemimpinan dalam teori ini didasarkan atas perintah-
perintah, paksaan, dan tindakan-tindakan yang abitter
(sebagai wasit). Pemimpin selalu melakukan pengawasaa
pengawasan yang ketat agar semua pekerjaan berlangsung
secara efesien. Pemimpin pada teori ini disebut otoktar keras
karena mempunya sifat tepat, seksama,sesuai dengan prinsip

10
Sondang P. Siagian. 2003. Teori Dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka
Cipta, hlm 139-140
namun keras dan kaku. Pemimpin tersebut tidak akan
mendelegasikan otoritas.

5. Teori Psikologis
Teori ini menyatakan bahwa fungsi seorang pemimpin
adalah memunculkan dan mengembangkan sistem motivasi
terbaik untuk merangsang kesediaan bekerja para anak
buahnya guna mencapai sasaran-sasaran organisatoris
maupun untuk memenuhi tujuan-tujuan pribadi. Pemimpin
pada teori ini mementingkan aspek-aspek psikis manusia
seperti pengakuan, martabat, status sosial, kepastian
emosional, dan lain-lain11.
Penganut teori ini merumuskan tesis leader are made,
pemimpin itu dapat diciptakan atau dipersiapkan secara
khusus, musalnya melalui pendidikan dan pelatihan12.

6. Teori Sosiologis
Kepemimpinan dianggap sebagai usaha untuk
melancarkan antar relasi dalam organisasi dan sebagai usaha
untuk menyelesaikan setiap konflik organisatoris antara para
pengikutnya agar tercapai kerja sama yang baik. Pemimpin
menetapkan tujuan-tujuan dengan menyertakan para
pengikutnya dalam pengembilan keputusan terakhir.
Selanjutnya, pemimpinjuga mengidentifikasi tujuan, dan kerap
kali memberikan petunjuk yang diperlukan bagi para pengikut
untuk melakukan setiap tindakan yang berkaitan dengan
kepentingan kelompoknya.

7. Teori Suportif

11
Kartini Kartono. 2008. Pemimpin dan Kepemimpinan : Apakah kepemimpinan
abnormal itu?. Jakarta: Rajawali Press, hlm 71-79
12
Sudarwan Danim. 2012. Motivasi, Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok.
Jakarta: Rineka Cipta, hlm 57
Menurut teori ini, para pengikut harus berusaha sekuat
mungkin dan bekerja dengan penuh gairah, sedangkan
pemimpin akan membimbing dengan sebaik-baiknya melalui
kebijakan tertentu. Teori suportif ini biasa dikenal dengan teori
partisipatif atau teori kepemimpinan demokratis.

8. Teori Laissez Faire


Pemimpin pada teori ini sebenarnya tidak mampu
mengurus, dan menyerahkan tanggung jawab serta pekerjaan
kepada bawahannya. Pada teori ini, pemimpin adalah seorang
ketua yang bertindak sebagai simbol, dan biasanya
tidakmemiliki ketarampilan teknis.

9. Teori Kelakuan Pribadi


Kepemimpinan jenis ini akan muncul berdasarkan
kualitas-kualitas pribadi atau pola kelakuan para
pemimpinnya. Pemimpin dalam kategori ini harus mampu
mengambil langkah-langkah yang paling tepat untuk suatu
masalah. Masalah sosial itu tidak akan pernah identik sama
didalamruntunan waktu yang berbeda.

10. Teori Sifat Orang-Orang Besar


Cikal bakal seorang pemimpin dapat diprediksi dan
dilihat dengan melihat sifat, karakter, dan perilaku orang-
orang besar yang tersebut sudah sukses dalam menjalankan
kepemimpinannya. Dengan demikian, ada beberapaciri-ciri
unggul sebagai predisposisi yang diharapkan akan dimiliki oleh
seorang pemimpin, yaitu memiliki inteligensi, memiliki daya
persuasif dan keterampilan komunikatif, memiliki kepercayaan
diri, peka, kreatif, mau memberikan partisipasi sosial yang
tinggi dan lain-lain.
11. Teori Humanistik / Populistik
Fungsi kepemimpinan manurut teori ini yaitu merealisasi
kebebasan manusia dan memenuhi setiap kebutuhan insani
yang dicapai melalui interaksi pemimpin dengan rakyat. Untuk
melakukan hal ini, perlu adanya organisasi yang baik dan
pemimpin mau memperhatikan kepentingan dan kebutuhan
rakyat. Organisasi tersebut berperan sebagai sarana untuk
melakukan kontrol sosial agar pemerintahan melakukan
fungsinya dengan baik, serta memerhatikan lemampuan dan
potensi rakyat13.

12. Kepemimpinan Transaksional


Moos dan Huber (2007) menyatakan bahwa istilah
“kepemimpinan transaksional” telah dilaksanakan untuk
konsep kepemimpinan alam semesta. Kepemimpinan
transaksional adalah hubungan antara pemimpin dan bawahan
serta ditetapkan dengan jelas peran dan tugas-tugasnya.
Kepemimpinan transaksional digambarkan sebagai
mempertukarkan sesuatu yang berharga untuk yang lain
antara pemimpin dan karyawan (Contingen Riward), intervensi
yang dilakukan oleh pemimpin dalam proses organisasional
dimaksudkan untuk mengendalikan dan memperbaiki
kesalahan yang melibatkan interaksi antara pemimpin dan
kakitanganya bersifat pro aktif.
Prinsip utama dari kepemimpinan transaksional adalah
mengkaitkan kebutuhan individu dengan yang diinginkan
kemimpin untuk semua penghargaan yang diinginkan dari
bawahannya sehingga memungkinkan adanya peningkatan
motivasi staf. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa pemimpin
transaksi hakikatnya adalah menekankan bahwa perlunya

13
Kartini Kartono. 2008. Pemimpin dan Kepemimpinan : Apakah kepemimpinan
abnormal itu?. Jakarta: Rajawali Press, hlm 71-79
seseorang pemimpin menentukan apa yang harus dilakukan
karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin
transaksional juga cenderung memfokuskan diri pada solusi
tugas-tugas organisasi. Untuk memotivasi agar staf melakukan
tanggung jawab mereka, para pemimpin transaksional sangat
tergantung pada sistem pemberian penghargaan dan
hukuman pada bawahannya.

13. Kepemimpinan Transformasional


Proses begitu cepat dan luas menuntut perubahan bahwa
“perubahan dan perbaikan” dilakukan sebagai sebuah proses
yang berkelanjutan, sehingga konsep kepemimpinan yang
berbeda diperlukan. Kepemimpinan transformasional dianggap
menunjukkan jalan. Pemimpin transformasional tidak hanya
mengelola struktur dan tugas, tetapi berfokus pada orang-orang
yang membawa mereka kerjasama dan berkomitmen. Mereka
mencoba untuk secara aktif mempengaruhi “budaya” dari
sekolah sehingga memungkinkan untuk lebih merangsang
kerjasama, koherensi dalam belajar dan bekerja lebih bebas.
Hater dan Bass (1988) menyatakan bahwa pemimpin
transformasional merupakan pemimpin yang kharismatik dan
memiliki peran sentral dan strategis dalam membawa
organisasi mencapai tujuannya. Pemimpin transformasional ini
harus memiliki kemampuan untuk menyamakan visi masa
depan dengan kakitanganya, serta mempertinggi kebutuhan
bawahan pada tingkat yang lebih tinggi dari pada apa yang
mereka butuhkan.
Bass dan Avolio, mengemukakan bahwa kepemimpinan
transformasional memiliki empat dimensi yang disebutnya
sebagai “The Four Is”:
a. Perilaku pemimpin yang membuat para pengikutnya
mengagumi, menghormati sekaligus mempercayai (pengaruh
ideal).
b. Pemimpin transformasional digambarkan sebagai pemimpin
yang mampu mengartikulasikan pengharapan yang jelas
terhadap prestasi karyawan (motivasi-inspirasi)
c. Pemimpin transformasional harus mampu menumbuhkan ide-
ide baru, memberikan solusi yang kreatif terhadap
permasalahan-permasalahan yang dihadapi staf (stimulasi
intelektual).
d. Pemimpin transformasional dilihat sebagai seorang pemimpin
yang mau mendengarkan dengan penuh perhatian
masukkan-masukkan staf dan secara khusus memperhatikan
kebutuhan- kebutuhan staf akan pengembangan karir
(konsederasi individu).
Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
transformasional adalah kemampuan seorang pemimpin untuk
memberikan pertimbangan dan rangsangan intelektual yang
individukan dan yang memiliki kharisma14.

14
Subarino, kk. 2011. Kepemimpinan Integratif: Sebuah Kajian Teori. Jurnal
Manajemen Pendidikan No. 01/Th VII
B. Perilaku Pemimpin Yang Efektif
Sebuah penelitian yang dilaukan oleh para peneliti dari
universitas of michigan menemukan bahwa terdapat tiga jenis
perilaku kepemimpinan efektif, yaitu:
a. Perilaku yang berorientasi tugas
Para pemimpin yang efektif tidak menggunakan waktu dan
usahanya dengan melakukan pekerjaan yang sama seperti
bawahannya. Sebaliknya, para pemimpin yang efektif
berkonsentrasi pada fungsi-fungsi yang berorientasi pada tugas
seperti merencanakan dan mengatur pekerjaan,
mengkoordinasikan kegiatan para bawahan, dan menyediakan
keperluan, peralatan dan bantuan teknis yang dibutuhkan.

b. Perilaku yang berorientasi hubungan.


Bagi para pemimpin yang efektif, perilaku yang
berorientasi tugas tidak terjadi dengan mengorbankan perhatian
terhadap hubungan antar manusia. Para pemimpin yang efektif
lebih penuh perhatian, mendukung, dan membantu para
bawahan. Perilaku mendukung yang berkorelasi dengan
kepemimpinan yang efektif meliputi memperlihatkan
kepercayaan dan rasa percaya, bertindak ramah dan oerhatian,
berusaha memahami permasalahan bawahan, membantu
mengembangkan bawahan dan memajukan karier mereka, selalu
memberikan informasi kepada bawahan, memberikan apresiasi
terhadap ide-ide bawahan, dan memberikan pengakuan atas
kontribusi dan keberhasilan bawahan.

c. Kepemimpinan partisipatif
Para pemimpin yang efektif lebih banyak menggunakan
supervisi kelompok daripada mengendalikan tiap bawahan
sendiri-sendiri. Pertemuan kelompok memudahkan partisipasi
bawahan dalam mengambil keputusan, memperbaiki
komunikasi, mendorong kerjasama, dan memudahkan
pemecahan konflik. Peran pemimpin dalam pertemuan kelompok
yang utama adalah harus memandu diskusi dan membuatnya
mendukung, konstruktif, dan berorientasi pada pemecahan
masalah15.

Sebuah sasaran utama dari program penelitian


kepemimpinan adalah untuk mengidentifikasi perilaku
kepemimpinan yang efektif. Terdapat empat belas kategori
perilaku dari jangka menengah yang disebut praktik-praktik
manajeral dan sejumlah komponen perilaku spesifik yang lebih
besar. Kategori perilaku tersebut cukup generik untuk dapat
diaplikasikan secara luas pada jenis manajer yang berbeda-beda,
namun cukup spesifik untuk dihubunhkan dengan permintaan-
permintaan dan hambatan situasional yang dihadapi seorang
pemimpin individual.
Adapun kategori perilaku dari praktik kepemimpinan menurut
Yukl sebagai berikut :
1. Perencanaan dan pengorganisasian
2. Pemecahan masalah
3. Menjelaskan peran dan tujuan
4. Memberi informasi
5. Memantau
6. Memotivasi dan memberi inspirasi
7. Berkonsultasi
8. Mendekegasikan
9. Memberi dukungan
10. Mengembangkan dan membimbung
11. Mengelola konflik dan membangun tim
12. Membangun jaringan kerja
13. Pengakuan

15
Gary Yukl. 2005. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Indeks, hlm 65-66
14. Memberi imbalan16

Tiap praktik manajeral, termasuk beberapa komponen


perilaku yang berhungungan baik dengan tugas maupun dengan
orang. Namun demikian, beberapa dari praktik manajeral tersebut
lebih memerhatikan tugas dan beberapa diantaranya lebih
memerhatikan pengembangan dan mempertahankan hubungan.
Keempat belas perilaku dapat juga dihubungkan dengan empat
jenis kegiatan umum yang dilakukan seorang pemimpin

Berikut ini taksonomi perilaku khusus para pemimpin dan


kepemimpinan sebuah organisasi17:

Taksonomi perilaku kepemimpinan yang efektif

Perilaku khusus Orientas Pedoman bagi penggunaan efektif


i umum
Merencanakan/mengorg Tugas Mengidentifikasi langkah-langkah
anisasi tindakan, memperkirakan
waktu/biaya perlangkah,
memonitor kemajuan,
berkoordinasi
Pemecahan masalah Tugas Mengambil tanggung jawab untuk
menangani maslaah, membuat
diagnosis sitematis, dan menguji
pilihan-pilihan yang inovatif.
Memperjelas peran Tugas Mendefinisikan pekerjaan/prioritas:
menentukan tujuan spesifik yang
menantang, menerangkan suatu
tugas secara jelas, dan alasannya.
Menginformasi Tugas Memberi akses langsung ke
informasi: memberitahu orang-
orang tentang keputusan dengan
16
Gary Yukl. 2005. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Indeks, hlm 78
17
Didin Kurniadin & Imam Machali. 2014. Manajemen Pendidikan. : Konsep &
Prinsip Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, hlm 311-313
tidak berlebihan.
Memonitor Tugas Mengidentifikasi / mengukur /
memonitor indikator hasil,
mengawasi operasi, mendorong
laporan kesalahan.
Berkonsultasi Hubung Menyatakan tujuan, meminta
an saran tentang memperbaiki
pekerjaan, dan memakai saran-
saran tersebut.
Mendukung Hubung Berlaku sopas, sabar, dan
an penolong. Mengatakan hal-hal
untuk meningkatkan kepercayaan
diri dan harga diri.
Mengembangkan dan Hubung Mengidentifikasi kekurangan,
mentoring an menyediakan pilihan
pengembangan, bertindak sebagai
suri tauladan.
Menangani konflik Hubung Menjelajahi persepsi-persepsi,
an bertindak tidak secara parsial.
Mengenali Hubung Mengenali perbaikan dan upaya-
an upaya yang gagal.
Menghargai Hubung Menggunakan penghargaan yang
an dianggap menarik, menghargai
semua elemen.
BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan materi tentang teori kepemimpinan dan perilaku


pemimpin yang efektif, maka pemakalah mengambil jurnal
penelitian yang ditulis oleh Suci Wulandari dari Puslitbang
Perkebunan Bogor yang berjudul:

"KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI: Perspektif Teoritik dan


Metodologi"

A. Teori Kepemimpinan
Secara garis besar, pembahasan mengenai faktor kunci dari
kepemimpinan yang efektif dilandasi oleh empat pendekatan utama,
yaitu: (1) teori sifat, (2) teori perilaku, (3) teori situasional, dan (4)
teori transformasional.

1. Teori Sifat, Perilaku, dan Situasional

Penilaian terhadap pemimpin yang efektif, pada awalnya


didasarkan kepada sifat-sifat yang dimilikinya. Karakter seseorang
sangat mempengaruhi keberhasilan dari suatu proses
kepemimpinan. Teori ini kemudian diperbaharui dengan
pandangan yang menyatakan bahwa keberhasilan dari suatu
proses kepemimpinan lebih disebabkan oleh bagaimana seorang
pemimpin berperilaku. Kemudian hingga tahun 1980-an
berkembang konsep yang menyatakan bahwa keberhasilan proses
kepemimpinan didasarkan kepada keseuaian antara kemampuan
pemimpin dan situasi yang dihadapi. Secara garis besar perbedaan
dari masing- masing konsep tersebut tercantum pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Konsep Kepemimpinan dari Berbagai Pandangan

Teori Period Konsep Kritik


e
Teori 1940- Terdapat sejumlah sifat  Teori sifat cenderung
sifat 1950 atau karakteristik deterministic, yaitu
tertentu yang berkaitan mengatribusi seluruh
dengan keberhasilan aspek kepemimpinan
dan kegagalan dari dan cenderung
pemimpin mengabaikan pengaruh
lingkungan serta
pentingnya perilaku
yang dipelajari
 Tidak menyinggung
pengikut atau
hubungan antara
pemimpin dan pengikut
 Tidak semua sifat
dapat diidentifikasi
dengan baik apakah
merupakan factor
bawaan atau perilaku
yang dapat dipelajari
 Semua pendekatan
sifat berasumsi bahwa
hanya ada satu cara
terbaik untuk menjadi
pemimpin

Teori 1950- Aspek terpenting dari  Cenderung


Perilaku 1960 kepemimpinan bukan deterministic, hanya
pada sifat atau mengatribusi semua
karakteristik dari aspek kepemimpinan
pemimpin tetapi apa pada sang pemimpin
yang dilakukan dan mengabaikan
pemimpin dalam aspek lingkungan
berbagai situasi.  Tidak menyinggung
Keberhasilan dari pengikut atau relasi
pemimpin tergantung antara pemimpin dan
pada gaya pengikut
kepemimpinan yang
diterapkan
Teori 1960- Efektivitas dari pemimpin  Situasi dianggap
Situasion 1980 tidak hanya ditentukan menentukan
al oleh gaya kepemimpinan perilaku pemimpin
tetapi juga ditentukan dan bukan
oleh situasi yang ada sebaliknya
dalam kepemimpinan  Pemimpin diasumsikan
tersebut. Faktor situasi mampu
meliputi: karakteristik mengidentifikasi gaya
dari bawahan dan kepemimpinan yang
pimpinan, sifat dan tepat untuk berbagai
tugas, struktur kelompok situasi yang dihadapi
dan teori penguatan  Model mengasumsikan
bahwa dimungkinkan
tercapainya
kesepakatan
mengenai situasi ril
yang dihadapi.

Pada perkembangannya, situasi mengalami perubahan yang


sangat cepat dan menimbulkan berbagai tuntutan logis yang
kompleks serta membutuhkan respon yang cepat. Di sisi lain,
menyesuaikan organisasi terhadap perubahan lingkungan
bukanlah sebuah bentuk penyelesaian akhir yang dapat
menyelesaikan seluruh permasalahan yang ditimbulkan akibat
perubahan lingkungan tersebut. Oleh karena itu tuntutan terhadap
pemimpin tidak lagi bagaimana organisasi yang berada dibawah
kepemimpinannya dapat menyesuaikan terhadap perubahan
lingkungan tetapi lebih kepada bagaimana pemimpin dapat
memanfaatkan lingkungan dan menciptakan lingkungan yang
sesuai dalam proses pencapaian tujuan. Atas dasar tuntutan inilah,
maka sejak tahun 1980-an ketiga pendekatan tersebut tidak lagi
digunakan dan berkembang konsep Teori Kepemimpinan
Transformasional.

2. Teori Transformasional

Kepemimpinan transformasional merupakan perluasan dari


kepemimpinan yang karismatik. Berdasarkan pendekatan teori ini,
pemimpin menciptakan visi dan lingkungan yang memotivasi para
karyawan untuk berprestasi melampui harapan. Seorang
pemimpin dapat mentransformasikan bawahannya melalui empat
cara:
a. Idealized influence,

Pemimpin transformasional memiliki integritas perilaku atau


persepsi terhadap kesesuaian antara nilai yang diharapkan dan
nilai yang terjadi.
b. Inspirational motivation

Pemimpin transformasional memotivasi dan menginspirasi


bawahannya dengan jalan mengkomunikasikan ekspetasi
tinggi dan tantangan kerja. Selain itu juga membangkitkan
semangat kerja antusiame, dan optimisme.
c. Intellectual stimulation,

Pemimpin tranformasional berupaya menciptakan iklim yang


kondusif bagi berkembangnya inovasi dan kreativitas.
Pemimpin mendorong para bawahan untuk memunculkan ide-
ide baru dan solusi kreatif

Atas masalah yang dihadapi.

d. Individualized consideration,
Pemimpin transformasional memberikan perhatian khusus
pada kebutuhan setiap individu untuk berprestasi dan
berkembang.

B. Efektivitas Kepemimpinan

Berdasarkan pendekatan teori kepemimpinan transformasional,


dirumuskan sejumlah kriteria yang dapat dijadikan sebagai dasar
penilaian efektivitas seorang pemimpin. Kriteria ini dikembangkan
dari penilaian terhadap pemimpin karismatik yang merupakan dasar
pendekatan teori kepemimpinan transformasional.

Penilaian terhadap kepemimpinan seseorang dapat ditinjau


dari beberapa aspek yang meliputi: (1) hubungan dengan status quo,
(2) visi, (3) kecenderungan disukai, (4) sifat terpercaya, (5)
keahlian, (6) perilaku, (7) sensitivitas lingkungan, (8) pemahaman,
(9) basis kekuasaan, (10) relasi pemimpin-pengikut. Berbagai aspek
tersebut secara bersamaan menciptakan suatu keberhasilan proses
implementasi kepemimpinan dalam mencapai suatu tujuan.

Pengukuran tingkat kepentingan dan kinerja aktual aspek


digunakan metode pembobotan berdasarkan data yang diperoleh
dari sejumlah responden. Responden dipilih secara selektif dengan
mempertimbangkan hubungan dan kedekatan dengan pemimpin
yang menjadi objek kajian. Berdasarkan data tersebut diukur tingkat
pencapaian faktor yang merupakan perbandingan skor kinerja aktual
dengan skor kepentingan. Analisis dilakukan terhadap nilai
pencapaian total, yang menggambarkan efektivitas pemimpin secara
keseluruhan, dan terhadap nilai kesenjangan dari setiap aspek.

Analisis terhadap masing-masing faktor dilakukan dengan


melihat kesenjangan antara nilai kepentingan dan kinerja suatu
faktor yang telah digambarkan dalam suatu Radar Chart. Aspek yang
memiliki nilai kepentingan tinggi merupakan aspek penting dari
suatu bentuk kepemimpinan dalam proses pencapaian tujuan
organisasi. Kesenjangan yang lebar menunjukkan belum efektifnya
pemimpin dalam aspek tersebut, dan sebaliknya.

Merujuk kepada contoh perhitungan, secara keseluruhan,


pemimpin belum mampu menjalankan tugas dan peran
kepemimpinannya secara optimal. Hal ini terlihat dari pencapaian
skor sebesar 59,7%. Tuntutan terhadap pemimpin terhadap
diberlakukannya pendekatan transformasional pada lingkungan yang
cepat berubah, belum mampu dipenuhi oleh pemimpin dengan baik.

Berdasarkan contoh kajian, diketahui bahwa aspek penting


yang menjadi kunci utama bagi efektivitas kepemimpinan
tranformasional yaitu: (1) ketegasan sikap terhadap status quo dan
upaya perubahannya, (2) adanya visi ideal. Pada kenyataannya,
pemimpin yang menjadi objek penilaian belum memiliki kedua
perihal tersebut. Kesenjangan dari 2 aspek ini terlihat sangat besar18.

18
Suci Wulandari. 2003. Kepemimpinan Dalam Organisasi:Perspektif Teoritik
Dan Metodologi. Bogor: Puslitbang Perkebunan, Bogor. Jurnal Ilmiah Kesatuan
Vol. 5 No. 2
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Adapun teori kepimpinan itu diantaranya meliputi Teori Sifat
(Traits Theory), Teori Perilaku (Behaviors Theory), Teori
Situasional (Situasional/Contingency Theory), Teori Otokratis Dan
Pemimpin Otokratis, Teori Psikologis, teori sosiologis, Teori
Suportif, Teori Laissez Faire, teori kelakuan pribadi, Teori Sifat
Orang-Orang Besar, Teori Humanistik / Populistik, kepemimpinan
transaksional, Kepemimpinan Transformasional
2. Terdapat tiga jenis perilaku kepemimpinan efektif, yaitu Perilaku
yang berorientasi tugas, Perilaku yang berorientasi hubungan,
Kepemimpinan partisipatif

B. Saran
Dengan pembuatan makalah ini yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi pembaca sebagai pedoman untuk memimpin suatu
sekolah atau lembaga pendidikan suatu saat nanti, dan apabila
terjadi kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan pemakalah
menerima kritik yang membangun agar tidak terjadi kesalahan
kembali.
DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan. 2012. Motivasi, Kepemimpinan dan Efektivitas


Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta

Kartono, Kartini. 2008. Pemimpin dan Kepemimpinan : Apakah


kepemimpinan abnormal itu?. Jakarta: Rajawali Press

Kurniadin, Didin; Machali, Imam. 2014. Manajemen Pendidikan. : Konsep &


Prinsip Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Siagian, Sondang P. 2003. Teori Dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta:


Rineka Cipta

Subarino, kk. 2011. Kepemimpinan Integratif: Sebuah Kajian Teori. Jurnal


Manajemen Pendidikan No. 01/Th VII
Wulandari, Suci. 2003. Kepemimpinan Dalam Organisasi:Perspektif
Teoritik Dan Metodologi. Bogor: Puslitbang Perkebunan, Bogor.
Jurnal Ilmiah Kesatuan Vol. 5 No. 2
Yudiaatmaja, Fridayana. 2013. Kepemimpinan: Konsep, Teori Dan
Karakternya. Universitas Pendidikan Ganesha. Jurnal Media
Komunikasi Fis Vol 12, No 2

Yukl, Gary. 1989. Managerial Leadership: A Review of Theory and


Research. Journal of Management Vol 15 No 2
Yukl, Gary. 2005. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Indeks

Anda mungkin juga menyukai